Anda di halaman 1dari 10

Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 4

1. AI MAEMUNAH
2. LABIB FIKTY ZAENI
3. M.AGUS MAULANA
4. NAJIP NURYAKIN
5. NI LUH EKA RISKIYANTI
6. WINDA HAMALA

STIKES KHARISMA KARAWANG


S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2014/2015
JLN. PANGKAL PERJUANGAN KM.01

BY PASS – KARAWANG
DAFTAR ISI
Kata pengantar i

Pendahuluan ii

Pola Mendel 1

Hukum Mendel I 2

Hukum Mendel II 3

Pola penyimpangan semu Hukum Mendel 4

Kesimpulan 5
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun tugas ini dengan baik.
Dalam tugas ini kami akan membahas tentang “Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II”.

Sifat pada makhluk hidup di tentukan oleh gen dan dibawa oleh kromosom . Sifat-
sifat tersebut akan dibawa dan diturunkan pda generasi berikutnya melalui pembelahan, baik
mitosis maupun meiosis. Pada pembelahan mitosis sel induk (2n) akan membelah
menghasilkan 2 sel anakan yang masing-masing juga diplodi, sedangkan pembelahan
meiosis sel induk (2n) akan membelah menghasilkan 4 sel anakan yang masing-masing
haploid. Untuk lebih jelasnya kami akan bahas di dalam makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami harapkan saran dan kritik dari pembaca yang dapat membangun. Akhir
kata semoga tugas ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
PENDAHULUAN
Masalah penurunan sifat atau hereditas mendapat perhatian banyak peneliti. Peneliti
yang paling popular adalah Gregor Johann Mendel yang lahir tahun 1822 di Cekoslovakia.
Pada tahun 1842, Mendel mulai mengadakan penelitian dan meletakkan dasar-dasar
hereditas. Ilmuwan dan biarawan ini menemukan prinsip-prinsip dasar pewarisan melalui
percobaan yang dikendalikan dengan cermat dalam pembiakan silang. Penelitian Mendel
menghasilkan hukum Mendel I dan II.
Mendel melakukan persilangan monohibrid atau persilangan satu sifat beda, dengan
tujuan mengetahui pola pewarisan sifat dari tetua kepada generasi berikutnya. Persilangan ini
untuk membuktikan hukum Mendel I yang menyatakan bahwa pasangan alel pada proses
pembentukkan sel gamet dapat memisah secara bebas.
Hukum Mendel I disebut juga dengan hukum segregasi. Mendel melanjutkan
persilangan dengan menyilangkan tanaman dengan dua sifat beda, misalnya warna bunga dan
ukuran tanaman. Persilangan dihibrid juga merupakan bukti berlakunya hukum Mendel II
berupa pengelompokkan gen secara bebas saat pembentukkan gamet. Persilangan dengan dua
sifat beda yang lain juga memiliki perbandingan fenotip F2 sama, yaitu 9 : 3 : 3 : 1.
Berdasarkan penjelasan pada persilangan monohibrid dan dihibrid tampak adanya hubungan
antara jumlah sifat beda, macam gamet, genotip, dan fenotip beserta perbandingannya.
Persilangan monohibrid yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan F2 , yaitu 1 : 2 :
1 merupakan bukti berlakunya hukum Mendel I yang dikenal dengan nama Hukum
Pemisahan Gen yang Sealel ( The Law of Segregation of Allelic Genes ). Sedangkan
persilangan dihibrid yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan F2 , yaitu 9 : 3 : 3 :
1 merupakan bukti berlakunya Hukum Mendel II yang disebut Hukum Pengelompokkan Gen
secara Bebas ( The Law Independent Assortment of Genes ). Dengan mengikuti secara
saksama hasil percobaan Mendel, baik pada persilangan monohibrid maupun dihibrid maka
secara sederhana dapat kita simpulkan bahwa gen itu diwariskan dari induk atau orang tua
kepada keturunannya melalui gamet. Persilangan monohibrida adalah persilangan sederhana
yang hanya memperhatikan satu sifat atau tanda beda. Sedangkan persilangan dihibrida
merupakan perkawinan dua individu dengan dua tanda beda. Persilangan ini dapat
membuktikan kebenaran Hukum Mendel II yaitu bahwa gen-gen yang terletak pada
kromosom yang berlainan akan bersegregasi secara bebas dan dihasilkan empat macam
fenotip dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. kenyataannya, seringkali terjadi penyimpangan atau
hasil yang jauh dari harapan yang mungkin disebabkan oleh beberapa hal seperti adanya
interaksi gen, adanya gen yang bersifat homozigot letal dan sebagainya
A. POLA MENDEL
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang
dijabarkan oleh Johann Gregor Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan
Tanaman'. Ia mempunyai kegemaran bercocok tanam dan menemukan pola penurunan sifat
pada hasil pengamatannya terhadap kacang ercis atau kacang kapri. Untuk mempelajari sifat
menurun Mendel menggunakan kacang ercis dengan menggunakan alasan :

