Anda di halaman 1dari 13

POLA-POLA HEREDITAS

Kompetensi Dasar :
3.9 Memahami prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan sifat
4.10 Membuat persilangan dengan konsep Mendel dengan satu atau dua sifat yang dimiliki oleh diri atau dan
keluarganya

Tujuan :
Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran Discovery Learning
dan metode diskusi, penugasan, kalian dapat menyimpulkan pola pewarisan sifat non Mendelian didasarkan
pada hasil pengamatan adanya kenyataan sifat-sifat pada anak yang tidak sama atau menyimpang dari kedua
orang tuanya, menerapkan konsep gen letal, pautan, pautan sex, pindah silang dan gagal berpisah dalam
menyelesaikan persoalan dengan latihan soal, mengaitkan adanya perbedaan variasi dalam satu keturunan dengan
pola pewarisan sifat Mendelian, menyimpulkan bahwa ada pewarisan sifat non Mendelian, menerapkan pola-pola
hereditas dalam perhitungan peluang dari persilangan yang melibatkan peristiwa pautan dan pindah silang,
menyajikan hasil penerapan pola-pola hereditas dalam perhitungan peluang dari persilangan yang melibatkan
peristiwa pautan dan pindah silang, sehingga kalian dapat menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya, mengembangkan sikap jujur, peduli, dan bertanggungjawab, serta dapat mengembangankan
kemampuan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, komunikatif (4C).

Pernahkah kamu membandingkan ciri-ciri fisik kamu dengan ayah ibu kamu? Pasti ada beberapa bagian
yang cenderung mirip ayah, atau dengan ibu kamu kan? Ini terjadi karena setiap makhluk hidup, termasuk
manusia, mewarisi gen yang berasal dari orangtuanya.

Pola-Pola Hereditas Menurut Walter Sutton


Walter Sutton, seorang ahli genetika dari Amerika Serikat menjelaskan, bahwa ada beberapa hal yang
menyebabkan pola-pola hereditas pada manusia bisa muncul. Antara lain:
 Karena gen memiliki identitas yang bersifat tetap dan merupakan karakteristik yang diturunkan oleh
orangtua.
 Pemisahan bebas kromosom enggak homolog dari induk saat meiosis.
 Jumlah kromosom dalam sel kelamin yang berjumlah setengah dari kromosom lengkap (kromosom
induk).
 Pada saat fertilisasi, kromosom yang setengah atau satu set tadi berpasangan lagi, sehingga muncul sifat
baru yang berpola.

Selain memaparkan tentang adanya pola dalam penurunan sifat, dari penelitiannya saat mengamati kromosom
belalang, Sutton menyimpulkan jika ada kesamaan perilaku kromosom seperti yang dijelaskan pada hukum
pewarisan sifat Mendel.
Jadi, menurut Sutton, kromosom juga berpisah dan berpasangan bebas saat pembelahan. Sutton
membuat kesimpulan jika gen dalam kromosom lah yang menyebabkan adanya pewarisan sifat.

Jadi, sebelum Sutton mempublikasikan hasil penelitiannya, teori mengenai pewarisan


sifat ini sudah pernah diperkenalkan sebelumnya oleh Mendel. Bahkan, ide untuk
meneliti perilaku kromosom ini juga didapatkan Sutton dari pola pewarisan sifat dari
hukum Mendel.

Mm...Mendel ? Apa itu hukum Mendel ? Siapa Mendel itu ?

Materi Biologi Kelas XII MAN1Ngawi- etik dea


Hukum Mendel ini ditemukan oleh Gregor Johann Mendel saat melakukan percobaan perkawinan silang
menggunakan tanaman kacang ercis/kacang kapri (Pisum sativum).
Mendel memilih tanaman kacang ercis dengan beberapa alasan :
Memiliki banyak varietas dengan pasangan sifat yang kontras, yaitu panjang batang tinggi dan pendek, letak bunga
diketiak batang dan diujung batang, bentuk polong menggembung halus dan kriput, warna polong hijau dan
kuning, warna bunga ungu dan putih, bentuk biji bulat dan keriput, warna biji hijau dan kuning, seperti pada table
berikut:

Percobaan itu membuahkan dua hukum


prinsip genetika modern, yaitu Hukum
Mendel I dan Hukum Mendel II.

