Kompetensi Dasar :
3.9 Memahami prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan sifat
4.10 Membuat persilangan dengan konsep Mendel dengan satu atau dua sifat yang dimiliki oleh diri atau dan
keluarganya
Tujuan :
Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran Discovery Learning
dan metode diskusi, penugasan, kalian dapat menyimpulkan pola pewarisan sifat non Mendelian didasarkan
pada hasil pengamatan adanya kenyataan sifat-sifat pada anak yang tidak sama atau menyimpang dari kedua
orang tuanya, menerapkan konsep gen letal, pautan, pautan sex, pindah silang dan gagal berpisah dalam
menyelesaikan persoalan dengan latihan soal, mengaitkan adanya perbedaan variasi dalam satu keturunan dengan
pola pewarisan sifat Mendelian, menyimpulkan bahwa ada pewarisan sifat non Mendelian, menerapkan pola-pola
hereditas dalam perhitungan peluang dari persilangan yang melibatkan peristiwa pautan dan pindah silang,
menyajikan hasil penerapan pola-pola hereditas dalam perhitungan peluang dari persilangan yang melibatkan
peristiwa pautan dan pindah silang, sehingga kalian dapat menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya, mengembangkan sikap jujur, peduli, dan bertanggungjawab, serta dapat mengembangankan
kemampuan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, komunikatif (4C).
Pernahkah kamu membandingkan ciri-ciri fisik kamu dengan ayah ibu kamu? Pasti ada beberapa bagian
yang cenderung mirip ayah, atau dengan ibu kamu kan? Ini terjadi karena setiap makhluk hidup, termasuk
manusia, mewarisi gen yang berasal dari orangtuanya.
Selain memaparkan tentang adanya pola dalam penurunan sifat, dari penelitiannya saat mengamati kromosom
belalang, Sutton menyimpulkan jika ada kesamaan perilaku kromosom seperti yang dijelaskan pada hukum
pewarisan sifat Mendel.
Jadi, menurut Sutton, kromosom juga berpisah dan berpasangan bebas saat pembelahan. Sutton
membuat kesimpulan jika gen dalam kromosom lah yang menyebabkan adanya pewarisan sifat.
Dengan hasil F2 = 3 : 1
(3 dengan sifat Dominan dan 1 sifat Resessif)
Monohibrid = Persilangan dengan 1 sifat beda (contoh persilangan antar warna bunga)
Dihibrid = Persilangan dengan 2 sifat beda (contoh persilangan antar warna biji dan bentuk biji)
Dominan = sifat yang muncul dari hasil persilangan
Resesif =sifat yang dikalahkan oleh sifat dominan tapi bukan berarti hilang, tapi akan tetap bisa diwariskan pada
keturunan berikutnya.
Filial = keturunan (generasi), Filial 1/ F1 (keturunan induk secara langsung = anak), Filial 2/ F2
(keturunan/anak dari F1)
Genotif = kode gen atau kode sifat, misal : Merah Dominan (Homozigot) genotipnya MM
Merah Heterozigot genotifnya Mm
Fenotif = sifat yang bisa dikenali dengan panca indera
Dan
Individu yang mengandung B memiliki biji bulat dan individu yang mengandung K memiliki biji warna kuning,
Fenotip pada F2 adalah : 1. bulat – kuning = nomor : 1 , 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 13 2.
bulat – hijau = nomor : 6, 8, 14 3.
keriput – kuning = nomor : 11, 12, 15 4.
keriput – hijau = nomor : 16
Perbandingan Fenotip F2 adalah :
bulat , kuning : bulat , hijau : keriput ,kuning : keriput , hijau = 9 : 3 : 3 : 1
Perbandingan Genotip nya :
BBKK : BBKk : BbKK : BbKk : BBkk : Bbkk : bbKK : bbKk : bbkk = 1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 : 1
Kemungkinan macam genotip dan fenotip pada dihibrid F2 seperti pada tabel :
Tugas 1
Jawab pertanyaan berikut dengan benar dan jelas !
1. Atavisme
Penyimpangan semu Hukum Mendel yang pertama adalah atavisme. Atavisme adalah interaksi antar gen yang
menghasilkan filia atau keturunan dengan fenotip yang berbeda dari induknya. Contoh atavisme dapat
kamu temukan pada kasus jengger ayam.
Perhatikan contoh persilangan kasus atavisme di bawah ini:
2. Kriptomeri
Kriptomeri adalah peristiwa tersembunyinya gen dominan jika tidak berpasangan dengan gen dominan
lainnya. Jadi, jika gen dominan tersebut berdiri sendiri, maka sifatnya akan tersembunyi (kriptos).
Contoh kasus kriptomeri terdapat pada persilangan bunga Linaria maroccana. Bunga Linaria maroccana memiliki 4
gen, yaitu:
A = terbentuk pigmen antosianin,
a = tidak terbentuk pigmen antosianin
B = protoplasma basa,
b = protoplasma asam
Misalkan, akan dilakukan persilangan pada bunga Linaria maroccana berwarna merah dengan bunga Linaria
maroccana berwarna putih sebagai berikut:
3. Polimeri
Polimeri adalah interaksi antar gen yang
bersifat kumulatif (saling menambah). Jadi,
gen-gen tersebut saling berinteraksi untuk
mempengaruhi dan menghasilkan keturunan
yang sama.
Contohnya adalah gandum berbiji merah yang
memiliki dua gen yaitu M1 dan M2, sehingga
apabila kedua gen tersebut bertemu maka
ekspresi warna akan semakin kuat.
4. Epistasis-Hipostasis
Epistasis-hipostasis merupakan peristiwa
ketika gen yang bersifat dominan akan
menutupi pengaruh gen dominan lain yang
bukan alelnya. Gen yang menutupi disebut
epistasis, sedangkan gen yang ditutupi
disebut hipostasis.
Contoh kasus epistasis dan hipostasis
dapat ditemukan pada persilangan labu.
PROSES HEREDITAS
Dalam tubuh setiap makhluk hidup, ada yang namanya sel somatik (sel tubuh) yang memiliki sifat
diploid, yang artinya sel tersebut memiliki dua set kromosom. Nah, masing-masing orangtua akan mewariskan
satu set kromosomnya pada anaknya.
Jadi, sebelum jadi diri kamu yang sekarang, sebenarnya kamu adalah sel yang berasal dari bertemunya sel
sperma milik ayah dan sel ovum milik ibu kamu. Sel sperma dan sel ovum yang disebut sel gamet memiliki sifat
haploid alias membawa satu set kromosom saja untuk kelak menjadi anak.
Seperti yang dikatakan oleh Walter Sutton, identitas gen tidak akan berubah, meskipun nantinya terjadi
pembelahan mitosis dan meiosis pada sel. Sifat yang dibawa gen akan selamanya begitu. Bahkan, saat meiosis
terjadi, dua set kromosom yang berasal dari kedua induk memisahkan diri secara bebas. Dua set kromosom ini
kemudian akan berkelompok secara bebas dengan kromosom lain yang tidak homolog. Maksudnya, kromosom
tersebut tidak berpasangan dengan kromosom yang berasal dari gen yang sama.
Persilangan ercis bunga ungu pollen lonjong (PPLL) dengan ercis bunga merah pollen bulat (ppll) akan
menghasilkan keturunan pertamanya (F1) yaitu ercis bunga ungu pollen lonjong (PpLl). Ketika dilakukan
persilangan kembali pada antar sesama F1, maka akan menghasilkan keturunan (F2) dengan perbandingan fenotip
3 : 1. Hal ini disebabkan karena adanya pautan antara gen P dengan gen L, serta alelnya yaitu gen p dengan gen l.
Akibatnya, pada F2 hanya terbentuk dua macam gamet, yaitu PL dan pl.
Peristiwa pindah silang akan menghasilkan keturunan dengan sifat yang baru. Hal ini disebabkan karena
adanya rekombinasi gen, yaitu penggabungan dari sebagian gen induk jantan dengan sebagian gen induk betina
pada saat proses fertilisasi (pembuahan), sehingga menghasilkan susunan pasangan gen yang berbeda dari gen-gen
induknya.
Contoh soal:
Hasil persilangan antara mangga besar manis (BbMm) dengan mangga kecil asam (bbmm) memperoleh hasil
sebagai berikut:
Besar asam = 150
Besar manis = 750
Kecil manis = 100
Kecil asam = 500
Tentukan nilai pindah silangnya?
Pembahasan:
Diketahui bahwa mangga besar manis dan mangga kecil asam adalah parental, sedangkan mangga besar asam
dan mangga kecil manis merupakan rekombinan. Jadi, nilai pindah silangnya adalah
Aneuploidi
Aneuploidi adalah peristiwa perubahan jumlah kromosom yang hanya terjadi pada pasangan kromosom
tertentu. Perubahan jumlah kromosom ini dapat berupa penambahan jumlah kromosom atau pengurangan
jumlah kromosom. Aneuploidi dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan perubahan jumlah
kromosomnya, di antaranya monosomi (2n-1), nulisomi (2n-2), trisomi (2n+1), dan tetrasomi (2n+2). Contoh
aneuploidi yang umum terjadi pada manusia adalah kasus trisomi 13 atau sindrom Patau.
Euploidi
Euploidi adalah peristiwa perubahan jumlah kromosom yang terjadi pada seluruh pasangan kromosom.
Hal ini menyebabkan jumlah kromosom individu dengan kasus euploidi akan senilai dengan kelipatan kromosom
haploidnya. Berdasarkan jumlah kelipatan kromosomnya, euploidi dibedakan menjadi triploid (3n), tetraploid
(4n), pentaploid (5n), dan seterusnya.
4. Gen Letal
Gen letal adalah gen yang menyebabkan kematian individu dalam keadaan homozigot, sedangkan dalam
keadaan heterozigot, seorang individu dapat bersifat normal atau subletal.
Terdapat dua macam gen letal yang perlu kamu ketahui, yaitu:
Gen letal dominan
Gen letal dominan merupakan gen yang menyebabkan kematian individu
dalam keadaan homozigot dominan. Sedangkan dalam keadaan
heterozigot, seorang individu dapat bersifat subletal yang mengakibatkan
terjadinya kelainan. Contoh kasus gen letal dominan adalah gen yang
menyebabkan kaki dan sayap pendek (redep) pada ayam, gen warna rambut
kuning pada tikus, gen Huntington’s Disease, dan gen yang menyebabkan
pemendekan ruas-ruas tulang jari (brakidaktili) pada manusia.
CONTOH SOAL 3
Interaksi antara dua pasang gen yang mengendalikan karakter bentuk pial ayam, dilambangkan dengan R_P_
untuk ayam berpial walnut, R_pp untuk ayam berpial rose, rrP_ untuk ayam berpial pea, dan rrpp untuk ayam
berpial single.
Persilangan antara ayam berpial walnut dan berpial pea menghasilkan keturunanwalnut dan rose dengan rasio 3
: 1. Berdasarkan hasil persilangan di atas, genotip induknya adalah. . .
A. RRPP x rrPP
B. RRPp x rrPp
C. RrPP x rrPP
D. RrPP x rrPp
E. RrPp x rrPp
Pembahasan :
P = walnut (R_P_) >< pea (rrP_)
F1 = walnut (R_P_) : pea (rrP_)
3 : 1
Pada persilangan antara walnut (R_P_) dengan pea (rrP_) didapatkan keturunan yang berpial rose (R_pp), maka
masing-masing induk pastilah mengandung (p). jika dituliskan :
P = walnut (R_Pp) >< pea (rrPp)
Menghasilkan keturunan walnut dan rose dengan rasio 3:1 , maka genotip induk yang walnut harus (RRPp)
bukan (RrPp) karena jika RrPp maka akan didapatkan keturunan yang berfenotip rose, pea, dan single.
Jawaban : B
Pembahasan :
P = walnut (R_P_) >< pea (rrP_)
F1 = walnut (R_P_) : pea (rrP_)
3 : 1
Pada persilangan antara walnut (R_P_) dengan pea (rrP_) didapatkan keturunan yang berpial rose (R_pp),
maka masing-masing induk pastilah mengandung (p). jika dituliskan :
P = walnut (R_Pp) >< pea (rrPp)
Menghasilkan keturunan walnut dan rose dengan rasio 3 : 1, maka genotip induk yang walnut harus (RRPp)
bukan (RrPp) karena jika RrPp maka akan didapatkan keturunan yang berfenotip rose, pea, dan single.
Jawaban : B
CONTOH SOAL 5
Di suatu kota yang berpenduduk 100.000 jiwa, dengan komposisi laki-laki dan perempuan sama, terdapat
5% penduduk laki-laki menderita buta warna.
Penduduk kota tersebut yang bersifat normal, tetapi membawa gen buta warna diperkirakan berjumlah. . .
A. 2.500 orang
B. 4.750 orang
C. 5.000 orang
D. 9.500 orang
E. 45.125 orang
Pembahasan :
Diketahui :
jumlah penduduk = 100.000 orang
komposisi laki-laki dan perempuan = 50.000 jiwa
laki-laki buta warna = 5% =XᵇY
Maka :
XᵇY = 5% menunjukkan frekuensi gen Xᵇ
berdasarkan hukum Hardy-Weinberg : Xᴮ + Xᵇ = 1, maka Xᴮ = 95%.
ditanyakan penduduk yang normal, tetapi membawa gen buta warna, maka yang dimaksud adalah
perempuan normal karier (XᴮXᵇ) karena pada laki-laki tidak ada normal karier, hanya ada laki-laki normal
(XᴮY) atau laki-laki buta warna (XᵇY).
Hal ini disebabkan oleh gen penyebab buta warna terpaut pada kromosom X.
Jadi, XᴮXᵇ = 2 (95%) (5%) x 50.000 jiwa = 2
(0,95) (0,05) x 50.000 jiwa = 4.750 jiwa.
Jawaban : B
Pembahasan :
Jawaban : E