- memiliki pasangan sifat yang menyolok


- bisa melakukan penyerbukan sendiri
- segera menghasilkan keturunan atau umurnya pendek
- mampu menghasilkan banyak keturunan, dan
- mudah disilangkan

Hukum ini terdiri dari dua bagian:

1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama
Mendel, dan
2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal
sebagai Hukum Kedua Mendel.
 HUKUM MENDEL I
Dikenal juga sebagai hukum segregasi yang menyatakan bahwa “pada pembentukan
gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan dalam dua sel anak”.
Hukum ini berlaku untuk persilangan satu sifat beda (Monohibrid). Contoh penerapan
dari Hukum Mendel I adalah persilangan monohibrid dengan dominasi dan persilangan
monohibrid dengan intermediet.

Hukum dominasi adalah persilangan dengan satu sifat beda dimana satu sifat akan
serupa dengan induknya yang lebih dominan. Contohnya persilangan antara tanaman
berbiji kuning (KK) dengan tanaman berbiji hijau (kk) akan menghasilkan tanaman
berbiji kuning.

P1 : KK >< kk
(kuning) (putih)

G1 : K k

F1 : Kk (Kuning)

Disilangkan dengan sesamanya

P2 : Kk >< Kk

G2 : K,k K,k

F2 :

K K

K KK Kk

K Kk Kk

Rasio fenotipe F2 = Kuning : Hijau = 3:1

Hukum Intermediet adalah Persilangan satu sifat beda dihasilkan F1 dengan satu sifat
dari kedua induknya. Contohnya tanaman berbunga merah disilangkan dengan tanaman
berbunga putih, akan menghasilkan keturunan tanaman berbunga merah muda.

P1 : MM >< mm
(merah) (putih)

G1 : M m

F1 : Mm
(merah muda)
G2 : M dan m

F2 :

M m

M MM Mm

m Mm mm

Rasio fenoipe F = Merah:Merah muda:Putih = 1:2:1

 HUKUM MENDEL II
Hukum Mendel II dikenal dengan “Hukum Independent Assortment” atau bisa juga
disebut persilangan dihibrid (persilangan dua sifat beda). Pada persilangan dengan dua sifat
beda, F1 akan terbentuk dua individu yang sama dengan induknya dan akan terbentuk gamet
dengan gen-gen yang berpasangan secara bebas, serta apabila terjadi fertilisasi akan terbentuk
empat macam fenotipe dengan rasio 9:3:3:1. Contoh persilangan dihibrid adalah persilangan
antara tanaman berbiji bulat berwarna kuning (BBKK) dengan tanaman berbiji keriput
berwana hijau (bbkk).

