Anda di halaman 1dari 74

BAB III

PEWARISAN SIFAT PADA


MAKHLUK HIDUP
Kompetensi Inti 3
 Memahami dan menerapkan pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat teknis dan
spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, dan
kenegaraan terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
Kompetensi Dasar
 Menerapkan konsep pewarisan sifat
dalam pemuliaan dan kelangsungan
makhluk hidup.
Indikator
 Memahami struktur DNA dan kromosom sebagai
materi genetik.
 Memahami hukum pewarisan sifat.
 Menjelaskan pewarisan sifat pada manusia.
 Menjelaskan kelainan sifat menurun pada
manusia.
 Menerapkan pewarisan sifat dalam pemuliaan
makhluk hidup
 Memahami konsep adaptasi dan seleksi alam.
A. PENDAHULUAN
 Sifat kedua orang tua diturunkan kepada
keturunannya melalui perkawinan.
 Orang yang pertama meneliti pewarisan
sifat melalui penyilangan adalah Gregor
Johann Mendel (1822-1884), seorang
rahib di Brunn, Austria.
 Mendel menyilangkan kacang ercis
(Pisum sativum), yaitu sejenis kacang
kapri.
 Hasil persilangan menunjukkan adanya
pewarisan sifat.
 Mendel mencatat semua hasil percobaannya
saat itu.
 Saat ini, prinsip-prinsip Mendel dikembangkan
orang di seluruh dunia dan diterapkan di bidang
pertanian, peternakan, kedokteran, kehutanan,
dan bioteknologi.
 Pewarisan dipelajari di dalam genetika.
 Berkat jasanya itu, Mendel dijuluki sebagai
Bapak Genetika.
Struktur DNA dan kromosom sebagai
materi genetik.

Apa itu Sel, DNA, dan kromosom?


SEL HEWAN DAN TUMBUHAN
SEL MANUSIA
KROMOSOM MANUSIA
DNA = dioksin nuklead axid
KROMOSOM DAN GEN
Kromosom terletak dalam inti sel
Kromosom manusia berjumlah 46 buah
= 23 pasang.
Yang terdiri atas 22 pasang kromosom
otosom dan1 pasang kromosom sex
Kromosom berisi untaian gen
Gen adalah pembawa sifat / ciri tubuh.
Kromosom otosom berisi gen yang
membawa ciri – ciri tubuh.
Kromosom sex menentukan jenis kelamin.
 Dalam percobaannya, Mendel menyilangkan
berbagai kacang ercis yang memiliki sifat beda.
 Misalnya menyilangkan kacang ercis yang kulit
bijinya hijau dengan yang kulit bijinya putih.
 Mendel menggunakan kacang ercis dalam
percobaannya karena kacang ercis memiliki
sifat-sifat berikut:
 Dapat melakukan penyerbukan sendiri (autogami).
Tumbuhan yang melakukan penyerbukan sendiri
cenderung memiliki sifat yang tetap (konstan).
 Mudah dilakukan penyerbukan silang, dengan jalan
mengambil serbuk sari dari tumbuhan yang satu
diletakkan di kepala putik tumbuhan kacang ercis
lain.
 Cepat menghasilkan keturunan.
 Mempunyai keturunan yang banyak.
 Antarvarietas kacang ercis memiliki pasangan sifat
beda yang kontras, seperti tercantum pada
keterangan berikut.
Sifat Tampak Kacang Ercis yang Disilangkan
dalam Percobaan Mendel

