Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN

PENGAMATAN VEGETASI DAN SATWA LIAR


KAWASAN HUTAN BUTTU PUANG
POLEWALI MANDAR

KELOMPOK : 5

MUH HARIYANTO H
A0218306

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
MAJENE
2019
METODE PRAKTIK

A. Tempat dan Waktu


Praktik lapang mata kuliah Konservasi Sumberdaya Hutan
dilaksanakan di kawasan Hutan Buttu Puang, Desa Mirring, Kecamatan
Binuang, Kabupaten Polewali Mandar. Praktik dilaksanakan selama 1
(satu) hari, pada tanggal 14 Desember 2019.

B. Bahan dan Alat


Alat yang digunakan meliputi:
1. Alat tulis menulis
2. Tali rafia
3. Kamera
4. Teropong
5. Buku referensi
Bahan praktik berupa 1 (satu) unit kawasan hutan di wilayah Hutan
Buttu Puang, Mirring, Kabupaten Polewali Mandar.

C. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan praktikum sebelum melakukan
pengamatan.
2. Menentukan areal kawasan hutan yang akan diamati
3. Membuat titik ikat.
4. Membuat 2 transek jalur (line transect) dengan intervasl antara jalur
sepanjang 100 m.
5. Mengamati dan mencatat vegetasi dan satwa liar yang dijumpai di
sepanjang jalur.
6. Mengambil gambar masing-masing vegetasi dan satwa liar yang
dijumpai.
7. Melakukan identifikasi berdasarkan buku referensi dan sumber lain
yang relevan.
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan ada berbagai macam


Vegetasi yang dijumpai sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil temuan vegetasi di lapangan


No Nama Lokal/Latin Deskripsi Keterangan
Batang berwarna Memiliki nilai
coklat muda dan ekonomi
coklat keputihan
bagian luar terasa
1 kasar.daun memiliki
Sukun (Artocarpus altilis)
tulang menyirip
dengan ukuran
tulang daun besar
dan kuat berwarna
hijau muda.
Tanaman ini Mempunyai nilai
memiliki manfaat produk dan
2 Pinang untuk mengatasi ekonomi tinggi
(Areca catechu) berbagai penyakit
buahnya memiliki
aroma wangi
berwarna kuning
daunnya lebar.
Biasanya tumbuh di Mempunyai nilai
sekitar khatulistiwa ekonomi yang
berkulit buah keras, tinggi
berduri dan
3 Durian (durio zibethinus) berwarna putih
hingga kuning
terang berbentuk
bulat Panjang dan
warna kulitnya
berwarna coklat,
hijau sampai kuning,
Aren adalah Mempunyai nilai
tanaman berbiji ekonomi
tertut yang biasa di
manfaatkan dalam
4 Aren (arenga pinnata) bidang pangan
berkeping serabut
dengan akar serabut
berwarna hitam
yang disebut injuk.
Tabel 2. Hasil temuan Satwa Liar di lapangan (lanjutan)
No. Nama Lokal/Latin Deskripsi Keterangan
Memiliki badan panjang Dapat
dan berbentuk silinder menyebabkan
1 Ulat Bulu gatal-gatal pada
(Macrothylacia
kulit manusia
Rubi)
atau masyarakat
Petani

Tubuh hewan ini Mempunyai


berbentuk silinder, jumlah karasteristik
segmennya sekitar 25- tersendiri
100, setiap segmennya
2 Kaki Seribu hanya mempunyai
(Diplopoda) sepasang kaki dan setiap
abdomen mempunyai lima
pasang kaki dan dua
pasang spirakel. Hewan
ini berkembang biak
dengan bertelur berwarna
merah.
Memiliki manfaat Memiliki nilai
diantaranya membantu keindahan dan
3 Kupu-kupu penterbukan pada bunga seni
(Rhopalocera) mempunyai warna
meerah abu-abu dan
kekuningan memiliki
sayap yang lebar dan
indah.
B. Pembahasan
Vegetasi

1. Sukun (Artocarpus altilis)

Kerajaan : Plantae
Sub kerajaan : Viridiplantae
Infra kingdom : Streptophyta
Super divisi : Embryophyte
Divisi : Tracheopyhta
Sub divisi : Spermatophytina
Kelas : magnoliopsida
Super ordo : Rosanae
Ordo : Rosales
Famili : maraceae
Genus : Artocarpus JR Forst. Dan G. Forst
Spesies : Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg.

