POLA-POLA HEREDITAS
Kriptomeri
DASAR-DASAR HEREDITAS
DASARWARISAN.swf
Pendahuluan
Istilah-istilah dalam mempelajari pola-pola hereditas:
• Parental (P): induk yang disilangkan.
• Gamet (G): sel kelamin jantan atau betina.
• Filial (F): hasil keturunan atau anak.
• Gen: faktor pembawa sifat. Gen dominan dituliskan dengan huruf besar,
sedangkan gen resesif dituliskan dengan huruf kecil.
• Alel: pasangan gen yang terdapat pada kromosom sehomolog (dari kedua
induknya) yang menunjukkan sifat alternatif sesamanya.
• Genotipe: keadaan genetik dari suatu individu atau populasi.
• Fenotipe: sifat yang muncul atau dapat diamati dari suatu organisme.
• Karakter: istilah yang digunakan untuk menjelaskan sifat yang dapat
diturunkan, misalnya warna bunga. Setiap varian dari suatu karakter disebut
sifat (trait), misalnya warna bunga ungu atau putih.
I. Hukum Pewarisan Sifat
Dicetuskan oleh Gregor Johann Mendel (1822-1884)
berdasarkan eksperimen menggunakan kacang ercis
(Pisum sativum).
Alasan pemilihan kacang ercis:
• Memiliki banyak varietas dengan pasangan sifat
yang kontras
• Dapat melakukan penyerbukan sendiri (autogami)
• Mudah dilakukan perkawinan silang
• Cepat menghasilkan biji
• Menghasilkan banyak keturunan
Sumber : de.wikipedia.org
Sumber : en.wikipedia.org
I. Hukum Pewarisan Sifat
A. Hukum Mendel I P1 : ♀UU
bunga ungu
>< ♂ uu
bunga putih
G1 : U u
Hukum Mendel (I) atau F1 : 100% Uu (bunga ungu)
C. Penyilangan Resiprok
Penyilangan resiprok adalah pengilangan ulang dengan menukarkan jenis kelaminnya.
Penyilangan ini tidak memengaruhi hasil penyilangan jika dilakukan terhadap gen-gen yang tidak
tertaut pada kromosom seks.
III. Menghitung Macam Gamet, Genotipe, dan Fenotipe
2. Hubungan antara Jumlah Sifat Beda dengan Jumlah Kemungkinan Genotipe pada F2
1 21 = 2 31 = 3 2 4 3:1
2 22 = 4 32 = 9 4 16 9:3:3:1
3 23 = 8 33 = 27 8 64 27 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3: 3
:1
4 24 = 16 34 = 81 16 256 81 : 27 : 27 : 27 : 27
27 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 :
3: 3 : 1
n 2n 3n 2n 4n
III. Menghitung Macam Gamet, Genotipe, dan Fenotipe
Himalayan ch ch, ch c
Albino cc
IV. Penyimpangan Semu Hukum Mendel
A. Interaksi Antaralel
c. Alel subletal Th th
Adalah alel homozigot dominan atau homozigot resesif yang
menyebabkan kematian individu pada usia anak-anak hingga Th ThTh Thth (minor)
(subletal)
dewasa.
Contoh: talasemia th Thth (minor) thth (normal)
IV. Penyimpangan Semu Hukum Mendel
B. Interaksi Genetik
1. Atavisme
Adalah interaksi beberapa gen yang
menghasilkan sifat baru.
Terjadi pada bentuk jengger ayam ras
(negeri).
Genotipe Fenotipe
R*P* Walnut
R*pp Rose
rrP* Pea
rrpp Single
Keterangan:
Tanda * = gen dominan atau gen resesif
• Epistasis gen dominan rangkap terjadi jika dua gen dominan atau lebih
menghasilkan satu fenotip dominan yang sama. Namun jika tidak ada satu pun
gen dominan, maka sifat resesif akan muncul.
• Perkawinan tanaman Capsella bursa-pastoris yang memiliki kapsul bentuk biji bentuk segitiga
bergenotip homozigot dengan kapsul bentuk oval dapat dilihat pada diagram berikut.
• P1 : AABB x aabb
kapsul biji segitiga kapsul biji oval
• G1 : AB ab
• F1 : AaBb (Kapsul biji bentuk segitiga)
• P2 : AaBb X AaBb
kapsul biji segitiga kapsul biji segitiga
• G2 : AB, Ab, aB, ab AB, Ab, aB, ab
F2
♂ A 15 AABB, AABb,
♀
AB
b
aB ab Aabb AaBB, AaBb,
Aabb, aaBB, aaBb :
• Epistasis gen rangkap dengan efek kumulatif terjadi jika kondisi dominan,
baik homozigot maupun heterozigot pada salah satu lokus menghasilkan
fenotip yang sama.
Perhatikan diagram perkawinan berikut.
• P1 AABB x aabb
ungu tua putih
• G1 AB ab
• F1 AaBb (Ungu tua)
• P2 AaBb AaBb
• ungu tua ungu tua
• G2 : AB, Ab, aB, ab AB, Ab, aB, ab
F2
• AABB, AABb, AaBB, AaBb
♂ (ungu tua)
AB Ab aB ab
♀ 3 AAbb, Aabb (ungu)
3 aaBB, aaBb (ungu)
AB AABB AABb AaBB AaBb 1 aabb (putih)
• : Jadi rasio fenotip F2 ungu
tua : ungu : putih = 9:6:1
Ab AABb Aabb AaBb Aabb
Kesimpulan :
• Rasio Fenotip F2 Pada
aB AaBB AaBb aaBB aaBb Peristiwa Epistasis-
Hipostasis adalah sebagai
berikut.
ab AaBb Aabb aaBb aabb – Epistasis dominan;
12:3:1
– Epistasis resesif; 9:3:4
– Epistasis gen dominan
rangkap; 15:1
– Epistasis gen dominan
rangkap dengan efek
kumulatif; 9:6:1
Kriptomeri
c. Epistasis gen dominan rangkap d. Epistasis gen rangkap dengan efek kumulatif
Terjadi jika dua gen dominan atau lebih Terjadi jika kondisi dominan (homozigot atau
menghasilkan satu fenotipe dominan yang sama heterozigot), pada salah satu lokus menghasilkan
Contoh: karakter bentuk kapsul biji tanaman. fenotipe yang sama.
Capsella bursa-pastoris Contoh: karakter warna biji gandum
Genotipe dan fenotipe karakter bentuk kapsul biji Genotipe dan fenotipe karakter warna biji gandum
Tautan adalah peristiwa dua gen atau lebih yang terletak pada kromosom
yang sama dan tidak dapat memisah secara bebas pada waktu pembelahan
meiosis.
1. Tautan Autosomal
Dipelajari melalui penelitian terhadap karakter sayap lalat buah (Drosophila melanogaster).
Warna hitam dan bersayap vestigial merupakan sifat mutan dari warna abu-abu dan bersayap
normal. Gen-gen yang mengendalikan sifat-sifat tersebut, yaitu B (abu-abu), b (hitam), V
(normal), dan v (vestigial).
Jika terjadi tautan gen BV dan bv maka persilangan yang akan terjadi yaitu sebagai berikut.
P : BbVv >< bbvv
abu-abu normal hitam vestigial
G : BV, bv bv
F :
BV bv
bv BbVv bbvv
V. Tautan, Pindah Silang, dan Gagal Berpisah
A. Tautan (Linkage)
2. Tautan Seks (Sex Linkage)
Dipelajari melalui penelitian terhadap karakter warna mata lalat buah (Drosophila melanogaster).
Thomas Hunt Morgan menemukan bahwa gen warna mata tertaut pada kromosom kelamin X.
Pada kromosom kelamin Y, tidak terdapat alel warna mata.