Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PROSES PEMBENTUKAN TANAH

OLEH :

NAMA : Muh Hariyanto H

KELAS : Kehutanan A

NIM : A0218306

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN & KEHUTANAN

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
Makalah ini dapat terselesaikan. Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada Ibu Kurniati, SP., M.Si yang selama ini telah banyak
memberikan arahan, bimbingan, motivasi serta ilmu sehingga sangat membantu
penulis dalam penyusunan Makalah ini dan semua pihak yang namanya tidak bisa
disebutkan satu-persatu yang turut adil membantu dalam berbagai hal.
Dan harapan penulis semoga Makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi Makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin
masih banyak kekurangan dalam Makalah ini, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
Makalah ini.

Majene, 23 Oktober 2019

Penulis

Muh Hariyanto H
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................

DAFTAR ISI ..........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ............................................................................................


2. Rumusan Masalah .......................................................................................
3. Tujuan .........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

1. Konsep Penerapan Tanah Dalam Kehidupan ..............................................


2. Faktor-faktor Pendukung Dalam Pembentukan Tanah ...............................
3. Proses Terjadinya Pembentukan Tanah ......................................................

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan .................................................................................................
2. Saran ............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah sebagai salah satu sumber daya yang akan mendorong manusia dalam
kehidupannya untuk berperilaku secara unik terhadap tanah atau bidang tanah
tersebut. Tanah itu bersifat unik di lokasinya serta komposisinya, tidak bisa
dipindahkan ke lokasi lainnya. Latar belakang tersebut berimplikasi terhadap
ketersediaan tanah, keterbatasan ketersediaan tanah sebagai akibat dari permintaan
tanah yang meningkat jauh lebih besar dari tanah yang dapat disediakan. Keadaan ini
mendorong kenaikan nilai tanah yang tidak terkendali. Salah satu penyebab
meningkatnya harga tanah secara tiba-tiba adalah situasi pasar tanah yang tidak
transparan. Hal ini yang kemudian mengakibatkan persaingan yang terjadi dalam
pembebasan tanah menjadi tidak sempurna yang mungkin disebabkan oleh informasi
yang kurang tepat sehingga menjadi spekulasi. (Sukanto, et al, 1994).
Penilaian orang atas sebidang tanah akan menjadi sangat berbeda, karena
tanah memiliki beberapa dimensi dan ukuran yang berbeda-beda. Penilaian atas
sebidang tanah memerlukan keahlian tersendiri. Selain membutuhkan pengalaman,
penilaian tanah juga membutuhkan pengetahuan yang memadai tentang prinsip-
prinsip penilaian, teknik pendekatan dalam penilaian, faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai juallahan, serta metode yang dipakai untuk mempermudah dalam
estimasi nilai tanah. (Joseph K. Eckert 1990)
Tanah atau lahan merupakan salah salah satu sumber daya yang mempunyai
peranan strategis dalampembangunan perkotaan. Perkembangan pembangunan kota
yang semakin pesat dan tingginya laju pertumbuhan penduduk merupakan faktor
pendorong meningkatnya kebutuhan tanah di perkotaan. Sementara itu, tanah yang
tersedia di daerah perkotaan terbatas. Hal ini menimbulkan permasalahan pada tanah
perkotaan, seperti peningkatan harga tanah yang tak terkendali .
1. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Konsep Penerapan Tanah Dalam Kehidupan?
b. Apa Saja Faktor-faktor Pendukung Dalam Pembentukan Tanah?
c. Bagaimana Proses Terjadinya Pembentukan Tanah?
2. Tujuan
a. Dapat Mengetahui Konsep Penerapan Tanah Dalam Kehidupan
b. Dapat Mengetahui Faktor-faktor Pendukung Dalam Pembentukan Tanah
c. Dapat Mengetahui Proses Terjadinya Pembentukan Tanah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Penerapan Tanah Dalam Kehidupan

1. Hubungan Tanah dan Manusia dari Aspek Geologi


Manusia tergantung pada tanah, tanah yang baik tergantung pada manusia dan
pengelolaannya tanah sebagai tubuh alam di mana tumbuhan dapat hidup. Peradaban
yang besar selalu memiliki tanah yang baik sebagai sumber alam utama. Selanjutnya
peradaban ini akan berlangsung kebesarannya selama mareka cukup baik memelihara
tanahnya sebagai tubuh alam.