Sukun dapat menghasilkan buah hingga 200 buah per pohon per
tahun. Masing-masing buah beratnya antara 400-1200 gr, tetapi ada pula
varietas yang buahnya mencapai 5 kg. Nilai energinya antara 470-670 kJ
per 100 gram. Tidak mengherankan bila sukun menarik minat para
penjelajah Barat, yang kemudian mengimpor tanaman ini dari Tahiti ke
Amerika tropis (Karibia) pada sekitar akhir 1780an untuk menghasilkan
makanan murah bagi para budak di sana. Buah sukun mengandung
niasin, vitamin C, riboflavin, karbohidrat, kalium, thiamin, natrium,
kalsium, dan besi (Mustafa. A.M. 1998).
2. Pinang (Areca catechu)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotyle

Ordo : Arecales

Famili : Araceae

Genus :  Areca

Spesies : Areca cathecu L.


Biji buah pinang mengandung alkaloid, seperti arekolin (C8 H13
NO2), arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine dan isoguvasine, tanin
terkondensasi, tannin terhidrolisis, flavan, senyawa fenolik, asam galat,
getah, lignin, minyak menguap dan tidak menguap, serta garam (wang et
al. 1996).
Pinang adalah sejenis palma yang berhabitat di daerah Pasifik, Asia,
dan Afrika bagian timur. Tanaman ini sangat baik tumbuh di iklim tropis
seperti India, Sriwijaya Langka, Asia Tenggara, Papua New Guinea, dan
Kepulauan Pasifik. Sebutan pinang juga mengacu pada buah pinang yang
menjadi komoditas perdagangan. Nama lain dari buah ini antara lain
pineung (Aceh), jambe (Sunda, Jawa), dan hutan (Nusa Tenggara dan
Maluku).

3. Durian (durio zibethinus)

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divis : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Famili : Bombaceae
Genus : Durio
Spesies : Durio zibethinus Murr.
Durian biasanya dimanfaatkan sebagai campuran bahan kue tradisio
nal tapi dalam dunia masa kini durian bisa dicampurkan dalam permen, es
krim, susu dan berbagai jenis minuman penyegar lainnya. Pada pohon
durian dapat digunakan sebagai bahan pembuatan rumah masyarakat.
Pada buah durian memiliki kulit buahnya tebal permukaannya, bersudut taj
am berduri (Rusmiati et al., 2013).
Durian (Durio zibethinus) merupakan tanaman buah tropis eksotik
yang mempunyai rasa dan aroma yang unik. Buah durian disebut juga the
king of fruit yang sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat
karena rasanya yang khas (Lestari et al., 2011).

4. Aren (Arenga Pinnata)

King : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Spadicitlorae
Famil : Palmae
Genus : Arenga
Spesies : Arenga pinnata

Aren (Arenga Pinnata) adalah tanaman berbiji tertutup


(Angiospermae) dan termasuk dalam family pinang-pinangan (Arecaceae),
tanaman ini tersebar diseluruh negara Indonesia di daerah-daerah
perbukitan yang lembab khususnya. Tanaman aren ini memiliki banyak
manfaat buahnya bisa diolah untuk berbagai makanan dan sebagai bahan
baku untuk pembuatan gula merah, tulang daunnya digunakan untuk
membuat sapu lidi dan akarnya dimanfaatkan sebagai obat tradisional.
Tanaman aren adalah palma yang besar, dan tinggi bisa mencapai 25
meter. Tanaman aren ini termasuk dalam tumbuhan monokotil atau
berkeping serabut, dengan akar serabut, batang aren berdiameter hingga
65 cm, berdiri tegak koko dan pada bagian atasnya diselimuti oleh serabut
berwarna hitam yang sering disebut injuk. (Mogea, 1991).
Satwa

1. Ulat bulu (Macrothylacia rubi)

Kingdom : Animalia  
Filum : Arthropoda 
Classis : Insecta
Ordo : Lepidoptera 
Famili : Lasiocampidae 
Genus : Macrothylacia 
Spesies : Macrothylacia rubi

Ulat adalah tahap larva dari spesies dalam ordo Lepidoptera yang
mencakup kupu-kupu, kebanyakan adalah pemakan tumbuhan walaupun
beberapa spesies merupakan pemakan serangga dan kebanyakan ulat
dianggap sebagai hama dalam pertanian. Kebanyakan ulat memiliki postur
tubuh yang panjang dan berbentuk silinder. Ulat memiliki tiga pasang
tungkai yang sejati pada tiga segmen dada, ditambah dengan 4 pasang
tungkai semu yang dibuat tungkai perut pada segmen tengah perut pada
segmen perut terakhir karena ulat memiliki segmen 10 dibagian perutnya
(Budi Ariyanto, 2011).

