Anda di halaman 1dari 3

Nama : Annisa Rahma Wardani

NPM : 1713024047
Kelas : A

Melati (Jasminum sambac)

Bunga melati dari spesies Jasminum sambac memiliki


peran penting dalam adat istiadat berbagai suku di
Nusantara, mulai dari upacara pernikahan hingga
upacara-upacara lainnya. Bahkan, kehadirannya
dianggap sakral dan sangat penting. Berikut ini saya
sajikan peranan bunga melati putih dalam kebudayaan
Nusantara unga yang berwarna putih dan beraroma
wangi ini antara lain digunakan dalam upacara
pernikahan. Pengantin wanita adat jawa atau Sunda
misalnya, memakai rangkaian melati sebagai hiasan
kepala. Pengantin Makassar dan Bugis juga menghiasi
rambutnya dengan kuncup melati yang disematkan ke
rambut menyerupai butiran mutiara. Sementara
pengantin pria Jawa menghiasi keris mereka dengan
rangkaian melati yang disebut roncean usus-usus.
Sedangkan dalam tradisi pernikahan adat Sunda, kedua
mempelai biasanya memakai untaian bunga melati sebagai kalung. Pengantin wanita juga
memakai untaian melati sebagai hiasan sanggul yang menjuntai ke bahu. Dikutip dari Hipwee
wedding, untaian melati ini melambangkan kesucian dan kemurnian sang pengantin wanita.

Pemakaian melati dalam acara pernikahan juga tak bisa terlepas dari makna dibalik bunga ini
sendiri. Melati dianggap bunga yang melambangkan kesucian, keanggunan, dan
ketulusan. Selain untuk pelengkap busana pengantin, di dalam budaya Jawa juga melati
digunakan sebagai pelengkap ritual. Bersama mawar, kenanga, dan cempaka atau kantil,
bunga melati biasanya dikumpulkan dan disebut kembang setaman yang merupakan
simbolisasi dari berbagai filosofi yang penting dalam kehidupan. Tradisi lainnya yang
melibatkan melati adalah dalam ritual mandi kembang. Mandi kembang biasa dilakukan
dalam upacara ruwatan, dimana anak yang diruwat dimandikan dengan air yang dicampur
dengan kembang setaman. Dalam dunia mistik pun perilaku mandi kembang sudah tidak
asing lagi. Tujuannya beragam, mulai dari pengobatan, pesugihan atau mencari kekayaan,
atau bahkan syarat untuk mendalami suatu ilmu. Mandi kembang yang identik dengan hal
sakral dan berbau mistis ternyata juga sangat bermanfaat bagi kesehatan. Eleman air dan
bunga sebagai media utamanya, mampu memberikan kesegaran dan kasih sayang pada jiwa
serta raga. Pada hari-hari penting pada penanggalan Jawa seperti upacara menyambut 1
Muharram pun bunga melati tidak ketinggalan. Biasanya bunga ini ditempatkan dalam sesaji
yang disebut kembar mayang, yaitu tujuh kuntum bunga. Di samping itu disajikan juga bubur
Suro, sirih, dan keranjang berisi aneka buah yang bertujuan untuk menghormati para leluhur.
Cabai puyang (Piper retrofractum)

Cabai puyang atau dikenal juga cabai jawa atau


cabai jamu. Di beberapa daerah lain dikenal juga
sebagai cabai solak (Madura) dan cabia (Sulawesi).
Tumbuhan bernama latin piper retrofractum ini
adalah tumbuhan asli Indonesia. Cabai ini banyak
ditemukan di Pulau Jawa. Oleh karena itu, pada
keterangan provinsi dan asal daerah pada elemen
budaya ini tidak tertera jelas dimana provinsi dan
asal daerah dari cabai puyang karena tanaman ini
tersebar luas di Pulau Jawa dan juga menjadi alasan
mengapa cabai puyang dikenal juga dengan nama
cabai jawa. Sebelum cabai pedas dikenal di tanah
air kita, orang-orang hanya mengenal cabai puyang  sebagai bumbu masak atau rempah
pemedas, sampai akhirnya pada abad ke-15, cabai rawit masuk ke Indonesia dibawa oleh
bangsa Portugis saat datang ke Indonesia mencari rempah-rempah.
Buah cabai puyang tumbuh di batang dekat daun. Warna buahnya awalnya hijau, makin tua
berubah menjadi merah. Bentuk buahnya seperti cabai, namun bentuk pohon dan daunnya
seperti sirih. Pohonnya merambat. Di beberapa daerah, cabai puyang  dikenal juga dengan
nama lada panjang. Cabai puyang juga masih berkerabat dengan lada. Berbeda dengan cabai
rawit yang termasuk suku terong-terongan. Saat ini, cabai puyang sering digunakan sebagai
bahan jamu. Campuran cabai puyang di dalam jamu membuat badan membuat badan menjadi
hangat dan berkeringat. Jamu cabai puyang dipercaya dapat mengobati pegal linu, demam,
dan kembung. Oleh karena itu, cabai jamu banyak dibutuhkan sebagai bahan pembuatan jamu
tradisional dan obat pil/kapsul modern serta bahan campuran minuman. Salah satu jamu
populer yang mengandung cabai puyang adalah Jamu Cabe Puyang yang dibuat dengan
bahan utama cabai jamu dan lempuyang.

