Anda di halaman 1dari 13

TUGAS BOTANI

HEREDITAS SEL

KELOMPOK 2

Anggota :

1. Insyirah Rahman Nisa 195040201111082

2. Anggi Marsha Rose Audrey 195040201111083

3. Nurhalisah 195040201111084

4. Aditya Fadlani 195040201111085

5. Nathalia Ully Nadeak 195040201111086

6. Loli Fourtias 195040201111087

7. Lailatul Muafida 195040201111088


HEREDITAS SEL

PEWARISAN SIFAT (HEREDITAS)


Hereditas adalah pewarisan watak/sifatdari induk ke keturunannya baik
secara biologis melalui gen (DNA) atau secara sosial melaluipewarisan gelar, atau
status sosial.

PERCOBAAN MENDEL
Gregor Johann Mendel atau yang sering dikenal dengan Mendel
merupakan seorang yang lahir pada tanggal 22 Juli 1822, di Heizendorf, Austria.
Antara tahun 1856 – 1863 Mendel telah melakukan pengujian dan pembudidayaan
lebih dari 28.000 tanaman kacang. Ia menemukan bahwa suatu tanaman
mewariskan sifat-sifat keturunan yang berasal dari induknya. Dari hasil
penelitiannya tentang genetika tanaman kacang ercis, Ia mendapat julukan sebagai
Bapak Genetika.

Alasan Mendel memilih kacang ercis sebagai bahan percobaannya,


adalah karena tanaman ini memiliki beberapa pasang sifat yang sangat mencolok
perbedaannya, misalnya warna bunganya mudah sekali untuk dibedakan antara
yang ungu dan yang putih. Selain itu, kacang ercis merupakan tanaman yang
dapat melakukan penyerbukan sendiri, penyerbukan dengan bantuan manusia, dan
dapat juga menyerbuk silang. Hal ini disebabkan oleh adanya bunga sempurna,
yaitu bunga yang mempunyai alat kelamin jantan dan betina. Pertimbangan
lainnya adalah bahwa kacang ercis memiliki daur hidup yang relatif pendek, serta
mudah untuk ditumbuhkan dan dipelihara. Mendel juga beruntung, karena secara
kebetulan kacang ercis yang digunakannya merupakan tanaman diploid
(mempunyai dua perangkat kromosom). Seandainya ia menggunakan organisme
poliploid, maka ia tidak akan memperoleh hasil persilangan yang sederhana dan
mudah untuk dianalisis.

Pada salah satu percobaannya, Mendel menyilangkan tanaman kacang


ercis yang tinggi dengan yang pendek. Tanaman yang dipilih adalah tanaman
galur murni, yaitu tanaman yang kalau menyerbuk sendiri tidak akan
menghasilkan tanaman yang berbeda dengannya. Dalam hal ini tanaman tinggi
akan tetap menghasilkan tanaman tinggi. Begitu juga tanaman pendek akan selalu
menghasilkan tanaman pendek. Dengan menyilangkan galur murni tinggi dengan
galur murni pendek, Mendel mendapatkan tanaman yang semuanya tinggi.
Selanjutnya, tanaman tinggi hasil persilangan ini dibiarkan menyerbuk sendiri.
Ternyata keturunannya memperlihatkan nisbah (perbandingan) tanaman tinggi
terhadap tanaman pendek sebesar 3 : 1. Secara skema, percobaan Mendel dapat
dilihat sebagai berikut :
P : ♀ Tinggi x Pendek ♂

DD dd

Gamet D d



F1 : Tinggi

Dd

Menyerbuk sendiri (Dd x Dd)

6

F2 : Gamet D D

Gamet
D DD Dd
(tinggi) (tinggi)
D Dd Dd
(tinggi) (pendek)

Penelitian Mendel Dan Hukum Mendel

Gregor Johann Mendel atau yang sering dikenal dengan Mendel


merupakan seorang yang lahir pada tanggal 22 Juli 1822, di Heizendorf, Austria.
Nama lengkapnya ialah Gregor Mendel (1822-1884). Mendel mengadakan
percobaan di kebunnya dengan tanaman kacang kapri. Di kebunnya Mendel
mempunyai tanaman kacang kapri yang beraneka ragam, ada yang mempunyai
bunga merah dan putih, ada yang tanamannya tinggi dan rendah, duduk bunga,
warna dan bentuk polong berbeda. Mendel memilih tanaman kapri yang berbunga
merah dan putih untuk mempelajari penurunan sifat bunga merah dan putih
kacang kapri. Dia berulang kali mengadakan pembastaran antara tanaman kacang
kapri bunga merah dengan tanaman kapri berbunga putih dan hasilnya dicatat
dengan sangat teliti. Caranya dengan menyerbukkan tepung sari bunga putih ke
putik bunga merah. dikelompokkan menjadi satu (karena sama-sama
melambangkan individu tinggi), maka nisbah tersebut menjadi D- : dd = 3 : 1.4,5
Dari diagram itu pula dapat dilihat bahwa pewarisan suatu sifat ditentukan
oleh pewarisan materi tertentu, yang dalam contoh tersebut dilambangkan dengan
D atau d. Mendel menyebut materi yang diwariskan ini sebagai faktor keturunan
(herediter), yang pada perkembangan berikutnya hingga sekarang dinamakan
gen.

TERMINOLOGI DALAM GENETIKA


Untuk dapat memahami prinsip Mendel mengenai keturunannya,
sebaiknya mengenal terlebih dahulu beberapa istilah seperti :5
 Parental (P) : Tetua, orang tua atau induk
 Hibrid : Hasil persilangan dua individu yang memiliki sifat beda.
Dikenal :
 Monohibrid = hybrid dengan satu sifat beda
 Dihibrid = hybrid dengan dua sifat beda
 Trihibrid = hybrid dengan tiga sifat beda
 Tetrahibrid = hybrid dengan empat sifat beda
 Hibridisasi = Persilangan 2 individu yang memilki sifat beda

 Fenotipe : Penampakn atau perbedaan sifat dari suatu individu yang


tergantung dri suatu susunan genetiknya, biasanya dinyatakan dengan
kata-kata(misalnya mengenai ukuran, warna, bentuk, rasa, dsb). 5
 Genotype : Susunan atau konstitusi genetic dri suatu individu yang ada
hubungannya dengan fenotipe ; biasanya dinyatakan dengan symbol/ tanda
huruf pertama dari fenotipe. Oleh karena individu itu bersifat diploid,
maka genotype dinyatakan dengan huruf double, misalnya AA, Aa, aa,
AABB, AaBb, dsb. 5
 Gen : Suatu unit keturunan berupa suatu segmen tertentu dari molekul
DNA, umumnya erletak dalam kromosom, dan memperlihatkan
ekspresinya berupa fenotipe. Biasanya dinyatakan dengan symbol/tanda
huruf tunggal dan merupakan huruf pertamadar suatu sifat keturunan,
misalnya T= tinggi; M=merah; B = bulat; dsb.
 Alel : Anggota dari sepasang atau suatu seri gen-gen yang terdapat pada
suatu lokus (tempat) tertentu pada kromosom-kromosom homolog.
 Dominan : Sifat yang mengalahkan atau menutupi sfat lain. Mislnya :
warna merah dominan terhdap warna putih. 5
 Resesif :Sifat yang dikalahkan atau ditutupi oleh sifat lain. Misalnya
warna putih resesif terhadap warna merah.
 Intermediet : Sifat antara dari sifat dominan dan resesif. Misalny merah
adalah dominan, putih resesif, maka merah jambu adalah sifat intermediet.
 Homozigot : Individu yang kromosom-kromosomnya memiliki gen-gen
identik dari sepasang atau suatu seri alel. Individu homozigot hanya
membentuk satu macam gamet saja. Misalnya individu homozygote BB
hanya membentuk gamet B saja, dank arena itu individu homozigot selalu
berkembangbiak secara murni.
 Heterozigot : Individu yang kromosomnya memiliki gen-gen berlainan
dari sepasang atau suatu seri alel tertentu. Misalnya individu dengan
genotip Aa, Bb, AaBb adalah heterozygote. Individu heterozigot
membentuk lebih dari satu macam gamet. Contohnya individu Aa
membentuk gamet-gamet A dan a.

♀ atau = = betina atau perempuan

♂ atau = jantan atau laki-laki.

Ο x ♂ = tanda kawin

F1 = keturunan pertama, F2 = keturunan kedua

HUKUM MENDEL
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada
organisme yang dijabarkan dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan
Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:6,7
Hukum Segregasi (pemisahan) atau Hukum Pertama Mendel
Sebelum melakukan suatu persilangan, setiap individu menghasilkan gamet-gamet
yang kandungan gennya separuh dari kandungan gen pada individu. Sebagai
contoh, individu DD akan membentuk gamet D, dan individu dd akan membentuk
gamet d. Pada individu Dd, yang menghasilkan gamet D dan gamet d, akan terlihat
bahwa gen D dan gen d akan dipisahkan (disegregasi) ke dalam gamet-gamet yang
terbentuk tersebut. Prinsip inilah yang kemudian dikenal sebagai hukum segregasi
atau hukum Mendel I .
Hukum Segregasi :
Pada waktu berlangsung pembentukan gamet, tiap pasang gen akan disegregasi ke
dalam masing-masing gamet yang terbentuk.

Hukum Asortasi/Pemilihan bebas atau Hukum Kedua Mendel


Persilangan yang hanya menyangkut pola pewarisan satu macam sifat
seperti yang dilakukan oleh Mendel tersebut di atas dinamakan persilangan
monohibrid. Mendel melakukan persilangan monohibrid untuk enam macam
sifat lainnya, yaitu warna bunga (ungu-putih), warna kotiledon (hijau-kuning),
warna biji (hijau-kuning), bentuk polong (rata-berlekuk), permukaan biji (halus-
keriput), dan letak bunga (aksial-terminal).
Selain persilangan monohibrid, Mendel juga melakukan persilangan
dihibrid, yaitu persilangan yang melibatkan pola perwarisan dua macam sifat
seketika. Salah satu di antaranya adalah persilangan galur murni kedelai berbiji
kuning-halus dengan galur murni berbiji hijau-keriput. Hasilnya berupa tanaman
kedelai generasi F1 yang semuanya berbiji kuning-halus. Ketika tanaman F1 ini
dibiarkan menyerbuk sendiri, maka diperoleh empat macam individu generasi F2,
masing-masing berbiji kuning-halus, kuning-keriput, hijau-halus, dan hijau-
keriput dengan nisbah 9 : 3 : 3 : 1.
Jika gen yang menyebabkan biji berwarna kuning dan hijau masing-masing adalah
gen G dan g, sedang gen yang menyebabkan biji halus dan keriput masing-masing
adalah gen W dan gen w, maka persilangan dihibrid terdsebut dapat digambarkan
secara skema seperti pada diagram berikut ini :

P : ♀ Kuning, halus x Hijau, keriput ♂


GGWW ggww
Gamet GW gw

F1 : Kuning, halus
GgWw
Menyerbuk sendiri
(GgWw x GgWw )

F2 : Gamet ♂ GW Gw gW Gw
Gamet ♀
GW GGWW GGWw GgWW GgWw
(kuning,halus) (kuning,halus) (kuning,halus) (kuning,halus)
Gw GGWw GGww GgWw Ggww
(kuning,halus) (kuning,keriput (kuning,halus) (kuning,keriput
) )
gW GgWW GgWw ggWW ggWw
(kuning,halus) (kuning,halus) (hijau,halus) (hijau,halus)
gw GgWw Ggww ggWw ggww
(kuning,halus) (kuning,keriput (hijau,halus) (hijau,keriput)
)
Dari diagram persilangan dihibrid tersebut di atas dapat dilihat bahwa fenotipe F2
memiliki nisbah 9 : 3 : 3 : 1 sebagai akibat terjadinya segregasi gen G dan W secara
independen. Dengan demikian, gamet-gamet yang terbentuk dapat mengandung
kombinasi gen dominan dengan gen dominan (GW), gen dominan dengan gen
resesif (Gw dan gW), serta gen resesif dengan gen resesif (gw). Hal inilah yang
kemudian dikenal sebagai hukum pemilihan bebas (the law of independent
assortment) atau hukum Mendel II.6,7 Hukum Pemilihan Bebas :
Segregasi suatu pasangan gen tidak bergantung kepada segregasi pasangan gen
lainnya, sehingga di dalam gamet-gamet yang terbentuk akan terjadi pemilihan
kombinasi gen-gen secara bebas.

Diagram kombinasi gamet ♂ dan gamet ♀ dalam menghasilkan individu generasi


F2 dinamakan diagram Punnett. Ada cara lain yang dapat digunakan untuk
menentukan kombinasi gamet pada individu generasi F2, yaitu menggunakan
diagram anak garpu (fork line). Cara ini didasarkan pada perhitungan matematika
bahwa persilangan dihibrid merupakan dua kali persilangan monohibrid.

Secara terinci percobaan Mendel dengan tanaman kacang kapri dapat diterangkan
sebagai berikut. Mula-mula Mendel memilih tanaman kacang kapri yang
bunganya merah. Tanaman kapri bunga merah diserbuki sendiri, artinya serbuk
sari bunga kapri merah diserbukkan pada putik bunga kapri merah yang sama.
Setelah itu, ditunggu sampai kacang kapri menghasilkan buah. Setelah buah
kacang kapri masak, kemudian diambil bijinya dan ditanam lagi. Dari biji
tersebut, akan diperoleh tanaman kapri yang berbunga merah. Kemudian diadakan
penyerbukan sendiri dan setelah buah masak diambil bijinya dan ditanam lagi,
dilakukan begitu berulang kali sehingga yakin bahwa tanaman kacang kapri
tersebut akan selalu menghasilkan tanaman kapri yang berbunga merah saja.
Demikian pula hal itu dilakukan pada tanaman kapri berbunga putih, berulang kali
sehingga yakin bahwa tanaman kapri berbunga putih akan selalu menghasilkan
tanaman kapri yang berbunga putih saja. Dikatakan bahwa telah diperoleh
tanaman kacang kapri berbunga merah galur murni, dan tanaman kacang kapri
berbunga putih galur murni. Caranya sebagai berikut: Sediakan tanaman kacang
kapri berbunga merah dan kacang kapri berbunga putih. Kedua tanaman kacang
kapri galur murni, yaitu yang berbunga merah dan yang berbunga putih
dipergunakan sebagai induk, atau sebagai Parental (disingkat P). Serbuk sari dari
bunga merah diletakkan pada kepala putik bunga putih. Ini artinya telah diadakan
penyerbukan silang dengan satu sifat beda yang dikenal dengan istilah
monohibrid, yaitu terkait dengan warna bunga.

Setelah diadakan penyerbukan, tunggu beberapa bulan sampai muncul buah pada
tanaman kacang kapri bunga merah atau pada tanaman yang berbunga putih.
Setelah buah masak, bijinya diambil dan biji-biji tadi ditanam lagi. Tunggu
beberapa minggu sampai tanaman kacang kapri yang tumbuh dari biji tersebut
berbunga. Tanaman kacang kapri hasil pembastaran ini disebut sebagai turunan
ke-1, atau sebagai Filial ke-1 (disingkat F1). Amati warna-warna bunga yang
terjadi. Warna bunga apa saja yang timbul pada tanaman kacang kapri F1
tersebut? Mendel mencatat bunga yang timbul, yaitu semua bunganya berwarna
merah pada tanaman kacang kapri F1. Kesimpulan dari percobaan Mendel adalah
sifat merah dari bunga disebut sifat dominan terhadap sifat putih dari bunga
tanaman kacang kapri. Artinya, sifat merah akan ”mengalahkan” sifat putih bunga
pada tanaman kacang kapri sehingga sifat putih ”tertutup” oleh sifat merah
sehingga sifat putih tidak tampak.
Sifat putih yang seolah-olah tertutup atau kalah oleh sifat merah, disebut sebagai
sifat resesif. Sifat merah atau putih dari bunga, atau sifat bulat atau lonjong dari
bentuk biji, selanjutnya kita sebut sebagai gen. Pada waktu itu Mendel menyebut
sifat tanaman seperti warna bunga, bentuk biji, tinggi rendahnya tanaman sebagai
sifat atau faktor saja. Penjelasan tentang apa itu gen secara mendalam akan Anda
pelajari pada bagian lain dari modul ini.
Selanjutnya, apa yang dilakukan Mendel? Mendel membastarkan tanaman kacang
kapri F1 dengan tanaman kacang kapri F1 lainnya. Jadi, di sini tanaman kacang
kapri F1 yang berbunga merah dibastarkan dengan kacang kapri F1 yang
berbunga merah juga. Hasilnya bagaimana? Ternyata turunan yang dihasilkan atau
turunan ke-2 atau Filial ke-2 (disingkat F2), memberikan hasil tanaman kacang
kapri yang berbunga merah dan putih dengan perbandingan 3:1. Artinya, dari biji
hasil pembastaran atau

MASALAH GENETIK LAIN


1. Dominasi Tidak Lengkap
Dominasi tidak lengkap adalah ketika alel dominan, atau bentuk gen,
tidak sepenuhnya menutupi efek dari alel resesif, dan penampilan fisik yang
dihasilkan organisme menunjukkan perpaduan dari kedua alel. Ini juga
disebut dominasi semi atau dominasi parsial. Salah satu contoh ditunjukkan
dengan mawar.

Alel untuk warna merah dominan di atas alel untuk warna putih, tetapi
mawar heterozigot, yang memiliki kedua alel, berwarna merah muda.
Perhatikan bahwa ini berbeda dari kodominan, yaitu ketika kedua alel
diekspresikan pada waktu yang bersamaan.

Dominasi tidak lengkap

Mekanisme Dominasi Tidak Lengkap

Banyak gen menunjukkan dominasi lengkap. Ini berarti bahwa jika


seseorang heterozigot untuk gen tertentu, alel dominan akan sepenuhnya
menutupi alel resesif. Banyak sifat yang dipelajari oleh biarawan Austria,
Gregor Mendel, di dalam tanaman kacangnya yang terkenal, dikendalikan
oleh gen yang menunjukkan dominasi penuh. Misalnya, warna bunga yang
dominan adalah ungu, dan warna resesif berwarna putih. Tanaman yang
heterozigot juga ungu, karena ungu adalah alel dominan, meskipun mereka
juga memiliki alel putih. Tanaman hanya memiliki bunga putih jika itu
homozigot untuk alel resesif, yang berarti bahwa ia memiliki dua salinan alel
itu. (Ini juga mengapa dua tanaman ungu kadang-kadang menghasilkan yang
putih; proporsi dari keturunan menerima dua alel resesif.)

Mengapa dominasi tidak lengkap dapat terjadi? Seperti yang telah kita
lihat, itu tidak selalu terjadi dengan warna bunga; mawar (dan antara lain
tulip, anyelir, dan mulut naga) menunjukkan dominasi yang tidak lengkap,
tetapi tanaman kacang ercis Mendel menunjukkan dominasi lengkap.
Dominasi tidak lengkap dapat terjadi karena tak satu pun dari dua alel
sepenuhnya dominan di atas yang lain, atau karena alel dominan tidak
sepenuhnya mendominasi alel resesif. Hal ini menghasilkan fenotipe yang
berbeda dari alel dominan dan resesif, dan tampaknya menjadi campuran
keduanya.
Punnett square ini menunjukkan dominasi yang tidak lengkap. Bunga
merah homozigot memiliki dua alel merah dominan, dan ini diwakili oleh
huruf RR. Bunga putih homozigot diwakili oleh rr. Anak-anak mereka
semuanya heterozigot Rr, dan mereka memiliki bunga berwarna merah muda.
Ini adalah generasi filial pertama, atau F1. Ketika generasi F1 disilangkan,
keturunan mereka akan RR, Rr, dan rr dalam rasio 1: 2: 1. Beberapa
keturunan mereka (generasi F2) akan mewarisi dua alel R, beberapa akan
mewarisi dua r alel, dan beberapa akan mewarisi keduanya.

2. Pleiotropi

Pleiotropi (pleiotropy) adalah efek satu gen tunggal terhadap lebih


daripada satu karakteristik. Contoh pada manusia yaitu anemia bulan sabit
(sickle-cell anemia), dengan berbagai efek pada penderita terjadi karena allel
bulan sabit. Pleiotropy adalah keadaan yang berhubungan dengan satu faktor
(gen) yang berpengaruh terhadap lebih dari satu sifat (Gatner dkk. 1984).
G. Mendel berpendapat bahwa satu faktor (gen) bertanggung jawab atas satu
sifat (Gatner dkk. 1984)

3. Penurunan poligenik

Penurunan poligenik (polygenic inheritance) adalah pola pengaturan


sejumlah fitur yang sepintas tampak sederhana. Banyak sifat yang diatur oleh
efek kumulatif banyak gen, misalnya tinggi, bentuk, berat, warna, tingkat
metabolik, dan sebagainya. Sifat poligenik terekspresi dalam bentuk variabel
kontinu (adanya gradasi dalam perbedaan-perbedaan kecil), misalnya tinggi
badan manusia yang menghasilkan kurva berbentuk genta (bell shaped curve).
Sifat dengan variabel kontinu ini biasanya dikendalikan oleh penjumlahan efek
dua atau lebih pasangan gen terpisah. Penurunan masing-masing gen mengikuti
hukum Mendel.

Sifat poligenik pada manusia antara lain yaitu:

• Tinggi badan

• SLE (Lupus; systemic lupus erythematosus)

• Berat badan

• Warna mata

• Inteligensia

• Warna kulit
• Berbagai bentuk perilaku, dan sebagainya.

MASALAH GENETIK

Abnormalitas Kromosom

Abnormalitas kromosom mencakup tipe-tipe mutasi, yaitu: delesi (deletion),


duplikasi (duplication), inversi (inversion), insersi (insertion), dan translokasi
(translocation). Inversi akan menghasilkan protein tak aktif atau berubah.
Demikian pula delesi atau duplikasi akan mengubah produk gen. Tipe-tipe mutasi
Atas: Delesi – duplikasi – inversi; Bawah: Insersi - translokasi

o Abnormalitas jumlah kromosom


Selain efek mutasi, abnormalitas dapat berupa kekurangan ataupun kelebihan
kromosom. Genom manusia terdiri atas 44 autosom dan 2 kromosom seks,
sehingga jumlah seluruhnya adalah 46 buah. Gamet yang kekurangan
kromosom umumnya tak dapat menghasilkan embrio yang hidup, namun
gamet yang kelebihan kromosom kadang-kadang menghasilkan embrio yang
hidup. Beberapa abnormalitas jumlah kromosom yaitu:
o Sindroma Down (Down’s syndrome; trisomi 21):
Penderitanya akan mengalami retardasi mental dengan lidah besar yang
menyulitkan berbicara, dan kecenderungan menderita penyakit Alzheimer.
o Sindroma Turner (kromosom seks XO):
Penderitanya wanita steril
o Sindroma Klinefelter (kromosom seks XXY):
Penderitanya pria steril.
o Sindroma eksesif Y (Y excessive syndrome; kromosom seks XYY, XYYY,
dan seterusnya):
Penderitanya pria dengan peningkatan sifat agresivitas.

o Abnormalitas kromosom lain


Beberapa abnormalitas kromosom lain yaitu:
• Albinism: Penderita albino tak dapat memproduksi pigmen coklat melamin
pada kulit, rambut, dan mata. Gen untuk albinism bersifat resesif.
• Anemia bulan sabit (sickle-cell anemia): Gennya bersifat resesif, akibat
adanya 1 asam amino yang salah pada rantai β hemoglobin.
• Penyakit Huntington (Huntington’s disease): Gennya bersifat dominan,
mengakibatkan kerusakan sel-sel otak yang progresif, biasanya setelah berusia
30 tahun
• Polidaktilia (polydactilia): Penderita memiliki 6 jari tangan dengan gen
yang bersifat dominan.
• Buta warna: Bersifat sex-linked (gennya berada pada kromosom X),
mengenai 8% populasi pria dan 0.04% populasi wanita.
• Hemofilia: Bersifat sex-linked (kromosom X), menyebabkan pembekuan
darah tak dapat berlangsung dengan normal
• Distrofi muskular: Pada distrofi muskular (muscular dystrophy), otot rangka
dan jantung mengecil dan melemah (muscle wasting) disertai kemunduran
fungsi mental. Kebanyakan penderita mati sebelum berusia 20 tahun. Bentuk
tersering yaitu Distrofi muskular Duchenne.

Anda mungkin juga menyukai