2. Kaki Seribu (Diplopoda)

Kingdom : animalia
Filim : arthropoda
Subfilum : myriapoda
Kelas : diplopoda

Umumnya kaki seribu memakan sisa tumbuhan yang membusuk.


Namun ada beberapa spesies yang tergolong karnivora. Mereka menelan
bahan makanan yang ditemui, mengekstrak nutrisinya, lalu mengeluarkan
kembali sisa-sisa yang tidak bisa dicerna. Cara makan ini tidak berlaku
untuk beberapa spesies yang memiliki tipe mulut penghisap. Makrofauna
tanah dalam komunitasnya memiliki peran penting terhadap tanah yaitu
dalam menyediakan peyeimbang ekosistem, memperbaiki aerasi dan
drainase tanah, memperbaiki perkembangan akar pada tumbuhan,
mendaur ulang bahan organik tanah, mendegradasi polutan, meregulasi
komunitas tumbuhan, serta sebagian diantaranya berperan sebagai
predator hama penyebab penyakit. Arthropoda tanah berperan penting
dalam kesuburan tanah karena sebagai bioindikator perubahan lingkungan
dan kesuburan tanah (Yulipriyanto, 2010).

3. Kupu-kupu (Rhopalocera)

Kindom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Orda : Lepidoptera
Superfamily : Papilionoidea
Family : Nymphlidae
Subtamili : Danainae
Bangsa : Danaine
Genus : Danaus

Kupu-kupu memiliki banyak variasi jenis warna khususnya pada


betina, merupakan salah satu jenis kupu-kupu yang paling bervariasi di
dunia karena betina memiliki lebih dari satu lusin bentuk. Sedangkan jantan
berwarna kuning pada bagian ujung sayapnya dengan berwarna abu-abu
pada masing-masing sayap dan area lebih kecil berwarna putih ujung atas
sayap depan. Larvanya memakan daun kentang dan bersembunyi dari
predator, dengan berada dibagian bawah daun yang dekat dengan tanah.
Ulat berubah menjadi kepompong disekitar semak-semak, telurnya
diletakkan pada tumbuhan (Sidagori dan Krokot). Kupu-kupu merupakan
bagian dari kehidupan di alam, yaitu sebagai salah satu satwa penyerbuk
pada proses pembuahan bunga (Saputro, 2007: 23; Raja, 2012: 1).
KESIMPULAN

Pada kegiatan Praktik Lapang Konservasi Sumberdaya Hutan, dapat di


simpulkan bahwa dari hasil pengamatan mengenai vegetasi dan satwa liar
yang terdapat pada area kawasan pengamatan, yaitu terdapat beberapa
vegetasi yang merupakan penunjang ekonomi dalam kelangsungan
kehidupan masyarakat sekitar serta vegetasi yang dapat dimanfaatkan
sebagai produk yang bernilai jual tinggi dan dapat di kelola baik oleh
masyarakat di sekitarnya yakni vegetasi:
1. Sukun (Artocarpus altilis)
2. Pinang (Areca catechu)
3. Durian (durio zibethinus)
4. Aren (Arenga Pinnata)
Adapun satwa yang temukan di lapangan yaitu kupu-kupu
(Rhopalocera) yang bernilai seni dan keindahan, Kaki Seribu (Diplopoda)
yang dapat menyuburkan tanah dan mempunyai karasteristik tersendiri, dan
Ulat bulu (Macrothylacia rubi).
DAFTAR PUSTAKA

Aryanto, Budi.2011. Filosopi Ulat Bulu dan Kupu-kupu. (Online).


(https://www. kompasiana. ulat-bulu-dan-kupu-kupu/, diakses tanggal
20 Desember 2019).

Lim TK. 2012. Edible Medicinal Plant. 3th Vol. Fruits. Springer. New York

Mogea, J.P. 1991. Revisi Marga Arenga (palmae). Disertasi Fakultas Pasca
Sarjana UI.P. 285.

Mustafa, A.M., 1998, Isi Kandungan Artocarpus communis, Food Science,


9:23

Rusmiati., E. Mulyanto., S. Ashari., M. A. Widodo., dan L. Bansir. 2013.


Eksplorasi, inventarisasi dan karakterisasi durian merah Banyuwangi.
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung.

Saputro, N.A. 2007. Keanekaragaman Jenis Kupu-kupu di Kampus IPB


Darmaga. Skripsi.Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor

Wang, C.K., and Lee, W.H., 1996, Separation, Characteristics, and Biological
Activities of Phenolics in Areca Fruit, J. Agric. Food Chem.,
44(8):2014 -2019.

Yulipriyanto, H. 2010. Biologi Tanah dan Strategi Pengelolaanya. Graha


Ilmu. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai