Anda di halaman 1dari 81

Apa Genetika ?

• Genetika : Ilmu Keturunan (berasal dari


kata latin “Genos”  Suku Bangsa atau
Asal Usul)
• Dalam Genetika dipelajari bagaimana
sifat keturunan (heriditas) diwariskan
kepada anak
Sejarah Perkembangan
• Sudah ada sebelum abad XIX (Pre Mendel)  Bangsa
Babilonia 6000 tahun lalu telah telah menyusun silsilah kuda
untuk memperbaiki keturunannya
• Gregor Mendel (1822-1884) genetika berkembang menjadi
suatu cabang ilmu dalam biologi  “Hukum Mendel” 
Dikenal “Bapak Genetika”
• Mendel berhasil mengamati suatu macam sifat keturunan
(Karakter) dari generasi ke generasi kacang ercis, dan
berhasil membuat perhitungan matematika tentang sifat
genetis karakter tersebut.
• Namun Karya Mendel yang dipublikasikan pada tahun 1868 di
negaranya (Austria) tidak mendapat tanggapan di negaranya.
• Tahun 1900 karya mendel dibaca kembali dan menjadi bahan
referensi para ahli.
• W.Bateson (1861-1926) membuat percobaan pada ayam
untuk membuktikan apakah penemuan Mendel berlaku pada
hewan ?
• J.Belling (1930) berjasa mengembangkan sitogenetika 
mengamati tingkah laku kromosom dengan mikroskop.
Sejarah Perkembangan

• T.H. Morgan (1914) menemukan bahwa “Gen” yang menjadi unit


terkecil bahan genetika.
• Pengetahuan genetika lebih maju lagi dengan dengan diketahuinya
susunan molekul GEN yang terdiri dari DNA (Deoksiribosa Nucleid
Acid) dengan model DNA diperkenalkan oleh J.D. Watson dan
F.H.C. Crick (1953) dan disempurnakan oleh M.H.F. Wilkins pada
tahun 1961.
• M.W. Nirenberg (1961) menyusun kode genetis yang menentukan
urutan asam amino dalam sintesis protein  Maka diketahui bahwa
gen itu bekerja membentuk suatu karakter melalui sintesa protein
dalam sel-sel tubuh.
• Perkembangan genetika paling mutakhir adalah Transpormasi Gen
 Gen dapat dipindah-pindahkan dari satu individu ke individu lain
dengan memperalat vurus atau bakteri.
• Dasar transpormasi ditemukan oleh F.Griffith (1928) pada bakteri
Pneumococcus, kemudian dikembangkan oleh banyak ahli lainnya .
TERMINOLOGI
P→individu tetua (parental)
F1 → keturunan pertama
F2 → keturunan kedua
Gen D →gen atau alel dominan
Gen d →gen atau alel resesif
Alel → bentuk alternatif suatu gen yang terdapat pada lokus
(tempat) tertentu.
Gen dominan → gen yang menutupi ekspresi alelnya
Gen resesif → gen yang ekspresinya ditutupi oleh ekspresi
alelnya
heterozigot → Dd
Fenotip →ekspresi gen yang lansung dapat diamati sebagai
suatu sifat pada suatu individu
Genotip →susunan genetik yang mendasari pemunculan suatu
sifat
Istilah–istilah dalam persilangan
1.Parental (P)  induk jantan dan induk betina
2.Filius (F)  anak hasil persilangan parental
3.F1  persilangan induk galur murni(P1)dengan
induk galur murni(P1)
4.P2  persilangan induk galur murni jantan F1
dengan induk betina F1 secara acak , sedangkan
filialnya disebut F2
5.Galur murni
 jika dilakukan penyerbukan sendiri akan selalu
menurunkan keturunan yang sifatnya sama dengan
induknya, meski dilakukan penyerbukan berulang
kali dalam beberapa generasi.
 selalu bergenotip homozigot dan disimbulkan
dengan dua huruf yang sama (huruf kapital atau
huruf kecil)
BB untuk sifat dominan Bb untuk sifat resesif 6
Istilah–istilah dalam persilangan (lanjutan)