P1 : BBKK >< bbkk

G1 : BK bk

F1 : BbKk

P2 : BbKk >< BbKk

G2 : BK,Bk,bK,bk BK,Bk,bK,bk

F2 :

BK Bk bK bk

BK BBKK BBKk BbKK BbKk


Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk
bK BbKK BbKk bbKK bbKk
bk BbKk Bbkk bbKk bbkk
B.POLA PENYIMPANGAN SEMU HUKUM
MENDEL
Jika kita amati, banyak pewarisan sifat yang kita temukan di alam ternyata tidak
sesuai demgan apa yang telah di kemukakan oleh Mendel. Misalnya, macam fenotipenya
tidak sesuai dengan ketentuan Mendel, walaupun polanya masih memakai pola Mendel.
Kenyataan ini disebut penyimpangan semu hukum Mendel.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpangan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Kriptomeri

Kriptomeri berasal dari kata kriptomer, artinya tersembunyi. Kriptomeri


adalah peristiwa adanya faktor dominan yang tersembunyi sehingga tidak tampak dan
akan tampak jika bertemu dengan faktor dominan yang lain.

2. Epistasis dan Hipostasis

Pada beberapa kasus perkawinan dihibrid, trihibrid, atau polihibrid, ada gen
yang sifatnya menutup/menghalangi gen lain dan ada pula gen yang ditutup atau
dihalangi oleh gen lain. Gen yang sifatnya menutup/menghalangi gen lain disebut gen
epistasis, sedangkan gen yang sifatnya ditutup/dihalangi oleh gen lain disebut
hipostasis.

3. Polimeri
Poli artinya banyak, sedangkan meri artinya faktor. Polimeri adalah peristiwa
adanya banyak pasangan faktor yang berdiri sendiri-sendiri, tetapi memengaruhi sifat
yang sama.
4. Atavisme (Interaksi Gen)
Adanya interaksi/hubungan antara dua gen dominan atau antara dua gen
resesif menyebabkan adanya fenotip yang berbeda dari kedua induknya. Kejadian ini
disebut atavisme.
5. Gen Komplemen
Komplemen (pasangan/pelengkap), yaitu gen yang pemunculannya harus
didukung oleh gen yang lain. Jadi, jika gen-gen tersebut berdiri sendiri-sendiri
keduanya tidak tampak, namun jika bersama baru tampak karena saling melengkapi.
C. KESIMPULAN
Dari penjabaran materi tentang hukum Mendel dapat kita tarik kesimpulan bahwa hukum
Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme. Mendel menyimpulkan hal-
hal yang berhubungan dengan pewarisan sifat sebagai berikut:

1. Setiap sifat/karater pada makhluk hidup dibawa oleh sepasang faktor (gen), yaitu satu
faktor berasal dari induk jantan dan yang satu dari induk betina.
2. Pada saat pembentukan gamet secara meiosis, kedua pasangan faktor tersebut akan
berpisah sehinnga masing-masing gamet mendapat satu faktor atau karakter.
3. Pada waktu fertilisasi, faktor tersebut akan berpasangan kembali secara bebas, artinya
yang dominan dapat berpasangan dengan sesama dominan, tetapi dapat juga berpasangan
dengan yang resesif, begitu pula yang resesif. Hal ini terlihat dalam knyataan, misalnya
dalam satu keluarga ada anak yang mirip dengan ayahnya atau ibunya, tetapi ada juga
yang mirip dengan keduanya.

Dalam hukum Mendel terdapat dua jenis, yaitu Hukum Mendel I atau bisa disebut sebagai
persilangan segregasi (pemisahan) dan Hukum Mendel II atau bisa disebut sebagai
independent assortment (berpasangan secara bebas).
DAFTAR PUSTAKA
 Atics, Jean. Genetics: The life of DNA. ANDRNA press.
 Corebima, A.D. 1997. Genetika Mendel. Surabaya: Airlangga University Press.

 Peter J. Bowler (1989). The Mendelian Revolution: The Emergence of Hereditarian


Concepts in Modern Science and Society. Johns Hopkins University Press.
 Reece, Jane B., and Neil A. Campbell. "Mendel and the Gene Idea." Campbell
Biology. 9th ed. Boston: Benjamin Cummings / Pearson Education, 2011. 265. Print.

Anda mungkin juga menyukai