Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BIOOLOGI

POLA-POLA HEREDITAS

DIBUAT OLEH :

NAMA :
KELAS :

MA HIMMATUL UMMAH
TP. 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bila kita perhatikan kejadian-kejadian yang ada di sekitar kita maka akan
tampak adanya kesamaan kejadian satu dengan kejadian lainnya, tetapi ada pula
perbedaan kejadian satu dengan kejadian lainnya. Sama halnya manusia, manusia satu
dengan manusia lainnya meskipun memiliki beberapa kesamaan (contoh, kesamaan
bawaan atau lingkungan) tetapi masih saja terdapat perbedaan yang ditimbulkan.
Setiap manusia mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda.
Hal ini dapat dipengaruhi dari berbagai faktor, yaitu faktor dari dalam (faktor yang
ada dalam diri manusia itu sendiri, faktor hereditas:bawaan/warisan) dan faktor luar
(faktor lingkungan). Dengan faktor bawaan tertentu dan disertai dengan faktor
lngkungan yang tertentu pula maka akan menghasilkan pola pertumbuhan dan
perkembangan tertentu pula.
Masing-masing individu lahir ke dunia dengan suatu hereditas tertentu. Ini berarti
bahwa, karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan atau pemidahan dari cairan-
cairan “germinal’ dari pihak orang tuanya. Bagaimanakah pengaruh hereditas terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak? Maka dalam makalah ini Penulis berusaha
membantu memberikan sedikit gambaran bagaimana hereditas dan lingkungan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seorang anak.

B. TUJUAN
Setelah mempelajari Hereditas Pada Tumbuhan dan Hewan, Kalian diharapkan
dapat memahami, menafsirkan, dan mengkomunikasikan pemahaman konsep
hereditas, penerapan Hukum Mendel dan penyimpangannya serta dasar-dasar
pemuliaan tumbuhan dan hewan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hereditas
Keturunan memperoleh gen dari orang tua melalui pewarisan kromosom. Kita sering
melihat ada seorang anak memiliki kemiripan dengan orang tuanya misalnya seorang
anak memiliki bintik-bintik yang sama dengan ibunya, dan mata seorang anak mirip
dengan mata ayahnya. Tapi oraang tua tidak secara harpiah mewariskan suatu sipat
kepada anak. Dibawah ini akan dijelaskan tentang pewwarisan sifat.
Pewarisan sifat pada gen. orang tua memberikan sifat terkode pada anak-
anaknya dalam bentuk unik herediter yang disebut gen. gen-gen yang kita warisi dari
orang tua merupakan tautan-tautan genetic kita dengan orang tua, dan gen-genlan
yang menebabkan kemiripan pada keluarga. Gen-gen kita mewariskan sifat-sifat
spesifik yang muncul saat kita berkembang dari sel yang berfertilisasi menjadi
dewasa, sel-sel menerjemahkan sifat-sifat yang diwariskan dari orangtua.
Pewarisan sifa-sifat herediter memiliki basis molekuler pada reflikasi DNA
secara tepat. Yang menghasilkan salinan gen – gen yang dapat diwariskan dari orang
tua kepada anak. Setiap spesies memiliki jumlah kromosom yang khas, misalnya
manusia memiliki 46 kromosom dihampir semua selnya. Setiap kromosom terdidi atas
satu DNA tunggal yang panjang yang terkumpar secara rumit bersama dengan
berbagai protein. Suatu kromosom mengandung ratusan atau bahkan ribuan gen, yang
masing-masing merupakan sekuens spesifik nukleotida dalam molekul.
Mendel dan gagasan tentang gen
Genetika modern terlahir disuatu biara, tempat seorang biarawan bernama
Groger Mendel mendokumentasikan mekanisme pertikulat untuk pewarisan sifat.
Mendel menemukan prinsif-prinsif tentang pewarisan sifat dengan cara membiakan
ercis kebun, dalam percobaan – percobaan yang secara hati-hati. Dan kita akan
melihat bagaimana model penelitian mendel berlaku untuk pewarisan sifat variasi
manusia termasuk kelainan herediter seperti penyakit sel-sabit.
Model menndel
Ada empat Model mendel yang digunakan dalam hereditas yang saling
mendukung dengan hokum sebelumnya, yaitu:
Yang pertama versi alternative gen menyebabkan vaiasi yang diwarisi.
Kedua untuk setiap karakter organisme mewarisi dua alel, satu dari masing –
masing induk.
Ketiga jika dua alel pada suatu lokus berbeda, maka salah satunya adalah alel
dominan, nenentukan kenampakan organism, yang satu lagi alel resesif.
Dan yang keempat hokum segresi menyatakan : bahwa ada dua alel untuk satu
karakter terwariskan bersegresi (memisah) selama pembentukan gamet dan akhirnya
berada dalam gamet-gamet berbeda.
Dengan demikian sel telur atau sel seperma hanya memperoleh salah satu dari
kedua alel yang ada dalam sel-sel somatic dari organism pembuat gamet tersebut.
Homozigot adalah suatu organism yang memiliki sepasang alel identik untuk
suatu karakter (gen).
PP = ercis bunga ungu untuk alel dominan
pp = ercis bunga pitih untuk alel resesif
terjadi pada persilangan galur murni
Heterozigot adalah suatu organism yang memiliki dua alel yang brbeda untuk
suatu gen (Pp).
Hereditas pada manusia mempelajari mengenai macam penurunan sifat atau kelainan
pada manusia.
Penurunan sifat pada manusia dibedakan menjadi dua yaitu:
1. autosomal sifat yang terpaut koromosom tubuh, Sifat yang autosomal
manifestasinya dapat muncul baik pada anak laki-laki maupun perempuan.
2. gonosomal sifat yang terpaut kromosom sex, sifat yang gonosomal manifestasinya
dipengaruhi oleh jenis kelamin, bisa hanya muncul pada anak laki-laki saja atau
perempuan saja.
B. Macam-macam Persilangan
1. Persilangan Monohibrid
Adalah persilangan antar induk yang memiliki satu sifat beda.