6. Genotip
7. Fenotip
8. Dominan
9. Resesif
10. Homozigot
11. heterozigot
12. Alel
13. Alel Mencakup Gen-gen yang Terletak
pada Lokus yang Sama pada
Kromosom Homolog
7
Fenotipe dan Genotipe
• Fenotipe yaitu : Bentuk luar atau karakter
yang tampak pada suatu individu 
Rambut pirang, rambut lurus, mata biru dll.
• Genonotipe yaitu : Susunan kode gen
pada DNA yang mengkode karakter
tertentu pada individu.
• Kode gen ditulis dengan simbul huruf-
huruf, misalnya AA, Bb, Cc dll.
Alela
• Berasal darikata “allelon” = bentuk lain
• Umpama gen “A” mengkode pertumbuhan
pigmentasi kulit secara normal. Lalu gen “A”
mengalami mutasi sehingga tidak mampu
membentuk pigmentasi kulit secara normal lagi
sehingga menyebabkan kulit “albino” gen “A”
yang bermutasi tersebut diberi simbol “a”
• Kenapa ditulis “a”, karena karakter yang
ditumbuhkan bersifat resesif, artinya kalau
berada bersama gen “A” maka sifat gen “a” akan
ditutupi oleh gen “A”
Homozigot - Heterozigot
• Gen “AA”  Homozigot dominan
• Gen “Aa”  Heterozigot
• Gen “aa”  Homozigot resesif

Kenapa GEN ditulis berpasangan ????


A| |A B| |b m| |m
Simbul GEN dalam perkawinan
• AA x Aa (Mono Hibrid)
• aaBb x Aabb (Dihibrid)
• AaBbCc x aaBBCC (Trihibrid)
• AABbCcDDeeFf x aaBBCcddEeFF
(Polihibrid)

Apa maksud “Kawin” (X) dalam Genetika ???


Melalui apa GEN diwariskan kepada keturunan

• Reproduksi Secara Seksual  ??????


• Sel Kelamin Jantan ???? (Manusia,
hewan, tumbuhan)  Dimana dibentuk
• Sel Kelamin Betina  ??? (Manusia,
hewan, tumbuhan)  Dimana dibentuk
• Bagaimana Proses pembentukan sel
kelamin jantan dan betina ????
Apa Artinya ????
P. O AABBMmKK x O aaBBmmKk

Berapa Macam Sel Gamet O yang dibentuk ??


Tuliskan macam sel gamet tersebut !
Berapa Macam Sel Gamet O yang dibentuk ??
Tuliskan macam sel gamet tersebut !
 Bagaimana kemungkinan susunan “gen”
keturunan nya ???
• Gregor Johann Mendel abad ke-19
Percobaan persilangan pada kacang ercis
(Pisum sativum)→prinsip-prinsip
pewarisan sifat
• Mendel menyilangkan tanaman kacang
ercis yang tinggi dengan yang pendek
• Keturunannya memperlihatkan
nisbah(perbandingan) tanaman tinggi
terhadap tanaman pendek sebesar 3:1
Persilangan Monohibrid untuk sifat tinggi
tanaman
P: ♀ Tinggi x Pendek ♂
DD dd
Gamet D d

F1 : Tinggi
Dd

Menyerbuk sendiri (Dd x Dd)



F2 :
Gamet D D

Gamet E
D DD Dd
(tinggi) (tinggi)

d Dd Dd
(tinngi) (pendek)
HUKUM SEGREGASI
(HUKUM MENDEL I)

☼Pada waktu berlangsung


pembentukan gamet, tiap pasang
gen akan disegregasi ke dalam
masing-masing gamet yang
terbentuk.
Percobaan Mendel :
Cross-polination Pisum sativum
(ercis)
Eksperimen Pemuliaan Tanaman
MendelGregor Mendel adalah salah satu
yang pertama yang menerapkan
pendekatan eksperimental untuk masalah
pewarisan.
Selama tujuh tahun, Mendel membiakkan
tanaman kacang dan mencatat pola
pewarisan pada keturunannya.
Partikulat Hipotesis tentang Warisan
Orangtua meneruskan kepada keturunan
mereka faktor-faktor yang terpisah dan
berbeda (hari ini disebut gen) yang
bertanggung jawab atas sifat-sifat yang
diturunkan.
Percobaan Mendel :
Penyerbukan silang Pisum sativum
(ercis)
1. warna bunga ungu atau putih
2. posisi bunga adalah axil atau terminal
3. panjang batang panjang atau pendek
atau
4.Bentuk biji bulat atau keriput
5. warna biji berwarna kuning atau hijau
Bentuk
6.pod mengembang atau menyempit
7.pod warna hijau kuning
Mendel beruntung dia memilih Garden Pea

•Mendel mungkin memilih untuk


bekerja dengan kacang polong
karena mereka tersedia dalam
banyak varietas.
•Penggunaan kacang polong juga
memberi Mendel kontrol ketat
terhadap tanaman mana yang
dikawinkan.
•Untungnya, ciri-ciri kacang berbeda
dan sangat kontras.
Untuk menguji hipotesis partikulat, Mendel menyilang tanaman pemuliaan
sejati yang memiliki dua sifat berbeda dan kontras — misalnya, bunga ungu
atau putih.
Apa yang dimaksud dengan "pembiakan sejati?"

Mendel menyuburkan tanamannya dengan tangan. Mengapa penting


untuk mengontrol tanaman mana yang akan berfungsi sebagai orang tua?
Untuk setiap silang monohibrid, tanaman pemuliaan sejati yang dibuahi dengan
pembiakan yang berbeda hanya dalam satu karakter — dalam hal ini, warna
bunga. Dia kemudian mengizinkan hibrida (generasi F1) untuk memupuk diri.
Percobaan pemuliaan khas
P generation (generasi
orangtua)
Generasi F1 (generasi
pertama berbakti, kata
berbakti dari kata Latin
untuk "anak") adalah
keturunan hibrida.
Membiarkan hibrida F1
ini melakukan self-
pollinate menghasilkan:
F2 generation (generasi
kedua generasi).

Ini adalah analisis ini


yang mengarah pada
pemahaman tentang
persilangan genetik.
Mendel mempelajari tujuh karakteristik dalam kacang kebun
:

Statistics indicated a
pattern.
Hukum Kekuasaan
Pada salib monohibrid (perkawinan dua organisme yang berbeda hanya dalam satu
karakter), satu versi menghilang.

Apa yang terjadi ketika F1 dilintasi?


F1 menyeberang
menghasilkan generasi F2
dan sifat yang hilang
muncul dengan rasio yang
dapat diprediksi.

Ini mengarah pada


formulasi model pewarisan
saat ini.
Probabilitas dan Punnett Squares
Punnett square: diagram yang menunjukkan probabilitas kemungkinan hasil dari
persilangan genetik
Genotype versus phenotype.

Bagaimana rasio
genotip berbeda
dari rasio fenotipe?
Punnett squares - diagram probabilitas yang menggambarkan kemungkinan
keturunan dari perkawinan.

Ss X Ss

gametes
Testcross Sebuah testcross dirancang untuk mengungkapkan apakah suatu
organisme yang menampilkan fenotipe dominan adalah homozigot atau heterozigot.
Variasi dalam Pola Waris
Warisan Menengah (blending): pewarisan di mana heterozigot memiliki
fenotipe menengah antara fenotipe dari dua homozigot
Organ reproduksi
Pada tanaman penyerbuk silang yang menghasilkan biji kacang kuning atau hijau
secara eksklusif, Mendel menemukan bahwa generasi keturunan pertama (f1) selalu
memiliki biji kuning. Namun, generasi berikut (f2) secara konsisten memiliki rasio 3: 1
kuning untuk green.
Dia sampai pada tiga kesimpulan penting dari hasil
eksperimen ini :