No Sifat Beda Sifat Tampak yang Disilangkan


1 Warna Bunga Merah >< Putih
2 Letak Bunga Ujung Batang >< Ketiak Daun
3 Warna Biji Kuning >< Hijau
4 Bentuk Biji Halus >< Kisut
5 Bentuk Polong Halus >< Kisut
6 Warna Polong Hijau >< Kuning
7 Panjang Batang Tinggi >< Pendek
 Proses pewarisan sifat dari induk
kepada keturunannya berlangsung
menurut prinsip pewarisan sifat
atau prinsip hereditas.
 Prinsip-prinsip hereditas disebut
pula Hukum Mendel.
Sifat Beda yang Dominan dan Resesif pada
Varietas Tanaman Kacang
N Bagian Tanaman Sifat Beda yang Dominan >< Resesif
o
1 Biji Bentuk Halus >< Kisut
2 Kotiledon (daun lembaga) Warna Kuning >< Hijau
3 Kulit Biji Warna Coklat >< Putih
4 Kulit Buah (polong) Muda Warna Hijau >< Kuning
5 Kulit Buah (polong) Masak Bentuk Luar Licin (Halus) >< Berlekuk-lekuk (Kisut)
6 Letak Bunga Di ketiak Daun >< di ujung Batang
7 Batang Panjang (2 – 2,5m) >< Pendek (0,25 – 0,5m)
B. GEN PENGENDALI SIFAT MAKHLUK HIDUP

 Penurunan sifat tidak diwariskan melalui darah.


 Sifat makhluk hidup dikendalikan oleh gen.
 Gen adalah sepenggal DNA di dalam kromosom,
yang berfungsi mengendalikan pembuatan
protein.
 Protein berguna untuk melancarkan reaksi-reaksi
di dalam tubuh dan sebagai zat pembangun
tubuh.
 Jika gen berubah, maka sifat makhluk hidup
akan berubah.
 Jumlah gen (DNA) sangat banyak sesuai dengan
banyaknya sifat individu.
 Kromosom terletak di dalam inti dan
tersusun atas DNA dan protein.

 Kromosom di tubuh adalah berpasangan


disebut dengan kromosom homolog, yang
diberi simbol 2n kromosom dan disebut
sebagai sel diploid.

 Sedangkan kromosom di dalam sel gamet


(sperma dan ovum) tidak berpasangan
sehingga diberi simbol n kromosom dan
disebut sebagai sel haploid.
 Gen terdapat di kromosom secara berpasangan
yang disebut alel.
 Jadi sifat makhluk hidup dikendalikan oleh gen
dan alelnya.
 Sedangkan kromosom sel gamet tidak
berpasangan sehingga hanya terdapat gen yang
tunggal.
1. Simbol dan Terminologi dalam Persilangan

 Berikut ini simbol dan terminology yang biasa


digunakan dalam persilangan.

 P : singkatan dari parental, artinya induk.

 F : singkatan dari filius, artinya keturunan.


F1 artinya keturunan I
F2 artinya keturunan II
(keturunan dari hasil persilangan antar F1)
 Hibridisasi : persilangan dua individu yang
memiliki sifat beda
 Hybrid : hasil persilangan dua individu yang
memiliki sifat beda.
Misalnya :
1. monohibrid = hibrid dengan 1 sifat beda
2. dihibrid = hibrid dengan 2 sifat beda
3. trihibrid = hibrid dengan 3 sifat beda
dan seterusnya.
 Dominan : sifat yang menang, yaitu sifat yang
tampak pada fenotipe keturunannya.
Sifat dominan diberi simbol dengan huruf besar
yang diambil dari huruf pertama dari sifat
dominan.
Misalnya :
H = halus,
M = merah
K = kuning.
Karena sel tubuh bersifat diploid, yang berarti
setiap sel memiliki dua gen, maka simbol sel
tubuh yang dominan adalah HH, MM, dan KK.
 Resesif : sifat yang kalah, yaitu sifat yang
tidak tampak pada fenotipe
keturunannya.
Sifat resesif diberi simbol dengan huruf kecil dari
sifat dominan.
Misalnya :
h = kasar
m = putih
k = hijau.
Semuanya resesif terhadap sifat dominan di atas.
Sifat resesif akan tampak jika
berpasangan dengan sesama resesif.
Misalnya : hh, mm, dan kk.

