KOMPETENSI DASAR
3.4 Menganalisis proses pembelahan sel 4.4 Menyajikan hasil pengamatan pembelahan
sebagai dasar penurunan sifat dari sel pada sel hewan maupun tumbuhan
induk kepada keturunannya
TujuanPembelajaran
1. Menyimpulkan hukum Mendel I dan II
2. Menentukkan jenis gametdari suatugenotip
3. Menyimpulkan penyimpangan semu hukum Mendel (Kriptomeri dan Atavisme)
4. Menyimpulkan penyimpangan semu Hukum Mendel (Epistasi- Hipostasi, polimeri, gen –
gen komplementer)
MATERI
Makhluk hidup mempunyai kemampuan untuk menghasilkan keturunan. Keturunan yang
dihasilkan mempunyai kemiripan sifat dengan induknya baik dari bentuk fisik maupun sifatnya.
Penurunan sifat dari induk kepada keturunannya sesuai dengan pola pewarisan sifat. Namun
pada pola pewarisan sifat tentu ada proses penyimpangan yang dapat terjadi.
Istilah – Istilah :
gen, yaitu sifat keturunan
kromosom, yaitu pembawa sifat keturunan
alel, yaitu pasangan gen yang saling berhubungan
genotip, yaitu sifat yang tidak tampak dari luar dan biasanya disimbolkan dengan huruf
fenotip, yaitu sifat yang tampak dari luar
hibridisasi, yaitu perkawinan antara dua induk yang berbeda sifatnya
monohibrid, yaitu perkawinan dengan satu sifat beda
dihibrid, yaitu perkawinan dengan dua sifat beda
dominan, yaitu faktor yang kuat dan dapat menutupi faktor yang lainnya. Disimbolkan
dengan huruf besar (M)
resesif, yaitu faktor yang lemah dan ditutupi oleh faktor yang dominan. Disimbolkan dengan
huruf kecil (m)
intermediet, yaitu factor dominan yang tidak sepenuhnya menutupi factor resesif dan akan
menghasilkan sifat yang baru (Mm)
homozigot, yaitu genotip gen dan alel memiliki faktor yang sama. Misal : AA, aa, BB,cc
heterozigot, yaitu genotif gen dan alel memiliki faktor yang berbeda. Misalnya Aa, Bb, Cc
galur murni, yaitu individu yang berasal dari perkawinan sendiri, dan mempunya sifat yang
sama persis dengan induknya
parental (P), yaitu induk
filial (F), yaitu keturunan
A. Hukum Mendel
Setiap makhluk hidup memiliki kemiripan ciri fisik dan sifat dengan induknya. Adanya
kemiripan tersebut karena gen dalam nukleus sel sperma bergabung dengan gen dalam nukleus
sel telur. Oleh karena itu, hasil keturunan tersebut, memiliki gabungan sifat dari kedua induknya.
Peristiwa tersebut sesuai dengan pola pewarisan sifat. Pola pewarisan sifat pertama kali
ditemukan oleh Gregor Johan Mendel ((1822-1884) seorang biarawan dan penyelidik tanaman
berkebangsaan Austria.
Mendel dikenal sebagai Bapak Genetika mengemukakan hukum tentang pewarisan sifat
(hereditas), yaitu hukum Mendel I dan hukum Mendel II.
Mendel melakukan penelitian tentang pewarisan sifat dari induk terhadap keturunannya dengan
menggunakan tanaman kacang ercis (Pisum sativum). Alasan pemilihan kacang ercis sebagai
tanaman percobaan :
– memiliki pasangan sifat yang menyolok
– bias melakukan penyerbukan sendiri
– segera menghasilkan keturunan/umurnya pendek
– mampu menghasilkan banyak keturunan,
– mudah disilangkan
1. Hukum I Mendel
Persilangan monohibrid
Persilangan monohibrid adalah persilangan dengan satu sifat beda. Maksudnya adalah
pada persilangan ini, kita hanya memperhatikan satu sifat saja, seperti warna bunga (merah,
putih, dsb) atau bentuk buah (bulat, lonjong, dsb).
Persilangan pada kasus dominansi penuh akan terjadi apabila sifat gen yang satu lebih kuat
dibandingkan dengan sifat gen yang lainnya. Akibatnya, sifat gen yang lebih kuat itu
dapat menutupi sifat gen yang lemah. Dalam hal ini, gen yang memiliki sifat yang
kuat disebut gen dominan dan gen yang memiliki sifat yang lemah disebut gen resesif.
Contoh Soal :
Tanaman kacang ercis berbiji bulat disilangkan dengan kacang ercis berbiji kisut.F1
semuanya berbiji Bulat.kemudian F1 melakukan penyerbukan sendiri, sehingga
menghasilkan F2 yang berbatang tinggi dan berbatang pendek dengan perbandingan 3 : 1.
persilangannya dapat dilihat dibawah ini:
Berdasarkan persilangan di atas, kita bisa mengetahui perbandingan fenotip dan genotipnya.
Perlu diingat kalau fenotip adalah sifat yang tampak. Jadi, berdasarkan hasil F2 kita bisa tahu
kalau perbandingan fenotipnya adalah 3 : 1 (3 sifat merah : 1 sifat putih). Sedangkan, untuk
perbandingan genotipnya diperoleh BB : Bb : bb = 1 : 2 : 1.
Persilangan pada kasus intermediet terjadi apabila sifat dari kedua gen sama-sama kuat.
Jadi, tidak ada gen yang bersifat dominan ataupun resesif.
Contoh :
Sifat intermediet terdapat pada tanaman bunga pukul empat (Mirabilis jalapa).
Penyelesaian:
Perbandingan genotipe F2 = MM : Mm : mm
= 1 : 2 : 1
Perbandingan fenotipe F2 = Merah : Merah muda : putih
1 : 2 : 1
Dalam percobaan diatas, sifat dominan tidak muncul secara penuh karena adanya sifat
intermediet. Fenotipe keturunan F1- nya merupakan sifat diantara kedua induknya. Apabila
F2 disilangkan dengan sesamanya, pebandingan fenotipe F2-nya = 1 : 2 : 1.
Contoh Soal :
Persilangan antara biji bulat kuning (BBKK) dengan biji kisut hijau (bbkk). Biji bulat (B)
dominan terhadap biji kisut (b) dan warna kuning (K) dominan terhadap warna hijau (k).
Lakukan persilangan sampai mendapat F2!
Rasio fenotipe F2 =
Bulat kuning :9
Bulat hijau :3
Keriput kuning : 3
keriput hijau :1
Pembentukan gamet pada persilanagan dihibrid terjadi dengan cara pemisahan alel secara
bebas, yaitu sebagai berikut:
Catatan : cara penulisan di papan catur yang dominan ( huruf kapital) ditulis duluan dari
resesif ( huruf kecil)
Test Cross
Testcross adalah persilangan antara keturunan hasil prsilangan F1 yang belum diketahui
genotipnya dengan individu yang sudah diketahui genotipnya homozigot resesif. Tujuan test
cross untuk mengetahui genotip suatu individu. Perbandingan fenotip F2 hasil persilanagan
test cross = 1 : 1
Contoh :
Back cross
Backcross adalah persilangan antara keturunan hasil persilangan F1 dengan salah satu
induknya (homozigot dominan/resesif). Perbandingan genotip F2 hasil persilangan
backcross = 1: 1. Back cross berguna untuk mencari genotipe induk.
Contoh :
Jumlah macam gemet yang dihasilkan oleh individu dapat dihitung dengan mengunakan
rumus 2n , dengan n adalah jumlah pasangan alel heterozigot yang bebas memisah.
Sementara itu macam gametnya dapat diketahui dengan menggunakan diagram anak
garpu.
Jika pada individu terdapat tautan gen, jumlah macam gamet yang terbentuk menjadi
semakin sedikit karena gen tersebut tidak dapat memisah secara bebas.
Contoh soal :
Individu bergenotipe AaBb Cc Dd (gen A tautan dengan gen B) memiliki 3 pasangan alel
heterozigot karena terdapat tautan antara gen A dan B. Jumlah macam gematnya adalah 2 3
atau 8 jenis. Macam gamet dapat diketahui dengan diagram anak garpu sebagai berikut :
Jadi macam gametnya adalah ABCD, ABCd, AbcD, AbcD, abCD, abCd, abcD, abcd
Penyimpangan semu hukum Mendel yaitu terjadinya suatu kerja sama berbagai sifat
yang memberikan fenotipe berlainan, tapi masih mengikuti hukum-hukum perbandingan
genotipe dari Mendel. Penyimpangan ini terjadi karena adanya 2 pasang gen atau lebih
disebut interaksi gen. Penyimpangan semu hukum Mendell merupakan bentuk persilangan
yang menghasilkan rasio fenotif yang berbeda dengan dasar dihibrid menurut hukum
Mendell. Meskipun tampak berbeda sebenarnya rasio fenotif yang diperoleh merupakan
modifikasi dari penjumlahan rasio fenotif hukum Mendel semula.
Contoh: persilangan antara jagung berkulit hitam dengan jagung berkulit kuning.
P : hitam x kuning
HHkk hhKK
F1 : HhKh = hitam
Perhatikan bahwa H dan K berada bersama dan keduanya dominan. Tetapi karakter
yang muncul adalah hitam. Ini berarti hitam epistasis (menutupi) terhadap
kuning/kuning hipostasis (ditutupi) terhadap hitam
2. Kriptomeri
Kriptomeri merupakan suatu peristiwa dimana suatu faktor tidak tampak pengaruhnya
bila berdiri sendiri, tetapi baru tampak pengaruhnya bila ada faktor lain yang
menyertainya.
Kriptomeri memiliki ciri khas: ada karakter baru muncul bila ada 2 gen dominan bukan
alel berada bersama
Interaksi alel merupakan suatu peristiwa dimana muncul suatu karakter akibat interaksi
antar gen dominan maupun antar gen resesif.
R-pp rrP-
3 R-pp : Ros
3 rrP- : Pea
1 rrpp : Single
4. Polimeri
Polimeri memiliki ciri: makin banyak gen dominan, maka sifat karakternya makin
kuat.
Contoh: persilangan antara gandum berkulit merah dengan gandum berkulit putih
M1M1M2M2 m1m1m2m2
1 m1m1m2m2 : putih
Dari contoh di atas diketahui bahwa gen M1 dan M2 bukan alel, tetapi sama-sama
berpengaruh terhadap warna merah gandum.
Semakin banyak gen dominan, maka semakin merah warna gandum.
5. Komplementer
Komplementer merupakan bentuk kerjasama dua gen dominan yang saling melengkapi
untuk memunculkan suatu karakter.
DDee ddEE