2. Hubungan Tanah dan Manusia dari Aspek Kimia


Tanah merupakan tempat atau media utama bagi sebagian besar organisme
dalam melangsungkan proses kehidupannya. Meski ada yang mampu hidup di
lingkungan perairan sebagian tumbuhan, terutama tumbuhan tingkat tinggi, hidup di
atas tanah. Sebagian hewan air pun tetap membutuhkan tanah sebagai tempat
melangsungkan hidupnya, seperti bertelur, menetaskan anaknya, mencari makanan
atau yang lainnya. Salah satu fungsi lain dari tanah yang amat penting bagi
mekanisme ekologis adalah tanah merupakan sumber utama dan tempat terjadinya
daur materi. Secara alamiah, proses kehidupan yang terjadi di alam semesta pada
dasarnya merupakan suatu mekanisme pengiriman materi dan energi. Di alam
terdapat berbagai macam unsur kimia. Unsur tersebut adalah karbon (C), oksigen (O),
nitrogen (N), Fosfor (P), dan sulfur (S). Ke enam unsur tersebut ditambah unsur lain
yang diperlukan dalam jumlah yang besar dikenal dengan istilah makronutrien. Unsur
lain seperti iron/besi (Fe), Magnesium (Mg), cooper/tembaga (Cu), serta iodium (J)
dan beberapa unsur lainnya. Tanah sebagai salah satu sumber utama siklus tersebut
merupakan suatu gambaran bahwa secara kimia manusia takkan bisa hidup tanpa
tanah.
3. Hubungan Tanah dan Manusia dari Aspek Geomorfologi
Geomorfologi tanah adalah salah satu bagian dari cabang ilmu geografi fisik yang
menekankan pada kajian persebaran satuan-satuan bentuklahan dan tanah beserta
pemanfaatannya untuk kepentingan kehidupan manusia. Salah satu aplikasi adanya
geomorfologi tanah yakni dalam pengurangan resiko bencana, mengetahui
karakteristiknya tanah di daerah tersebut, pola persebaran permukiman penduduk, dan
masih banyak contoh-contoh lain. Dengan demikin dibutuhkan peta geomorfologi
tanah menyajikan informasi yang lebih lengkap mencakup informasi geomorfologis
dan tanah yang keduanya diperlukan dalam proses penilaian potensi lahan.

4. Hubungan Tanah dan Manusia dari Aspek Pertanian


Tanah sangat besar peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah
mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan airsekaligus sebagai
penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik
bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai
mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup
dan bergerak. Untuk itu, tanah merupakan salah satu komponen yang sangat berharga
bagi kehidupan manusia dan juga makhluk hidup yang lainnya.
5. Hubungan Tanah dan Manusia dari Aspek Ekonomi
Dilihat dari segi ekonomi memandang tanah sebagai modal dasar bagi
kehidupan manusia. Oleh karena itu, kebutuhan akan penggunaan tanah tersebut
sering berbenturan, mengingat bahwa terdapatnya jumlah luas tanah yang terbatas,
pada sisi lain terdapat potensi pertumbuhan penduduk. Negara di manapun di dunia
ini dalam rangka melaksanakan pembangunan selalu berkaitan dengan tanah dan
memerlukan tanah. Hal ini dipelajari untuk selanjutnya dijadikan sumber-sumber
pendapatan. Artinya tanah dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk tujuan ekonomi.
Salah satu contohnya adalah ketika ada aktivitas produksi, eksploitasi penambangan,
dan distribusi terhadap hasil kekayaan yang ada di bumi.