HUKUM MENDEL I (Hukum Segregasi/Pemisahan Secara Bebas)


Menyebutkan bahwa pada pembentukan gamet, ke dua gen yang berpasangan dipisahkan dalam dua sel anak.
Pola-pola hereditas pada Hukum Mendel I berlaku untuk persilangan monohibrid, atau persilangan dengan satu
sifat yang beda.
Ada tiga hal yang diamati dalam pola pewarisan sifat pada Hukum Mendel I, antara lain:
1. Setiap gen memiliki bentuk alternatif yang dapat mengatur variasi karakter turunan. Konsep ini berlaku pada
dua macam alel, yaitu alel resesif dan alel dominan.
2. Setiap individu pasti membawa sepasang gen, yaitu gen dari tetua jantan dan gen dari tetua betina.
3. Jika pasangan gen ini berasal dari dua alel yang berbeda, alel yang bersifat dominan akan terekspresikan atau
nampak secara visual. Sementara alel resesif tidak selalu nampak secara visual, namun tetap mewariskan sifat
pada gamet turunannya.
Keterangan :

Contoh Hukum Mendel I dengan persilangan


Monohibrid Dominan Penuh

Generasi Pertama = anak = Filial 1 (F1)


Generasi Kedua = Filial 2 (F2) di peroleh dari
Persilangan antar F1.

Dengan hasil F2 = 3 : 1
(3 dengan sifat Dominan dan 1 sifat Resessif)

Materi Biologi Kelas XII MAN1Ngawi- etik dea


Keterangan :

Contoh Hukum Mendel I dengan


persilangan Monohibrid Dominan tak
Penuh

Pada F1 bukan Merah tapi Merah Muda

dan Pada F2 diperoleh hasil


1 : 2 : 1 = Merah : Merah Muda : Putih

Monohibrid = Persilangan dengan 1 sifat beda (contoh persilangan antar warna bunga)
Dihibrid = Persilangan dengan 2 sifat beda (contoh persilangan antar warna biji dan bentuk biji)
Dominan = sifat yang muncul dari hasil persilangan
Resesif =sifat yang dikalahkan oleh sifat dominan tapi bukan berarti hilang, tapi akan tetap bisa diwariskan pada
keturunan berikutnya.
Filial = keturunan (generasi), Filial 1/ F1 (keturunan induk secara langsung = anak), Filial 2/ F2
(keturunan/anak dari F1)
Genotif = kode gen atau kode sifat, misal : Merah Dominan (Homozigot) genotipnya MM
Merah Heterozigot genotifnya Mm
Fenotif = sifat yang bisa dikenali dengan panca indera

HUKUM MENDEL II (Hukum Asortasi/berpasangan Secara Bebas)


Disebutkan jika setiap gen dapat berpasangan secara bebas dengan gen lainnya. Walaupun bebas, gen yang
mengusung satu sifat tidak akan mempengaruhi sifat gen lain yang bukan termasuk sebagai alelnya.
Hukum Mendel II ini dijelaskan melalui persilangan dengan dua sifat berbeda (dihibrida) dengan dua alel yang
berbeda pula. Misalnya pada kacang polong, bentuk biji kacang bulat dan warna kuning disilangkan
dengan bentuk biji keriput dan warna hijau. Hasil persilangan ini menurunkan ciri fisik biji bulat warna
kuning, biji keriput warna kuning, biji bulat warna hijau dan biji keriput warna hijau. Hal ini terjadi
karena gen melakukan persilangan secara bebas. Hukum Mendel II ini hanya berlaku pada gen yang
letaknya berjauhan. Maka dari itu, hukum ini tidak berlaku pada persilangan monohibrid .

Gen B dan b (tentang bentuk biji) merupakan sifat 1,


sedangkan K dan k ( tentang warna biji) merupakan sifat
ke-2.
Pada hukum Mendel 1 mereka berpisah secara bebas

Dan

Pada hukum Mendel 2 dua gen ini berpasangan secara


bebas, jadi

Gen B bebas bisa berpasangan dengan K atau k


Gen 8 juga berpasangan secara bebas dengan gen K
ataukah gen k

Materi Biologi Kelas XII MAN1Ngawi- etik dea


Kemungkinan terjadinya kombinasi pada F2 adalah sebagai berikut :

Individu yang mengandung B memiliki biji bulat dan individu yang mengandung K memiliki biji warna kuning,
Fenotip pada F2 adalah : 1. bulat – kuning = nomor : 1 , 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 13 2.
bulat – hijau = nomor : 6, 8, 14 3.
keriput – kuning = nomor : 11, 12, 15 4.
keriput – hijau = nomor : 16
Perbandingan Fenotip F2 adalah :
bulat , kuning : bulat , hijau : keriput ,kuning : keriput , hijau = 9 : 3 : 3 : 1
Perbandingan Genotip nya :
BBKK : BBKk : BbKK : BbKk : BBkk : Bbkk : bbKK : bbKk : bbkk = 1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 : 1

Kemungkinan macam genotip dan fenotip pada dihibrid F2 seperti pada tabel :

Tugas 1
Jawab pertanyaan berikut dengan benar dan jelas !

1. Jelaskan perbedaan antara homozigot dan heterozigot!


2. Apa yang dimaksud dengan persilangan monohibrid dominan?
3. Buatlah diagram persilangan antara bunga Mirabilis jalapa merah muda (Mm) dengan putih (mm) !

Materi Biologi Kelas XII MAN1Ngawi- etik dea


PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL
Tidak semua persilangan menghasilkan rasio atau perbandingan fenotip yang sesuai dengan Hukum Mendel
Terdapat beberapa kasus menghasilkan rasio fenotip yang menyimpang dari Hukum tersebut. Hal ini disebabkan
oleh beberapa gen yang saling mempengaruhi pada saat pembentukan fenotip (keturunan). Meskipun demikian,
rasio fenotip ini masih mengikuti aturan Hukum Mendel, sehingga hasil rasio fenotipnya dapat dikatakan sebagai
penyimpangan semu Hukum Mendel.
Penyimpangan semu Hukum Mendel ini terdiri dari beberapa macam, yaitu :

1. Atavisme
Penyimpangan semu Hukum Mendel yang pertama adalah atavisme. Atavisme adalah interaksi antar gen yang
menghasilkan filia atau keturunan dengan fenotip yang berbeda dari induknya. Contoh atavisme dapat
kamu temukan pada kasus jengger ayam.
Perhatikan contoh persilangan kasus atavisme di bawah ini:

Pial (jengger) walnut merupakan hasil interaksi dari


dua gen dominan yang berdiri sendiri. Pial single
merupakan hasil interaksi dua gen resesif.
Ket :
 Walnut ( R-P- ) maksudnya bisa berupa RRPP,
RRPp, RrPP, RrPp. Semuanya di terjemahkan
sebagai Walnut karena ada gen dominan R dan
P
 Rose ( R-pp ) maksudnya bisa berupa RRpp atau
Rrpp. Disebut Rose karena hanya memiliki gen
dominan R
 Pea ( rrP- ) maksudnya bisa berupa rrPP atau rrPp.
Disebut Pea karena hanya memiliki gen
dominan P
 Single ( rrpp ) hanya terdiri dari gen resesif

2. Kriptomeri
Kriptomeri adalah peristiwa tersembunyinya gen dominan jika tidak berpasangan dengan gen dominan
lainnya. Jadi, jika gen dominan tersebut berdiri sendiri, maka sifatnya akan tersembunyi (kriptos).

Contoh kasus kriptomeri terdapat pada persilangan bunga Linaria maroccana. Bunga Linaria maroccana memiliki 4
gen, yaitu:
A = terbentuk pigmen antosianin,
a = tidak terbentuk pigmen antosianin
B = protoplasma basa,
b = protoplasma asam

Misalkan, akan dilakukan persilangan pada bunga Linaria maroccana berwarna merah dengan bunga Linaria
maroccana berwarna putih sebagai berikut:

Materi Biologi Kelas XII MAN1Ngawi- etik dea


Coba kamu perhatikan! Pada persilangan pertama, diperoleh F1 adalah
bunga berwarna ungu. Hmm, kenapa bisa begitu, ya? Nah, penjelasannya
ada di bawah ini, nih. Ayo kita simak baik-baik!
 Sifat A dominan terhadap a dan sifat B dominan terhadap b. Ingat ya,
gen A mengandung pigmen antosianin, gen a tidak mengandung
gen antosianin, gen B lingkungan basa, dan gen b lingkungan
asam.
 Warna merah dihasilkan dari pigmen antosianin dalam
lingkungan asam, sehingga bunga yang berwarna merah disimbolkan
dengan AAbb/Aabb. Jika di dalam plasma tidak terdapat pigmen
antosianin, maka akan terbentuk warna putih tanpa adanya
pengaruh dari lingkungan, sehingga bunga yang berwarna putih
disimbolkan dengan aaBB/aaBb/aabb.
 Ketika bunga warna merah (AAbb) dan bunga warna putih (aaBB)
disilangkan, gen dominan A tidak bertemu dengan gen dominan A
yang lain, begitu juga dengan gen dominan B. Akibatnya, sifat gen
dominan tersebut akan tersembunyi dan F1 menghasilkan warna ungu.
Nah, kalau warna ungu ini berasal dari pigmen antosianin yang
berada pada lingkungan yang bersifat basa

3. Polimeri
Polimeri adalah interaksi antar gen yang
bersifat kumulatif (saling menambah). Jadi,
gen-gen tersebut saling berinteraksi untuk
mempengaruhi dan menghasilkan keturunan
yang sama.
Contohnya adalah gandum berbiji merah yang
memiliki dua gen yaitu M1 dan M2, sehingga
apabila kedua gen tersebut bertemu maka
ekspresi warna akan semakin kuat.

4. Epistasis-Hipostasis
Epistasis-hipostasis merupakan peristiwa
ketika gen yang bersifat dominan akan
menutupi pengaruh gen dominan lain yang
bukan alelnya. Gen yang menutupi disebut
epistasis, sedangkan gen yang ditutupi
disebut hipostasis.
Contoh kasus epistasis dan hipostasis
dapat ditemukan pada persilangan labu.

Materi Biologi Kelas XII MAN1Ngawi- etik dea


5. Komplementer
Penyimpangan semu Hukum Mendel yang
terakhir adalah komplementer. Komplementer
adalah interaksi antar gen dominan dengan
sifat yang berbeda yang saling melengkapi,
sehingga memunculkan fenotip tertentu.
Apabila salah satu gen tidak muncul, maka sifat
yang dimaksud pun tidak akan muncul. Contoh
komplementer dapat ditemukan pada kasus
persilangan bunga Lathyrus odoratus yang terdiri
dari gen:
C = membentuk pigmen warna
c = tidak membentuk pigmen warna
P = membentuk enzim pengaktif
p = tidak membentuk enzim pengaktif
Misalkan, dilakukan persilangan antara bunga
Lathyrus odoratus berwarna putih dengan bunga
Lathyrus odoratus berwarna putih pula. Maka,
akan diperoleh keturunan dan rasio fenotip
sebagai berikut:

PROSES HEREDITAS
Dalam tubuh setiap makhluk hidup, ada yang namanya sel somatik (sel tubuh) yang memiliki sifat
diploid, yang artinya sel tersebut memiliki dua set kromosom. Nah, masing-masing orangtua akan mewariskan
satu set kromosomnya pada anaknya.
Jadi, sebelum jadi diri kamu yang sekarang, sebenarnya kamu adalah sel yang berasal dari bertemunya sel
sperma milik ayah dan sel ovum milik ibu kamu. Sel sperma dan sel ovum yang disebut sel gamet memiliki sifat
haploid alias membawa satu set kromosom saja untuk kelak menjadi anak.
Seperti yang dikatakan oleh Walter Sutton, identitas gen tidak akan berubah, meskipun nantinya terjadi
pembelahan mitosis dan meiosis pada sel. Sifat yang dibawa gen akan selamanya begitu. Bahkan, saat meiosis
terjadi, dua set kromosom yang berasal dari kedua induk memisahkan diri secara bebas. Dua set kromosom ini
kemudian akan berkelompok secara bebas dengan kromosom lain yang tidak homolog. Maksudnya, kromosom
tersebut tidak berpasangan dengan kromosom yang berasal dari gen yang sama.

Contoh Pewarisan Sifat


Sifat pada gen yang dibawa kromosom tersebut tidak bakal berubah. Misalnya seperti yang dijelaskan di
atas, kamu memiliki rambut lurus seperti ayahmu, jadi gen penentu bentuk rambut ini nggak bisa berubah.
Gen ini baru akan berubah saat bertemu dengan pasangannya dari ovum. Saat dua sel tadi bertemu,
berfertilisasi dan menjadi dua set kromosom lagi, kamu akan mendapatkan gen penentu sifat. Ini terjadi karena
gen dalam dua set kromosom yang berpasangan, saling menunjukkan ekspresinya.
Jadi, jikalau kamu memiliki rambut ikal seperti ibu, padahal ayah kamu berambut lurus, ini artinya gen yang
dibawa oleh ibu kamu memiliki sifat gen yang lebih kuat. Sifat gen ibu kamu yang lebih kuat ini dikenal dengan
istilah gen dominan. Sedangkan untuk gen ayah kamu yang tertutupi gen ibu kamu, memiliki sifat yang lemah,
yang dikenal dengan istilah gen resesif.

POLA – POLA HEREDITAS


Pada proses terjadinya pewarisan sifat, terdapat bentuk-bentuk tertentu atau pola-pola dalam
mewariskannya. Ayo kita ketahui apa saja macam-macam pola pewarisan sifat itu pada artikel di bawah
ini!

Materi Biologi Kelas XII MAN1Ngawi- etik dea


1. Pautan Gen (Gene Linkage)
Setiap kromosom mengandung gen yang tersimpan di tempat khusus yang disebut lokus. Gen-gen ini dapat
berada pada kromosom yang sama atau kromosom yang berbeda. Nah, gen-gen yang berada dalam satu
kromosom homolog yang sama dan letaknya saling berdekatan ini yang disebut sebagai pautan gen (gene
linkage). Akibat letaknya yang saling berdekatan, gen-gen tersebut akan tetap bersama sampai saat pembentukan
gamet (sel kelamin). Pautan dari dua macam gen atau lebih akan menghasilkan jumlah gamet yang lebih
sedikit dibandingkan dengan gen-gen yang tidak berpautan. Oleh karena itu, keturunan yang dihasilkan akan
memiliki perbandingan fenotip dan genotip yang lebih sedikit pula. Contoh kasus pautan gen dapat kamu
temui pada persilangan tanaman ercis pada gambar di bawah ini.

Persilangan ercis bunga ungu pollen lonjong (PPLL) dengan ercis bunga merah pollen bulat (ppll) akan
menghasilkan keturunan pertamanya (F1) yaitu ercis bunga ungu pollen lonjong (PpLl). Ketika dilakukan
persilangan kembali pada antar sesama F1, maka akan menghasilkan keturunan (F2) dengan perbandingan fenotip
3 : 1. Hal ini disebabkan karena adanya pautan antara gen P dengan gen L, serta alelnya yaitu gen p dengan gen l.
Akibatnya, pada F2 hanya terbentuk dua macam gamet, yaitu PL dan pl.

2. Pindah Silang (Crossing Over)


Pindah silang (crossing over) adalah peristiwa
pertukaran segmen kromatid yang bukan
saudaranya (non-sister chromatids) dari sepasang
kromosom homolog. Peristiwa pindah silang terjadi
saat pembelahan meiosis I, yaitu pada akhir
profase I atau awal metafase I. Pada saat itu, satu
buah kromatid akan membelah menjadi dua. Peristiwa
pindah silang umumnya terjadi pada organisme seperti
manusia, tumbuhan, dan juga hewan.

Peristiwa pindah silang akan menghasilkan keturunan dengan sifat yang baru. Hal ini disebabkan karena
adanya rekombinasi gen, yaitu penggabungan dari sebagian gen induk jantan dengan sebagian gen induk betina
pada saat proses fertilisasi (pembuahan), sehingga menghasilkan susunan pasangan gen yang berbeda dari gen-gen
induknya.

Materi Biologi Kelas XII MAN1Ngawi- etik dea


Nilai persentase rekombinasi dari hasil terjadinya pindah silang, dapat dihitung dengan menggunakan rumus di
bawah ini ;

Contoh soal:
Hasil persilangan antara mangga besar manis (BbMm) dengan mangga kecil asam (bbmm) memperoleh hasil
sebagai berikut:
Besar asam = 150
Besar manis = 750
Kecil manis = 100
Kecil asam = 500
Tentukan nilai pindah silangnya?
Pembahasan:
Diketahui bahwa mangga besar manis dan mangga kecil asam adalah parental, sedangkan mangga besar asam
dan mangga kecil manis merupakan rekombinan. Jadi, nilai pindah silangnya adalah

3. Gagal Berpisah (Non Disjunction)


Pada pembelahan meiosis, kromosom-kromosom yang telah mengganda akan ditarik menuju kutub sel oleh
benang-benang spindel yang menempel pada sentromer. Dalam keadaan normal, kromosom-kromosom tersebut
akan berpisah dan menuju ke kutub sel yang berlawanan. Akan tetapi, terdapat suatu kasus di mana kromosom
mengalami gagal berpisah, sehingga semua kromosom hanya akan tertarik ke salah satu kutub sel saja. Akibatnya,
gamet yang terbentuk akan mengalami penambahan atau pengurangan jumlah kromosom.

Materi Biologi Kelas XII MAN1Ngawi- etik dea


Berikut ini merupakan contoh kelainan jumlah kromosom yang diakibatkan oleh peristiwa gagal berpisah, yaitu:

Aneuploidi
Aneuploidi adalah peristiwa perubahan jumlah kromosom yang hanya terjadi pada pasangan kromosom
tertentu. Perubahan jumlah kromosom ini dapat berupa penambahan jumlah kromosom atau pengurangan
jumlah kromosom. Aneuploidi dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan perubahan jumlah
kromosomnya, di antaranya monosomi (2n-1), nulisomi (2n-2), trisomi (2n+1), dan tetrasomi (2n+2). Contoh
aneuploidi yang umum terjadi pada manusia adalah kasus trisomi 13 atau sindrom Patau.

Euploidi
Euploidi adalah peristiwa perubahan jumlah kromosom yang terjadi pada seluruh pasangan kromosom.
Hal ini menyebabkan jumlah kromosom individu dengan kasus euploidi akan senilai dengan kelipatan kromosom
haploidnya. Berdasarkan jumlah kelipatan kromosomnya, euploidi dibedakan menjadi triploid (3n), tetraploid
(4n), pentaploid (5n), dan seterusnya.

4. Gen Letal
Gen letal adalah gen yang menyebabkan kematian individu dalam keadaan homozigot, sedangkan dalam
keadaan heterozigot, seorang individu dapat bersifat normal atau subletal.

