Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian Gen Letal

Gen letal (gen kematian) adalah gen yang dalam keadaan homozigotik menyebabkan
kematian individu yang memilikinya. Berhubungan dengan itu hadirnya gen letal pada
suatu individu menyebabkan perbandingan fenotip dalam keturunan menyimpang dari
hukum Mendel.

Kematian dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti luka, penyakit, kekurangan gizi, dan
radiasi yang membahayakan seperti sinar X dan sinar Gamma. Dapat dikatakan semua
penyebab kematian ini sebagai letal effect. Satu diantara demikian banyak penyebab
kematian adalah perubahan gen yang tidak sesuai. Gen-gen ini dikenal sebagai gen-gen
letal. Terdapat gen-gen lain yang disebut semiletal atau subletal, menyebabkan kematian
muda setelah lahir atau sewaktu-waktu dalam masa kehidupannya. Ada juga gen lain
yang tidak menyebabkan kematian namun jelas sekali dapat menurunkan daya hidup atau
ketegaran. Gen-gen ini disebut sebagai gen-gen nonletal atau detrimental.

B. Macam-Macam Gen Letal

Gen letal dibedakan menjadi dua macam yaitu:


1. Gen Letal Dominan
Gen letal dominan menyebabkan kematian pada keadaan homozigot dominan. Pada
keadaan heterozigot biasanya penderita hanya mengalami kelainan.Beberapa contoh
dapat dikemukakan disini:
a. Pada ayam dikenal gen dominan C yang bila homozigotik akan bersifat letal dan
menyebabkan kematian. Alelnya resesip c mengatur pertumbuhan tulang normal.
Ayam heterozigot Cc dapat hidup, tetapi memperlihatkan cacat, yaitu memiliki
kaki pendek. Ayam demikian disebut ayam redep (dalam bahasa inggris di sebut
Creeper)
P ♀ Cc x ♂ Cc
redep redep
C c

CC Cc
C
Letal Redep
Cc Cc
c
Redep Normal
b. Pada manusia dikenal Brakhifalangi, ialah keadaan bahwa orang berjari pendek,
disebabkan karena tulang-tulang jari pendek dan tumbuh menjadi satu. Cacat ini
disebabkan oleh Gen dominan B dan merupakan cacat keturunan. Penderita
Brakfalangi adalah heterozigot Bb, sedang orang berjari normal adalah
Homozigot bb. Jika gen dominan homozigotik (BB) akan memperlihatkan sikap
letal. Jika ada dua orang Brakhifalangi kawin, maka anak-anaknya kemungkinan
memperlihatkan perbandingan 2 Brakhifalangi : 1 normal. Adapun
persilangannya dapat dilihat sebagai berikut :
P ♀ Bb x ♂ Bb
Brakhifalangi Brakhifalangi

B b

BB Bb
B
(letal) (Brakhifalangi)
Bb bb
b
(Brakhifalangi) (Normal)

2. Gen Letal Resesif


Gen resesip letal ialah gen resesip yang bila homozigotik akan menyebabkan matinya
individu. Adapun contohnya sebagai berikut:
a. Pada manusia dikenal gen letal resesif I yang bila homozigotik akan
memperlihatkan pengaruhnya letal, yaitu timbulnya penyakit Ichtyosis congenital.
Ichtyosis congenital, yaitu suatu penyakit bawaan pada manusia, yang letal. Bayi
lahir dengan kulit tebal dan banyak luka berupa sobekan terutama di tempat-
tempat lekukan, sehingga bayi biasanya meninggal dunia di dalam kandungan
atau waktu lahir.
P ♀ Ii x ♂ Ii
normal normal
I i

II Ii
I
(Normal) (Normal)

Ii ii
i
(Normal) (letal)
Jadi penyakit ini bersifat letal dan timbul bila individu homozigotik resesip ii.
Alelnya dominan I menentukan bayi normal.

b. Pada jagung (Zea mays) dikenal gen dominan G yang bila homozigotik
menyebabkan tanaman dapat membentuk klorofil (zat hijau daun) secara normal,
sehingga daun berwarna hijau benar. Alelnya resesif b bila homozigotik (gg) akan
memperlihatkan pengaruhnya letal, sebab klorofil tidak akan terbentuk sama
sekali pada daun lembaga, sehingga kecambah akan segera mati (daunnya putih).
Tanaman heterozigot Gg akan mempunyai daun hijau kekuningan, tetapi daun
hudup terus sampai menghasilkan buah dan biji, jadi tergolong normal. Jika dua
tanaman yang daunnya hijau di kawinkan, maka keturunannya akan
menghasailkan perbandingan 1 berdaun hiaju normal : 2 berdaun hijau
kekuningan. Akan tetapi bagaiman pun juga keturunannya akan normal semua.

P ♀ Gg x ♂ Gg
normal normal
G g

GG Gg
G
(Normal) (Normal)

Gg gg
g
(Normal) (letal)

C. Mendeteksi dan Meminimalisir Gen-gen Letal


Gen letal dominan dalam keadaan heterozigotik akan memperlihatkan cacat, tetapi gen
letal resesip tidak demikian halnya. Berhubungan dengan itu lebih mudah kiranya untuk
mendeteksi hadirnya gen letal dominan pada suatu individu daripada gen resesip.
Gen-gen letal dapat dihilangkan (dieliminir) dengan jalan mengadakan perkawinan ulang
kali pada individu yang menderita cacat akibat adanya gen letal. Tentu saja hal ini lebih
mudah dapat dilakukan pada hewan dan tumbuh-tumbuhan, tetapi tidak pada manusia.

Anda mungkin juga menyukai