Talas (Colocasia esculenta)

Talas umumnya dijumpai baik liar maupun ditanam


hampir di seluruh kepulauan, tanaman ini pun tersebar di
tepi pantai sampai pegunungan di atas 1.000m dpl. Talas
memiliki berbagai nama unik di seluruh dunia seperti taro,
old cocoyam, abalong, taioba, arvi, satoimo, tayoba dan
yu-tao. Tidak kalah seperti di luar, di Indonesia talas juga
mempunyai penamaan yang berbeda di setiap daerah,
seperti eumpeu (Aceh), talo (Nias), bete (Manado dan
Ternete), kaladi (Ambon), talak (Tolitoli), paco
(Makassar), komo (Tidore) dan masih banyak lagi. Oleh
karena itu talas tidak hanya tanaman khas Bogor, namun tanaman ini memang tumbuh dan
tersebar hampir di seluruh penjuru Nusantara.
Tanaman talas (Colocasia esculentum (L) Schott) sangat mudah dibudidayakan di daerah
tropik dan sub-tropik, termasuk Indonesia.
Tanaman talas selama ini memang menjadi ikon kota Bogor selain julukannya sebagai kota
hujan. Pasalnya, tanaman ini sudah terkenal sebagai bahan dalam olahan kue sejenis bolu
atau brownis yang kemudian dijual di gerai-gerai oleh-oleh yang biasa dibeli oleh wisatawan
jika hendak berkunjung ke Bogor. Adapun talas yang masih mentah banyak dijual
dipinggiran jalan. Talas mentah biasa diolah menjadi hidangan cemilan berupa keripik talas
atau talas goreng. Meski bisa dikonsumsi, namun umumnya talas tidak dapat dikonsumsi
secara langsung tanpa diolah terlebih dahulu.

Singkong (Manihot esculenta)

Singkong adalah tanaman yang termasuk ke dalam umbi-umbian.


Tanaman yang satu ini dapat ditemui di seluruh wilayah Indonesia.
Singkong telah menjadi makanan favorit masyarakat Indonesia
bahkan singkong bisa menjadi makanan pokok pengganti nasi.
Singkong juga memiliki banyak kandungan seperti karbohidrat
itulah kenapa singkong dapat dijadikan makanan pokok pengganti
nasi. Kandungan kalori dalam singkong yang cukup tinggi sangat
mudah dicerna dalam tubuh sehingga membuat kita yang
mengkonsumsinya menjadi cepat kenyang.
Singkong dapat kita olah sebagai bahan masakan dalam hidangan
utama. Di Indonesia banyak sekali makanan yang berasal dari
singkong. Singkong bisa direbus, digoreng, dipanggang, atau
dibakar. Beberapa makanan Indonesia yang berasal dari singkong seperti, kolak, combro,
tape singkong. Bisa juga dijadikan tepung. Tepung ini biasa menjadi bahan untuk membuat
jajanan-jajanan pasar. Di daerah Padang, Sumatra Barat daun singkong biasa diolah menjadi
lalapan untuk pendamping masakan khas Padang. Atau bisa juga dimasak dengan
mengunakan santan.

Mengkudu (Morinda citrifolia)

Mengkudu juga dikenal dengan nama Pace, Lengkudu, Noni,


Bangkudu, Cangkudu, dan Magic Plant. Buah mengkudu yang
telah matang berwarna putih dan lunak. Tanaman mengkudu
termasuk tumbuhan dari keluarga kopi-kopian (Rubiceae)
merupakan tanaman daerah yang memiliki banyak khasiat untuk
kesehatan tubuh. Salah satu khasiat buah mengkudu yang sampai
sekarang masih dimanfaatkan orang sebagai jamu tradisional ialah
mengobati radang tenggorokan yang menimbulkan demam dan
tekanan darah tinggi. Juga radang usus yang menimbulkan efek
yang sama dapat diturunkan dengan buah ini. Mengkudu (Morinda tinctoria; Morinda
citrifolia) boleh dijadikan jus untuk diminum.
Secara tradisional, masyarakat Aceh menggunakan buah mengkudu sebagai sayur dan rujak.
Daunnya juga digunakan sebagai salah satu bahan nicah peugaga yang sering muncul sebagai
menu wajib buka puasa. Mengkudu (keumeudee) karena itu sering ditanam di dekat rumah di
pedesaan di Aceh. Selain itu mengkudu juga sering digunakan sebagai bahan obat-obatan.

Anda mungkin juga menyukai