SIFAT
KETURUNAN
Mengapa terdapat perbedaan ciri-ciri fisik pada
manusia dari negara-negara yang berbeda?
Tujuan Pembelajaran
1. Mendefinisikan pengertian hereditas
2. Menjelaskan istilah-istilah yang digunakan dalam
mempelajari pola-pola hereditas
3. Menjelaskan 5 alasan Mendel memilih kacang
ercis (Pisum sativum) sebagai bahan
percobaannya
4. Menjelaskan bunyi Hukum Mendel I
5. Membuat diagram penyilangan monohibrid
Hukum Hukum
pewarisan sifat Mendel I
Testcross, Hukum
backcross, dan Mendel II
penyilangan
resiprok
Pola-pola
Menghitung macam
Heredita gamet, genotipe, dan
s fenotipe serta
peluang Keturunan
dari Persilangan
Penyimpangan
semu hukum
Mendel
Pola-pola
Hereditas hereditas
Generasi
parental
(P) Stamen (♂)
3 Karpel yang telah Karpel (♀)
dipolirasi berkembang
menjadi polong
4 Biji polong
ditanam
Keturunan 5 Seluruh
generasi keturunan
pertama berwarna ungu
(F1)
Mendel memilih tanaman kacang ercis dengan
beberapa alasan sebagai berikut:
P1 : ♀ UU >< ♂ uu
ungu putih
G1 :U u
F1 : 100% Uu (ungu)
P2 : Uu >< Uu
ungu ungu
G2 : ♀ U, u ♂ U, u
F2 :
U u Rasio genotipe F2
UU Uu UU : Uu : uu = 1 : 2 : 1
U
ungu ungu
Uu uu Rasio fenotipe F2
u
ungu putih Ungu : Putih = 3 : 1
Soal Latihan
1. Rambut lurus adalah sifat resesif. Dari perkawinan orangtua
yang keduanya berambut keriting heterozigot, berapakah
kemungkinan perbandingan anak-anaknya?
2. Keturunan pertama persilangan antara domba gemuk
dengan domba kurus adalah domba gemuk 100%. Apabila
domba gemuk keturunan pertama disilangkan sesamanya,
maka kemungkinan dihasilkan domba kurus adalah .....
persen
3. Ayam jantan berbulu hitam dikawinkan dengan ayam betina
berbulu putih menghasilkan F1 berbulu hitam. Jika sesama
F1 disilangkan dan menghasilkan 12 anak ayam, maka
peluang jumlah anak ayam yang berbulu putih adalah .....
Artinya:
“Maha Suci Allah yang telah menciptakan
pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang
ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka
maupun dari apa yang tidak mereka ketahui”.
(QS. Yaasiin : 36)
Mengapa dari persilangan berikut dihasilkan
keturunan 100% ercis berbiji bulat warna kuning?
P: ><
Ercis berbiji bulat Ercis berbiji keriput
warna kuning warna hijau
F:
100%
Ercis berbiji bulat
warna kuning
Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan bunyi Hukum Mendel II
2. Membuat diagram penyilangan dihibrid
Hukum Mendel II
Hukum Mendel II (hukum asortasi):
“Bila dua individu berbeda satu dengan
yang lain dalam dua pasang sifat atau
lebih, maka diturunkannya sifat yang
sepasang tak tergantung dari pasangan
sifat yang lain.”
Hukum Mendel II dapat dibuktikan pada
persilangan dihibrid.
Rasio genotipe F2
BBKK : BBKk : BbKK : BBkk : BbKk : bbKK : Bbkk : bbKk : bbkk
1:2:2:1:4:1:2:2:1
Rasio fenotipe F2
bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau
9:3:3:1
Soal Latihan
1. Disilangkan tanaman mangga buah lonjong rasa manis
(homozigotik) dengan buah tidak lonjong rasa asam
(homozigotik). Sifat lonjong rasa manis dominan terhadap sifat
tidak lonjong rasa asam. F1 disilangkan dengan sesamanya,
diperoleh keturunan F2 sebanyak 16.000 tanaman. Jumlah
keturunan yang lonjong manis adalah ..... Tanaman.
2. Mendel mencoba mengawinkan antara tanaman ercis batang
tinggi biji bulat dan tanaman ercis batang pendek biji kisut.