6. Hubungan Tanah dan Manusia dari Aspek Sosial-Budaya


Aspek sosial budaya dari tanah haruslah kita perhatikan bahwa sumber alam
dan landasan hukum tanah kita adalah hukum adat, yang dalam pandangan rakyat
kita tanah bukan sekedar permukaan bumi, akan tetapi juga merupakan bagian
menyeluruh dari kehidupannya. Sengketa perdata dalam kaitannya dengan tanah
seringkali tidaklah mudah diselesaikan, apabila kita tidak memahami benar-benar
tradisi masyarakat setempat. Dalam aspek sosial budaya kita harus pula menyediakan
tanah untuk keperluan pendidikan, agama dan sosial.

7. Hubungan Tanah dan Manusia dari Aspek Politik


Dari pandangan politik, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai definisi
politik. Politik dalam hal ini dimaknai sebagai kekuasaan. Dalam perspektif ini, fokus
kajiannya adalah cara mengelola sumber daya tanah yang sudah ada. Hal itu bisa
dilakukan apabila seseorang atau sekelompok orang mempunyai kekuasaan yang
besar untuk mengatur hal tersebut. Dengan demikian, mereka mempunyai
kewenangan untuk mengatur sebuah kebijakan yang terkait dengan tanah. Selain itu,
orang-orang yang memiliki kekuasaan boleh jadi karena kepemilikan tanah, air, atau
pertambangan.
8. Hubungan Tanah dan Manusia dari Aspek Hukum
Pentingnya arti tanah bagi kehidupan manusia adalah karena kehidupan
manusia itu sama sekali tidak dapat dipisahkan dari tanah. Mereka hidup diatas tanah
dan memperoleh bahan pangan dengan cara mendaya gunakan tanah. Masalah tanah
dapat menimbulkan persengketaan dan peperangan yang dahsyat karena manusia-
manusia yang ingin menguasai tanah orang lain karena sumber-sumber alam yang
terkandung didalamnya. Manusia akan hidup senang serba berkecukupan kalau
mereka dapat menggunakan tanah yang dimilikinya sesuai dengan hukum alam yang
berlaku, dan manusia akan dapat hidup tenteram dan damai kalau mereka dapat
menggunakan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya sesuai dengan batas-batas
tertentu dalam hukum yang berlaku yang mengatur kehidupan manusia itu dalam
bermasyarakat.

9. Hubungan Tanah dan Manusia dari Aspek Pertahanan Keamanan


Aspek pertahanan keamanan, kaitannya dengan penyediaan tanah untuk
keperluan pertahanan, termasuk untuk keperluan latihan, dalam rangka pembinaan
ketahanan nasional, yaitu keberlangsungan hidup bangsa dan negara kita dalam
menghadapi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangaan baik dari dalam maupun
dari luar.
B. Faktor-faktor Pendukung Pembentukan Tanah

Ada beberapa faktor pendukung yang mempengaruhi laju proses


pembentukan tanah, antara lain iklim, organisme, bahan induk, topografi, dan waktu.
Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Iklim
Unsur iklim yang mempengaruhi proses pembentukan tanah utama, yaitu suhu
dan curah hujan. Suhu akan berpengaruh terhadap proses keberlangsungan pelapukan
bahan induk. Jika suhu tinggi, proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga
pembentukan tanah akan cepat pula. Curah hujan akan berpengaruh terhadap
kekuatan erosi dan pencucian tanah, sedangkan penyucian tanah yang cepat
menyebabkan tanah menjadi asam.

2. Organisme
Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah, antara
lain sebagai berikut.
a. Membantu proses pelapukan khususnya pelapukan organik.
b. Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan meng
hasilkan daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di
permukaan tanah. Daun dan ranting itu akan membusuk dengan
bantuan mikroorganisme yang terdapat di dalam tanah.
c. Jenis vegetasi berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. Vegetasi hutan
dapat membentuk tanah hutan dengan warna merah, sedangkan
vegetasi rumput membentuk tanah berwarna hitam karena banyak
memiliki kandungan bahan organik.
d. Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman ber
pengaruh terhadap sifat-sifat tanah. Misalnya, jenis cemara akan
memberi unsur-unsur kimia, seperti Ca, Mg, dan K yang relatif
rendah, akibatnya tanah di bawah pohon cemara derajat keasamannya
akan lebih tinggi daripada tanah di bawah pohon jati.