Diagram persilangan monohibrid


Induk (P1) : TT >< tt
(tinggi) (pendek)
Gamet (G) : Tt
Keturunan1 (F1): Tt (tinggi)

P2 : F1 >< F1
Tt Tt
G : T T
t t
F2 : TT (tinggi), Tt (tinggi), Tt (tinggi), tt (pendek)
2. Persilangan Dihibrid
Adalah persilangan antar induk yang memiliki dua sifat beda.

Diagram persilangan dihibrid


P1 : BBKK >< bbkk
(bulat kuning) (kisut hijau)
G : BK bk
F1 : BbKk (bulat kuning)

P2 : F1 >< F1
BbKk BbKk
G : BK BK
Bk Bk
bK bK
bk bk

♂ ♀ BK Bk bK bk

BK BBKK BBKk BbKK BbKk

Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk


bK BbKK BbKk bbKK bbKk F2 : 9:3:3:1

Bk BbKk Bbkk bbKk bbkk

Perkawinana resiprok

Prinsip – prinsip mendel tersebut diatas mudah dibuktikan bila diadakan perkawinan
(penyilangan ) resiprok. Penyilangan resiprok adalah penyilangan gamet jantan dan
gamet betina dipertukarkan sehingga menghasilkan keturunan yang sama
Testcross
Testcross adalah perkawinan antara F1 dengan salah satu induk yang resesif.
Testcross disebut juga perkawinan pengujian (uji silang) karena bertujuan untuk
mengetahui apakah suatu individu bergenotipe homozigot (bergalur murni) atau
heterozigot. Jika hasil testcross menunjukkan perbandingan fenotipe keturunan yang
memisah 1 : 1, maka dapat disimpulkan bahwa individu yang diuji tersebut adalah
bukan galur murni , berarti heterozigot. Sedangkan jika hasil testcross 100%
berfenotipe sama berarti homozigot.
Lihat diagram persilangan dibawah ini:
F1 disilangkan dengan galur murni (parental 1) yang resesif
A = bunga merah
a = bunga putih
P1 AA (merah) X aa (putih)
Gamet A a
F1 Aa (merah)
P2 Aa (merah) X aa(putih)
Gamet A,a a
F2 1Aa (merah) : 1 aa (putih)
Hasil persilangan test cross (uji silang)
Monohibridaà RF = 1 : 1
Dihibrida à RF = 1 :1:1:1
Trihibrida à RF = 1:1:1:1:1:1:1:1
C. Penyimpangan Hukum Mendel
Interaksi beberapa pasangan alel.
Alel-alel dari gen yang berbeda terkadang berinteraksi dan memunculkan perbandingan
fenotip yang tidak umum, misalnya bentuk pial pada ayam.

