Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas bekat dan rahmatNyalah, makalah ETNOBOTANI dengan judul “TUMBUHAN
RITUAL ADAT SUKU ALOR” ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak


kekurangan, untuk itu saran dan masukan positif sangat diharapkan.

Kupang, Oktober 2018

Penulis

1|Tanaman Ritual Adat Suku Alor


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumbuhan merupakan keanekaragaman hayati yang ada di sekitar kita, baik itu yang
tumbuh secara liar maupun yang sengaja dibudidayakan. Indonesia sangat kaya dengan
berbagai spesies flora. Dari 40 ribu jenis flora yang tumbuh di dunia, 30 ribu diantaranya
tumbuh di Indonesia. Sekitar 20 % telah dibudidayakan dan lebih dari 940 jenis
digunakan sebagai obat tradisional.
Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Alor ialah dari pertanian dan perikanan
skala kecil. Selain itu masih ada penduduk yang hidup dari ladang atau kebun secara
berpindah-pindah (nomaden) namun dengan cara membabat hutan belukar. Dengan
jumlah populasi pensusuk sekitar 168.965 orang. Penduduk Alor sebagian besar bermata
pencaharian sebagai petani dan nelayan. Konfigurasi wilayah daratan Kabupaten Alor
yang bergunung dan berbukit memberikan iklim yang variatif bagi pengembangan aneka
komiditi pertanan. Tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, dan peternakan. Sedangkan
sebagai wilayah kepulauan dengan perairan yang luas dan kaya berbagai jenis ikan dan
hasil laut non ikan serta taman laut yang indah.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis pun menyusun makalah dengan judul
“Manfaat tanaman obat untuk pengobatan penyakit di daerah Alor”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Jenis-jenis tumbuhan ritual adat di suku Alor?

C. Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui jenis-jenis tumbuhan obat yang biasa digunakan oleh
masyarakat daerah Alor

2|Tanaman Ritual Adat Suku Alor


BAB II

PEMBAHASAN

A. Macam-Macam tanaman Adat


1. Pinang (Areca catechu)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida (berkeping satu/monokotil)
Ordo : Arecales
Family : Arecaceae (suku pinang-pinangan)
Genus : Areca
Spesies : Areca catechu L.

Pinang (Areca catechu) adalah tumbuhan sejenis palma yang tumbuh didaerah pasifik,
Asia dan Afrika Timur. Berikut kami sajikan beberapa deskripsi tumbuhan pinang :

a. Habitus
Pinang merupakan tumbuhan perdu yang termasuk kedalam kelompok tumbuhan
dikotil.
b. Akar
Akarnya serabut berwarna putih kotor dan sangat kuat.
c. Batang
Batangnya tegak lurus dengan tinggi kira-kira 10-30 m. Tidak bercabang dengan garis
tengah 15 cm.
d. Daun
Daun majemuk menyirip membentuk roset batang, yaitu daun berkumpul diujung
batang. Tangkai daun pendek, panjang helaian kurang lebih 1-1,8 m. Anak daun
bergerigi dan ujungnya sobek. Pelepah daun berbentuk tabung.
e. Bunga
Tongkol bunga dengan seludang mudah rontok. 1 bunga betina pada pangkal,
daitasnya bunga jantan tersusun dalam 2 baris yang tertancap dalam alur. Bunga
jantan putih-kuning, 6 benang sari. Bunga betina hijau, bakal buah beruang satu.
f. Buah

3|Tanaman Ritual Adat Suku Alor


Buah buni, bentuk bulat telur memanjang. Dinding buahnya berserabut. Jika sudah
masak buahnya berwarna orange.
g. Biji
Biji satu, bentuknya seperti kerucut dengan ujungnya membulat. Permukaan luar
berwarna kecokelatan. Pada irisan biji tampak perisperm berwarna cokelat tua dengan
lipatan tidak teratur yang menembus endosperma yang berwarna putih.

Manfaat :
Di daerah Alor, digunakan oleh masyarakat untuk acara adat. Dimana setiap kali ada
acara baik itu acara pembuatan rumah, acara perkawinan, acara pernikahan bahkan
didalam kehidupan setiap haripun selalau di makan. Hal ini sudah menjadi tradisi
bahwa apabila ada yang datang berkunjung maka selalu disediakan pinang untuk
dimakan. Tetapi, Pinang tidak hanya dimakan sendiri namun dimakan dengan daun
sirih atau buah sirih dan dicampurkan sedikit kapur sirih. Kebiasaan ini di anggap
oleh masyarakat Alor bahwa dapat mempererat tali persaudaraan serta memperkuat
gusi dan gigi.
Selain itu, buah pinang juga biasa di gunakan sebagai hiasan dalam berbagai acara
adat misalnya acara pernikahan.

2. Sirih (Piper betle)


Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Ordo : Piperales
Family : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper betle