3. Bahan Induk
Bahan induk terdiri atas batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen, dan
batuan metamorf. Batuan induk akan hancur menjadi bahan induk, mengalami
pelapukan, dan menjadi tanah. Tanah yang terdapat di permukaan bumi sebagian
memperlihatkan sifat yang sama dengan bahan induknya. Bahan induk yang masih
terlihat, seperti tanah berstuktur pasir berasal dari bahan induk yang kandungan
pasirnya tinggi. Susunan kimia dan mineral bahan induk akan memengaruhi
intensitas tingkat pelapukan dan vegetasi di atasnya. Bahan induk yang banyak
mengandung unsur Ca akan membentuk tanah dengan kadar ion Ca yang banyak pula
sehingga dapat menghindari penyucian asam silikat membentuk tanah yang berwarna
kelabu. Sebaliknya bahan induk yang kurang kandungan kapurnya membentuk tanah
yang warnanya lebih merah.

4. Topografi
Keadaan topografi suatu daerah akan memengaruhi pembentukan tanah,
antara lain sebagai berikut.
a. Tebal atau tipisnya lapisan tanah. Daerah dengan bidang miring dan
berbukit lapisan tanahnya menjadi lebih tipis karena tererosi,
sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi
proses sedimentasi.
b. Sistem drainase atau pengaliran. Daerah yang drainasenya jelek sering
tergenang air. Keadaan ini akan menyebabkan tanahnya menjadi asam.
5. Waktu
Akibat proses pembentukan tanah yang terus berjalan maka induk tanah
berubah berturut-turut menjadi muda, tanah dewasa, dan tanah tua. Tanah muda
ditandai oleh adanya proses pembentukan tanah yang masih tampak pencampuran
antara bahan organik dan bahan mineral atau masih tampak struktur bahan induknya.
Contoh tanah muda adalah tanah aluvial, regosol, dan litosol.
Tanah dewasa ditandai oleh proses yang lebih lanjut sehingga tanah muda
dapat berubah menjadi tanah dewasa, yaitu dengan proses pembentukan horizon B.
Misalnya, tanah andosol, latosol, dan grumosol. Tanah tua ditandai oleh proses
pembentukan tanah yang berlangsung terus-menerus sehingga terjadi proses
perubahan-perubahan yang nyata pada horizon-horizon A dan B. Contoh tanah pada
tingkat tua adalah jenis tanah podsolik dan latosol tua.
Lamanya waktu pembentukan tanah berbeda-beda. Bahan induk vulkanik
yang lepas-lepas seperti abu vulkanik memerlukan waktu 100 tahun untuk
membentuk tanah muda, dan 1.000–10.000 tahun untuk membentuk tanah dewasa.
C. Proses-proses Terjadinya Pembentukan Tanah

Proses pembentukan tanah yang berasal dari batuan-batuan besar dipengaruhi


oleh banyak faktor. Akan tetapi, secara umum proses ini melewati 4 tahapan besar,
yaitu proses pelapukan batuan, pelunakan struktur, tumbuhnya tumbuhan perintis,
dan proses penyuburan. Berikut akan dijelaskan keempat proses terbentuknya tanah
tersebut.

1. Proses Pelapukan Batuan

Batuan yang berada di permukaan bumi karena pengaruh iklim lambat laun
mengalami proses pelapukan menjadi serpihan-serpihan kecil. Proses pelapukan
sendiri sebetulnya melibatkan banyak faktor lain, sehingga ia dikelompokan menjadi
3 jenis, yaitu pelapukan kimiawi, pelapukan fisik, dan pelapukan biologi.

Pelapukan kimiawi sangat dipengaruhi oleh hujan asam yang sering terjadi di
awal proses terbentuknya bumi. Asam yang dihasilkan dari kondensasi metana,
sulfur, dan klorida dan terbawa ke dalam hujan bersifat sangat menghancur, sehingga
dapat mengikis batuan-batuan tersebut secara kimia. Hujan asam ini terjadi sangat
sering, sehingga pelapukan dapat terjadi hingga batuan-batuan yang letaknya lebih
dalam.

Pelapukan fisik dipengaruhi oleh perubahan iklim dan cuaca yang terjadi
dengan sangat ekstrim. Perubahan suhu secara cepat membuat ikatan batuan menjadi
lapuk dan mudah mengalami pemecahan. Perlu diketahui bahwa, dalam pelapukan
fisik, struktur kimia dari batuan tidak berubah sama sekali, oleh karena itu mineral
yang terkandung dari hasil pelapukan tetap sama.
Pelapukan biologi umumnya tidak terjadi saat awal proses pembentukan
tanah. Jenis pelapukan ini berlangsung secara terus menerus setelah tanah terbentuk
dan siap digunakan sebagai media hidup beragam jenis hewan dan tumbuhan mikro.
Bisa dikatakan bahwa pelapukan biologi adalah pelapukan penyempurna dari sifat-
sifat tanah yang nantinya terbentuk.

2. Proses Pelunakan Struktur Batuan

Batuan-batuan remah yang terbentuk dari proses pelapukan kemudian mengalami


pelunakan. Dalam hal ini, air dan udara memegang peranan sangat besar. Kedua zat
tersebut masuk dan merembes ke dalam sela-sela remahan batuan untuk melunakan
struktur batuan.

Selain membantu dalam proses pelunakan struktur batuan sehingga lebih


sesuai menjadi media tempat hidup, air dan udara juga mendorong calon mahluk
hidup dapat mulai tumbuh di permukaan. Akan tetapi, organisme yang dapat
berkembang pada tahapan proses pembentukan tanah ini terbilang masih sangat
terbatas, misalnya lumut dan mikroba.

Sama seperti proses pelapukan, proses pelapukan struktur batuan juga


membutuhkan waktu yang sangat lama. Para ahli memperkirakan bahwa bumi
menghabiskan jutaan tahun untuk menelusuri tahapan proses pembentukan tanah satu
ini.
3. Proses Tumbuhnya Tumbuhan Perintis

Setelah tahapan pelunakan struktur batuan selesai, proses pembentukan tanah


dilanjutkan dengan tumbuhnya beragam jenis tumbuhan perintis. Tumbuhan-
tumbuhan ini berukuran lebih besar dari lumut, sehingga akar-akar yang masuk ke
dalam batuan yang telah lunak dapat membantu memecah batuan tersebut. Selain itu,
asam humus yang mengalir dari bagian permukaan batuan membuat batuan yang
berada di bagian dalam dapat melapuk secara sempurna. Pada tahapan inilah proses
pelapukan biologi dimulai.

4. Proses Penyuburan

Di tahap ini, tanah yang terbentuk mulai mengalami proses pengayaan bahan-
bahan organik. Tanah yang awalnya hanya mengandung mineral-mineral yang
berasal dari proses pelapukan batuan akan bertambah subur dengan adanya pelapukan
materi-materi organik yang berasal dari hewan dan tumbuhan yang mati di
permukaan. Mikroorganisme tanah memegang peran penting dalam hal ini.

Setelah tahapan keempat ini, tanah yang biasa kita lihat sehari-hari sudah
terbentuk dengan sempurna. Tumbuhan dan hewan autotrof mencari sumber
makanannya dalam media tersebut.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

http://eprints.undip.ac.id/45126/2/_BAB_I.pdf di akses pada A Astuti, S


Subiyanto, H Hani'ah, B Darmoh Yuwono 2015

https://www.academia.edu/32541936/PERAN_TANAH_DALAM_KEHIDU
PAN_MANUSIA di akses pada 18, Oktober 2019

http://geografisku.blogspot.com/2015/08/faktor-pembentuk-tanah.html di
akses pada 27, Agustus 2015

http://www.ebiologi.net/2016/02/proses-pembentukan-tanah.html di akses
pada 25, Februari 2016

Anda mungkin juga menyukai