Terdapat dua macam gen letal yang perlu kamu ketahui, yaitu:
Gen letal dominan
Gen letal dominan merupakan gen yang menyebabkan kematian individu
dalam keadaan homozigot dominan. Sedangkan dalam keadaan
heterozigot, seorang individu dapat bersifat subletal yang mengakibatkan
terjadinya kelainan. Contoh kasus gen letal dominan adalah gen yang
menyebabkan kaki dan sayap pendek (redep) pada ayam, gen warna rambut
kuning pada tikus, gen Huntington’s Disease, dan gen yang menyebabkan
pemendekan ruas-ruas tulang jari (brakidaktili) pada manusia.

Gen letal resesif Ayam redep


Sementara itu, gen letal resesif adalah gen yang
menyebabkan kematian individu dalam
keadaan homozigot resesif. Sedangkan
dalam keadaan heterozigot, seorang individu
dapat bersifat carrier (pembawa sifat) yang
akan diwariskan kepada keturunannya.
Contoh kasus gen letal resesif adalah gen yang
menyebabkan kelainan albino pada tanaman
jagung. Jagung albino

Materi Biologi Kelas XII MAN1Ngawi- etik dea


CONTOH SOAL 2
CONTOH SOAL 1 Persilangan Drosophila tubuh sayap panjang (AABB)
Buah mangga berbuah besar dengan genotipe Bb dengan individu yang memiliki warna tubuh abu – abu
disilangkan dengan buah mangga berbuah kecil sayap pendek (aabb). Jika A dan B terpaut dan a dan b
yang bergenotip bb. Buah mangga besar terpaut maka F1 didapatkan AaBb (tubuh hitam sayap
dominan terhadap buah mangga kecil. panjang). Jumlah F1 yang terbentuk adalah ….
Tentukanlah perbandingan genotipe F1 dan A. 2
fenotipe F1! B. 4
C. 6
Pembahasan: D. 8
Diketahui: E. 10
Bb = buah mangga besar
bb = buah mangga kecil Pembahasan:
Ditanyakan: Genotip F1 dan fenotipe F1 = …? Gen terpaut adalah gen-gen yang terletak pada kromosom
Jawaban: yang sama sehingga ketika meiosis dan membentuk
P1 = Bb >< bb gamet, gen – gen tersebut tetap bersama. Pada genotip
Gamet = B, b >< b AaBb normal akan mempunyai 4 gamet, yaitu: AB, Ab,
F1 B b aB, dan ab. Sedangkan pada genotip AaBb dengan A dan
B terpaut serta a dan b terpaut, hanya mempunyai 2
b Bb bb gamet, yaitu AB dan ab.
Sehingga, F1 pada persilangan tersebut adalah AaBb akan
Genotipe = Bb : bb
diperoleh seperti berikut.
Fenotipe = Buah mangga besar : Buah mangga
P1 : AABB >< aabb
kecil
G1 : AB ab
Rasio/Perbandingan = 50% : 50%
F1 : AaBb
Sehingga jumlah gamet yang terbentuk yaitu 2 karena
terpaut AB dan ab sehingga gametnya yaitu AB dan ab.
Jawaban: A

CONTOH SOAL 3
Interaksi antara dua pasang gen yang mengendalikan karakter bentuk pial ayam, dilambangkan dengan R_P_
untuk ayam berpial walnut, R_pp untuk ayam berpial rose, rrP_ untuk ayam berpial pea, dan rrpp untuk ayam
berpial single.
Persilangan antara ayam berpial walnut dan berpial pea menghasilkan keturunanwalnut dan rose dengan rasio 3
: 1. Berdasarkan hasil persilangan di atas, genotip induknya adalah. . .
A. RRPP x rrPP
B. RRPp x rrPp
C. RrPP x rrPP
D. RrPP x rrPp
E. RrPp x rrPp

Pembahasan :
P = walnut (R_P_) >< pea (rrP_)
F1 = walnut (R_P_) : pea (rrP_)
3 : 1
Pada persilangan antara walnut (R_P_) dengan pea (rrP_) didapatkan keturunan yang berpial rose (R_pp), maka
masing-masing induk pastilah mengandung (p). jika dituliskan :
P = walnut (R_Pp) >< pea (rrPp)
Menghasilkan keturunan walnut dan rose dengan rasio 3:1 , maka genotip induk yang walnut harus (RRPp)
bukan (RrPp) karena jika RrPp maka akan didapatkan keturunan yang berfenotip rose, pea, dan single.
Jawaban : B

