Anda di halaman 1dari 64

Laporan Praktikum

Persilangan Monohibrid dan Persilangan Dihibrid

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Genetika oleh


dosen pengampu Ibu Dr. Frida Maryati Yusuf, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Parid Pakaya 432419056


Winda Jakaria 432419015
Nurfadila Septiani Doe 432419031
Priti Devani H. Adji 432419029

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat dari individu ke
keturunanya, disebut ilmu Genetika. Ciri-ciri yang dapat diamati suatu
organisme dikendalikan oleh entity (wujud) mujarad (abstrak) yang disebut
gen. Pada organisme diploid, setiap sifat fenotif dikendalikan oleh setidak-
tidaknya satu pasang gen, satu anggota pasangan tersebut diwariskan dari
setiap tetua. Jika anggota pasangan tadi berlainan dalam efeknya yang tepat
terhadap fenotifnya maka disebut alel. Alel adalah bentuk alternative suatu
gen tunggal, seperti misalnya gen yang mengendalikan warna biji pada ercis
(Wang, dkk. 2004).
Suatu organisme dengan sepasang alel yang identik untuk sifat tertentu
dikatakan bersifat homozigot. Terhadap alelnya satu dengan alel yang lain,
sebagai heterozigot. Pada heterozigot, satu alel dapat dinyatakan dengan
meniadakan yang lainya (dominansi), atau kedua-dua alel itu dapat
berpengaruh terhadap fenotifnya (dominansi tak lengkap atau kodominansi)
Bilamana gamet-gamet (spora pada tumbuhan) terbentuk karena
meiosis, pasangan-pasangan gen menjadi terpisah-pisah dan didistribusikan
satu-satu kepada setiap gamet atau spora (hukum mendel tentang segregasi).
Mendel menemukan bahwa pewarisan satu pasangan gen sama sekali tidak
bergantung pada pewarisan pasangan gen lainya
(hukum pemisahan bebas). Beberapa sifat dikendalikan secara aditif oleh
lebih dari satu pasang alel.pewarisan foligenik atau factor berganda
sedemikian itu merupakan kekhasan sifat (Crowder L.V. 2000).
Menurut Manson (2006) Tokoh peletak prinsip dasar genetika
adalah Gregor Johan Mendel seorang biarawan dan penyelidik tanaman
berkebangsaan Austria. Pada tahun 1866 Mendel melaporkan hasil
penyelidikanya selama bertahun-tahun atas kacang ercis/kapri (Pisum
sativum). Untuk mempelajari sifat menurun Mendel menggunakan kacang
ercis dengan alasan:

2
1. Memiliki pasangan sifat yang mencolok
2. Bisa melakukan penyerbukan sendiri
3. Segera menghasilkan keturunan atau umurnya pendek
4. Mampu menghasilkan benyak keturunan
5. Mudah disilangkan
Hukum Mendel I/Hukum Pemisahan Bebas dikenal juga dengan
hukum segregasi menyatakan: “ pada pembentukan gamet kedua gen yang
merupakan pasangan akan dipisahkan dalam dua sel anak”. Hukum ini
berlaku untuk persilangan monohibrid (persilangan dengan satu sifat beda).
Contoh terapan dari hukum Mendel I persilangan monohibrid dengan
dominansi. Persilangan dengan dominansi adalah persilangan suatu sifat
beda dimana satu sifat lebih kuat dari pada sifat yang lain. Sifat yang kuat
disebut sifat dominan dan bersifat menutupi, sedangkan yang lemah/tertutup
disebut resesif.
Pewarisan sifat pada persilangan antara dua individu dapat
diterangkan dengan Hukum Mendel I dan II. Hukum Mendel I dikenal
dengan “Pemisahan gen sealel”. Contoh Pembuktiannya dapat dilihat pada
persilangan dengan satu sifat beda (monohibrid) .
Contoh Diagram persilangan monohibrid untuk sifat tinggi tanaman.
P: ♀ Tinggi × Pendek ♂
Gamet D d
F1 Dd
Menyerbuk sendiri ( Dd × Dd )

3
F2 :
Gamet D
D D
Gamet d

DD Dd
D
(tinggi) (tinggi)

Dd Dd
D
(tinggi) (pendek)

Tinggi (D_) : pendek (dd) =3:1


DD : Dd : dd =1:2:1
Individu tinggi dan pendek yang digunakan pada awal persilangan
dikatakan sebagai tetua (parental), disingkat P. Hasil persilangannya
merupakan keturunan (filial) generasi pertama, disingkat F1. Persilangan
sesama individu F1 menghasilkan keturunan generasi ke dua, disingkat F2.
Tanaman tinggi pada generasi P dilambangkan dengan DD, sedangkan
tanaman pendek dd. Sementara itu, tanaman tinggi yang diperoleh pada
generasi F1 dilambangkan dengan Dd.
Pada diagram persilangan monohibrid tersebut di atas, nampak
bahwa untuk menghasilkan individu Dd pada F1 maka baik DD maupun dd
pada generasi P menbentuk gamet (sel kelamin). Individu DD membentuk
gamet D, sedangkan individu dd membentuk gamet d. Dengan demikian,
individu Dd pada F1 merupakan hasil penggabungan kedua gamet tersebut.
Begitu pula halnya, ketika sesama individu Dd ini melakukan penyerbukan
sendiri untuk menghasilkan F2, maka masing-masing akan membentuk
gamet terlebih dahulu. Gamet yang dihasilkan oleh individu D ada dua
macam, yaitu D dan d. Selanjutnya, dari kombinasi gamet-gamet tersebut
memperoleh individu-individu generasi F2 dengan nisbah DD : Dd : dd = 1 :
2 : 1. Jika DD dan dd dikelompokan menjadi satu (karena sama-sama
melambangkan individu tinggi), maka nisbah tersebut menjadi Dd : dd =
3:1.
4
Dari diagram itu pula dapat dilihat bahwa pewarisan suatu sifat
ditentukan oleh pewarisan materi tertentu, yang dalam contoh tersebut
dilambangkan dengan D dan d. Mendel menyebut materi yang diwariskan
ini sebagai faktor keturunan (herediter), yang pada perkembangan
berikutnya hingga sekarang dinamakan gen. (Venvillet Treagust, 2002).
Persilangan monohibrid merupakan persilangan yang hanya
menggunakan satu macam gen yang berbeda atau menggunakan satu tanda
beda.anda telah mengetahui bahwa pasangan gen pada kromosom
homolognya yang berpengaruh terhadap suatu sifat..

B. Tujuan
1. Melakukan latihan persilangan monohibrid dan dihibrid menggunakan
kancing genetika.
2. Mengamati nisbah segregasi fenotipe dalam persilangan monohibrid
dan dihibrid.
3. Membuat diagram persilangan monohibrid dan dihibrid.
4. Melakukan latihan penggunaan uji X2.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Mendel mempelajari beberapa pasang sifat pada tanaman kapri.
Masing-masing sifat yang dipelajari adalah: tinggi tanaman, warna bunga,
bentuk biji, dan lain-lain yang bersifat dominan dan resesif. Mula-mula
Mendel mengamati dan menganalisis data untuk setiap sifat, dikenal dengan
istilah monohibrid. Selain itu Mendel juga mengamati data kombinasi antar
sifat, dua sifat (dihibrid), tiga sifat (trihibrid) dan banyak sifat (polihibrid)
(Suryo. 2005).
Menentukan apakah suatu fenomena yang diamati sesuai atau tidak
dengan teori tertentu, perlu dilakukan suatu pengujian dengan melihat
besarnya penyimpangan nilai pengamatan terhadap nilai harapan.
Selanjutnya besarnya penyimpangan tersebut dibandingkan terhadap kriteria
model tertentu. Dalam percobaan persilangan akan dibandingkan frekuensi
genotipe yang diamati terhadap frekuensi harapannya dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
X2 hitung = ∑(Oi-Ei)2 /Ei
Keterangan:
Oi = nilai pengamatan fenotipe ke – i
Ei = nilai harapan fenotipe ke-i
Suatu percobaan, jarang ditemukan hasil yang tepat betul, karena
selalu saja ada penyimpangan.Yang menjadi masalah ialah berapa banyak
penyimpangan yang masih bisa kita terima.Menurut perhitungan para ahli
statistik tingkat kepercayaan itu adalah 5% yang masih dianggap batas
normal penyimpangan. Untuk percobaan genetika sederhana biasanya
dilakukan analisis (Campbell, Neil A, dkk. 2002).
Persilangan monohibrid adalah persilangan antar dua spesies yang
sama dengan satu sifat beda. Persilangan monohibrid ini sangat berkaitan
dengan hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segresi. Hukum
ini berbunyi, “Pada pembentukan gamet untuk gen yang merupakan
pasangan akan disegresikan kedalam dua anaka.

6
Mendel pertama kali mengetahui sifat monohybrid pada saat
melakukan percobaan penyilangan pada kacang ercis (Pisum sativum).
Sampai saat ini di dalam persilangan monohybrid selalu berlaku hukum
Mendel I. Sesungguhnya di masa hidup Mendel belum diketahui sifat
keturunan modern, belum diketahui adanya sifat kromosom dan gen, apalagi
asam nukleat yang membina bahan genetik itu. Mendel menyebut bahan
genetic itu hanya factor penentu (determinant) atau disingkat dengan faktor
(Campbell, Neil A, dkk. 2002).
Ciri-ciri yang dapat diamati (secara kolektif, fenotipenya) suatu
organisme dikendalikan oleh suatu faktor penentu yang disebut dengan gen.
Setiap sifat fenotipik pada organisme diploid dikendalikan setidak-tidaknya
satu pasang gen, satu anggota gen pasangan tersebut diwariskan dari setiap
tetua. Suatu organisme dengan sepasang alele yang berbeda, sebagai
heterozigot. Gamet-gamet yang terbentuk karena meiosis, maka pasangan-
pasangan gen akan menjadi terpisah-pisah dan didistribusikan satu-satu
kepada setiap gamet dikenal sebagai hukum segregasi Mendel (hukum
Mendel I). Mendel menemukan bahwa pewarisan satu pasangan gen sama
sekali tidak bergantung pada pewarisan pasangan lainnya (hukum pemilahan
bebas=hukum Mendel II). Keadaan ini hanya dapat terjadi bila dua pasang
gen yang bersangkutan terdapat pada kromosom-kromosom yang terpisah
atau agak berjauhan
Sifat keturunan yang dapat kita amati (warna, bentuk, ukuran)
dinamakan fenotipe. Sifat dasar yang tidak tampak dan tetap (artinya tidak
berubah-ubah oleh lingkungan) pada suatu individu dinamakan genotipe.
Fenotipe dari suatu individu dapat sama tetapi genotipenya berbeda, hal ini
terjadi pada kondisi semidominansi atau intermediet. Hasil perkawinan
antara dua individu yang mempunyai sifat beda dinamakan hibrid.
Perkawinan yang melibatkan satu sifat beda dinamakan monohibrid, dua
sifat beda dinamakan dihibrid, tiga sifat beda dinamakan trihibrid dan
seterusnya

7
BAB III
METODE KERJA
C. Alat dan Bahan
a. Persilangan Monohibrid
1. Kancing genetika diumpamakan sebagai gamet (merah = R, dan putih =
r)
2. Kantong sebaiknya dari kain supaya tidak mudah robek, dan isinya
tidak dapat terlihat dari luar.
b. Persilangan Dihibrid
1. Kancing genetika diumpamakan sebagai gamet (Merah-Hijau (RB) =
Bunga merah, Buah bulat; Merah-Hitam (Rb) = Bunga merah, Buah
Oval; Putih-Hijau (rB) = Bunga Putih, Buah bulat; Putih-Hitam (rb) =
Bunga putih, Buah Oval.
2. Kantong sebaiknya dari kain supaya tidak mudah robek, dan isinya
tidak dapat terlihat dari luar.

8
D. Prosedur Kerja
a). Persilangan Monohibrid
Monohibrid

Menyediakan kancing genetika 12 buah, 6 yang


berwarna merah (M) dan 6 yang berwarna putih
(m)

Memasukan kancing genetika ke dalam dua


kantong plastik yang berbeda, masing-masing 6
buah yang berwarna merah dan 6 buah yang
berwarna putih

Mencampurkan kancing genetika ke dalam


masing-masing kantong plastik sampai merata

Mengambil masing-masing satu kancing


genetika dari kedua kantong secara serentak
sampai 4 kali pengambilan kemudian
mengembalikan dan mencampur kembali
kancing genetika setiap pengambilan

Mengamati model gen yang terambil, dan


mencatat kode susunan gen itu ke dalam tabel
hasil pengamatan

Hasil Pengamatan

9
b). Persilangan Dihibrid
Dihibrid

Menyediakan kancing genetika 16 buah, 4


kancing Merah-Hijau (RB) (merah, bulat), 4
kancing Merah-Hitam (Rb) (merah oval), 4
kancing Putih-Hijau (rB) = (putih, bulat),4
kancing Putih-Hitam (rb)= (putih, oval).

Memasukan model gen kedalam dua kantong


plastik , masing-masing kantong plastik diisi
dengan 8 model gen yang berbeda

Menampurkan keempat model gen ke dalam


masing masing kantong plastik sampai merata

Mengambil masing-masing satu kancing


genetika dari kedua kantong secara serentak
sampai 6 kali pengambilan kemudian
mengembalikan dan mencampur kembali
kancing genetika setiap pengambilan.

Mengembalikan model gen tersebut ke dalam


saku, lalu me lakukan percobaan ini sebanyak
80 kali

Mengamati model gen yang terambil, dan


mencatat kode susunan gen itu ke dalam table
hasil pengamatan

Hasil Pengamatan

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
E. HASIL PENGAMATAN
Persilangan Monohibrid

a. Tabel 1. Hasil Perorangan


Nama : Parid Pakaya
Pengambilan ke RR (Merah) Rr (Merah) rr (Putih)
1 1 -
2 1 -
3 1 -
4 1 -
Jumlah 2 2 -

Nama : Winda Jakaria


Pengambilan ke RR (Merah) Rr (Merah) rr (Putih)
1 - 1 -
2 - - 1
3 1 - -
4 - 1 -
Jumlah 1 2 1

Nama : nurfadila septiano doe


Pengambilanke RR (Merah) Rr (Merah) rr (Putih)
1 - 1 -
2 - 1 -
3 - - -
4 - 1 -
Jumlah - 3 1

11
Nama : priti devani h adji
Pengambilan ke RR (Merah) Rr (Merah) rr (Putih)
1 1 - -
2 - 1 -
3 - 1 -
4 - - 1
Jumlah 1 2 1

b. Tabel 2. Hasil Kelompok


No. urut praktikan RR (Merah) Rr (Merah) rr (Putih)
1 2 2 -
2 1 2 1
3 - 3 1
4 1 2 1
Jumlah 4 9 3

12
c. Tabel uji X2 (Chi – Square)
1) Hasil Perorangan
Nama : parid pakaya
[(O-E)]2
Kelas Fenotipe O (Hasil) E (Harapan)
E

( )
RR 2 1/4x4=1

( )
Rr 2 2/4x4=2

( )
Rr - 1/4x4=1

Total 4 4

Dk = n -1 Kolom peluang = 0,05


= 3 -1 X ² tabel = 5,99
=2 X ² hitung =1
Berdasarkan data di atas dapat diketahui X2 hitung (1) < X tabel
(5,99) maka diketahui bahwa sebaran pengamatan tidak berbeda nyata
dengan harapandan di peroleh/ berlakunya hukum mendel 1 dengan
perbandingan 1 : 2 : 1

13
Nama : winda jakaria
[(O-E)]2
Kelas O (Hasil) E (Harapan) E
Fenotipe

RR 1 1/4x4=1 ( )

Rr 2 2/4x4=2 ( )

Rr 1 1/4x4=1 ( )

Total 4 4

Dk = n -1 Kolom peluang = 0,05


= 3 -1 X ² tabel = 5,99
=2 X ² hitung =0
Berdasarkan data di atas dapat diketahui X2 hitung (0) X tabel
(5,99) berdasarkan (DK=2) maka diketahui bahwa sebaran pengamatan
tidak berbeda nyata dengan harapan dan di peroleh/ berlakunya hukum
mendel 1 dengan perbandingan 1 : 2 : 1

14
Nama : nurfadila septiani doe
[(O-E)]2
Kelas O (Hasil) E (Harapan) E
Fenotipe

RR - 1/4x4=1 ( )

Rr 3 2/4x4=2 ( )

Rr 1 1/4x4=1 ( )

Total 4 4

Dk = n -1 Kolom peluang = 0,05


= 3 -1 X ² tabel = 5,99
=2 X ² hitung = 1,5
Berdasarkan data di atas dapat diketahui X2 hitung (1,5) X tabel
(5,99) (DK=2) maka diketahui bahwa sebaran pengamatan tidak berbeda
nyata dengan harapan (Ho)dan di peroleh/ berlakunya hukum mendel 1
dengan perbandingan 1 : 2 : 1

15
Nama : priti devani h adji
Kelas Fenotipe O (Hasil) E (Harapan) [(O-E)]2
E

RR 1 ( )

Rr 2 ( )

Rr 1 ( )

Total 4 4

Dk = n -1 Kolom peluang = 0,05


= 3 -1 X ² tabel = 5,99
=2 X ² hitung =0
Berdasarkan data di atas dapat diketahui X2 hitung (0) X tabel
(5,99) maka diketahui bahwa sebaran pengamatan tidak berbeda nyata
dengan harapan (Ho)dan menyatakan bahwa berlakunya hukum mendel 1
dengan perbandingan 1 : 2 : 1

16
2). Hasil Kelompok
[(O-E)]2
Kelas Fenotipe O (Hasil) E (Harapan)
E

RR 4 1/4x16=4 ( )

Rr 9 2/4x16=8 ( )

Rr 3 1/4x16=4 ( )

Total 16 16 0,36

Dk = n -1 Kolom peluang = 0,05


= 3 -1 X ² tabel = 5,99
=2 X ² hitung = 0,36
Berdasarkan data di atas dapat diketahui X2 hitung (0,36) X2 tabel (5,99)
maka diketahui bahwa sebaran pengamatan tidak berbeda nyata dengan
harapan (Ho) dan dengan hal tersebut berlakunya hukum mendel 1 dengan
perbandingan 1 : 2 : 1

17
Persilangan Dihibrid
a. Tabel 1. Hasil Perorangan
Nama :Parid Pakaya
Pengambilan R-B- R-bb rrB- Rrbb
Ke Merah Bulat Merah Oval Putih Bulat Putih Oval
1 1
2 1
3 1
4 1
5 1
6 1
Jumlah 2 2 1 1

Nama : Winda jakaria


Pengambilan R-B- R-bb rrB- Rrbb
Ke Merah Merah Putih Putih
Bulat Oval Bulat Oval
1 - - - 1
2 - 1 - -
3 1 - - -
4 - 1 - -
5 1 - - -
6 1 - - -
Jumlah 3 2 - 1

18
Nama : Nurfadila septini doe
Pengambilan R-B- R-bb rrB- Rrbb
Ke Merah Merah PutihBulat Putih
Bulat Oval Oval
1 - - 1 -
2 1 - - -
3 - 1 - -
4 - 1 - -
5 - - 1 -
6 1 - - -
Jumlah 2 2 2 -

Nama : Priti Devani H.Adji


Pengambilan R-B- R-bb rrB- Rrbb
Ke Merah Merah Putih Putih
Bulat Oval Bulat Oval
1 1
2 1
3 1
4 1
5 1
6 1
Jumlah 2 2 1 1

b. Hasil Kelompok
R-B- R-bb rrB- Rrbb
Merah Bulat Merah Oval Putih Bulat Putih Oval
10 8 4 2

19
c. Tabel uji X2 (Chi – Square)
1). HasilIndividu
Nama : Parid Pakaya
Kelas [(O-E)]2
O (Hasil) E (Harapan)
Fenotipe E
( )
R-B- 3 9/16x 6= 3,375

( )
R-bb 2 3/16x6= 1,125

( )
rrB- 1 3/16x6= 1.125

( )
Rrbb 0 1/16x6= 0,375

Total 6 6 Xh2 = 4,08

Dk = 4 -1 Kolom peluang = 0,05


= 4 -1 X ² tabel = 7,815
=3 X ² hitung = 4,08
Data yang didapatkan dalam tabel tergolong baik. Dilihat pada
tabel chi-square, maka critical value pada 0,05 adalah 7,815 (untuk dK=3),
dan karena nilai x2 hitung < x2 tabel, yaitu 4,08, maka hasil yang
diobservasi tersebut tidak berbeda nyata dengan sebaran harapan
(H0berlaku) sehingga berlaku hukum Mendel II sesuai dengan perbandingan
9 : 3 : 3 : 1.

20
Nama : winda jakaria
Kelas Fenotipe O (Hasil) E (Harapan) [(O-E)]2
E

R-B- 3 9/16X6=3,375 ( )

R-bb 2 3/16X6=1,125 ( )

rrB- - 3/16X6=1,125 --

Rrbb 1 1/16X6=0, ( )

Total 6 6 Xh2=1,751

Dk = 4 -1 Kolom peluang = 0,05


= 4 -1 X ² tabel = 7,815
=3 X ² hitung = 1,751
Data yang didapatkan dalam tabel tergolong baik. Dilihat pada tabel chi-
square, maka critical value pada 0,05 adalah 7,815 (untuk dK=3), dan
karena nilai x2 hitung < x2 tabel, yaitu 1,751, maka hasil yang diobservasi
tersebut tidak berbeda nyata dengan sebaran harapan (H0berlaku) sehingga
berlaku hukum Mendel II sesuai dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1.

21
Nama : nurfadila septiani doe
Kelas Fenotipe O (Hasil) E (Harapan) [(O-E)]2
E

R-B- 2 9/16x6 = 3,375 ( )

R-bb 2 3/16x6 = 1,125 ( )

rrB- 2 3/16x6 = 1,125 ( )

Rrbb - 1/16x6 = 0,375 -

Total 6 6 Xh2 = 201

Dk = 4 -1 Kolom peluang = 0,05


= 4 -1 X ² tabel = 7,815
=3 X ² hitung = 201
Ket
Berdasarkan data di atasdapatdiketahui X2 hitung (201) X tabel (7,815)
(DK=3)makadiketahuibahwasebaranpengamatantidakberbedanyatadenganh
arapan (Ho) dan di peroleh/ berlakunyahokummendel 2
denganperbandingan 9 : 3 : 3 : 1.

22
Nama : priti devani h adji
Kelas Fenotipe O (Hasil) E (Harapan) [(O-E)]2
E

R-B- 2 9/16x6= 3,375 ( )

R-bb 2 3/16x6= 1,125 ( )

rrB- 1 3/16x6= 1.125 ( )

Rrbb 1 1/16x6= 0,375 ( )

Total 6 6 = 2,284

Dk = 4 -1 Kolom peluang = 0,05


= 4 -1 X ² tabel = 7,815
=3 X ² hitung =
Ket :
Berdasarkan data di atas di peroleh bahwa X2 tabel 7,815 (untuk
dK=3), dan karena nilai x2 hitung (2,284) ≤ x2 tabel (7,815), maka dapat di
ketahui bahwa tidak berbeda nyata dengan sebaran harapan /H0 berlaku.
sehingga berlaku hukum Mendel II sesuai dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1.
23
2). Hasil Kelompok
Kelas Fenotipe O (Hasil) E (Harapan) [(O-E)]2
E

R-B- 10 9/16x24= 13.5 ( )

R-bb 8 3/16x24= 4.5 ( )

rrB- 4 3/16x24= 4.5 ( )

Rrbb 2 1/16x24= 1.5 ( )

Total 24 24

Dk = 4 -1 Kolom peluang = 0,05


= 4 -1 X ² tabel = 7,815
=3 X ² hitung = 3,83

24
Berdasarkan data yang di atas pada 0,05 adalah 7,815 (untuk dK=3), dan
karena nilai x2 hitung ( ≤ x2 tabel, yaitu 3,57, maka hasil yang diobservasi
tersebut tidak berbeda nyata dengan sebaran harapan /H0berlaku. sehingga
berlaku hukum Mendel II sesuai dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1.

25
F. PEMBAHASAN
a. Monohibrid
Prinsip hukum mendel 1 atau hukum segregasi yang menyatakan
gen yang se alael berpisah pada saat pembentukan gamet. Hal ini sesuai
dengan literatur yang menyatakan pembentukan gamet terjadi secara
meiosis, dimana pasangan homolog saling berpisah dan tidak berpasangan
lagi/terjadi pemisahan alel-alel suatu gen secara bebas dari diploid menjadi
haploid. Dengan demikian setiap gamet yang 1 gen yang se alel
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa, Perbandingan
kancing merah dan putih sesuai dengan prinsip mendel.Perbandingan gamet
pada monohibrid terjadi dikarenakan pada hukum mendel 1 gen yang se alel
berpisah pada saat pembentukan gamet, sedangkan 1 sifat beda terdapat dua
gen yang se alel yaitu gen R (merah) dan Gen r(putih).
Ratio fenotip kedua gen induk saling mempengaruhi sehingga
menghasilkan sifat antara, ratio fenotip dari dominansi tidak penuh adalah
1;2;1 hal ini terjadi karena sifat merah yang tidak dominan terhadap putih
sehingga menghasilkan warna merah mudah yang disebut intermediet.
Dari pengamatan yang kami lakukan pada percobaan, tidak
mendapatkan hasil domiansi penuh sehingga hasil uji Chi kuadrat pada
dominansi penuh tidak dilakukan, di karenakan pada percobaan hanya
terdapat dominansi tidak penuh
Hasil chi-kuadrat pada domiansi tidak penuh Berdasarkan data di
atas dapat diketahuibahwa X2 hitung (0,36) X2 tabel (5,99),dimana ada
tiga kelas fenotip antara lain Merah-merah(RR), Merah-putih(Rr), putih-
putih(rr), yang artinya memiliki derajat kebebasan (DK)= 3 – 1 = 2. Dan
dengan hal tersebut maka diketahui bahwa sebaran pengamatan tidak
berbeda nyata dengan harapan (Ho) dan dengan hal tersebut berlakunya
hukum mendel 1 dengan perbandingan 1 : 2 : 1,

26
b. Dihibrid
Hukum mendel 11 atau hukum berpasangan secara bebas adalah
hukum kombinasi bebas dimana gen-gen yang terangkai dalam kromosom
yang sehomolog selama meiosis. Setiap gen didalam gamet akan bergabung
atau berasortasi secara bebas pada saat pembentukan individu baru.
Berdasarkan data yang di atas pada 0,05 adalah 7,815 (untuk dK=3), dan
karena nilai x2 hitung ( ≤ x2 tabel, yaitu 3,57, maka hasil yang diobservasi
tersebut tidak berbeda nyata dengan sebaran harapan /H0berlaku. sehingga
berlaku hukum Mendel II sesuai dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1.

27
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pengambilan secara acak membuktikan adanya prinsip segresi dalam
hukum mendel 1 yang menyatakan bahwa alel suatu sifat terwariskan
memisah selama pembentukan gamet dan berada dalam gamet yang
berbeda. Dari hasil perbandingan fenotif dalam persilangan monohybrid
yang telah dilakukan tidak sepenuhnya merupakan perbandingan yang pasti.
Maka dari itu diperlukan uji chi-square dan berdasarkan uji tersebut
didapatkan bahwa perbandingan yang terlah dilakukan dapat diterima dan
baik.
Dari Percobaan Persilangan Dihibrid Yang Kami Lakukan, Yaitu
Persilangan Dua Sifat Berbeda Dari Induk Yang Beda Pula. Menghasilkan
Keturunan Yang Memiliki Dua Sifat Beda Dari Induknya. Dengan
Persilangan Antara Bunga Merah Buah Bulat X Bunga Putih Buah
Oval.Pada Hasil Percobaan Dihibrid Dominasi Penuh Fenotip Yang
Diharapkan Memiliki Rasio 9 : 3 : 3 : 1 Sehingga Hasil Perhitungan X^2
Perhitungan ≤X^2 Tabel =1, 2, 2, 2,Yang Semuanya ≤ 7,81 (X2 Tabel) Pada
Chi-Square,Jadi Dapat Di Simpulkan Bahwa Data Hasil Percobaan Tersebut
Menerima Hukum Mendel Atau Sesuai Dengan Rasio Dan Teori Mendel

28
DAFTAR PUSTAKA

Crowder, L.V.2000. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press
Campbell, Neil A, dkk. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Manson, 2006. The Molekuler Basis Of Genetis. Ed. London: Mosby.University
Udayana. Vol. 2 Nomor 2.
P. Ferdinand Fictor, Ariebowo. 2007. Praktis Belajar Biologi. Jakarta Timur :
Visindo Media Persada.
R. Welsh, James. 2000. Dasar-dasar genetika dan pemuliaan tanaman . Jakarta :
Erlangga.
Suryo. 2005. Genetika Strata 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Thomy. Zairin. 2016. Dasar-dasar Sains Genetika. Banda Aceh :Syiah Kuala
University Press.
Venvillet Treagust, 2002. Teaching about the Gene in the Genetic Information
Age. Australia Science Teachers Journal. Vol. 2 Nomor 1.
Wang, dkk. 2004. The Role Of Mitotic Kineases In Coupling TheCentrosome
cycle With the Assembly of Mitotic Spinde. Jurnal of Cell Science.
China: University of Beijing. Vol. 10 Nomor. 127.
LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA 1

LKM 1 – 01 : Orientasi dan Eksplorasi

A. Petunjuk
1. Tuliskan jawaban Anda pada bagian yang telah disiapkan!
2. Ajukan pertanyaan kepada dosen jika ada hal-hal yang masih kurang dapat
dipahami!

B. Tujuan Pembelajaran
1. Disajikan gambar fenomena perempuan berambut lurus, dan laki-laki
berambut keriting, hasil perkawinan laki-laki dan perempuan yang memiliki
rambut lurus, dan memiliki kakek dan nenek yang memiliki rambut lurus,
mahasiswa dapt mengidentifikasi fakta-fakta, disertai alasan dengan benar.
2. Mahasiswa mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan berdasarkan
fenomena yang disajikan.
3. Mahasiswa mampu merumuskan jawaban sementara berdasarkan masalah dari
fenomena yang disajikan.
4. Mahasiswa mampu melakukan persilangan dengan menggunakan kancing
genetika, untuk dapat menjelaskan fenomena tersebut.
5. Mahasiswa mampu membedakan Hukum Mendel 1 dan Hukum Mendel 2,
berdasarkan riset yang dikerjakan.

Menggunakan strategi scaffolding melalui tahap Guided Discovery

C. Menciptakan Konflik Kognitif


1. Menurut pendapat teman Anda, hidung Anda sama dengan hidung bapak
Anda, mata Anda sama dengan mata ibu Anda.
Bagaimana pendapat Anda? Tuliskan jawaban Anda!
Menurut saya hal tersebut dapat terjadi karena hidung saya dominan gen Ayah
dan mata saya dominan gen Ibu. Dimana gen yang bersifat dominan adalah
30
gen yang biasanya lebih sering muncul pada tubuh seseorang dan diturunkan
kegenerasi mendatang.

Sekarang perhatikan gambar yang ditunjukkan dosen!


Catatlah hasil pengamatan Anda, berdasarkan sifat yang tampak!
Seorang perempuan berambut lurus dan seorang laki-laki berambut keriting
merupakan hasil perkawinan antara seorang perempuan berambut lurus dan
seorang laki-laki berambut lurus, serta memiliki kakek dan nenek yang juga
berambut lurus.
2. Menurut Anda, apa yang menarik pada gambar tersebut?
Hal yang menarik dari gambar tersebut adalah hasil perkawinan antara
seorang perempuan dan laki-laki berambut lurus menghasilkan seorang anak
yang berambut keriting, serta kakek dan neneknya berambut lurus pula.
3. Mengapa dalam satu keturunan, memiliki persamaan sekaligus perbedaan?
Karena dalam sebuah perkawinan pasti memiliki gen dominan dan gen resesif,
dimana gen dominan adalah gen yang biasanya sering muncul dan diturunkan
ke generasi berikutnya. Dan gen resesif adalah gen yang jarang muncul.
D. Identifikasi Pengetahuan Awal Mahasiswa
1. Berdasarkan pengamatan Anda pada gambar tersebut, bagaimana bentuk
rambut dari keturunan kedua?
Bentuk rambut dari keturunan kedua yaitu berambut keriting.
2. Mengapa keturunan kedua memiliki bentuk rambut yang berbeda?
Karena keturunan kedua mewarisi gen dari ibunya yang pembawa sifat carier
untuk rambut keriting.
3. Mengapa salah satu dari mereka memiliki bentuk rambut yang berbeda dari
kedua orang tuanya?
Karena gen salah satu orang tuanya merupakan carier atau pembawa sifat, dan
yang membawa sifat tersebut adalah ibunya yang memiki gen dominan resesif
Kk dan Ayahnya yang merupakan Dominan resesif Kk. Jadi akan
menghasilkan gen yang nantinya resesif-resesif (keriting).
E. Penelusuran Informasi melalui Buku Teks dan Website
31
1. Lakukanlah kajian buku teks dan website untuk materi Mendelisme (Tuliskan
sumber)
2. Tuliskan konsep-konsep yang Anda temukan.
1. Hukum Mendel 1: Segregasi (monohibrid)
2. Hukum Mendel 11: Berpasangan secara bebas (dihibrid)
(Arumingtyas, Estri Laras. 2016. Genetika Mendel: Prinsip Dasar
Pemahaman Ilmu Genetika. Malang: UB Press).
3. Pilihlah konsep-konsep yang Anda dapat!
a. Nama konsep: Hukum Mendel 1: Segregasi (Monohibrid)
1) Tuliskan definisinya!
Hukum Mendel 1adalah hukum pemisahan gen yang terangkai dalam
kromosom saat meiosis. Setiap gen di dalam alel akan berpisah atau
bersegregasi secara bebas pada saat pembentukan gamet.
2) Tuliskan contohnya!
Persilangan antara bunga mawar merah (MM) dengan bunga mawar putih
(mm), dengan gen M bersifat Dominan penuh terhadap gen m.
P1 = MM (merah) x mm (putih)
G1 = M – m
F1 = Mm
P2 = Mm (merah) x Mm (merah)
F2 = MM (merah), Mm (merah)
Mm (merah), Mm (putih)
Berdasarkan hasil F2 perbadingan fenotipnya adalah 3:1 (3 sifat merah, 1
sifat putih). Sedangkan untuk perbandingan genotipnya diperoleh MM:
Mm: mm = 1:2:1
3) Berikan penjelasanmu!
Pada hukum ini gen di dalam alel mengalami pemisahan (segregasi)
secara bebas saat pembentukan gamet. Alel tersebut adalah pasangan
gen yang terletak di lokus yang sama pada kromosom homolog.
Hukum mendel 1 disebut juga persilangan mohohibrid dimana yang

32
diperhatikan dari persilangan ini adalah persilangan dengan satu sifat
beda.
b. Nama konsep: Hukum Mendel 11: Berpasangan secara bebas (Dihibrid)
1) Tuliskan definisinya!
Hukum Mendel 11 adalah hukum kombinasi bebas adalah gen-gen
yang terangkai dalam kromosom yang sehomolog selama meiosis.
Setiap gen didalam gamet akan bergabung atau berasortasi secara
bebas pada saat pembentukan individu baru.
2) Tuliskan contohnya!
Persilangan antara biji bulat kuning (BBKK) dengan biji kisut hijau
(bbkk). Biji bulat (B) dominan terhadap biji kisut (b) dan warna kuning
(K) dominan terhadap warna hijau (k).
P1 = BBKK (Bulat kuning) x bbkk (kisut Hijau)
G1 = BK –bk
F1 = BbKk
P2 = BbKk (bulat kuning) x BbKk (bulat kuning)
G2 = BK BK
Bk Bk
bK bK
bk bk

F2 =

Tabel BK Bk bK bk
BK BBKK BBKk BbKK BbKk
Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk
bK BbKK BbKk bbKK bbKk
bk BbKk Bbkk bbKk bbkk

33
Sehingga, akan diperoleh F2 = bulat kuning (BBKK), bulat hijau (BBkk),
kisut kuning (bbKK), kisut hijau (bbkk).

Perbandingan fenotip = bulat kuning : bulat hijau : kisut kuning : kisut hijau
= 9 : 3 : 3 : 1.

3) Berikan penjelasanmu!
Dalam persilangan ini berbeda dengan persilangan monohibrid dimana
hanya melihat satu sifat beda saja, namun pada persilangan ini melihat dua
sifat beda atau lebih.persilangan dihibrid termasuk dalam hukum mendel
dua karena pada saat pembentukan F2 gen dalam gamet yang mengalami
pemisahan kemudian akan bergabung secara bebas.

Referensi:
Arumingtyas, Estri Laras. 2016. Genetika Mendel: Prinsip Dasar
Pemahaman Ilmu Genetika. Malang: UB Press
Nusantari, Elya. 2014. Genetika Belajar Genetika dengan Mudan dan
Komprehensif. Yogyakarta; Deepublish
https://blog.ruangguru.com/biologi-kelas-12-persilangan-monohibrid-dan-
dihibrid-pada-hukum-mendel diakses pada 24 oktober 2010 pukul
10:02.

34
LKM 1-02a : Observasi dan Kolaborasi

Menggunakan strategi scaffolding melalui tahap Guided Discovery

PERSILANGAN MONOHIBRID

I. Latar Belakang
Persilangan monohibrid terjadi pada perkawinan dengan satu sifat beda.
Dalam hal ini berlaku hukum Mendel I (hukum segregasi), yang menyebutkan
bahwa kedua gen alelik yang mengatur pemunculan suatu sifat akan dipisahkan
(disegregasi) satu sama lain dan dimasukkan ke dalam masing-masing gamet yang
terbentuk. Generasi F1 hasil perkawinan monohibrid berupa individu-individu
yang fenotipenya sama, sedang pada generasi F2 akan terlihat adanya nisbah
fenotipe 3 : 1. Adakalanya nisbah fenotipe mendelian untuk persilangan
monohibrid ini mengalami penyimpangan semu akibat adanya beberapa peristiwa,
misalnya semi dominansi, kodominansi, dan gen letal. Selain itu, nisbah tersebut
sebenarnya hanya merupakan nisbah teoretis yang tidak selalu terpenuhi pada
hasil perkawinan yang sesungguhnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian
menggunakan metode statistika terhadap besarnya penyimpangan nisbah
Mendelian. Uji yang lazim dilakukan adalah uji X2 atau sering disebut juga uji
Chi-square.

II. Tujuan
1. Melakukan latihan persilangan monohibrid menggunakan kancing genetika.

2. Mengamati nisbah segregasi fenotipe dalam persilangan monohibrid.


3. Membuat diagram persilangan monohibrid.
3. Melakukan latihan penggunaan uji X2.

35
III. Bahan dan Alat
1. Kancing genetika diumpamakan sebagai gamet (merah = R, dan putih = r),.
2. Kantong sebaiknya dari kain supaya tidak mudah robek, dan isinya tidak dapat
terlihat dari luar.

IV. Prosedur
Masukkan masing-masing kantong dengan 6 kancing merah (M) = bunga
warna merah dan 6 kancing putih (m) = bunga warna putih.

6 kancing 6 kancing
X Ambil masing-
merah + 6 merah + 6
masing 1 kancing
kancing kancing
putih putih

Pertemuan dari kancing di kedua belah tangan anda itu merupakan zigot. Ada tiga
kemungkinan yang anda hadapi, yaitu :
 Mendapatkan dua kancing merah, yang berarti bahwa zigotnya mempunyai
Genotip RR, dan fenotipnya merah.
 Mendapatkan satu kancing merah dan satu kancing putih, berarti bahwa
zigotnya heterozigotik Rr, dan fenotipnya merah.
 Mendapatkan dua kancing putih, yang berarti bahwa zigotnya homozigot
resesif rr, dan fenotipnya putih.

RR Rr rr
F1

∑ 4 9 3

36
Ulangi percobaan itu sampai 4 kali dengan mengocok kantong tersebut
terlebih dahulu setiap kali sebelum mengambil kancing, supaya kancing-kancing
yang berada di dalam kantong itu bercampur.

Ujilah hasil perhitungan dengan uji X2 (Chi – Square)

V. Hasil Pengamatan
Buatlah tabel dari hasil percobaan anda selama empat kali, sbb :
Nama: parid pakaya
Pengambilan ke RR (Merah) Rr (Merah) rr (Putih)
1 1 -
2 1 -
3 1 -
4 1 -
Jumlah 2 2 -

Nama: winda jakaria


Pengambilan ke RR (Merah) Rr (Merah) rr (Putih)
1 - 1 -
2 - - 1
3 1 - -
4 - 1 -
Jumlah 1 2 1

37
Nama : nurfadila septiano doe
Pengambilanke RR (Merah) Rr (Merah) rr (Putih)
1 - 1 -
2 - 1 -
3 - - -
4 - 1 -
Jumlah - 3 1

Nama: Priti Devani H. Adji


Pengambilan ke RR (Merah) Rr (Merah) rr (Putih)
1 1 - -
2 - 1 -
3 - 1 -
4 - - 1
Jumlah 1 2 1

Setelah selesai dengan empat kali percobaan, maka masing-masing


praktikan mengumpulkan hasilnya percobaannya, sehingga diperoleh hasil
kelompok, sbb :
Tabel 2. Hasil Kelompok
No. urut praktikan RR (Merah) Rr (Merah) rr (Putih)
1 2 2 -
2 1 2 1
3 - 3 1
4 1 2 1
Jumlah 4 9 3
Lakukan pengujian X2 terhadap hasil perorangan maupun hasil kelompok.
Bagaimana kesimpulan anda mengenai kedua macam hasil itu, dapatkah
dinyatakan baik ataukah jelek?

38
Cantumkan hasil pengamatan pada tabel uji X2 (Chi – Square)
Hasil Perorangan
Nama : parid pakaya
[(O-E)]2
Kelas Fenotipe O (Hasil) E (Harapan)
E

( )
RR 2 1/4x4=1

( )
Rr 2 2/4x4=2

( )
Rr - 1/4x4=1

Total 4 4

Dk = n -1 Kolom peluang = 0,05


= 3 -1 X ² tabel = 5,99
=2 X ² hitung =1
Berdasarkan data di atas dapat diketahui X2 hitung (1) < X tabel (5,99)
maka diketahui bahwa sebaran pengamatan tidak berbeda nyata dengan
harapandan di peroleh/ berlakunya hukum mendel 1 dengan perbandingan 1 : 2 : 1

39
Nama : winda jakaria
[(O-E)]2
Kelas O (Hasil) E (Harapan) E
Fenotipe

RR 1 1/4x4=1 ( )

Rr 2 2/4x4=2 ( )

Rr 1 1/4x4=1 ( )

Total 4 4

Dk = n -1 Kolom peluang = 0,05


= 3 -1 X ² tabel = 5,99
=2 X ² hitung =0
Berdasarkan data di atas dapat diketahui X2 hitung (0) X tabel (5,99)
berdasarkan (DK=2) maka diketahui bahwa sebaran pengamatan tidak berbeda
nyata dengan harapan dan di peroleh/ berlakunya hukum mendel 1 dengan
perbandingan 1 : 2 : 1

40
Nama : nurfadila septiani doe
[(O-E)]2
Kelas O (Hasil) E (Harapan) E
Fenotipe

RR - 1/4x4=1 ( )

Rr 3 2/4x4=2 ( )

Rr 1 1/4x4=1 ( )

Total 4 4

Dk = n -1 Kolom peluang = 0,05


= 3 -1 X ² tabel = 5,99
=2 X ² hitung = 1,5
Berdasarkan data di atas dapat diketahui X2 hitung (1,5) X tabel (5,99)
(DK=2) maka diketahui bahwa sebaran pengamatan tidak berbeda nyata dengan
harapan (Ho)dan di peroleh/ berlakunya hukum mendel 1 dengan perbandingan 1 :
2:1

41
Nama : priti devani h adji
Kelas Fenotipe O (Hasil) E (Harapan) [(O-E)]2
E

RR 1 ( )

Rr 2 ( )

Rr 1 ( )

Total 4 4

Dk = n -1 Kolom peluang = 0,05


= 3 -1 X ² tabel = 5,99
=2 X ² hitung =0
Berdasarkan data di atas dapat diketahui X2 hitung (0) X tabel (5,99)
maka diketahui bahwa sebaran pengamatan tidak berbeda nyata dengan harapan
(Ho)dan menyatakan bahwa berlakunya hukum mendel 1 dengan perbandingan 1 :
2:1

42
Tabel Kelompok
Hasil Kelompok
[(O-E)]2
Kelas Fenotipe O (Hasil) E (Harapan)
E

RR 4 1/4x16=4 ( )

Rr 9 2/4x16=8 ( )

Rr 3 1/4x16=4 ( )

Total 16 16 0,36

Dk = n -1 Kolom peluang = 0,05


= 3 -1 X ² tabel = 5,99
=2 X ² hitung = 0,36
Berdasarkan data di atas dapat diketahui X2 hitung (0,36) X2 tabel
(5,99) maka diketahui bahwa sebaran pengamatan tidak berbeda nyata dengan
harapan (Ho) dan dengan hal tersebut berlakunya hukum mendel 1 dengan
perbandingan 1 : 2 : 1

43
VI. Diskusi
1. Diskusikan dengan temanmu dalam kelompok! Apakah perbandingan merah
dan putih yang dihasilkan sesuai dengan prinsip Mendel?

Ya, perbandingan yang dihasilkan yaitu 1 : 2 : 1 yang menyatakan bahwa


berlakunya hukum mendel satu pada pesamaan tersebut.

2. Diskusikan dengan temanmu dalam kelompok!


Bagaimana anda menjelaskan fenomena tersebut?

Melakukan pengambilan secara acak dapa t membuktikan adanya prinsip dari


segregasi yang menyatakan bahwa dua alel untuk suatu sifat terwariskan
bersegregasi selama pembentukan gamet dan akhirnya berada dalamgamet-
gamet yang berbeda. Perbandingan fenotif yang ditemukan dalam persilangan
monohybrid tidak sepenuhnya merupakan perbandingan yang pasti. Dalam
kejadian yang nyata terdapat penyimpangan semu yaitu penyimpangan yang
tidak keluar jauh dari hokum mndel walaupun terjadi perubahan.

3. Diskusikan dengan temanmu dalam kelompok!


Bagaimana fenotip dan ratio fenotip, jika terjadi dominansi penuh?

Pada dominansi penuh, jika bunga merah disilangkan dengan bunga warna putih
maka fenotip 1 nya yaitu bunga merah. Fenotip 2 nya mendapatkan 3 bunga
merah dan 1 bunga putih. Ratio fenotifnya yaitu 3:1.

44
4. Diskusikan dengan temanmu dalam kelompok!
Bagaimana fenotip dan ratio fenotip, jika terjadi dominansi tidak penuh?

Pada dominansi tidak penuh, jika bunga merah disilangkan dengan bunga putih
maka fenotif 1 nya yaitu bunga merah mudah karena gamet M dan m sama-sama
bersifat dominan. Fenotif 2 nya mendapatkan 1 bunga merah, 2 bunga merah
muda dan 1 bung aputih

5. Diskusikan dengan temanmu dalam kelompok! Bagaimana hasil uji Chi-


Kuadrat dari percobaan (dominansi penuh) yang Anda lakukan?

Persilangan monohibrid dominan penuh didapat hasil χ2 perhitungan ≤ χ2 tabel =


1, 1, 5, 2 , ≤ 5.99, sehingga data yang diperoleh diterima, artinya data yang
diperoleh sesuai dengan rasio yang diharapkan dan menerima Teori Mendel

6. Diskusikan dengan temanmu dalam kelompok! Bagaimana hasil uji Chi-


Kuadrat dari percobaan (dominansi tidak penuh) yang Anda lakukan?

Persilangan monohibrid dominan tidak penuh (intermediet) didapat hasil χ2


perhitungan ≤ χ2 tabel = = 1.5, 1.5, 5.5, 2, , ≤ 5.99 sehingga data yang diperoleh
diterima, artinya data yang diperoleh sesuai dengan rasio yang diharapkan dan
menerima Teori Mendel

7. Diskusikan dengan temanmu dalam kelompok!


Untuk apa penggunaan uji Chi-Kuadrat?

Uji khi kuadrat ini untuk menguji apakah hasil pengamatan kita sesuai dengan
hipotesis yang kita ajukan atau kah tidak. Dalam hal pewarisan sifat maka
hipotesis yang akan di uji adalah apakah hasil penelitian atau pengamatan kita
sesuai dengan prinsip mendel ataukah tidak.

45
8. Diskusikan dengan temanmu dalam kelompok!
Buatlah bagan persilangan dari kegiatan yang telah Anda lakukan dan
jelaskan!

P2 : bunga merah x bunga putih

MM x mm

G: M m

F2: Mm (merah 100%)

P2: Mm x mm

G: M M

m m

F2 =

M m

M MM Mm

m Mm mm

Ket:

MM = merah Rasio fenotipe F2 = merah : Putih = 3: 1

Mm = merah rasio genotipe F2 = MM : Mm : mm = 1 : 2: 1

mm = putih

46
9. Diskusikan dengan temanmu dalam kelompok!
Prinsip (hukum) Mendel mana yang dapat menjelaskan hasil persilangan ini?
Kaitkan dengan kajian literatur!

Prinsip hokum mendel yang dapat menjelaskan hasil persilangan yang telah
dilakukan yaitu hokum mendel 1 karena pada saat pembentukan gamet kedua,
alel yang berpasangan yang mengalami segregasi tidak mempengaruhi gen yang
lain.

VII. Kesimpulan

Pengambilan secara acak membuktikan adanya prinsip segresi dalam hokum


mendel 1 yang menyatakan bahwa alel suatu sifat terwariskan memisah selama
pembentukan gamet dan berada dalam gamet yang berbeda. Dari hasil
perbandingan fenotif dalam persilangan monohybrid yang telah dilakukan tidak
sepenuhnya merupakan perbandingan yang pasti. Maka dari itu diperlukan uji
chi-square dan berdasarkan uji tersebut didapatkan bahwa perbandingan yang
terlah dilakukan dapat diterima dan baik.

47
LKM 1-02b : Observasi dan Kolaborasi

Menggunakan strategi scaffolding melalui tahap Guided Discovery

PERSILANGAN DIHIBRID

I. Latar Belakang
Persilangan dihibrid terjadi pada perkawinan dengan dua sifat beda. Dalam
hal ini berlaku hukum Mendel II (hukum pemilihan bebas), yang menyebutkan
bahwa segregasi gen pada suatu lokus tidak bergantung kepada segregasi gen pada
lokus yang lain sehingga gen-gen akan bertemu dengan bebas pada gamet-gamet
yang terbentuk. Sebagai contoh, individu dihibrid dengan genotipe AaBb dapat
membentuk gamet AB, Ab, aB, dan ab dengan peluang sama besar. Seperti halnya
pada persilangan monohibrid, generasi F1 hasil perkawinan dihibrid berupa
individu-individu yang fenotipenya sama, tetapi pada generasi F2 akan terlihat
adanya nisbah fenotipe 9 : 3 : 3 : 1. Adakalanya nisbah fenotipe mendelian untuk
Persilangan dihibrid ini mengalami penyimpangan semu akibat adanya berbagai
macam peristiwa epistasis. Selain itu, seperti halnya pada Persilangan monohibrid,
nisbah tersebut sebenarnya hanya merupakan nisbah teoretis yang tidak selalu
terpenuhi pada hasil perkawinan yang sesungguhnya. Oleh karena itu, perlu
dilakukan uji X2 terhadap besarnya penyimpangan nisbah mendelian yang terjadi.

II. Tujuan
1. Melakukan latihan persilangan dihibrid menggunakan kancing genetika.
2. Mengamati nisbah segregasi fenotipe dalam Persilangan dihibrid.
3. Membuat diagram persilangan dihibrid.
4. Melakukan latihan penggunaan uji X2.

III. Bahan dan Alat


1. Kancing genetika diumpamakan sebagai gamet (Merah-Hijau (RB) = Bunga
merah, Buah bulat; Merah-Hitam (Rb) = Bunga merah, Buah Oval; Putih-
Hijau (rB) = Bunga Putih, Buah bulat; Putih-Hitam (rb) = Bunga putih, Buah
Oval.
48
2. Kantong sebaiknya dari kain supaya tidak mudah robek, dan isinya tidak dapat
terlihat dari luar.

IV. Prosedur
Masukkan masing-masing kantong dengan 4 kancing Merah-Hijau (RB) =
Bunga merah, Buah bulat; 4 kancing Merah-Hitam (Rb) = Bunga merah, Buah
Oval; 4 kancing Putih-Hijau (rB) = Bunga Putih, Buah bulat; 4 kancing Putih-
Hitam (rb) = Bunga putih, Buah Oval.

4 kancing RB + 4 4 kancing RB + 4
X Ambil masing-
kancing Rb + 4 kancing Rb + 4
masing 1 kancing
kancing rB + 4 kancing rB + 4
kancing rb kancing rb

Pertemuan dari kancing di kedua belah tangan anda itu merupakan zigot.
Ada sembilan kombinasi yang akan anda peroleh:
 Mendapatkan satu kancing warna merah hijau dan satu kancing warna merah
hijau, yang berarti bahwa zigotnya mempunyai genotip RRBB, dan
fenotipnya bunga merah buah bulat.
 Mendapatkan satu kancing warna merah hijau dan satu kancing warna merah
hitam, yang berarti bahwa zigotnya mempunyai genotip RRBb, dan
fenotipnya bunga merah buah bulat.
 Mendapatkan satu kancing warna merah hitam dan satu kancing warna merah
hitam, yang berarti bahwa zigotnya mempunyai genotip RRbb, dan
fenotipnya bunga merah buah oval.
 Mendapatkan satu kancing warna merah hijau dan satu kancing warna putih
hijau, yang berarti bahwa zigotnya mempunyai genotip RrBB, dan fenotipnya
bunga merah buah bulat.
49
 Mendapatkan satu kancing warna merah hijau dan satu kancing warna putih
hitam, yang berarti bahwa zigotnya mempunyai genotip RrBb, dan fenotipnya
bunga merah buah bulat.
 Mendapatkan satu kancing warna merah hitam dan satu kancing warna putih
hitam, yang berarti bahwa zigotnya mempunyai genotip Rrbb, dan fenotipnya
bunga merah buah oval.
 Mendapatkan satu kancing warna putih hijau dan satu kancing warna putih
hijau, yang berarti bahwa zigotnya mempunyai genotip rrBB, dan fenotipnya
bunga putih buah bulat.
 Mendapatkan satu kancing warna putih hijau dan satu kancing warna putih
hitam, yang berarti bahwa zigotnya mempunyai genotip rrBb, dan fenotipnya
bunga putih buah bulat.
 Mendapatkan satu kancing warna putih hitam dan satu kancing warna putih
hitam, yang berarti bahwa zigotnya mempunyai genotip rrbb, dan fenotipnya
bunga putih buah oval.

Kesembilan kombinasi ini, dapat diperkecil menjadi empat kombinasi,


berdasarkan genotip dan fenotip, sebagai berikut:
 R-B- : Bunga berwarna merah dan buah berbentuk bulat.
 R-bb : Bunga berwarna merah dan buah berbentuk oval.
 rrB- : Bunga berwarna putih dan buah berbentuk bulat.
 Rrbb : Bunga berwarna putih dan buah berbentuk oval

R-B- R-bb rrB- rrbb


F1

∑ 10 8 4 2

50
Ulangi percobaan itu sampai enam kali dengan mengocok kantong tersebut
terlebih dahulu setiap kali sebelum mengambil kancing, supaya kancing-kancing
yang berada di dalam kantong itu bercampur.

V. Hasil Pengamatan
Buatlah tabel dari hasil percobaan enam kali itu, sbb :
Tabel 3. Hasil Perorangan
Pengambilan R-B- R-bb rrB- Rrbb
Ke Merah Merah Putih Putih
Bulat Oval Bulat Oval
1 1
2 1
3 1
4 1
5 1
6 1
Jumlah 2 2 1 1

Keterangan : Tanda ( - ) pada Genotip dapat ditempati oleh huruf


besar atau huruf kecil

Setelah selesai dengan enam kali percobaan, maka masing-masing


praktikan mengumpulkan hasilnya percobaannya, sehingga diperoleh hasil
kelompok, sbb :

51
Tabel 6. Hasil Kelompok
R-B- R-bb rrB- Rrbb
Merah Bulat Merah Oval Putih Bulat Putih Oval
3 2 1 -
3 2 - 1
2 2 2 -
2 2 1 1
10 8 4 2

Lakukan pengujian X2 terhadap hasil perorangan maupun hasil


kelompok. Bagaimana kesimpulan anda mengenai kedua macam hasil itu,
dapatkah dinyatakan baik ataukah jelek?
Cantumkan hasil pengamatan pada tabel uji X2 (Chi – Square)
a. Tabel individu
Nama: Parid Pakaya
[(O-E)]2
Kelas Fenotipe O (Hasil) E (Harapan)
E
( )
R-B- 3 9/16x 6= 3,375

( )
R-bb 2 3/16x6= 1,125

( )
rrB- 1 3/16x6= 1.125

( )
Rrbb 0 1/16x6= 0,375

Total 6 6 Xh2 = 4,08

52
Dk = 4 -1 Kolom peluang = 0.05
= 4 -1 X ² tabel = 7,815
=3 X ² hitung = 4,08

Maka :
Berdasarkan data di atas di peroleh bahwa X2 tabel 7,815 (untuk dK=3),
dan karena nilai x2 hitung (4,08) ≤ x2 tabel (7,815), maka dapat di ketahui
bahwa tidak berbeda nyata dengan sebaran harapan /H0 berlaku. sehingga
berlaku hukum Mendel II sesuai dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1.

Nama : winda jakaria


Kelas Fenotipe O (Hasil) E (Harapan) [(O-E)]2
E

R-B- 3 9/16X6=3,375 ( )

R-bb 2 3/16X6=1,125 ( )

rrB- - 3/16X6=1,125 --

Rrbb 1 1/16X6=0, ( )

Total 6 6 Xh2=1,751

53
Dk = 4 -1 Kolom peluang = 0,05
= 4 -1 X ² tabel = 7,815
=3 X ² hitung = 1,751
Data yang didapatkan dalam tabel tergolong baik. Dilihat pada tabel chi-square,
maka critical value pada 0,05 adalah 7,815 (untuk dK=3), dan karena nilai x2
hitung < x2 tabel, yaitu 1,751, maka hasil yang diobservasi tersebut tidak berbeda
nyata dengan sebaran harapan (H0berlaku) sehingga berlaku hukum Mendel II
sesuai dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1.

Nama : nurfadila septiani doe


Kelas Fenotipe O (Hasil) E (Harapan) [(O-E)]2
E

R-B- 2 9/16x6 = 3,375 ( )

R-bb 2 3/16x6 = 1,125 ( )

rrB- 2 3/16x6 = 1,125 ( )

Rrbb - 1/16x6 = 0,375 -

Total 6 6 Xh2 = 201

54
Dk = 4 -1 Kolom peluang = 0,05
= 4 -1 X ² tabel = 7,815
=3 X ² hitung = 201
Ket
Berdasarkan data di atasdapatdiketahui X2 hitung (201) X tabel (7,815)
(DK=3)makadiketahuibahwasebaranpengamatantidakberbedanyatadenganharapan
(Ho) dan di peroleh/ berlakunyahokummendel 2 denganperbandingan 9 : 3 : 3 : 1.

Nama : priti devani h adji


Kelas Fenotipe O (Hasil) E (Harapan) [(O-E)]2
E

R-B- 2 9/16x6= 3,375 ( )

R-bb 2 3/16x6= 1,125 ( )

rrB- 1 3/16x6= 1.125 ( )

Rrbb 1 1/16x6= 0,375 ( )

Total 6 6 = 2,284

55
Dk = 4 -1 Kolom peluang = 0,05
= 4 -1 X ² tabel = 7,815
=3 X ² hitung =
Ket :
Berdasarkan data di atas di peroleh bahwa X2 tabel 7,815 (untuk dK=3),
dan karena nilai x2 hitung (2,284) ≤ x2 tabel (7,815), maka dapat di ketahui bahwa
tidak berbeda nyata dengan sebaran harapan /H0 berlaku. sehingga berlaku hukum
Mendel II sesuai dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1.

56
2). Hasil Kelompok
Kelas Fenotipe O (Hasil) E (Harapan) [(O-E)]2
E

R-B- 10 9/16x24= 13.5 ( )

R-bb 8 3/16x24= 4.5 ( )

rrB- 4 3/16x24= 4.5 ( )

rrbb 2 1/16x24= 1.5 ( )

Total 24 24

Dk = 4 -1 Kolom peluang = 0,05


= 4 -1 X ² tabel = 7,815
=3 X ² hitung = 3,83
Berdasarkan data yang di atas pada 0,05 adalah 7,815 (untuk dK=3), dan karena
nilai x2 hitung ( ≤ x2 tabel, yaitu 3,57, maka hasil yang diobservasi tersebut tidak

57
berbeda nyata dengan sebaran harapan /H0berlaku. sehingga berlaku hukum
Mendel II sesuai dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1.

VI. Diskusi
1. Diskusikan dengan temanmu dalam kelompok!
Apakah perbandingan warna kancing yang diperoleh sesuai dengan prinsip
Mendel?

Perdasar kanapa yang telah didapatkan, perbandingan warna dari kancing yang
diperoleh sesuai dengan prinsip hokum mendel 2.

2. Diskusikan dengan temanmu dalam kelompok!


Bagaimana anda menjelaskan fenomena tersebut?

Hal ini sesuai dikarenakan sesuai dengan prinsip dari hikum mendel 2 yaitu
merupakan asortasi secara bebas didalam gen gamet saat pembentukan individu
baru

3. Diskusikan dengan temanmu dalam kelompok!


Bagaimana fenotip dan ratio fenotip, jika terjadi dominansi penuh?

Pada dominansi penuh dengan dua sifat beda, jika tanaman bunga merrah, buah bulat
disilangkan dengan tanaman bunga putih buah oval maka fenotip 1 nya yaitu tanaman
bunga merah buah bulat. Fenotip 2 nya mendapatkan 9 tanaman bunga merah buah
bulat, 3 tanaman bunga merah buah oval, 3 tanaman bunga putih buah bulat dan 1
tanaman bunga putih buah oval. Rasio fenotipnya yaitu 9: 3: 3 : 1.

58
4. Diskusikan dengan temanmu dalam kelompok!
Bagaimana fenotip dan ratio fenotip, jika terjadi dominansi tidak penuh?

Pada dominan tidak penuh dengan dua sifat beda, jika tanaman bunga merah
buah bulat disilangkan dengan tanaman bunga putih buah oval maka fenotif 1
nya yaitu tanaman bunga merah muda buah agak bulat. Fenotif 2 nya
mendapatkan tanaman bunga berwarna merah buah bulat, tanaman bunga merah
mudah buah agak bulat, tanaman bunga putih buah oval dan tanaman bunga
putih buah agak oval. Ratio fenotifnyayaitu9 :3:3:1

5. Diskusikan dengan temanmu dalam kelompok! Bagaimana hasil uji Chi-


Kuadrat dari percobaan (dominansi penuh) yang Anda lakukan?

Hasil uji dihibrid dari dominansi penuh yang dilakukan yaitu perhitungan
tabel =1, 2, 2, 2, 7,81, data tersebut sesuai dengan rasio dan teori mendel.

6. Diskusikan dengan temanmu dalam kelompok! Bagaimana hasil uji Chi-


Kuadrat dari percobaan (dominansi tidak penuh) yang Anda lakukan?

Hasil uji dihibrid dari dominansi tidak penuh yang dilakuakn yaitu perhitungan
tabel = 1.10, 2.29, 2.29, 2.29, 7.81 data tersebut sesuai dengan rasio dan
teori mendel.

7. Diskusikan dengan temanmu dalam kelompok!


Untuk apa penggunaan uji Chi-Kuadrat?

Karena untuk membuktikan kebenarannya data pengamatan untuk menentukan


kesesuaian pengamatan terhadap teori yang adadan uji nyata apakah data yang
diperoleh benar atau menyimpang dari nisbah yang diharapkan tidak secara
kebetulan.

59
8. Diskusikan dengan temanmu dalam kelompok untuk membuat bagan
persilangan dari kegiatan yang telah Anda lakukan dan jelaskan!

P1 : Bunga merah buah bulat x bunga putih bunga oval

RRBB x rrbb

G: RB rb

F1 : RrBb (fenotipe merah bulat 100%)

P2: RrBb x RrBb

RB RB

Rb Rb

rB rB

rb rb

F2:

RB Rb rB rb

RB RRBB RRBb RrBB RrBb

Rb RRBb RRbb RrBb Rrbb

rB RrBB RrBb rrBB rrBb

rb RrBb Rrbb rrBb rrbb

Pada F2 diperoleh macam fenotip:

Merah bulat : 9

Merah oval : 3

Putih bulat : 3
60
Putih oval : 1

Jadi rasio fenotipe F2 = 9 : 3 : 3 : 1


9. Diskusikan dengan temanmu dalam kelompok!
Prinsip (hukum) Mendel mana yang dapat menjelaskan hasil persilangan ini?
Kaitkan dengan kajian literatur!

Prinsip (hukum) mendel yang dapa tmenjelaskan persilangan ini adalah hokum
mendel II menyatakan bahwa setiap pasan gan alel dalam suatu gen memisah
secara independen dari pasangan gen yang lain selama pembentukan gamet.
Alel-alel dari gen gen yang berbeda tersebut berpasangan secara bebas/acak
secara independent/tidak salingbergantungsatusama lain. Jadi seolah-olahsetiap
gen memiliki kromosom sendiri. Pada hokum ini diketahui bahwa setiap sifat
yang diamati mendel berada pada kromosom yang berbeda, sehingga
pewarisan sifat tanaman mendel dapat dijelaskan dengan hukum independent
assortment.

VII. Kesimpulan

Dari percobaan persilangan dihibrid yang kami lakukan, yaitu persilangan dua
sifat berbeda dari induk yang beda pula. Menghasilkan keturunan yang
memiliki dua sifat beda dari induknya. Dengan persilangan antara bunga merah
buah bulat x bunga putih buah oval. pada hasil percobaan dihibrid dominasi
penuh fenotip yang diharapkan memiliki rasio 9 : 3 : 3 : 1 sehingga hasil
perhitungan x^2 perhitungan ≤x^2 tabel =1, 2, 2, 2,yang semuanya ≤ 7,81 (X2
tabel) pada Chi-square,jadi dapat di simpulkan bahwa data hasil percobaan
tersebut menerima hukum mendel atau sesuai dengan rasio dan teori mendel

61
LKM 1-03 : Aplikasi

1. Bagaimana Anda dapat menjelaskan adanya persamaan dan perbedaan sifat


yang tampak dalam keluargamu berdasarkan konsep yang telah dipelajari?
2. Kerjakan soal-soal yang terdapat di buku teks genetika yang berhubungan
dengan konsep Hukum Mendel dan Hukum Kemungkinan.

Jawab

1. Saya dapat menjelaskan persamaan dan perbedaan sifat yang tampak yaitu
dengan cara melihat langsung perbedaa yang ada, seperti raut wajah,
bentuk tubuh, warna kulit, warna mata, dan jenis rambut serta perilaku dan
sifat masing-masing. Contohnya seperti perilaku seorang anak bagaimana
terhadap kedua orang tuanya, bagaimana bentuk wajahnya apakah
wajahnya mirip ayahnya atau lebih mirip ibunya.
2. Soal-soal:
a. Tanaman Ercis memiliki sifat biji bulat (B), biji keriput (b),
batang tinggi (R), dan batang pendek (r). Jika tanaman Ercis biji
bulat batang tinggi heterozygot disilangkan dengan ercis biji bulat
batang pendek, keturunan yang bersifat biji bulat batang pendek
adalah sebanyak ?
Penyelesaian:
Dik biji bulat (B), biji keriput (b),
batang tinggi (R), dan batang pendek (r).
Dit : keturunan bersifat biji bulat batang pendek sebanyak?

P : ♀ BbRr >< ♂ Bbrr

G : BR, Br, Br, br, Br, br

62
F1 :


BR Br bR Br

Br BBRr BBrr BbRr BBrr
Bulat Bulat Bulat Bulat
Tinggi Pendek Tinggi Pendek
br BbRr Bbrr bbRr Aabb
Bulat Bulat Keriput Keriput
Tinggi Pendek Pendek Pendek

Jadi, keturunan yang bersifat biji bulat batang pendek adalah X 100% = 37,5%

b. Janet wanita normal menikah dengan Rudi yang buta warna. Anak
perempuan mereka menikah dengan seorang pria normal. Berapa
persen (%) kemingkinan anak-anak dari keluarga baru tersebut
yang buta warna?
JAWABAN
Dik : Janet normal : XHXh
Rudi buta warna : XhY
Dit : berapa % anak keluarga baru yang buta warna?
Penye :
P : ♀ XHXH >< ♂ XhY
G : XH XhY

F1 :


XH Y

XH XHXh XHY

63
P : ♀ XHXh >< ♂ XHY

G : XH ,
Xh , XH, Y

F1 :


XH Y

H XHXH XHY
X

h XHXh XhY
X

Anak yang buta warna : 2/4 x 100 % = 50 %

64

Anda mungkin juga menyukai