Karena sel tubuh bersifat diploid,


maka simbol sifat resesif adalah hh,
mm, dan kk.
 Intermediet : sifat antara sifat dominan
dan resesif.
Misalnya :
merah adalah dominan (simbol = M)
sedangkan putih resesif (simbol = m)

maka merah jambu atau merah muda


adalah sifat intermediet (simbol = Mm).
 Genotipe : sifat yang menentukan
oleh gen.
Misalnya HH, Hh.
Sifat ini diturunkan.
Ada yang menyebut genotipe
sebagai bakat atau bawaan.
 Fenotipe : sifat yang tampak
dari luar sebagai akibat interaksi
antara factor genotipe dan
lingkungannya.
 Alel : bentuk alternatif suatu gen
yang menempati lokus (lokasi) yang
sama pada pasangan kromosom
homolognya. Gen H memiliki alel h
sehingga gen dan alel ditulis HH atau
Hh; gen M memikili alel m sehingga
gen dan alel ditulis MM atau Mm;
gen T memiliki alel t sehingga gen
dan alel ditulis TT atau Tt.
 Homozigot : individu yang mempunyai
pasangan gen dan alel sama.
Misalnya HH atau hh disebut sebagai
individu homozigot.
Jika dikawinkan sesamanya, individu
homozigot menghasilkan sifat yang tetap
atau tidak memisah.
HH >< HH atau hh >< hh
akan tetap menghasilkan individu
HH atau hh.
 Heterozigot : individu yang mempunyai
pasangan gen dan alel tidak sama, satu
dominan dan satu resesif.
Misalnya sifat biji halus dominan (simbol H)
dan biji kisut resesif (simbol h)
Maka Hh disebut individu heterozigot.
Jika dikawinkan sesamanya, akan
menghasilkan keturunan yang memisah.
Hh >< Hh akan menghasilkan keturunan
halus (HH dan Hh) : kisut (hh) = 3 : 1.
Percobaan Mendel
 Dalam salah satu percobaannya, Mendel menyilangkan
tumbuhan ercis berbiji halus dengan ercis berbiji kisut.
 Biji-biji hasil persilangan itu ditanam dan menghasilkan
banyak tumbuhan yang semuanya berbiji halus.
 Kemudian biji-biji halus ini ditanam dan hasilnya
disilangkan lagi sesamanya.
 Hasil persilangan kedua ditanam lagi, ternyata
menghasilkan 5.474 tumbuhan berbiji halus dan
1.850 tumbuhan berbiji kisut.
 Jika dibandingkan, tumbuhan biji halus : tumbuhan biji
kisut adalah 5.474 : 1.850 atau rata-rata = 3 : 1.
Percobaan Mendel
Analisis persilangannya sebagai berikut :
 Tumbuhan pertama yang disilangkan disebut sebagai
induk atau parental dan diberi simbol P.
 Induk biji halus disilangkan dengan induk biji kisut
menghasilkan keturunan pertama.
Keturunan pertama ini semuanya adalah tumbuhan
yang menghasilkan biji halus.
Keturunan I disebut juga filius I dan diberi simbol F1.
 Persilangan antara sesama F1 menghasilkan keturunan
kedua yang diberi simbol F2.
Tumbuhan F2 menghasilkan tumbuhan berbiji halus dan
berbiji kisut dengan perbandingan halus : kisut = 3 : 1.
Percobaan Mendel
 Karena keturunan pertama bijinya halus semua,
berarti sifat halus dominan, sedangkan sifat kisut
resesif.
 Sifat yang dominan diberi simbol dengan huruf
besar dari huruf pertama sifat dominan.
 Jadi sifat halus diberi simbol H.
 Karena sel memiliki sepasang kromosom, maka
sifat halus diberi simbol HH.
 Sifat yang resesif diberi simbol dengan huruf
kecil dari huruf pertama sifat dominan.
 Sifat kisut diberi simbol hh.
Percobaan Mendel
 Secara skematis, diagram persilangannya sebagai berikut.
 Induk = Parental = P : HH >< hh
 (halus) (kisut)
 Sel kelamin (gamet) : H h
 Keturunan I (F1) : Hh
 (halus)
 F1 >< F1 : Hh >< Hh
 (halus) (halus)
 Sel kelamin (gamet) : H, h H, h
 Keturunan II (F2) :
 Sel kelaminHH(halus), Hh(halus), Hh(halus), hh(kisut)
Percobaan Mendel
 Oleh karena H dominan terhadap h, jika
gen H berpasangan dengan gen h (Hh), maka akan
menampakkan sifat dominan, yaitu sifat halus.
Gen resesif hh, akan menunjukkan sifat resesif,
yaitu sifat kisut.
Hasil F2 adalah halus : kisut = 3 : 1.
Pasangan Hh disebut dominan heterozigot.
Sedangkan pasangan HH disebut dominan
homozigot dan hh disebut resesif homozigot. Gen
resesif akan memunculkan sifatnya bila dalam
keadaan homozigot.