Materi Biologi Kelas XII MAN1Ngawi- etik dea


CONTOH SOAL 4
Interaksi antara dua pasang gen yang mengendalikan karakter bentuk pial ayam, dilambangkan dengan R_P_
untuk ayam berpial walnut, R_pp untuk ayam berpial rose, rrP_ untuk ayam berpial pea, dan rrpp untuk
ayam berpial single.
Persilangan antara ayam berpial walnut dan berpial pea menghasilkan keturunanwalnut dan rose dengan
rasio 3 : 1. Berdasarkan hasil persilangan di atas, genotip induknya adalah. . .
A. RRPP x rrPP
B. RRPp x rrPp
C. RrPP x rrPP
D. RrPP x rrPp
E. RrPp x rrPp

Pembahasan :
P = walnut (R_P_) >< pea (rrP_)
F1 = walnut (R_P_) : pea (rrP_)
3 : 1
Pada persilangan antara walnut (R_P_) dengan pea (rrP_) didapatkan keturunan yang berpial rose (R_pp),
maka masing-masing induk pastilah mengandung (p). jika dituliskan :
P = walnut (R_Pp) >< pea (rrPp)
Menghasilkan keturunan walnut dan rose dengan rasio 3 : 1, maka genotip induk yang walnut harus (RRPp)
bukan (RrPp) karena jika RrPp maka akan didapatkan keturunan yang berfenotip rose, pea, dan single.
Jawaban : B

CONTOH SOAL 5
Di suatu kota yang berpenduduk 100.000 jiwa, dengan komposisi laki-laki dan perempuan sama, terdapat
5% penduduk laki-laki menderita buta warna.
Penduduk kota tersebut yang bersifat normal, tetapi membawa gen buta warna diperkirakan berjumlah. . .
A. 2.500 orang
B. 4.750 orang
C. 5.000 orang
D. 9.500 orang
E. 45.125 orang

Pembahasan :
Diketahui :
jumlah penduduk = 100.000 orang
komposisi laki-laki dan perempuan = 50.000 jiwa
laki-laki buta warna = 5% =XᵇY
Maka :
XᵇY = 5% menunjukkan frekuensi gen Xᵇ
berdasarkan hukum Hardy-Weinberg : Xᴮ + Xᵇ = 1, maka Xᴮ = 95%.
ditanyakan penduduk yang normal, tetapi membawa gen buta warna, maka yang dimaksud adalah
perempuan normal karier (XᴮXᵇ) karena pada laki-laki tidak ada normal karier, hanya ada laki-laki normal
(XᴮY) atau laki-laki buta warna (XᵇY).
Hal ini disebabkan oleh gen penyebab buta warna terpaut pada kromosom X.
Jadi, XᴮXᵇ = 2 (95%) (5%) x 50.000 jiwa = 2
(0,95) (0,05) x 50.000 jiwa = 4.750 jiwa.
Jawaban : B

Materi Biologi Kelas XII MAN1Ngawi- etik dea


CONTOH SOAL 6
Disilangkan tanaman mangga buah bulat manis (BBMM) dengan buah lonjong asam (bbmm) diperoleh F1
semuanya bulat rasa manis (BbMm). Apabila F1 disilangkan denga Bbmm, perbandingan fenotipe keturunannya
antara bulat manis : bulat asam : lonjong manis : lonjong asam adalah ...
A. 1 : 1 : 1 : 1
B. 1 : 1 : 3 : 3
C. 1 : 3 : 1 : 3
D. 3 : 1 : 3 : 1
E. 3 : 3 : 1 : 1

Pembahasan :

Jawaban : E

Materi Biologi Kelas XII MAN1Ngawi- etik dea

Anda mungkin juga menyukai