Hasil keturunan F1, semuanya berbatang tinggi dengan biji
bulat. Jika tanaman ercis keturunan F1 tersebut dikawinkan
dengan tanaman ercis batang pendek biji kisut, berapa
keturunannya yang memiliki batang panjang biji bulat?
Artinya:
“Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri)
dari jenis kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian
itu Dia ciptakan bagi kalian anak cucu keturunan, dan
kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik. Maka
mengapa mereka beriman kepada yang bathil dan
mengingkari nikmat Allah?”. (QS. An Nahl : 72)
Tujuan Pembelajaran
1. Membedakan testcross, backcross, dan penyilangan resiprok
2. Menghitung jumlah macam gamet dan membuat diagram
anak garpu untuk menentukan jenis gamet
3. Menghitung rasio fenotipe hasil keturunan dengan diagram
anak garpu
4. Menghubungkan antara jumlah sifat beda, jumlah jenis
gamet, kemungkinan genotipe, fenotipe, jumlah
perbandingan F2, dan rasio fenotipe F2
5. Menentukan genotipe induk (P) jika diketahui fenotipe
keturunannya (F)
Macam-macam Bentuk
Persilangan
Testcross
(uji silang)
Backcross
(silang
balik)
Resiprok
Testcross Tujuan testcross
Persilangan
kebalikan dari yang
semula dilakukan.
B C ABC
A
b C AbC
B C aBC
a
b C abC
Jumlah BB = 1 KK = 1
Bb = 2 Kk = 2
BbKk >< BbKk bb = 1 kk = 1
81 : 27 : 27 :27
: 27 : 9 : 9 : 9 :
4 24 = 16 34 = 81 16 256
9:3:3:3
:3:1
n 2n 3n 2n 4n
Menentukan Genotipe Induk
Pembuktian:
P1 : Tt >< Tt
batang tinggi batang tinggi
G1 : T, t T, t
F1 : TT (berbatang tinggi) = 1
Tt (berbatang tinggi) = 2
tt (berbatang pendek) = 1
Rasio fenotipe keturunan F1 = batang tinggi : batang pendek =
3:1
Penyimpangan Semu
Hukum Mendel
Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan penyebab penyimpangan
semu hukum Mendel
2. Mendefinisikan pengertian dari macam-
macam interaksi antaralel, yaitu kodominan,
dominansi tidak sempurna, alel ganda, dan
alel letal
Kodominan
Komplementer
Dalam persilangan terkadang ditemukan angka
perbandingan yang tidak sama (menyimpang) dengan pola-
pola hereditas menurut Hukum Mendel, sebagai berikut:
1. Persilangan monohibrid yang memiliki angka
perbandingan fenotipe F2 sebesar 1 : 2 : 1.
2. Persilangan dihibrid yang memiliki angka perbandingan
fenotipe F2 sebagai berikut:
9 : 3 : 4 → 9 : 3 : (3 + 1)
9:7 → 9 : (3 + 3 + 1)
9 : 6: 1 → 9 : (3 + 3) : 1
12 : 3 : 1 → (9 + 3) : 3 : 1
15 : 1 → (9 + 3 + 3) : 1
Suatu peristiwa
dimana muncul Terdiri dari:
suatu karakter 1. Kodominan
akibat interaksi 2. Dominansi
antargen dominan tidak sempurna
maupun antargen 3. Alel ganda
resesif. 4. Alel letal
Kodominan Warna rambut sapi ras Shorthorn
dipengaruhi oleh alel-alel kodominan,
Dua alel dari suatu gen yaitu warna merah oleh CRCR, roan
yang diekspresikan secara (cokelat kemerahan dengan percikan
bersama-sama dan warna putih) oleh CRCW, dan putih oleh
menghasilkan fenotipe CWCW. Jika sapi roan disilangkan dengan
yang berbeda pada
sesamanya, bagaimanakah rasio fenotipe
individu bergenotipe
F1?
heterozigot.
P1 : ♀ CRCW >< ♂ CRCW
roan roan
G1 : CR, CW CR, CW
F1 : 25% CRCR (merah)
50% CRCW (roan)
25% CWCW (putih)
Rasio fenotipe F1
merah : roan : putih
1:2:1
Dominansi tidak Persilangan bunga pukul empat (Mirabilis
sempurna jalapa) merah dengan putih:
P1 : ♀ MM >< ♂ mm
Terjadi ketika alel dominan
merah putih
tidak dapat menutupi alel
resesif dengan sempurna G1 : M m
sehingga menghasilkan F1 : Mm (merah muda)
fenotipe campuran pada P2 : ♀ Mm >< ♂ Mm
individu bergenotipe G2 : M, m M, m
heterozigot F2 :
(intermediet). M m
M MM Mm
m Mm mm
Chinchilla
Warna
atau abu- Abu-abu
penuh (abu- Himalayan Albino
abu muda
abu)
keperakan
CC, Ccch,
cchcch cchch, cchc ch c h , c h c cc
Cch, Cc
Contoh soal:
Kelinci betina abu-abu muda (cchc) dikawinkan dengan kelinci
jantan warna abu-abu (Cch). Bagaimanakah rasio fenotipe
anak-anak kelinci yang dilahirkan?
P1 : ♀ cchc >< ♂ Cch
abu-abu muda abu-abu
G1 : cch, c C, ch
F1 : 25% Ccch (abu-abu)
25% cchch (abu-abu muda)
25% Cc (abu-abu)
25% chc (himalayan)
Rasio fenotipe F1
abu-abu : abu-abu muda : himalayan
2:1:1
Alel letal
Alel yang
menyebabkan
kematian pada Terdiri dari:
individu yang 1. Alel letal
memilikinya. dominan
2. Alel letal
resesif
3. Alel subletal
Alel letal dominan Persilangan ayam creeper
bergenotipe heterozigot (Cc)
Individu dengan alel letal
dengan sesamanya:
dominan yang bergenotipe P1 : ♀ Cc >< ♂ Cc
homozigot akan letal (mati creeper creeper
sebelum lahir), sedangkan
yang bergenotipe G1 : C, c C, c
heterozigot akan F1 : C c
mengalami subletal.
CC Cc
C
(letal) (creeper)
Cc cc
c
(creeper) (normal)
Jadi, telur yang bisa menetas
menjadi ayam hanya 75%, dengan
rasio fenotipe = normal : creeper
adalah 1 : 2.
Alel letal resesif Persilangan sapi dexter dengan
sesamanya:
Alel letal resesif hanya P1 : ♀ Dd >< ♂ Dd
menyebabkan kematian
pada individu yang dexter dexter
bergenotipe homozigot G1 : D, d D, d
resesif. Individu yang F1 : 25% DD (kerry)
bergenotipe heterozigot
dan homozigot dominan 50% Dd (dexter)
adalah normal. 25% dd (bulldog letal)
Terdiri dari:
Interaksi antara dua 1. Atavisme
pasang gen 2. Epistasis-
nonalelik atau lebih hipostasis
yang menimbulkan 3. Polimeri,
fenotipe-fenotipe 4. Kriptomeri
dengan rasio yang 5. Komplementer
menyimpang secara
semu terhadap
Hukum Mendel.
Rasio Fenotipe F2 pada
Penyimpangan Semu Hukum Mendel
Genotipe
No Peristiwa
A•B• A•bb aaB• aabb
1 Hukum Mendel 9 3 3 1
2 Atavisme 9 3 3 1
3 Epistasis dominan 12 3 1
4 Epistasis resesif 9 3 4
5 Epistasis gen dominan 15 1
rangkap
6 Epistasis gen rangkap
dengan efek kumulatif 9 6 1
7 Polimeri 15 1
8 Kriptomeri 9 3 4
9 Komplementer 9 7
Atavisme
Interaksi beberapa
gen yang Atavisme terjadi
menghasilkan sifat pada bentuk
baru. jengger ayam ras:
1. Rose (mawar)
2. Pea (biji)
3. Walnut (sumpel)
4. Single
(tunggal/bilah)
Bentuk Jengger Ayam
Genotipe Fenotipe
R•P• Walnut
R•pp Rose Tanda • = gen dominan
rrP• Pea atau gen resesif
rrpp Single
Persilangan ayam berjengger rose dengan ayam
berjengger pea:
Rasio fenotipe F2
walnut : rose : pea : single = 9 : 3 : 3 : 1
1 KK → 1 PPKK (putih)
1 PP 2 Kk → 2 PPKk (putih)
1 kk → 1 PPkk (putih)
1 KK → 2 PpKK (putih)
2 Pp 2 Kk→ 4 PpKk (putih)
1 kk → 2 Ppkk (putih)
1 KK → 1 ppKK (kuning)
1 pp 2 Kk→ 2 ppKk (kuning)
1 kk → 1 ppkk (hijau)
Rasio fenotipe F2
putih : kuning : hijau = 12 : 3 : 1
Epistasis
Genotipe Fenotipe
resesif
B•G• Abu-abu
Terjadi jika gen yang B•gg Hitam
menutupi gen lainnya
bbG• atau bb•• Putih
bersifat homozigot resesif.
Gen homozigot resesif ini Tanda • = gen dominan
dapat menutupi gen atau gen resesif
lainnya yang bersifat
Diagram persilangan rambut tikus :
dominan,
baik yang sealel P1 : ♀ BBgg > < ♂ bbGG
maupun tidak sealel. hitam putih
G1 : Bg bG
F1 : BbGg (abu-abu)
P2 : ♀ BbGg > < ♂ BbGg
abu-abu abu-abu
F2 : Jumlah BB = 1 GG = 1
Bb = 2 Gg = 2
bb = 1 gg = 1
1 GG → 1 BBGG (abu-abu)
1 BB 2 Gg → 2 BBGg (abu-abu)
1 gg → 1 BBgg (hitam)
1 GG → 2 BbGG (abu-abu)
2 Bb 2 Gg → 4 BbGg (abu-abu)
1 gg → 2 Bbgg (hitam)
1 GG → 1 bbGG (putih)
1 bb 2 Gg → 2 bbGg (putih)
1 gg → 1 bbgg (putih)
Rasio fenotipe F2
abu-abu : hitam : putih = 9 : 3 : 4
Epistasis gen
Genotipe Fenotipe
dominan rangkap
A•B• Segitiga
Terjadi jika dua gen A•bb Segitiga
dominan atau lebih aaB• Segitiga
menghasilkan satu fenotipe
dominan yang sama. aabb Oval
Namun, jika tidak ada gen
dominan satupun, fenotipe Tanda • = gen dominan
resesif akan muncul. atau gen resesif
Diagram persilangan tanaman Capsella
bursa-pastoris:
P1 : ♀ AABB >< ♂ aabb
kapsul biji kapsul biji
segitiga homozigot oval
G1 : AB ab
F1 : AaBb (kapsul biji segitiga)
P2: ♀ AaBb >< ♂ AaBb
kapsul biji kapsul biji
segitiga segitiga
G2 : AB, Ab, aB, ab AB, Ab, aB, ab
F2 : 9 A•B• = kapsul biji segitiga
3 A•bb = kapsul biji segitiga
3 aaB• = kapsul biji segitiga
1 aabb = kapsul biji oval
Rasio fenotipe F2
kapsul biji segitiga : kapsul biji oval
15 : 1
Epistasis gen
P1 : ♀ AABB >< ♂ aabb
rangkap dengan ungu tua putih
efek kumulatif G1: AB ab
Terjadi jika kondisi F1 : AaBb (ungu tua)
dominan, baik homozigot P2 : ♀ AaBb >< ♂ AaBb
maupun heterozigot, pada
ungu tua ungu tua
salah satu lokus
menghasilkan fenotipe G2: AB, Ab, aB, ab AB, Ab, aB, ab
yang sama. F2 : 9 A•B• = ungu tua
3 A•bb = ungu
3 aaB• = ungu
1 aabb = putih
Rasio fenotipe F2
ungu tua : ungu : putih
9:6:1
Interaksi dua gen atau lebih (gen
Rasio fenotipe F2
ungu : merah : putih
9:3:4
Komplementer Genotipe Fenotipe
C•P• Ungu
Interaksi antara gen-gen
C•pp Putih
dominan yang saling
melengkapi dalam ccP• Putih
mengekspresikan suatu ccpp Putih
sifat.
Tanda • = gen dominan
atau gen resesif
Diagram persilangan tanaman Lathyrus
odoratus :
P1 : ♀ CCpp >< ♂ ccPP
putih putih
G1 : Cp cP
F1 : CcPp (ungu)
P2 : ♀ CcPp >< ♂ CcPp
ungu ungu
G2 : CP, Cp, cP, cp CP, Cp, cP, cp
F2 : 9 C•P• = ungu
3 C•pp = putih
3 ccP• = putih
1 ccpp = putih
Rasio fenotipe F2
ungu : putih
9:7