Tanaman sirih merupakan tanaman merambat yang sering dipergunakan untuk acara adat,
khususnya bagi suku melayu, berikut deskripsi dari tumbuhan sirih (Piper betle):

a. Habitus
Perawakannya berupa tumbuhan perdu dan merambat.
b. Akar

4|Tanaman Ritual Adat Suku Alor


Akarnya berupa akar tunggang, bulat dan berwarna cokelat
c. Batang
Batang berkayu berbentuk bulat, berewarna cokelat beruas, menjalar dan tempat
keluarnya akar. Percabangannya simpodial.
d. Daun
Daun tunggal, berbentuk jantung, tulang daun menyirip, tumbuh berselang-seling dan
berbau yang khas dan sedap. Permukaan atas lebih halus dari pada permukaan
bawahnya.
e. Bunga
Merupakan bunga majemuk berbentuk bulir, mempunyai daun pelindung yang
berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan terdapat 2 benang sari dan pada bulir
betina terdapat 3-5 kepala putik berwarna hijau kekuningan.
f. Buah
Buahnya termasuk dalam buah buni, warnanya keabu-abuan dan berbentuk bulat
Manfaat :
Sirih biasanya dimakan dengan pinang, baik itu daun maupun buahnya. Sirih
pinang merupakan salah satu makanan yang selalu dimakan sehingga dijadikan
sebagai tradisi.
3. Kelapa (Coccus nucifera)
Klasifikasi :
Kelapa adalah anggota dari keluarga Arecaceae yang merupakan spesies
dalam genus Cocos. Pohon kelapa adalah sejenis pohon palem dengan satu batang
lurus yang banyak memiliki kegunaan dan fungsi penting sejak zaman prasejarah. Ini
adalah salah satu jenis pohon dimana hampir dalam tiap bagiannya memiliki manfaat,
termasuk buah, kayu, akar, dan daunnya. Di banyak tempat, seperti di India Selatan,
pohon kelapa banyak dibudidayakan baik di perumahan, maupun diperkebunan-
perkebunan.

Manfaat :

Di daerah Alor, daun kelapa biasa digunakan untuk bahan anyaman untuk
dekorasi sebuah upacara adat, sebagai pembungkus makanan, seperti ketupat, dan
lemet. Ketupat biasanya dibuat dan diberikan kepada masyarakat yang bergotong
royong untuk menananam padi dan memanen padi. Ketupat biasanya dihidangkan
dengan daging yang sudah ditusuk dengan lidi (seperti sate). Selain itu, tulang daun

5|Tanaman Ritual Adat Suku Alor


dari kelapa juga dijadikan piring anyaman yang dapat digunakan pada saat acara-
acara besar.

4. Alang-Alang (ilalang)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Devisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Imperata Cirillo
Spesies : Imperata cylindrica (L.) Reusch

Manfaat :
Didaerah Alor, alang-alang merupakan bahan utama yang dipakai untuk mengatap
rumah adat.

5. Pohon Lontar (Borassus flabellifer) adalah sejenis palma (pinang-pinangan) yang


tumbuh di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Di Nusa Tenggara Timur, pohon lontar
sama sekali bukan pohon yang asing di mata orang NTT.

Klasifikasi :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
sinonim : Palmae
Genus : Borassus
Spesies : Borassus flabellifer

Manfaat :

Di daerah Alor, daun tanaman lontar di ambil kemudian di anyam membentuk tas kecil
atau yang sering di sebut oleh masyarakat Alor yaitu bakul. Bakul ini di jadikan sebagai

6|Tanaman Ritual Adat Suku Alor


tempat untuk menaruh sirih, pinang, dan berbagai bahan makanan sesuai dengan ukuran
bakul yang di buat.

6. Pohon Kayu Ka
Masyarakat Alor khususnya pada suku Kabola, akan konsisten menggunakan
baju kebanggaan mereka yaitu busana yang berbahan dari kulit kayu pada saat
uapaca-upaca adat. Kulit kayu yang dipakai berasal dari sebuah pohon yang diberi
nama Pohon Kayu Ka. Cara pembuatannya sangat sederhana tetapi membutuhkan
tenaga dan juga kesabaran. Satu batang Pohon Ka berukuran sedang bisa dibuat
menjadi satu pakaian orang dewasa.
Cara membuatnya adalah batang Pohon Ka dibersihkan kulit luarnya dengan
menggunakan parang. Setelah kulit luar bersih, batang pohon dipukul-pukul secara
melingkar dan merata menggunakan batang kayu juga. Lama kelamaan, kulit kedua
dari kayu akan mengelupas dan terlepas akibat dipukul-pukul. Kulit kayu inilah yang
kemudian dijahit dan dibuat menjadi baju, ikat kepala, gelang kaki, ikat pinggang, tas,
dan beberapa benda lain setelah sebelumnya dijemur terlebih dahulu sampai benar-
benar kering. Proses pembuatannya memakan waktu selama satu bulan untuk satu
baju. Kulit kayu tersebut sengaja tidak diberi warna, jadi semua warga menggunakan
baju dengan warna yang sama. Tidak ada perbedaan. Warga Suku Kabola juga tidak
menggunakan aksesories berlebihan. Sangat sederhana sekali. Semua terbuat dari
kulit kayu.
Para pengunjung Kampung Tradisional Monbang pun bisa mencoba pakaian
adat Suku Kabola yang terbuat dari kulit kayu tersebut. Lengkap dengan aksesorisnya
berupa hiasan kepala, tas, gelang tangan, dan juga gelang kaki.

7|Tanaman Ritual Adat Suku Alor


BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Tanaman ritual adat yang terdapat di Daerah Alor, yaitu sebagai berikut :
1. Pinang (Areca catechu)
2. Sirih (Piper betle)
3. Kelapa (Coccus nucifera)
4. Alang-Alang (ilalang)
5. Pohon Lontar (Borassus flabellifer)
6. Pohon Kayu Ka

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah yang dibuat ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan.

8|Tanaman Ritual Adat Suku Alor


DAFTAR PUSTAKA

Ferry, Y. 1992. Bertanam Pinang (Areca catechu). Kebun Percobaan Paya Gajah. Aceh
Timur.

Schmidt, L. 2002. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Sub Tropis
(terjemahan) Dr. Mohammad Na’iem dkk. Bandung.

9|Tanaman Ritual Adat Suku Alor

Anda mungkin juga menyukai