Percobaan Mendel
 Contoh kejadian pembentukan gamet di atas
disebut sebagai Hukum Mendel I atau Prinsip
Segregasi Bebas (hukum pemisahan gen) yang
berbunyi: “pada peristiwa pembentukan gamet,
gen yang merupakan pasangannya memisah
secara bebas”.
 Setiap sel gamet akan memperoleh satu gen dari
pasangan tersebut.
 Bila terjadi pembuahan, maka gen dari gamet
jantan akan berpasangan dengan gen dari
gamet betina.
Percobaan Mendel
 Setelah Mendel melakukan percobaan berulang-
ulang dengan hasil yang sama, maka disusunlah
kesimpulan sebagai berikut :
 Setiap sifat pada organisme dikendalikan oleh
satu pasang faktor keturunan (pada waktu itu
Mendel belum mengenal istilah gen seperti yang
digunakan sekarang); satu faktor dari induk
jantan dan satu faktor dari induk betina.
 Setiap pasangan faktor keturunan menunjukkan
bentuk alternatif sesamanya, misalnya tinggi
atau pendek; bulat atau kisut; dan kuning atau
hijau. Kedua bentuk alternatif ini disebut alel.
Percobaan Mendel
 Bila pasangan faktor itu terdapat bersama-sama
dalam satu tanaman, faktor dominan akan
menutup faktor resesif.
 Pada waktu pembentukan gamet, yaitu pada
proses pembelahan meiosis, pasangan faktor
atau masing-masing alel akan memisah secara
bebas (Hukum Mendel I).
 Individu galur murni mempunyai pasangan sifat
(alel) yang sama, yaitu dominan saja atau
resesif saja.
Percobaan Mendel
 Persilangan tidak dilakukan hanya satu kali,
melainkan beberapa kali agar diperoleh hasil
yang cukup terpercaya (valid).
 Peleburan antara sperma dan ovum berlangsung
secara acak.
 Setiap individu menghasilkan sperma yang
bermacam-macam dan mengandung gen yang
berbeda-beda.
 Setiap gamet jantan memiliki kesempatan yang
sama untuk bertemu dengan gamet betina.
Kesempatan yang sama atau peluang itu disebut
sebagai acak.
Percobaan Mendel
 3. Intermediet
 Intermediet adalah sifat yang berada di antara sifat dominan dan
resesif. Hal ini terjadi karena adanya dominansi tak sempurna.
Misalnya, ketika disilangkan bunga pukul empat (Mirabilis jalapa)
warna merah dengan bunga pukul empat warna putih,
menghasilkan keturunan pertama (F1) yang berbunga merah muda.
Jika dilakukan persilangan sesama F1, akan dihasilkan keturunan
pada F2 dengan perbandingan merah : merah muda : putih = 1 :
2 : 1.
 Warna merah muda tersebut dikenal sebagai sifat intermediet.
Warna merah muda terjadi karena adanya dominansi tak sempurna
dari warna merah. Walaupun demikian, warna merah muda masih
menampakkan bahwa warna merah dominan terhadap putih.
Karena itu simbol merah adalah MM, simbol putih adalah mm, dan
merah muda adalah Mm.
Percobaan Mendel
 Jika dianalisis dengan papan catur akan diperoleh
hasil seperti di bawah ini.
 P : MM >< mm
(merah) (putih)
 Sel kelamin (gamet) : M m
 F1 : Mm
 (merah muda)
 F1 >< F1 : Mm >< Mm
 (merah muda) (merah muda)
 Sel kelamin (gamet) : M, m M, m
 F2 :
 Sel kelamin MM(merah), Mm (merah muda),
Mm(merah muda), mm(putih)
Sifat Dominan dan Resesif pada Keluarga
 Sifat dominan dan resesif juga ada pada
manusia.
 Sifat dominan akan selalu tampak pada
keturunan.
 Sebaliknya, sifat resesif bisa tampak atau tidak
tampak pada keturunan.
 Jadi, sifat yang muncul pada keturunan belum
tentu sifat dominan.
 Pada manusia dikenal banyak sekali sifat-sifat
keturunan.
 Beberapa contoh yang disebabkan oleh gen
dominan :
 Jumlah jari berlebih (polidaktil)
 Kemampuan untuk merasakan pahit pada
tes PTC (phenil theiocarbamida)
 Rambut ikal
 Lesung pipi
 Lekuk di dagu
 Tumbuhnya rambut tebal di dada dan lengan
 Kemampuan membengkokkan ibu jari
 Bentuk runcing dari area tumbuhnya rambut
di dahi
 Kemampuan untuk menggulung ujung lidah.
 Sedangkan beberapa contoh yang disebabkan
oleh gen resesif :
 albino (kulit, rambut, dan mata tidak
berpigmen)
 mata biru
 cuping telinga tumbuh menempel
 rambut lurus.
PERSILANGAN MONOHIBRID
 Persilangan monohibrid adalah perkawinan
organisme dengan hanya memperhatikan satu
sifat beda. Misalnya sifat biji, yaitu biji halus dan
biji kisut.
 Analisis hasil persilangan tanaman ercis tinggi
dan pendek yang menghasilkan F1 yaitu
tanaman yang tinggi semua.
 Dari hasil ini sudah dapat diduga bahwa sifat
tinggi dominan terhadap pendek.
PERSILANGAN MONOHIBRID
 Hasil persilangan antar F1 menghasilkan
tanaman F2 yang jumlahnya
 787 tanaman tinggi
 277 tanaman pendek
 suatu perbandingan yang mendekati 3 : 1.
PERSILANGAN MONOHIBRID
 Analisis selengkapnya dapat dilihat pada bagan persilangan di bawah ini.
 P : TT >< tt
 (tinggi) (pendek)
 Sel kelamin (gamet): T t
 F1 : Tt
 (tinggi)
 F1 >< F1 : Tt >< Tt
 (tinggi) (tinggi)
 Sel kelamin (gamet): T, t T, t
 F2 :
 Sel kelamin : TT, Tt, Tt, tt
 Perbandingan genotipe pada F2 adalah = TT : Tt : tt = 1 : 2 : 1
 Perbandingan fenotipe pada F2 adalah = tinggi : pendek = 3 : 1
1. Test Cross
 Sifat tinggi (T) dominan terhadap sifat pendek
(t) sehingga individu bergenotipe TT dan Tt
mempunyai fenotipe tanaman tinggi.

Bagaimanakah caranya untuk mengetahui


genotipe dari tanaman yang berfenotipe tinggi,
apakah TT atau Tt?
 Untuk menjawabnya, Mendel melakukan
persilangan yang disebut dengan test
cross (uji silang).
 Uji silang dilakukan dengan cara
menyilangkan individu yang ingin
diketahui genotipenya dengan individu
bergenotipe homozigot resesif.
 Hasil persilangan tersebut mempunyai dua
kemungkinan, yaitu:
1. Bila tanaman tersebut bergenotipe TT,
maka hasil persilangannya dengan tanaman
bergenotipe tt akan menghasilkan keturunan
yang semuanya bergenotipe Tt.
Dengan demikian fenotipe semua
keturunannya adalah tanaman tinggi.
2. Bila tanaman tersebut bergenotipe Tt,
maka hasil persilangannya dengan tanaman
bergenotipe tt akan menghasilkan keturunan
setengah bergenotipe Tt dan setengah lagi
bergenotipe tt.
Dengan demikian fenotipe keturunannya adalah
setengah tanaman tinggi dan setengah tanaman
pendek.
Persilangan tersebut dapat diperjelas dengan
bagan test cross di bawah ini.
P : TT >< tt
(tinggi) (pendek)
Sel kelamin (gamet) : T t
F : Tt
(tinggi)
Jika F1 disilangkan dengan
induknya yang pendek maka :
P : Tt >< tt
(tinggi) (pendek)
Sel kelamin (gamet) : T t
t
F : Tt dan tt
(tinggi) (pendek)
Genotif dan Fenotif
 Genotipe adalah sifat yang ditentukan oleh gen.
Genotipe disebut pula sebagai faktor bawaan atau bakat.
Dari contoh di atas, genotipe TT dan Tt yang
menimbulkan sifat tinggi.
 Fenotipe adalah sifat yang tampak dari luar.
Kerja sama antara genotipe dengan lingkungan akan
menghasilkan fenotipe. Dalam skema papan catur
tampak genotipe TT dan Tt menghasilkan fenotipe yang
sama yaitu tinggi.
Jadi, fenotipe yang sama belum tentu memiliki genotipe
yang sama.
Contoh
 Si A mempunyai bakat melukis yang diturunkan
dari orang tuanya. Tetapi jika si A tersebut tidak
pernah mengasah bakatnya melukis, maka si A
tidak akan menjadi pelukis.
 Sebaliknya, meskipun bakat melukis si B tidak
terlalu menonjol, jika si B rajin berlatih melukis,
maka dia akan menjadi pelukis yang baik.
 Jadi, bakat harus diberikan kondisi lingkungan
yang mendukung agar bakatnya itu tampak dari
luar sebagai suatu fenotipe.
PERSILANGAN DIHIBRID
 Persilangan dihibrid adalah perkawinan individu
dengan memperhatikan dua sifat beda.
Misalnya persilangan antara dua tanaman
dengan memperhatikan warna bunga dan bentuk
bijinya.
 Mendel menyilangkan kacang ercis berbiji halus
berwarna kuning dengan ercis berbiji kisut
berwarna hijau.
Keturunan pertama, semua tumbuhan
menghasilkan biji halus berwarna kuning.
Jadi dapat disimpulkan sifat halus dominan
terhadap kisut dan kuning dominan terhadap
hijau.
PERSILANGAN DIHIBRID
 Hasil persilangan antar keturunan pertama
(F1><F1) menghasilkan F2 sebagai berikut:
 315 tumbuhan menghasilkan biji halus kuning
 101 tumbuhan menghasilkan biji kisut kuning
 108 tumbuhan menghasilkan biji halus hijau
 132 tumbuhan menghasilkan biji kisut hijau
Perbandingan
halus kuning : kisut kuning : halus hijau : kisut hijau
9 : 3 : 3 : 1
Coba perhatikan analisis papan catur di bawah ini.
P : HHKK >< hhkk
(halus, kuning) (kisut, hijau)
Sel kelamin (gamet) : HK hk
F1 : HhKk
(halus, kuning)
F1 >< F1 : HhKk >< HhKk
(halus, kuning) (halus, kuning)
Sel kelamin (gamet) : HK HK
hK hK
Hk Hk
hk hk
Tabel Jumlah Genotipe dan Fenotipe pada
Keturunan F2

HK hK Hk hk
HK 1. HHKK 2. HhKk 3. HHKk 4. HhKk
hK 5. HhKK 6. hhKK 7. HhKk 8. hhKk
Hk 9. HHKk 10. HhKk 11. HHkk 12. Hhkk
hk 13. HhKk 14. hhKk 15. Hhkk 16. hhkk
Halus, kuning : 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 13 =9
Kisut, kuning : 6, 8, 14 = 3
Halus, hijau : 11, 12, 15 =3
Kisut, hijau : 16 =1

Perbandingan fenotipe : 9 : 3 : 3 : 1
 HHKK : 1 = 1
 HhKk : 2, 4, 7, 10, dan 13 = 5
 HHKk : 3 dan 9 = 2
 HhKK : 5 = 1
 hhKK : 6 = 1
 hhKk : 8 dan 14 = 2
 HHkk : 11 = 1
 Hhkk : 12 dan 15 = 2
 Hhkk : 16 = 1

Perbandingan genotipe : 1:5:2:1:1:2:1:2:1


PERHATIKAN
 Kisut kuning (nomor 6) dan halus hijau (nomor 11)
merupakan genotipe yang tidak dimiliki oleh kedua induk
sebelumnya.
 Sifat itu muncul sebagai akibat perpaduan genotipe
antara kedua induknya.
 Individu itu memiliki genotipe yang homozigot.
 Individu yang bergenotipe homozigot dan memiliki sifat
baru dikenal sebagai individu baru atau bastar konstan.
 Dari hasil penyilangan ini, Mendel menyimpulkan bahwa
penurunan sifat bentuk biji (halus-kisut) tak tergantung
dari penurunan sifat warna biji (kuning-hijau).
 Dengan kata lain sifat-sifat tersebut diturunkan secara
bebas.
 Gen yang telah terpisah tersebut akan bergabung
dengan gen dari induk lain pada saat perkawinan.
 Penggabungan gen terjadi secara acak dan bebas.
 Gen-gen dapat berpasangan membentuk kombinasi
yang beragam.
 Hal ini dituangkan dalam Hukum Mendel II atau
Hukum Pengelompokan Gen secara Bebas yang
berbunyi:
 “Bila dua individu berbeda satu dengan yang lain dalam
dua pasang sifat atau lebih, maka diturunkannya sifat
yang sepasang tak tergantung dari pasangan sifat yang
lain”.
 Karena hasil persilangan sesamanya tidak memisah,
maka bastar konstan dikenal juga sebagai galur murni.
 Dalam rangka mendapatkan bibit padi yang unggul, para
pakar berupaya mendapatkan galur murni seperti contoh
persilangan di atas.
 Persilangannya tidak hanya dihibrid, melainkan
polihibrid.
 Polihibrid artinya persilangan yang memperhatikan
banyak sifat beda.
 F2 pada dihibrid memiliki perbandingan = 9 : 3 : 3 : 1.
Individu baru atau bastar konstan adalah individu
homozigot yang memiliki sifat baru hasil dari
pembastaran, sehingga jika dikawinkan sesamanya tidak
akan memisah.
PEMANFAATAN GENETIKA UNTUK
KESEJAHTERAAN MANUSIA

Persilangan dilakukan untuk mendapatkan


bibit unggul.

Hasil-hasil persilangan itu misalnya,


munculnya bibit unggul pada ayam,
domba, sapi, ikan, padi, jagung, dan tomat.

Melalui persilangan, orang menyatukan sifat-


sifat unggul yang ada di alam dengan jenis-
jenis yang dibudidayakan.
Ada berbagai tumbuhan yang memiliki sifat
unggul, misalnya sifat tahan serangan
hama, tahan kadar garam tinggi, atau
mengandung khasiat tertentu.

Kemudian sifat tersebut diambil dengan


jalan menyilangkan tumbuhan tersebut
dengan tumbuhan budidaya yang sejenis
(sama spesiesnya), sehingga diperoleh
tumbuhan baru dengan sifat yang unggul.
 Plasma nutfah ialah sifat-sifat yang terdapat di
tubuh organisme yang diwariskan secara turun
temurun.
 Plasma nutfah harus dilestarikan karena
merupakan kekayaan untuk generasi yang akan
datang.
 Selain itu, dengan menjaga kelestariannya
berarti menjaga keanekaragaman makhluk
hidup.
 Keanekaragaman makhluk hidup merupakan
sumber daya alam yang penting, yang dapat
menjaga keseimbangan lingkungan.
 Di bidang kesehatan, genetika
dikembangkan untuk mendiagnosis
penyakit, mencegah timbulnya penyakit
menurun, dan mengobati penyakit.

 Perkawinan yang mempunyai hubungan


kekerabatan yang dekat perlu dihindari
untuk mencegah munculnya penyakit
menurun.
 Sekarang, genetika molekuler digunakan
oleh para pakar untuk rekayasa genetika,
yakni mengubah gen makhluk hidup
dengan melakukan rekombinasi DNA.
 Rekombinasi adalah menyambung DNA
dari satu individu ke individu lainnya yang
sejenis atau berbeda jenis.
 Misalnya, gen penghasil insulin dari manusia
diambil.
 Insulin adalah hormon yang mengatur kadar
gula dalam darah.
 Gen insulin tersebut dimasukkan ke dalam tubuh
bakteri.
 Karena tubuh bakteri sudah tersisipi gen insulin
manusia, maka bakteri mampu memproduksi
insulin.
 Hormon yang dihasilkan bakteri tersebut diambil
untuk pengobatan penderita kencing manis
(diabetes melitus).
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai