Anda di halaman 1dari 5

Talas

Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Talas

Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Liliopsida

Ordo: Alismatales

Famili: Araceae

Genus: Colocasia

Spesies: C. esculenta

Nama binomial

Colocasia esculenta
(L.) Schott[1]

Sinonim
 Arum esculentum L.,
1753[2] (basionym)

 Colocasia antiquorum Schott

sinonim lain, lihat pada The Plant List[3]

Untuk kegunaan lain, lihat Taro.


Talas atau talas bogor (Colocasia esculenta L., suku talas-talasan atau Araceae) merupakan
tumbuhan penghasil umbi-umbian yang cukup penting. Diduga asli berasal dari Asia
Tenggara atau Asia Tengah bagian selatan, talas diperkirakan telah dibudidayakan manusia sejak
zaman purba, bahkan pada zaman sebelum padi ditanam orang[4]. Kini talas telah menyebar ke
berbagai belahan dunia, termasuk India, Cina, Afrika Barat dan Utara, dan Hindia Barat[4]. Talas
merupakan makanan pokok, selain sukun, di beberapa kepulauan di Oseania. Di Indonesia, talas
populer ditanam di hampir semua daerah.
Nama-nama daerahnya banyak yang senada dengan perkataan talas dan keladi, misalnya talé,
kĕladi, sukat, suhat, seuhat, suwat (Bat.); taro (Nias); taléh, kaladi, kuladi (Min.); talos,
kĕladi (Lamp.); talĕs, kĕladi, kujang, luèh (Day.); taleus, bolang (Sd.); tales, janawari (Jw.); talĕs,
kaladi (Md.); talĕs, kladi (Bl.); talé, koladi, kolai, kolei, korei, kore (aneka dialek di Sulut); aladi, suli,
kosi, paco (Sulsel); lole, ufi lole (Timor); inane, inano, inan, ina wuu, ronan, kětu, etu, hakar, wakal,
gwal (berbagai pulau di Maluku); bètè, ota, dilago, komo (Maluku Utara); nomo, uma, warimu,
hèkérè, sèkéré, ifen, yéfam (Papua)[5]. Sementara talas dalam bahasa Inggris disebut taro, old
cocoyam, dasheen, dan eddoe[4].

Daftar isi

 1Pengenalan
 2Manfaat
 3Penanaman & macam-macamnya
 4Referensi
 5Pranala luar

Pengenalan[sunting | sunting sumber]
Pelat botani

Herba, dengan semacam umbi yang disebut bonggol (Ingg.: corm, umbi bonggol) yang tumbuh di


bawah tanah; tingginya 0,4-1,5 m.Daun-daun 2-5 helai; dengan tangkai berwarna hijau, bergaris-
garis hijau tua atau keunguan, 23-150 cm, pangkalnya berbentuk pelepah; helaian daun 6,60 × 7,53
cm, bundar telur, jorong, atau lonjong, dengan ujung meruncing, kadang-kadang berwarna
keunguan di sekitar menancapnya tangkai, sisi bawahnya berlilin, taju pangkalnya membulat.[6]
Perbungaan terjadi di dalam tongkol di ketiak, bertangkai 15-60 cm. Seludang bunga 10-30 cm,
terdiri atas dua bagian, yang atas lebih panjang, kuning oranye dan rontok. Tongkol
berwarna mentega pada bagian jantannya. Buah buni berwarna hijau, lk. 0,5 cm. Biji berbentuk
gelendong, beralur membujur. [6]

Manfaat[sunting | sunting sumber]

Sisi bawah daun

Talas terutama ditanam untuk dimakan umbinya, yang merupakan sumber karbohidrat yang cukup
penting. Namun umbi ini mengandung getah yang gatal, yang berbeda-beda ketajamannya menurut
jenisnya, sehingga harus dimasak terlebih dulu sebelum dapat dikonsumsi. Memakan talas tak
boleh berlebihan, karena ia mengandung getah yang mengakibatkan gatal. Terlalu banyak
memakan talas menimbulkan rasa begah dan gangguan pencernaan. [7] Umbi talas dapat diolah
dengan cara dikukus, direbus, dipanggang, digoreng, atau diolah menjadi tepung, bubur, dan kue-
kue.
Di beberapa daerah di Indonesia di mana padi tidak dapat tumbuh, antara lain di Kepulauan
Mentawai dan Papua, talas dimakan sebagai makanan pokok, dengan cara dipanggang, dikukus,
atau dimasak dalam tabung bambu. Di Hawaii dan beberapa bagian Kep. Polinesia, umbi talas
dikukus dan ditumbuk untuk dibuat pasta yang selanjutnya dapat difermentasi untuk
menghasilkan puding.[4]. Di Jawa dan juga di tempat-tempat lain di Indonesia, umbi talas dikukus
atau digoreng untuk dinikmati sebagai camilan.

Umbi talas bogor

Di samping umbi, daun dan tangkai daun talas yang muda dapat dimanfaatkan sebagai sayuran.
Sayur lompong dari Jawa Barat adalah sejenis gulai yang memanfaatkan bagian pucuk dan tangkai
daun talas yang muda[5], dimasak dengan atau tanpa santan kelapa. Daun-daunnya yang muda
terkenal sebagai pembungkus buntil yang disukai[4].
Daun talas, tua atau muda, juga dimanfaatkan sebagai pakan ikan gurame. Daun, tangkai daun, dan
umbinya digunakan sebagai campuran pakan ternak, terutama ternak babi[4].
Daun talas berbentuk perisai yang besar. Daun ini dapat digunakan sebagai pelindung kepala saat
hujan. Permukaan daunnya ditumbuhi rambut-rambut halus yang menjadikannya kedap air, yakni air
akan mengalir langsung meninggalkan permukaan daun tanpa membasahinya. Karena lebarnya,
daun talas dapat digunakan sebagai pembungkus, misalnya untuk ikan basah, di pasar tradisional.
Rasa talas itu sendiri manis dan pedas, dan sifatnya netral. Umbinya sedikit beracun, berkhasiat
anti-radang, dan mengurangi bengkak. Daun dan tangkainya bersifat astringen. Umbi dan tangkai
daunnya mengandung tepung, villose, polifenol, dan saponin. Daunnya mengandung polifenol.
Untuk pemakaian luar, cuci daun berikut tangkainya, lalu giling hingga halus. Turapkan ia
ke borok, bisul, atau bagian yang terkena air panas.[7]

Sayur lompong

Kue dari umbi talas, Cina


Penanaman & macam-macamnya[sunting | sunting sumber]
Diketahui ada 4 macam talas:[8]

 Talas pandan: baunya ibarat pandan wangi kalau sudah direbus. Ciri-cirinya, berwarna sedikit
ungu, dan pangkal pelepahnya berwarna agak merah.
 Talas ketan: agak lekat (lengket) seperti ketan saat sudah direbus. Warnanya hijau muda, dan
kerap membuat anakan banyak sekali. Talas ketan yang dikenal dengan nama talas
bogor atau talas lambao adalah hasil seleksi Balai Penelitian Pertanian di Bogor, yang dulu
dikenal dengan nama Algemene Proefstation de Landbouw.
 Talas banteng: besar umbinya, tetapi sayang, tidak enak rasanya. Talas ini tangkainya warna
ungu.
 Talas lahun anak: talas ini punya banyak anakan, tetapi sayang, kecil-kecil ukurannya.
Talas yang sering dijual di pasar adalah talas pandan dan ketan. Penanaman talas hendaknya
dilakukan pada permulaan musim hujan saja. Pilihlah tanah yang banyak disinari matahari untuk
penanaman. Buatlah lubang sedalam 50 × 50 cm, dengan jarak antar lubang 80 cm. Kemudian,
isilah lubang itu dengan pupuk kandang atau sampah dapur, dan timbuni tanah itu. Kemudian
tancap bibit talas tersebut dengan perbandingan 2/3 bagian badannya itu tertancap. [8] Kalau
tanaman sudah berumur sebulan, sianglah semua rumput yang ada di sekitarnya. Kalau tanaman
sudah berumur 2-3 bulan, iris dulu tepian batangnya. Kemudian, timbun lagi dengan tanah.
Pastikan, jangan sampai terlalu banyak anakan yang tumbuh. Kalau anakan cuma satu-dua saja,
masih boleh untuk persediaan bibit kelak. Pada umur 7-8 bulan, talas baru bisa dipanen. Tanaman
dibongkar keseluruhannya, dan umbinya dipotong dari batangnya. [8]

Anda mungkin juga menyukai