Fenotip Genotip
a. RRpp = pial gerigi (ros)
b. rrPP = pial biji (pea)
c. rrpp = pial bilah (single)
d. RRPP = pial sumpel ( walnut)
Diagram persilangan pada pial ayam
P1 : ♂ RRpp X ♀ rrPP
ros pea
F1 : RrPp (walnut)

P2 : F1 >< F1
RrPp >< RrPp
G : RP RP
Rp Rp
rP rP
rp rp

F2 : R–P– = 9 ….
R – pp = 3 ….
rrP – = 3 ….
rrpp = 1
D. Jenis Kelamin
Jenis kelamin pada manusia dikendalikan oleh sepasang kromosom seks, yaitu kromosom
XX untuk perempuan dan kromosom XY untuk laki-laki. Berdasarkan susunan tersebut,
kromosom perempuan bersifat homogametic, sedangkan susunan kromosom seks laki-laki
bersifat heterogametic. Bila terjadi pembelahan meiosis, maka seorang perempuan hanya
akan menghasilkan satu macam sel gamet yaitu X, sedangkan laki-laki akan menghasilkan
dua macam sel gamet yaitu X dan Y.
Perhatikan skema berikut ini
Dari skema di atas nampak jelas bahwa yang menentukan jenis kelamin anak
adalah ayah, sebab ibu hanya menghasilkan satu macam kromosom seks, sedangkan
ayah menghasilkan dua macam kromosom seks. Seorang ibu akan memberikan jenis
kromosom seks yang sama baik kepada anak laki-laki maupun anak perempuan,
sedangkan ayah akan memberikan kromosom X kepada anak perempuan dan
kromosom Y kepada anak laki-laki.
E. Sifat / Cacat Menurun Autosomal
Beberapa sifat atau cacat menurun yang terpaut pada kromosom tubuh (autosom)
adalah sebagai berikut
1. Albinisme

Banyak kasus albinisme pada berbagai hewan dan manusia


Albinisme merupakan cacat menurun dimana seseorang tidak mempunyai
tirosin yang akan diubah menjadi pigmen melanin. Akibatnya alis, rambut, dan kulit
tampak putih (albino), dan matanya peka terhadap cahaya. Gen penyebab albino
bersifat resesif, sedangkan alel dominannya mengendalikan sifat normal. Seorang
anak albino lahir dari pasangan suami isteri yang masing-masing membawa gen
albino (carrier)
P : Aa x Aa
F : AA : normal
Aa : normal (carrier)
aa : albino
2. Idiot/Imbisil
Cacat menurun ini disebabkan karena seseorang tidak punya enzim yang mengubah
fenilalanin menjadi tirosin. Akibatnya terjadi penimbunan fenilalanin dalam darah dan
diubah menjadi asam fenilpiruvat. Tingginya kadar fenilpiruvat menghambat
perkembangan dan fungsi otak. Kelainan ini sering disebut phenilketouria
(PKU) karena banyaknya kandungan residu fenilpiruvat yang terdapat pada urine.
Anak yang idiot/imbisil memiliki ciri sebagai berikut:
 IQ rendah
 gerakan lambat
 rambut sering kekurangan pigmen
 dalam urine dijumpai residu fenilpiruvat
Seorang anak idiot dilahirkan dari pasangan suami isteri yang keduanya membawa
gen resesif.
P : Ii x Ii
F : II : normal
Ii : normal (carrier)
ii : idiot
3. Thallasemia

Thallasemia merupakan kelainan dimana sel darah merah seseorang berbentuk


tidak beraturan, kadar Hb sedikit sehingga penderita sering kekurangan oksigen
(hipoksemia). Cacat ini disebabkan oleh gen dominan.
Ada dua jenis thallasemia, yaitu thallasemia mayor (ThTh) dan thallasemia
minor (Thth). Sel darah merah penderita thallasemia mayor semua berbentuk tidak
beraturan dan umumnya lethal. Sedangkan pada penderita thallasemia minor sebagian
sel darah merahnya berbentuk tak beraturan. Penderita bisa bertahan hidup dengan
melakukan transfusi reguler.
Penderita thallasemia mayor lahir dari perkawinan antar penderita thallasemia minor.
P : Thth x Thth
F : ThTh : thallasemia mayor
Thth : thallasemia minor
thth : normal
4. Golongan Darah

Kita akan membahas dua klasifikasi golongan darah, diantaranya adalah


golongan ABO dan Rhesus

Golongan ABO

Golongan ini membagi golongan darah menjadi empat, yaitu A, B, AB, dan O,
didasarkan pada adanya jenis antigen tertentu pada sel darah yang disebut
isoaglutinogen. Susunan genotif dan kemungkinan gamet yang dibentuk dapat dilihat
pada tabel berikut.

Golongan darah ABO dikendalikan oleh alela ganda IA, IB, dan IO. IA dan
B
I kodominan, dan keduanya dominan terhadap IO.
Contoh: perkawinan antara pria golongan A heterozigot dengan wanita B heterozigot.
P : I A IO x IB IO
G : IA , I O IB , IO
A B
F : I I : golongan AB
IA IO : golongan A
IB IO : golongan B
IO IO : golongan O

Golongan Rhesus

Golongan ini dinamakan berdasar nama kera dari India, Macacus rhesus, yang
dulu sering digunakan untuk mengetes darah orang. Golongan darah ini ada dua yaitu
Rhesus + dan Rhesus -. Susunan genotif dan kemungkinan gamet dapat dilihat pada
tabel berikut.

Golongan Rhesus ini memiliki arti penting pada perkawinan. Bila seorang pria
Rhesus + menikah dengan wanita Rhesus -, kemungkinan anaknya menderita
eritroblastosis fetalis (penyakit kuning bayi).
Contoh: perkawinan antara pria Rh + dengan wanita Rh -
P : pria Rhesus + x wanita Rhesus –
RhRh rhrh
G : Rh rh
F : Rhrh Rhesus + (eritroblastosis fetalis)

Kasus eritroblastosis: perhatikan bahwa eritrosit anak golongan Rh+ digumpalkan


oleh antibodi ibu (warna putih) yang bergolongan Rh- ketika dalam kandungan
F. Sifat/Cacat Menurun Gonosomal
Sifat yang diturunkan terpaut kromosom sex (gonosom) dibedakan menjadi dua,
yaitu terpaut kromosom X dan terpaut kromosom Y. Gen yang terpaut kromosom X
dapat diturunkan pada anak perempuan dan anak laki-laki, tetapi fenotif yang muncul
bergantung pada susunan genotifnya. Sedangkan gen yang terpaut kromosom Y hanya
diturunkan pada anak laki-laki.
Dua contoh cacat menurun yang terpaut kromosom X adalah hemofili dan butawarna.
a. Hemofili

Hemofili merupakan suatu kelainan dimana darah seseorang sulit untuk


membeku. Penyakit ini disebabkan gen resesif h, sedangkan sifat normal dikendalikan
oleh gen H. Seorang wanita normal memiliki dua gen H pada masing-masing
kromosom X. Bila salah satu kromosom X terdapat gen h, wanita ini termasuk wanita
normal tetapi membawa sifat hemofili (carrier). Bila pada kedua kromosom X terdapat
gen h wanita tersebut menderita hemofili dan umumnya lethal. Pria menderita
hemofili bila pada kromosom X-nya terdapat gen h, dan normal bila terdapat gen H.
Seorang anak laki-laki hemofili dapat lahir dari ibu carrier.
XHXH : wanita normal XHY : pria normal
XHXh : wanita normal carrier Xhy : pria hemofili
XhXh : wanita hemofili
Contoh:
P : pria normal x wanita carrier
XH Y XHXh
G : XH, Y XH, Xh
F : XHXH : wanita normal XHY : pria normal
XHXh : wanita normal carrier Xhy : pria hemofili

2. Butawarna (colorblind)

Angka berapa ya? Gambar apa nih?


Butawarna merupakan cacat menurun dimana seseorang tidak bisa
membedakan warna. Umumnya tidak bisa membedakan warna merah dan hijau
(dikromatis). Sedangkan pada butawarna total orang tidak bisa melihat warna.
Kelainan ini juga disebabkan gen resesif c, sedangkan sifat normal dikendalikan gen
dominan C.
Anak perempuan buta warna dapat dilahirkan dari pria butawarna yang menikah
dengan wanita carrier.
P : pria butawarna x wanita carrier
c
XY XCXc
c
G : X,Y X , Xc
C

F : XCXc : wanita normal carrier


XcXc : wanita butawarna
XC Y : pria normal
Xc Y : pria butawarna
BAB III
PENUTUP

Dari uraian-uraian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal yang
terkait dengan faktor hereditas dan lingkungan terhadap pertumbuhan dan
perkembangan anak, yaitu sebagai berikut ini.
1) Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh faktor dalam (hereditas)
dan faktor luar (lingkungan).
2) Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri anak itu sendiri yang meliputi
pembawaan dan potensi psikologi tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri.
Meliputi, antara lain: bentuk tubuh, raut muka, sifat-sifat, bakat, intelegensi dan
penyakit.
3) Pembawaan tidak akan berarti apa-apa tanpa didukung dengan lingkungan yang
kondusif terhadap bawaaan itu sendir
Gen adalah unit terkecil bahan sifat menurun. Besarnya diprkirakan 4-50 µ . Istilah
gen pertama kali diperkenalakan oleh W.Johansen (1909), sebagai pengganti istilah factor
keturunan atau elemen
yang dikemukakan oleh Gregor Mendel. Gregor Mendel telah berasumsi tentang
adanya suatu bahan yang terkait dengan suatu sifat atau karakter yang dapat diwariskan. Ia
menyebutnya 'faktor'. Pada 1910, Thomas Hunt Morgan menunjukkan bahwa gen terletak di
kromosom. Selanjutnya, terjadi 'perlombaan' seru untuk menemukan substansi yang
merupakan gen. Banyak penghargaan Nobel yang kemudian jatuh pada peneliti yang terlibat
dalam subjek ini.
Gen menumbuhkan serta mengatur berbagai jenis karakter dalam tubuh baik fisik
maupun psikis. Pengaturan karakteristik ini melalui proses sintesa protein seperti; kulit
dibentuk oleh keratin, otot dari aktin dan miosin, darah dari (Hb, globulin, dan fibrinogen),
jaringan pengikat dari (kolagen dan elastin), tulang dari Ossein, tulang rawan dari kondrin.
Gen sebagai factor keturunan tersimpan di dalm kromosom, yaitu di dalam manik –
manik yang disebut kromomer atau nukleusom dari kromonema
Hereditas pada manusia mempelajari mengenai macam penurunan sifat atau kelainan
pada manusia.
Penurunan sifat pada manusia dibedakan menjadi dua yaitu:
1. autosomal sifat yang terpaut koromosom tubuh, Sifat yang autosomal
manifestasinya dapat muncul baik pada anak laki-laki maupun perempuan.
2. gonosomal sifat yang terpaut kromosom sex, sifat yang gonosomal manifestasinya
dipengaruhi oleh jenis kelamin, bisa hanya muncul pada anak laki-laki saja atau
perempuan saja.

Anda mungkin juga menyukai