Anda di halaman 1dari 5

TALAS

Talas, keladi, atau seratah (Colocasia esculenta L.)


adalah tumbuhan penghasilan umbi-umbian yang cukup
penting. Tanaman ini berasal dari suku talas-talasan
atau Araceae. Diduga asli berasal dari Asia Tenggara
bagian selatan, talas deiperkirakan telah dibudidayakan
manusia sejak zaman purba, bahkan pada zaman
sebelum padi ditanam orang. Kini talas telah menyebar
ke berbagai belahan dunia, termasuk India, Tiongkok,
Afrika Barat dan Utara, dan Hindia Barat. Talas
merupakan makanan pokok, selain sukun, di beberapa
kepulauan di Oseania. Di Indonesia, talas populer
ditanam di hampir semua daerah.

Banyak nama dalam bahasa-bahasa daerahnya yang


merujuk pada umbi ini, misalnya talé, kĕladi, sukat,
suhat, seuhat, dll. Sementara talas dalam bahasa Inggris
disebut taro, Old cocoyam, dasheen, dan eddoe.
PENGENALAN TALAS
Herba, dengan semacam umbi yang disebut bonggol
yang tumbuh dibawah tanah; tingginya 0,4-1,5 m.
Daun-daun 2-5 helai; dengan tangkai berwarna hijau,
bergaris-garis hijau tua atau keunguan, 23-150 cm,
pangkalnya berbentuk pelepah; helaian daun 6,60 x
7,53 cm, bundar telur, jorong, dan lonjong, dengan
ujung meruncing, kadang-kadang berwarna keunguan di
sekitar menacapnya tangkai, sisi bahawnya berlilin, taju
pangkalnya membulat.

Perbungaan terjadi di dalam tongkol di ketiak,


bertangkai 15-60 cm. Seludang bunga 10-30 cm, terdiri
atas dua bagian, yang atas lebih panjang, kuning oranye
dan rontok. Tongkol berwarna mentega pada bagian
jantannya. Buah buni berwarna hijau, Ik. 0,5 cm. Biji
berbentuk gelendong, beralur membujur.
MANFAAT
Talas terutama ditanam untuk dimakan umbinya, yang
merupakan sumber karbohidrat yang cukup penting.
Namun umbi ini mengandung getah yang gatal, yang
berbeda-beda ketajamannya menurut jenisnya, sehingga
harus dimasak terlebih dulu sebelum dapat dikonsumsi.
Memakan talas tak boleh berlebihan, karena ia
mengandung getah yang mengakibatkan gatal. Terlalu
banyak makan talas menimbulkan rasa begah dan
gangguan pencernaan. Umbi talas dapat diolah dengan
cara dikukus, direbus, dipanggang, digoreng, atau
diolah menjadi tepung, bubur, dan kue-kue.

Di beberapa daerah di Indonesia di mana padi tidak


dapat tumbuh, antara lain di Kepulauan Mentawi dan
Papua, talas dimakan sebagai makanan pokok, dengan
cara dipanggang, dikukus, atau dimasak dalam tabung
bambu. Di Hawaii dan beberapa bagian Kep. Polinesia,
umbi talas dikukus dan ditumbuk untuk dibuat pasta
yang selanjutnya dapat difermentasikan untuk
menghasilkan puding. Di Jawa dan juga di tempat-
tempat lain di Indonesia, umbi talas dikukus atau
digoreng untuk dinikmati sebagai cemilan.
Daun talas, tua atau muda, juga dimanfaatkan sebagai
pakan ikan gurame. Daun, tangkai daun, dan umbinya
digunakan sebagai campuran pakan ternak.Daun talas
berbentuk perisai yang besar. Daun ini dapat digunakan
sebagai pelindung kepala saat hujan. Permukaan
daunnya ditumbuhi rambut-rambut halus yang
menjadikannya kedap air, yakni air akan mengalir
langsung meninggalkan permukaan daun tanpa
membasahinya. Karena lebarnya, daun talas dapat
digunakan sebagai pembungkus, misalnya untuk ikan
basah, di pasar tradisional.

MACAM-MACAMNYA
Diketahui ada 4 macam talas:

Talas pandan: baunya ibarat pandan wangi kalau sudah


direbus. Ciri-cirinya, berwarna sedikit ungu, dan
pangkal pelepahnya berwarna agak merah.

Talas ketan: agak lekat (lengket) seperti ketan saat


sudah direbus. Warnanya hijau muda, dan kerap
membuat anakan banyak sekali. Talas ketan yang
dikenal dengan nama talas bogor atau talas lambao
adalah hasil seleksi Balai Penelitian Pertanian di Bogor,
yang dulu dikenal dengan nama Algemene Proefstation
de Landbouw.

Talas banteng: besar umbinya, tetapi sayang, tidak enak


rasanya. Talas ini tangkainya warna ungu.

Talas lahun anak: talas ini punya banyak anakan, tetapi


sayang, kecil-kecil ukurannya.

Anda mungkin juga menyukai