1. bahwa warisan dari masing-masing sifat


ditentukan oleh "unit" atau "faktor" yang
diteruskan ke keturunan tidak berubah (unit-unit
ini sekarang disebut gen)
2. bahwa seorang individu mewarisi satu unit dari
setiap orang tua untuk setiap sifat
3. bahwa suatu sifat mungkin tidak muncul dalam
individu tetapi masih dapat diteruskan ke
generasi berikutnya
HUKUM PEMILIHAN BEBAS
(HUKUM MENDEL II)
Segregasi suatu pasangan gen tidak
bergantung kepada segregasi pasangan gen
lainnya, sehingga di dalam gamet-gamet
yang terbentuk akan terjadi pemilihan
kombinasi gen-gen secara bebas.
 Persilangan Dihibrid
Persilangan yang melibatkan pola pewarisan dua
macam sifat seketika
ex” : Persilangan galur murni Kedelai (Glicyne max)
berbiji kuning halus dengan galur murni berbiji hijau
keriput
P: ♀ Kuning, halus x Hijau, keriput ♂
GGWW ggww
Gamet GW gw

F1 : Kuning, halus
GgWw

Menyerbuk sendiri (GgWw x GgWw )



F2 :

Gamet ♂ GW Gw gW gw

Gamet ♀
GW GGWW GGWw GgWW GgWw
(Kuning, halus) (Kuning, halus) (Kuning, halus) (Kuning, halus)

Gw GGWw GGww GgWw Ggww


(Kuning, halus) (Kuning, keriput) (Kuning, halus) (Kuning, keriput)
gW GgWW GgWw ggWW ggWw
(Kuning, halus) (Kuning, halus) (Hijau, halus) (Hijau, halus)
gw GgWw Ggww ggWw ggww
(Kuning, halus) (Kuning, keriput) (Hijau, halus) (Hijau, keriput)
Gg x Gg Ww x Ww
 
3 W-  9 G- W- (kuning, halus)
3 G- 1 ww  3 G- ww (kuning, keriput)
3 W-  3 ggW- (hijau, halus)
1 gg 1 ww  1 ggww (hijau, keriput)

Gambar : Diagram Anak Garpu pada Persilangan Dihibrid


MACAM-MACAM PERSILANGAN

1. MONOHIBRID
• Monohibrid atau monohibridisasi  persi!angan
pembastaran dengan satu sifat beda.
• Monohibrid pada pencobaan Mendel  persilangan
antara ercis tinggi dan ercis berbatang pendek.
• Untuk mengetahui bahwa suatu gen bersifat
dominan  lakukan monohibridisasi antara individu
yang rnemiliki sifat gen tersebut dengan sifat
kontrasnya (alelnya) yang sama-sama bergalur
murni. Jika fenotipe Fl sama dengan sifat gen yang
diuji tadi, berarti jelaslah bahwa sifat itulah yang
dominan.
43
Perhatikan diagram monohibrid antana ercis berbatang
tinggi dengan ercis berbatang pendek berikut ini.

Keterangan:
• T = simbol untuk gen yang
menentukan batang tinggi.
• T = simbol untuk gen yang
menentukan batang pendek.
• Dengan membuat tabel  dapat
diketahui bahwa sifat batang tinggi
(T) dominan terhadap sifat batang
pendek (t).
• Pada pembentukan gamet dan
tanaman heterozigot (Fl) tennyata
ada pemisahan alel, sehingga ada
gamet dengan alel T dan ada gamnet
dengan alel t.
• Prinsip pembentukan gamet pada
genotipe induk yang heterozigot
dengan pemisahan alel tersebut
terkena! dengan Hukum Mendel I
yang disebut Hukum Segregasi
(pemisahan) secara Bebas. 44
45
Intermediet

• Jika sifat gen dominan tidak penuh


(intermediet), maka fenotipe individu Fl tidak
seperti salah satu fenotipe induk galur murni,
melainkan mnempunyai sifat fenotipe di antara
kedua induknya.
• Perbandingan fenotipe F2-nya tidak 3 : 1,
rnelainkan 1: 2 1, sama dengan perbandingan
genotipe F2- nya.
• Contoh: diagram monohibrid di antara tanaman
Mirabilisis jalapa merah galur rnurni (MM)
dengan Mirabilis jalapa putih galur murni (mm)
46
Perbandingan genotipe MM: Mm : mm  1:2:1
Perbandingan fenotipe merah : merah jambu : putih 1 : 2 :1
47
2. DIHIBRID
 Dihibrid atau dihibridisasi  persilangan
(pembastaran) dengan dua sifat beda.
 Hukum Mendel II prinsip berpasangan
secara bebas
 Mendel melakukan eksperimen dengan
membastarkan tanaman ercis Pisum sativum
bergalur murni dengan memperhatikan dua
sifat beda  biji bulat berwarna kuning
dengan galur murni berbiji kisut berwarna
hijau
 Gen B (bulat) dominan terhadap b (kisut),
dan K (kuning) dominan terhadap k (hijau).
48
• Fenotipe pada F2:
a. bulat, kuning: no. 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9,
10, 13
b. bulat, hijau: no. 6, 8, 14
c. kisut, kuning: no. 11, 12, 15
d. kisut, hijau: no. 16
• Rasio genotipe:
BBKK: BBKk : BbKK: BbKk : BBkk:
Bbkk: bbKK : bbKk : bbkk (9
genotipe)
 1:2:2:4:1:2:1:2:1
• Rasio fenotipe: bulat kuning : bulat
hijau : kisut kuning kisut hijau (4
genotipe)
49
 9:3:3:1
• Dalam membuat perhitungan
itu Mendel menganggap bahwa
gen-gen pembawa kedua sifat
itu berpisah secara bebas
terhadap sesamanya sewaktu
terjadi pembentukan gamet.
Hukum Mendel II ini disebut
juga Hukum Pengelompokan
Gen Secara Bebas.
• Jadi, pada dihibrid BbKk,
misalnya:
a) gen B mengelompok dengan
K gamet BK
b) gen B rnengelompok dengan k
gamet Bk
c) gen b mengelompok dengan K
 gamet bK
d) gen b mengelompok dengan k
 gamet bk
50
• Angka-angka perbandingan fenotipe F2 monohibrid = 3: 1;
sedangkan perbandingan fenotipe F2 dihibrid = 9 : 3 : 3 :1.
• Dalam kenyataannya perbandingan yang diperoleh tidak persis
seperti angka perbandingan di atas, melainkan rnendekati
perbandingan 3 : 1 atau 9 : 3 : 3 : 1.

• Contoh:
 Pada monohibrid diperoleh perbandingan berbatang:
tinggi : pendek
787 : 277
2,84 : 1
3 : 1
 Dihibrid diperoleh perbandingan:
bulat kuning = 315 tanaman
bulat hijau = 101 tanaman
kisut kuning = 108 tanaman
kisut hijau = 32 tanaman
• Angka-angka tersebut rnenunjukkan suatu perbandingan yang
51
rnendekati 9:3:3: 1.
Dihibridisasi intermediet

• Pada dihibridisasi intermediet


(dominansi tidak penuh), perbandingan
fenotipe Fl tidak sama dengan salah satu
fenotipe induk melainkan mempunyai sifat
di antara kedua gen dominan dan gen
resesif

52
53
54
Jika prinsip-prinsip Mendel tersebut kita jadikan 4
prinsip, dapat disimpulkan sbb:
1. Prinsip hereditas  pewarisan sifat-sifat organisrne dikendalikan
oleh faktor menurun (gen). Setiap individu yang berkembang dari
zigot rnerupakan hasil dari persatuan gamet-gamet, yaitu gamet
jantan (sperma) dan gamet betina (ovum). Melalui gamet-gamet
inilah inforrnasi genetik dan kedua orang tua (induk) diturunkan
kepada individu yang dibentuknya. Informasi genetik inii merupakan
struktur nyata, yaitu gen yang terkandung dalarn krornosom.
2. Prinsip segregasi bebas  pada pembentukan gamet, pasangan
gen memisah secara bebas sehingga tiap gamet mendapatkan
salah satu gen dan pasangan gen (alel) tadi.
3. Prinsip berpasangan bebas  pada pembuahan (fertilisasi), gen-
gen dan gamet jantan maupun gen-gen dan gamet betina akan
berpasangan secara bebas.
4. Prinsip dominansi penuh atau tidak penuh (intermediet) 
fenotipe (pengaruh) gen dominan akan terlihat menutupi pengaruh
gen resesif. Sedangkan pada prinsip dominansi tidak penuh,
fenotipe gen pada individu heterozigot berada di antara pengaruh
kedua alel gen yang rnenyusunnya. 55
3. PERKAWINAN RESIPROK

• Prinsip-prinsip Mendel tersebut di atas


mudah dibuktikan bila diadakan
perkawinan (penyilangan) resiprok.
• Penyilangan resiprok ialah penyilangan
gamet jantan dan gamet betina
dipertukarkan sehingga menghasilkan
keturunan yang sama.

56
4. BACKCROSS DAN TESTCROSS

• Backcross ialah perkawinan antara


individu Fl dengan salah satu induknya
(induk dominan atau induk resesif).
• Tujuan backcross adalah untuk mencari
genotipe orang tua.

57
Perkawinan Resiprok

58
• Testcross  perkawinan antara Fl dengan salah
satu induk yang resesif.
• Testcross disebut juga perkawinan pengujian (uji
silang) karena bertujuan untuk mengetahui
apakah suatu individu bergenotipe homozigot
(galur murni) atau heterozigot. J
• Jika hasil testcross menunjukkan perbandingan
fenotipe keturunan yang memisah 1 : 1, maka
dapat disimpulkan bahwa individu yang diuji
tersebut adalah bukan galur murni, berarti
heterozigot.
• Jika hasil testcross 100% berfenotipe sama
berarti homozigot.
59
60
FORMULASI MATEMATIKA PADA BERBAGAI
PERSILANGAN

Persilangan Macam Jumlah Macam Macam Nisbah fenotip F


gamet individu fenotip genotip

Monohibrid 2 4 2 3 3:1

Dihibrid 4 16 4 9 9:3:3:1
Trihibrid 8 64 8 27 27:9:9:9:3:3:3:1

N hibrid 2n 4n 2n 3n (3:1)n
PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL

A. KRIPTOMERI

• Kriptomeri adalah peristiwa pembastaran, di mana suatu


faktor dominan tersembunyi oleh suatu faktor dominan
lainnya dan baru tampak bila tidak bersama-sama
dengan faktor penutup itu.
• Faktor yang tersembunyi disebut faktor kriptomeri .
• Contoh:
bunga Linaria maroccana: jika disilangkan bunga merah
(AAbb) dengan bunga putih (aaBB), maka hasilnya
adalah bunga ungu (AaBb).
Jadi, persilangan karena adanya kriptomeri
menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotipe
9 : 3 : 4.

62
Diagram persilangan antara tanarnan Linaria maroccana
berbunga merah dengan tanaman Linaria maroccana
berbunga putih.

63
2. INTERAKSI GEN

• Peristiwa dua gen atau lebih yang bekerja


sama atau menghalang-halangi dalam
mernperlihatkan fenotipe, disebut
interaksi gen.
• Interaksi gen mula-mula ditemukan oleh
William Bateson (1861—1926) dan R.C.
Punnet (1906) pada bentuk pial (jengger)
ayam  4 macam bentuk jengger

64
4 macam bentuk jengger ayam:

No BENTUK JENGGER GENOTIPE

1 ercis atau biji (pea) r r P—

2 mawar atau gerigi R-pp


(rose)

3 sumpel (walnut) R–P-

4 belah atau tunggal rrpp


(single)

65
Pada saat dikawinkan ayam berjengger rose dengan pea
didapatkan Fl yang semuanya bertipe walnut

66
• Berdasarkan segi empat Punnet di atas perbandingan
F2nya adalah sebagai berikut.
1. jengger walnut = 9
2. jengger rose = 3
3. jengger pea = 3
4. jengger single = I
• Timbulnya fenotipe baru yang muncul dan perkawinan
antara ayam berjengger walnut dengan sesamanya seperti
pada segi empat punnet di atas disebabkan oleh interaksi
(saling mempengaruhi) antara gen-gen.
• Agar lebih memahami pengertian interaksi gen-gen
lakukan Kegiatan 5.1
• Pial walnut dalam peristiwa di atas terjadi karena interaksi
dua pasang alel (gen) yang dominan, sedang pial belah
terjadi karena adanya dua pasang aid (gen) yang resesif.
Persilangan antara walnut dengan sesamanya akan
diperoleh perbandingan, walnut: rose : pea : single = 9 : 3 :
3: 1
67
3. EPISTASIS-HIPOSTASIS

• Epistasis-hipostasis  gen dominan menutupi gen


dominan lain yang bukan alelnya.
• Faktor pembawa sifat yang menutup disebut
epistasis, sedangkan sifat yang tertutup disebut
hipostasis.
• Nilson dan EhIe (1873—1949) menyelidiki peristiwa
tersebut pada persilangan jenis gandum berkulit biji
hitam dengan gandum berkulit biji kuning yang
keduanya merupakan galur murni.
• Misalnya: Gandum berkulit biji warna hitam
disilangkan dengan gandum berkulit biji warna
kuning. Dimisalkan
H = gen kulit biji warna hitam
h = gen kulit biji warna putih
K = gen k = gen
kulit biji = warna kuning, warna putih 68
Hasil perkawinan:
• 9 biji gandum berkulit biji hitam (H—K—)
• 3 biji gandum berkulit biji hitam (H—kk)
• 3 biji gandum berkulit biji kuning (hhK—)
• I biji gandurn berkulit biji putih (hhkk)

• Dari hasil perkawinan tsb terlihat bahwa


genotipe yang mengandung H selalu berwarna
hitam, sedangkan genotipe yang mengandung
K tanpa disertai H selalu berwarna kuning.
• Dapat disimpulkan bahwa:
1. H epistasis terhadap K
2. K epistasis terhadap h
3. K hipostasis terhadap H
69
70
Modifikasi Nisbah Mendel
 Modifikasi nisbah 3 : 1
Semi dominansi
→ terjadi apabila suatu gen dominan tidak menutupi
pengaruh alel resesifnya dengan sempurna, sehingga
pada individu heterozigot akan muncul sifat antara
(intermedier).
ex” : Pewarisan warna bunga pada Bunga Pukul Empat
(Mirabilis jalapa)
P: ♀ Merah x Putih ♂
MM mm
Gamet M m

F1 : Merah muda
Mm

Menyerbuk sendiri (Mm x Mm)



F2 : dengan nisbah fenotipe merah : merah muda : putih = 1 : 2 : 1
Kodominansi
→ tidak memunculkan sifat antara pada individu
heterozigot, tetapi menghasilkan sifat yang merupakan
hasil ekspresi masing-masing alel.
ex” : Pada pewarisan golongan darah sistem ABO pada
manusia.

IAIB X IAIB

1 IAIA (Golongan darah A)
2 IAIB (Golongan darah AB)
1 IBIB (Golongan darah B)

Golongan darah A : AB : B = 1 : 2 : 1
Gen Letal
→ Gen yang dapat mengakibatkan kematian pada
individu homozigot (embrio).
Macam-macam gen letal :
 Gen letal dominan
 Gen letal resesif
ex” : peristiwa letal dominan antara lain dapat dilihat pada
ayam redep (creeper).
Apabila sesama ayam redep (Cpcp) dikawinkan, maka
Cpcp x Cpcp

CpCp, Cpcp, cpCp, cpcp

Letal Redep Normal


 Modifikasi Nisbah 9 : 3 : 3 : 1
→ disebabkan oleh peristiwa yang dinamakan epistasis,
yaitu penutupan ekspresi suatu gen non-alelik.
Epistasis Resesif
suatu gen resesif menutupi ekspresi gen lain yang bukan
alelnya.
ex” : Pewarisan warna bulu mencit (Mus musculus)

P : AACC x aacc
Kelabu Albino

F1 : AaCc
Kelabu
F2 : 9 A-C- Kelabu
3 A-cc Albino
3 aaC- Hitam Kelabu : Hitam : Albino
1 aacc Albino 9 : 3 : 4
Epistasis Dominan
→ penutupan ekspresi gen oleh suatu gen dominan
yang bukan alelnya. Nisbah fenotipe pada generasi F2
adalah 12 : 3 : 1
ex” : Pewarisan warna buah waluh besar (Cucurbita pepo).

P : WWYY x wwyy
Putih Hijau

F1 : WwYy
Putih
F2 : 9 W-Y- Putih
3 W-yy Putih
3 wwY- Kuning Putih : Kuning : Hijau
1 wwyy Hijau 12 : 3 : 1
Epistasis resesif ganda
→ apabila gen resesif dari suatu pasangan gen I, epistasis
terhadap pasangan gen II, sementara gen resesif dari pasangan
gen II ini juga epistasis terhadap pasangan gen I.
ex” : peristiwa epistasis resesif ganda dapat dikemukakan
pewarisan kandungan HCN pada tanaman Trifolium repens.

P: LLhh x llHH
HCN rendah HCN rendah

F1 : LlHh
HCN tinggi
F2 : 9 L-H- HCN tinggi
3 L-hh HCN rendah
3 llH- HCN rendah HCN tinggi : HCN rendah =
1 llhh HCN rendah 9 : 7
Epitasis dominan ganda
→gen dominan dari pasangan gen I epistasis terhadap
pasangan gen II yang bukan alelnya, sementara gen
dominan dari pasangan gen ini juga epistasis terhadap
pasangan gen I, maka epistasis yang terjadi.
ex” : pada pewarisan bentuk buah capsela

P: CCDD x ccdd
segitiga oval

F1 : CcDd
segitiga
F2 : 9 C-D- segitiga
3 C-dd segitiga
3 ccD- segitiga segitiga : oval
1 ccdd oval 15 : 1
Epistasis dominan-resesif
→ terjadi apabila gen dominan dari pasangan gen I epistasis
terhadap pasangan gen II yang bukan alelnya, sementara gen
resesif dari pasangan gen II ini juga epistasis terhadap
pasangan gen I.
ex” : pewarisan warna bulu ayam ras.

P: IICC x iicc
putih putih

F1 : IiCc
putih
F2 : 9 I-C- putih
3 I-cc putih
3 iiC- berwarna putih : berwarna
1 iicc putih 13 : 3
Epistasis gen duplikat dengan efek kumulatif
→ epistasis yang muncul akibat adanya duplikat dari
gen sebelumnya dengan adanya efek komulatif
ex” : pada Cucurbita pepo yang memiliki tiga macam
bentuk buah yaitu cakram, bulat, lonjong.

P: BBLL x bbll
cakram lonjong

F1 : BbLl
cakram
F2 : 9 B-L- cakram
3 B-ll bulat
3 bbL- bulat cakram : bulat : lonjong
1 bbll lonjong 9 : 6 : 1
Interaksi gen
→ penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang
tidak melibatkan modifikasi nisbah fenotip, tetapi
menimbulkan fenotip-fenotip yang merupakan hasil
kerjasama atau interaksi dua pasang gen non-alelik
ex” : pewarisan bentuk jengger ayam
P: RRpp x rrPP
mawar kacang

F1 : RrPp
walnut
F2 : 9 R-P- walnut
3 R-pp bulat
3 rrP- kacang walnut : mawar : kacang : tunggal
1 rrpp tunggal 9 : 3 : 3 : 1
BENTUK JENGGER AYAM DARI
GALUR YANG BERBEDA

walnut kacang
tungal mawar

Anda mungkin juga menyukai