HEREDITAS MENDEL
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK IV
NAMA ANGGOTA:
Maya Puspita Sari 342017005
Agustina Novyanti 342017006
Wita Listiawati 342017023
DOSEN PENGAMPU:
Drs. Nizkon, M.Si.
Etty Nurmala Fadillah, S.Pd., M.Pd.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat keturunan (hereditas) serta
segala seluk beluknya secara ilmiah. Orang yang dianggap sebagai “Bapak
Genetika” adalah Johan Gregor Mendel. Orang yang pertama mempelajari sifat-sifat
menurun yang diwariskan dari sel sperma dalah Haeckel (1868). Mendel
mempelajari hereditas pada tanaman kacang ercis (Pisum sativus). Tiap sifat
organisma hidup dikendalikan oleh sepasang “faktor keturunan”. Pada waktu itu
mendel belum menggunakan istilah “gen”, tiap pasangan faktor keturunan
menunjukkan bentuk alternatif sesamanya, kedua bentuk alternatif disebut pasangan
Alela, satu dari pasangan alela itu dominan dan menutup alela yang resesif bila
keduanya ada bersama-sama. Pada pembentukan “gamet” alela akan memisah,
setiap gamet menerima satu faktor alela tersebut [ CITATION Niz16 \l 1057 ].
setiap manusia mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan yang
berbeda. Hal ini dapat dipengaruhi dari berbagai faktor, yaitu faktor dari dalam
(faktor yang ada dalam diri manusia itu sendiri, faktor hereditas: bawaan/warisan)
dan faktor luar (faktor lingkungan). Dengan faktor bawaan tertentu dan disertai
dengan faktor lingkungan yang tertentu pula maka akan menghasilkan pola
pertumbuhan dan perkembangan tertentu pula. Masing-masing individu lahir ke
dunia dengan suatu hereditas tertentu. Ini berarti bahwa, karakteristik individu
diperoleh melalui pewarisan atau pemindahan dari cairan-cairan “germinal” dari
pihak orang tuannya. [ CITATION Niz16 \l 1057 ].
B. Rumusan Masalah
1.
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian hereditas
2. Mahasiswa mampu mengetahui hukum mendel
3. Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan perkawinan monohibrid,
dihibrid dan trihibrid.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Hereditas
Menurut [ CITATION Niz16 \l 1057 ] Hereditas adalah penurunan sifat dari induk
kepada keturunannya. Dimana keturunan yang dihasilkan dari perkawinan antar
individu mempunyai perbandingan fenotip maupun genotip yang mengikuti aturan
tertentu. Aturan-aturan dalam pewarisan sifat ini disebut pola-pola hereditas.
Hereditas ialah genotif yang diwariskan dari induk pada keturunanya dan
akan membuat keturunannya memiliki karakter seperti induknya. Warna kulit, tinggi
badan , warna rambut, bentuk hidung bahkan ‘’ penyakit warisan’’ merupakan
dampak dari penurunan sifat. Hereditas dibawa oleh gen yang ada dalam DNA
masing-masing sel makhluk hidup dan pada makhluk hidup multiseluler, tubuhnya
tersusun atas puluhan sampai triliyunan sel dengan massa DNA yang saling
mengkait.[ CITATION Mei17 \l 1057 ]
Mendel mengemukakan beberapa mengenai pewarisan material genetik dari
tetua kepada anaknya, di antaranya adalah Hukum Segregasi atau Hukum Mendel I
menyatakan bahwa dalam pembentukan sel gamet, pasangan alel akan memisah
secara bebas. Sedangkan, Hukum Perpaduan Bebas atau Hukum Mendel II
menyatakan bahwa alel dari lokus satu akan bepadu secara bebas dengan alel-alel
dari lokus lainnya.
Orang yang pertama kali melakukan percobaan tentang pewarisan sifat
adalah Gregor Mendel. Dia menyilangkan kacang kapri (Pisum sativum) dengan
memperhatikan satu sifat beda yang mencolok, seperti kapri berbunga merah
disilangkan dengan kapri berwarna putih, kapri berbiji bulat disilangkan dengan kapri
berbiji kariput. Berdasarkan penelitian ini, Mendel merumuskan Hukum Mendel I dan
Hukum Mendel II.
Dasar Kromosom dari Hukum Hereditas
Hukum hereditas merupakan akibat langsung dari tingkah laku kromosom
dalm mitosis, meiosis dan fertilisasi. Di dalam tiap kromosom terdapat sejumlah
faktor hereditas, yaitu gen yang masing-masing mengontrol penurunan satu atau
lebih sifat. Tiap gen terletak pada satu tempat tertentu disebut lokus di sepanjang
kromosom. Karena gen terletak dalam kromosom, dan tiap sel mempunyai dua dari
tiap jenis gen. Kromosom terpisah pada waktu meiosis dan bersatu kembali dalam
fertilisasi, demikian juga halnya dengan gen.
B. Hukum-Hukum Hereditas
1. Hukum Mendel I (Hukum Segregasi)
Menurut [ CITATION Niz16 \l 1057 ] Sebelum melakukan suatu persilangan, setiap
individu menghasilkan gamet-gamet yang kandungan gennya separuh dari
kandungan gen pada individu. Sebagai contoh, individu DD akan membentuk
gamet D, dan individu dd akan membentuk gamet d. Pada individu Dd, yang
menghasilkan gamet D dan gamet d, akan terlihat bahwa gen D dan gen d akan
dipisahkan (disegregasi) ke dalam gamet-gamet yang terbentuk tersebut. Prinsip
inilah yang kemudian dikenal sebagai hukum segregasi atau hukum mendel I.
Hukum Segregasi
‘’ Pada waktu berlangsung pembentukan gamet, tiap pasangan gen akan
disegregsi ke dalam masing-masing gamet yang terbentuk.’’
Hukum tersebut menyatakan mengenai keberadaan sepasang faktor
partikulat (gen) yang mengendalikan setiap sifat dan harus bersegregasi
(terpisah) saat pembentukan gamet dan akan menyatu secara acak saat
fertilisasi. Salah satu faktor tersebut cenderung di espresikan faktor yang lain
jika keduannya terdapat secara bersama.
Menurut [ CITATION Yat86 \l 1057 ] Berdasarkan percobaan menyilang 2 individu
yang memiliki 1 karakter berbeda: Monohibrid. Mendel menyilangkan kacang
kapri atau ercis normal (tinggi) dengan kacang kapri kerdil ( rendah, abnormal).
Ukuran yang normal itu ialah 1,8m yang kerdil 0,3 m. Mendel mengibaratkan
kacang semula bergenotipe TT yang berasal dari kata tall dalam bahasa inggris,
artinya tinggi. Sedangkan kacang kerdil bergenotipe tt. Hasil silangan
bergenotipe Tt, kalau Tt ini mengadakan penyerbukan sendiri (secara alamiah),
Tt x Tt maka turunannya memiliki genotipe tiga macam TT, Tt, dan tt. Tanaman
bergenotipe TT dan Tt katanya bergenotipe sama, yakni tinggi karakter t untuk
rendah karena resensif, ditutupi oleh T yang menumbuhkan karakter tinggi. (Gb.
31), jadi karakter tinggi dominan.
P : TT x tt
F1 : Tt
F2 : F1 x F1
♂
♀ T t
T TT Tt
Ratio:
t Tt tt Genotipe : 1TT : 2 Tt : 1 tt
Gb. 31 Fenotipe : 3 ttg : 1 rdh
P1 : ♂TT x ♀tt
Gamet P1 : T t
Tt
(tanaman batang tinggi)
P2 : ♂Tt x ♀Tt
Gamet P2 : T T
t t
F2 :
♀ ♂ T T
T TT Tt
T Tt tt
P1 : ♂MM x ♀mm
Gamet P1 : M
F1 : Mm
(bunga warna merah)
P2 : ♂Mm x ♀Mm
Gamet P2 : M M
M m
F2 :
♀
M m
♂
M MM Mm
m Mm mm
Sifat intermediet
Persilangan monohibrid tidak selalu memperlihatkan sifat dominan
resesif, tapi ada pula keturunan yang mempunyai sifat diantara keduanya.
Contohnya pada perkawinan silang tanaman bunga pukul (Mirabilis jalapa).
Jika serbuk sari berasal tanaman homozigot berbunga merah (genotipe MM)
disilangkan dengan putik dari tanaman homozigot berbunga putih (genotipe
mm). Diagram persilangannya dapat digambarkan sebagai berikut.
P1 : ♂MM x ♀mm
Gamet P1 : M m
F1 : Mm
(bunga warna merah muda)
P2 : ♂Mm x ♀Mm
Gamet P2 : M M
M m
F2 :
♀
M m
♂
M MM Mm
m Mm mm
P1 : ♂RR x ♀rr
Gamet P1 : R r
F1 : Rr
(sapi bulu kekuning-kuningan)
P2 : ♂Rr x ♀Rr
Gamet P2 : R R
r r
F2 :
♀
R r
♂
R RR Rr
r Rr rr
F1 : ♂
♀ R r 2 macam sperma x 1 macam
r Rr rr ovum, menghasilkan 2 macam anak.
mawar tunggal Sperma R x ovum r
(1) : (1) Anak : Rr (jawer mawar)
Sperma r x ovum r
Gb. 35 Anak : rr (jawer jantan)
Ayam berjawer mawar x tunggal ini berarti jawaban untuk
pekawinan macam 2.
Monohibrid pada orang
Semacam bahan kimia bernama Phenylthtocarbamida (PTC)
segolongan orang yang bisa mengecapnya, segolongan lagi tidak yang bisa
mengecapnya terasa pahit dan yang tak bisa mengecapnya rasanya tawar
saja. Mengecap oleh gen dominan T dan tak mengecap oleh alelnya yang
bersifat resesif t. Huruf T berasal dari kata Taster. Di sini disebut orang yang
bisa mengecap dengan karakter pahit dan tak bisa mengecap dengan karakter
tawar. Jadi merasa pahit/mengecap memiliki genotipe 2 macam : TT
(homozigot dominan) dan Tt (heterozigot) yang merasa tawar/tak mengecap
hanya memiliki 1 genotipe : tt.
Seorang laki-laki yang mengecap PTC memiliki 3 anak yang 2 dapat
mengecap dan yang 1 tidak. Carilah genotipe si ayah, ketiga anak dan si ibu
yang tak mengecap.
P : ♂ x ♀ Genotipe ayah TT atau Tt. Karena ada
anaknya yang tak mengecap, yang
bergenotipe tt berarti satu alel t diterima si
anak dari ayah, 1 alel t lagi dari si ibu.
Karena itu mestilah genotipe ayah ada
F : ♂ mengandung alel t. Jadi genotipe ayah
♀ T t ialah Tt. (Gb. 36).
T Tt tt
F2 :
♂
BK bK Bk
♀
BK BBKK BbKK BbKk
Bk BBKk BbKk Bbkk
bK BbKK bbKK bbKk
bk Bbkk bbKk bbkk
Atau
♂
BK Bk bK Bk
♀
BK BBKK BBKk BbKK BbKk
(bukat kuning) (bulat kuning) (bulat kuning) (bulat kuning)
Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk
(bulat kuning) (bulat hijau) (bulat kuning) (bulat hijau)
bK bbKK bbKk
BbKK BbKk
(keriput (keriput
(bulat kuning) (bulat kuning)
kuning) kuning)
Bk BbKk
BBKk BBkk Bbkk
(keriput
(bulat kuning) (Bulat hijau) (keriput hijau)
kuning)
F1 : LlMm
Sedang- merah jambu
(intermedier)
F2 :
♂
LLMM LLMm LlMM LlMm
♀
LM 1 LLMM 2 LLMm 3 LlMM 4 LlMm
Lm 5 LLMm 6 LLMm 7 LlMm 8 Llmm
lM 9 LlMM 10 LlMm 11 llMM 12 llMm
lm 13 LlMm 14 Llmm 15 llMm 16 llmm
Perbandingan
Fenotip Genotif
Genotip Fenotip
Lebar – merah LLMM 1 1
Lebar – merah jambu LLMm 2 2
Lebar – putih LLmm 1 1
Sedang – merah LlMM 2 2
Sedang – merah jambu LlMm 4 4
Sedang – putih Llmm 2 2
Sempit – merah llMM 1 1
Sempit – merah jambu llMm 2 2
Sempit – putih llmm 1 1
Gambar 1-17. Diagram perkawinan pada tanaman bunga pukul empat antara
yang berdaun sempit – bunga putih dengan homozigot berdaun lebar – bunga
merah, dimana terdapat semidominasi.
P : MMKKBB x mmkkbb
Merah, kuning, bulat putih, hijau, keriput
Gamet ♀; MKB gamet ♂; mkb
F1 : MmKkBb
Merah, kuning, bulat
Sesuai dengan rumus di muka, tanaman trihibrid ini akan
membentuk 2n = 23 = 8 macam gamet, yaitu:
Gamet : MKB, MKb, MkB, Mkb, Mkb, mKb, mkB,mkb
Gamet : MKB, MKb, MkB, Mkb, Mkb, mKb, mkB, mkb
Apabila tanaman F1 itu di gandakan penyerbukan sendiri, maka menurut
rumusnya akan menghasilkan F2 yang terdiri dari (2n) 2 = (23) 2 = 64
kombinasi.
Thibrid
Menurut [ CITATION Yat86 \l 1057 ] Ini menyilang dengan 3 karakter berbeda,
diambil contoh kacang kapri. Batang tinggi, biji kuning dan bundar murni
bergenotipe TTYYRR disilang dengan batang rendah, biji hijau dan keriput
dengan genotipe ttyyrr. F1 bergenotipe TtYyRr, bergenotipe tinggi – kuning –
bundar. Macam gamet F 1 sesuai dengan rumus 2n, dimana n = 3, ialah 2 3 =
8 : TYR, Tyr, TyR, Tyr, tYR, tYr, tyR, tyr, agar mudah mencarinya pakai garis
garpu.
R TYR
Y
T r TYr
Y R TyR
R Tyr
R tYR
Y
t r tYr
Y R tyR
r tyr
Ratio gamet F1 tentulah 1 : 1 : 1 : 1 : 1 : 1 : 1 : 1, artinya sama banyak
semua, karena kesempatan untuk berasortasi antara ketiga gen dengan alel
masing-masing sama, sesuai dengan Hukum Mendel II.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hereditas ialah genotif yang diwariskan dari induk pada keturunanya dan
akan membuat keturunannya memiliki karakter seperti induknya. Warna kulit, tinggi
badan , warna rambut, bentuk hidung bahkan ‘’ penyakit warisan’’ merupakan
dampak dari penurunan sifat. Hereditas dibawa oleh gen yang ada dalam DNA
masing-masing sel makhluk hidup dan pada makhluk hidup multiseluler, tubuhnya
tersusun atas puluhan sampai triliyunan sel dengan massa DNA yang saling
mengkait.
Orang yang pertama kali melakukan percobaan tentang pewarisan sifat
adalah Gregor Mendel. Dia menyilangkan kacang kapri (Pisum sativum) dengan
memperhatikan satu sifat beda yang mencolok, seperti kapri berbunga merah
disilangkan dengan kapri berwarna putih, kapri berbiji bulat disilangkan dengan kapri
berbiji kariput. Berdasarkan penelitian ini, Mendel merumuskan Hukum Mendel I dan
Hukum Mendel II. Hukum Mendel I (Hukum Segregasi) Sebelum melakukan suatu
persilangan, setiap individu menghasilkan gamet-gamet yang kandungan gennya
separuh dari kandungan gen pada individu. Sebagai contoh, individu DD akan
membentuk gamet D, dan individu dd akan membentuk gamet d. Dan Hukum
mendel kedua, disebut juga hukum berpasangan bebas (the law of independen
assortment) atau hukum karakter satuan (the law of unit charaters)
mengekspresikan konsep bahwa sifat-sifat diwariskan secara bebas.
Perkawinan monohibdrid merupakan persilangan antara dua tanaman yang
diperhitungkan hanya satu sifat berbeda.
Perkawinan Dihibrid percobaan mendel melibatkan dua sifat sekaligus disebut
percobaan dihibrid. Dari percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa dalam proses
pembentukan gamet, setiap pasang alel dalam satu lokus bersegregasi bebas
dengan pasangan alel dalam satu lokus bersegregasi bebas dengan pasangan alel
lokus lainnya, dan akan berpadu secara bebas dengan alel dari lokus lainnya.
Perkawinan Trihibrid adalah persilangan dua individu dengan tiga sifat beda atau
lebih yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotip dan genotip
tertentu. Pada percobaannya, Mendel melakukan persilangan kacang ercis dengan
tiga sifat beda, ialah batang tinggi, biji bulat, dan biji warna kuning dengan kacang
ercis berbatang pendek, biji keriput, dan biji warna hijau.
B. Saran
Saran yang dapat kami ajukan pada makalah ini yakni setelah mengetahui meteri
hereditas mendel yang merupakan suatu bahan pelajaran penting yang kita
pelajari dan mengerti. Didalam hereditas kita akan dapat mengetahui tentang
bagaimana sifat dari induk itu bisa diturunkan kepada anak, bagaimana suatu
penyakit itu bisa menurun dari generasi pertama ke generasi berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA