Anda di halaman 1dari 8

Pewarisan Sifat: Persilangan Monohibrid, Intermediet,

dan Dihibrid
Pewarisan sifat akan menyebabkan seorang anak biasanya mempunyai kemiripan dengan
orangtuanya. Hal ini disebabkan adanya penurunan sifat dari induk (orangtua) kepada keturunannya
(anak). Ilmu tentang pewarisan sifat dipelajari dalam cabang ilmu biologi yang disebut genetika.
Istilah dalam biologi untuk pewarisan sifat adalah hereditas.

Gen dan kromosom adalah unsur yang bertanggung jawab atas pewarisan sifat dari induk ke
keturunannya. Kromosom adalah materi genetis berbentuk benang-benang halus yang biasa
disebut dengan kromatin. Kromatin inilah yang membawa informasi genetis kepada keturunannya.
Sedangkan gen adalah bahan kimia yang terdapat pada kromosom. Fungsi dari gen adalah
mempengaruhi sifat atau karakteristik setiap makhluk hidup.

Istilah Penting pada Pewarisan Sifat

Dalam mempelajari pewarisan sifat, terdapat istilah-istilah penting yang akan sering disebut dalam
pembahasan. Contoh istilah yang sering digunakan adalah dominan, resesif, hibrid, dan lain
sebagainya. Daftar istilah pada pewarisan sifat secara lengkapnya dapat dipelajari di bawah.
Istilah-istilah pada Pewarisan Sifat
1. Dominan: sifat induk yang menutupi sifat yang lain
2. Resesif: sifat yang tidak muncul atau ditutupi oleh sifat dominan
3. Hibrid: hasil persilangan antara dua individu yang berbeda sifat
4. Parental (P): induk yang akan dilakukan proses persilangan
5. Filial (F): keturunan/ individu hasil persilangan
6. Intermediet: sifat campuran antara kedua induk yang muncul pada keturunan
7. Genotipe: susunan gen yang menentukan sifat-sifat pada individu (dituliskan dalam simbol
huruf berpasangan).
Contoh: BB untuk besar dan bb untuk kecil
8. Fenotipe sifat yang tampak dari luar.
Contoh : warna merah, rambut lurus
9. Homozigot: pasangan gen dengan alel yang sama (misal: dominan→ MM atau resesif→mm)
10. Heterozigot: pasangan gen dengan alel tidak sama (Aa, Bb, Kk, dan sebagainya)

Persilangan Monohibrid

Karakteristik persilangan monohibrid adalah persilangan dengan satu sifat beda, sifat yang kuat
disebut sifat dominan dan bersifat menutupi, dan sifat yang lemah disebut sifat resesif.

Proses persilangan monohibrid akan diberikan melalui sebuah contoh persilangan mawar merah
dominan dan mawar putih resesif. Selengkapnya, perhatikan contoh proses persilangan di bawah.

Contoh: persilangan pada Mawar Merah dominan (MM) dan Mawar Putih resesif (mm)
Hasil yang kita dapat di atas dapat dibuat dua kesimpulan, yaitu rasio genotipe dan rasio fenotipe.

Rasio Genotipe

Rasio genotipe menunjukkan sifat yang tidak tampak, individu dengan gen dominan dan membawa
sifat dihitung berbeda. Jadi, rasio genotip keturunan yang terbentuk   sesuai hasil persilangan di
atas adalah

  
Rasio Fenotipe

Rasio genotipe menujukkan sifat yang nampak, individu dengan gen dominan dan membawa sifat
dihitung satu dengan gen dominan yang bukan pembawa sifat. Sehingga, rasio fenotipe keturunan
yang terbentuk   sesuai hasil persilagan di atas adalah

  

Selanjutnya, kita akan masuk mengulas persilangan Intermediete.

Persilangan Intermediete

Persilangan intermediet termasuk persilangan monohibrid. Hal ini dikarenakan proses persilangan
intermediete sama dengan proses persilangan monohibrid yang telah bahas pada pembahasan
sebelumnya. Perbedaannya terletak pada hasil akhirnya. Pada persilangan monohibrid, tidak ada
fenotipe yang terlihat berbeda dengan induknya. Sedangkan pada persilangan intermediete,
terdapat fenotipe yang terlihat berbeda dengan induknya.

Misalnya, pada persilangan bunga Mawar Merah (MM) dengan Mawar Putih (mm). Hasil persilangan
monohibrid hanya akan menghasilkan bunga mawar merah dan marah putih. Sedangkan pada
persilangan intermediete, hasilnya dapat berupa bunga mawar merah, mawar merah muda, dan
merah putih. Kesimpulannya, bila gen M bertemu dengan m dihasilkan keturunan dengan warna
gabungan yaitu merah muda.

Secara singkat, karakteristik persilangan intermediete akan diberikan di bawah.

Karakteristik Persilangan Intermediete:


1. Termasuk persilangan monohibrid
2. Bersifat intermediet (sifat yang sama kuat)
3. Tidak ada sifat dominan atau sifat resesif

Contoh Persilangan Antara Bunga Miriabilis Jalapa Merah dan Miriabilis Jalapa Putih

Rasio Genotipe
Rasio genotipe menunjukkan pewarisan sifat yang tidak tampak, individu dengan gen dominan dan
membawa sifat dihitung berbeda. Jadi, rasio genotip keturunan yang terbentuk   sesuai hasil
persilangan di atas adalah
  
Rasio Fenotipe

Rasio genotipe menunjukkan sifat yang nampak, individu dengan gen dominan dan membawa sifat
dihitung satu dengan gen dominan yang bukan pembawa sifat. Sehingga, rasio fenotipe keturunan
yang terbentuk   sesuai hasil persilangan di atas adalah

  

Pembahasan selanjutnya adalah persilangan dihibrid. Simak ulasan materinya di bawah.


Persilangan Dihibrid

Jika persilangan monohibrid dan intermediet menyilangkan satu sifat berbeda maka persilangan
dihibrid dilakukan pada dua sifat berbeda. Contohnya persilangan dihibrid antara kacang ercis berbiji
bulat berwarna kuning homozigot, disimbolkan BBKK, dengan kacang ercis berbiji keriput berwarna
hijau homozigot, disimbolkan bbkk. Semua keturunan   kacang ercis dengan dua sifat beda
tersebut adalah kacang ercis berbiji bulat berwarna kuning, BbKk.

Apabila kacang ercis pada keturunan   disilangkan dengan sesamanya maka kacang ercis ini akan
membentuk empat macam gamet baik jantan maupun betina. Kombinasi empat gamet yang
dihasilkan adalah BK, Bk, bK, dan bk. Selanjutnya, kita akan mengulas proses persilangan dihibrid,
yang memiliki kombinasi empat gamet BK, Bk, bK, dan bk.

Sebelum membahas proses persilangan dihibris, akan disimpulkan karakteristik persilangan dihibrid.
Perhatikan kesimpulan karakteristrik persilangan dihibrid yang akan diberikan di bawah.

Karakteristik Persilangan Dihibrid


1. Persilangan dengan dua sifat beda.
2. Sifat yang kuat disebut sifat dominan.
3. Sifat yang lemah disebut sifat resesif.
Pada contoh pewarisan sifat yang akan diberikan di bawah, sobat idschool dapat melihat
persilangan dihibrid antara kacang ercis berbiji bulat berwarna kuning (dominan) dengan kacang
ercis berbiji kisut berwarna hijau (resesif). Simak prosesnya pada cara beriktu.
Baca Juga: Interaksi Makhluk Hidup
Contoh Persilangan Dihibrid

Persilangan antara kacang ercis berbiji bulat berwarna kuning (dominan) dengan kacang ercis
berbiji kisut berwarna hijau (resesif).
Hasil yang diperoleh pada hasil akhir persilangan di atas adalah bulat kuning sebanyak 9, bulat hijau
sebanyak 3, kisut kuning ada 3, dan kisut hijau sebanyak 1.

Kesimpulannya, rasio fenotipe   adalah

  
Bagian akhir dari ulasan ini, akan diberikan contoh soal dan pembahasan persilangan
pada pewarisan sifat.
Baca Juga: Macam – Macam Penyerbukan

Contoh Soal dan Pembahasan

Kelinci berbulu kasar tebal (hhTT) disilangkan dengan kelinci berbulu halus tipis (HHtt)
menghasilkan F1 kelinci berbulu halus tebal. Bila F1 disilangkan sesamanya, keturunan yang dapat
digunakan untuk bibt unggul (kelinci berbulu halus tebal) memiliki genotipe ….
A.     HHTT
B.     HHTt
C.     HhTT
D.     HhTt

Pembahasan:
Hasil perbandingan fenotip F2:
9 = H_T_   Halus Tebal
3 = H_tt   Halus Tipis
3 = hhT_   Kasar Tebal
1 = hhtt   Kasar Tipis

Bibit unggul dapat diperoleh dari kedua induk homozigot dominan. Jadi, keturunan F2 yang dapat
digunakan untuk bibit unggul adalah kelinci berbulu halus dengan genotipe homozigot dominan
HHTT.

Jawaban: A

Berikut beberapa jenis penyakit genetik yang umum terjadi:

1. Alkaptonuria

Alkaptonuria adalah kelainan genetik yang diturunkan dari orangtua. Dalam keadaan
normal, tubuh akan memecah dua senyawa pembentuk protein (asam amino), yaitu
tirosin dan fenilalanin melalui serangkaian reaksi kimia. Namun dalam kondisi
alkaptonuria, tubuh tidak dapat memproduksi enzim homogentisate oxidase dalam
jumlah cukup.

Enzim tersebut dibutuhkan untuk memecah hasil metabolisme tirosin berupa asam
homogentisat. Akibatnya, asam homogentisat menumpuk lalu menjadi pigmen
berwarna hitam atau gelap dalam tubuh, sementara sebagian lainnya dikeluarkan
melalui urine.

Ketidakmampuan tubuh menghasilkan enzim homogentisate oxidase disebabkan oleh


adanya mutasi pada gen penghasil enzim tersebut, yaitu gen homogentisate 1,2-
dioxygenase (HGD). Kelainan ini diturunkan secara autosomal resesif, yang artinya
mutasi gen tersebut harus diturunkan dari kedua orangtua baru menimbulkan kelainan
ini, tidak hanya salah satu.

2. Hemofilia

Hemofilia merupakan kelompok kelainan pada darah yang terjadi secara turun temurun.


Kelainan genetik ini terjadi karena adanya kesalahan pada salah satu gen pada
kromosom X, yang menentukan bagaimana tubuh membuat faktor pembekuan darah.
Kondisi ini menyebabkan darah tidak dapat membeku secara normal, sehingga ketika
pengidapnya mengalami cedera atau luka, perdarahan yang terjadi akan lebih lama.

Baca juga: Sulit Hamil Genetik atau Tidak Ya?

3. Anemia Sel Sabit


Kelainan genetik ini disebabkan oleh adanya kesalahan gen yang kemudian
memengaruhi perkembangan sel darah merah. Sel darah merah pengidap penyakit ini
memiliki bentuk yang tidak wajar, sehingga menyebabkan sel darah tersebut tidak dapat
hidup lama seperti sel darah sehat pada umumnya.

Anemia sel sabit dapat menimbulkan masalah, karena memungkinkan sel darah
tersebut terjebak di dalam pembuluh darah. Anak dengan kondisi ini sejak lahir dapat
mengalami anemia, rentan terhadap infeksi, dan sakit di beberapa bagian tubuh. Meski
begitu, ada juga pengidap yang hanya mengalami sedikit gejala dan bisa hidup dengan
normal.

4. Sindrom Klinefelter

Merupakan kelainan genetik yang terjadi hanya pada laki-laki. Pengidap sindrom
Klinefelter memiliki gejala berupa bentuk Mr. P dan testis yang kecil, rambut hanya
tumbuh sedikit di tubuh, memiliki payudara yang besar, badan tinggi dan berbentuk
kurang proporsional. Ciri khas lain pada kelainan genetik ini adalah kurangnya hormon
testosteron dan infertilitas.

5. Sindrom Down

Sindrom Down terjadi karena adanya materi genetik yang berlebih pada anak, sehingga
menyebabkan perkembangan anak secara fisik dan mental terhambat. Normalnya,
seseorang mendapatkan 23 kromosom dari ayah dan 23 kromosom dari ibu dengan
total 46 kromosom. Pada sindrom Down, terjadi kelainan genetik dengan jumlah
kromosom 21 bertambah, sehingga total kromosom yang didapat oleh anak adalah 47
kromosom.

Kondisi ini tidak dapat dicegah karena merupakan kelainan genetik, tetapi dapat
dideteksi lebih awal sebelum anak lahir. Kondisi anak dengan sindrom Down dapat
berbeda antara satu dengan yang lainnya. Sebagian anak dapat hidup dengan cukup
sehat, sedangkan sebagian lagi memiliki masalah kesehatan, seperti kelainan jantung
atau kelainan otot.

Baca juga: Progeria, Kelainan Genetik Langka dan Mematikan

6. Diabetes

Diabetes merupakan keadaan ketika terdapat kelainan pada metabolisme tubuh yang
ditentukan berdasarkan tingkat kandungan gula yang tinggi pada tubuh. Penyakit
diabetes terbagi menjadi dua tipe, yaitu tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 disebabkan
oleh kondisi autoimunitas yang merusak antibodi. Kondisi tidak normal pada sistem
kekebalan tubuh pengidap diabetes tipe 1 tersebut dipercaya merupakan penyakit yang
disebabkan faktor genetik.

Anda mungkin juga menyukai