Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

VII

A. Judul :
Genetika Mendel
B. Tujuan :
Mendefinisikan Istilah gen, lokus, genotipe, fenotipe, genom, dominan,

dan resesif.
Menyusun persilangan dengan satu sifat beda (monohibrid).

C. Dasar Teori
Hereditasn adalah pewarisan watak dari induk ke keturunannya baik secara
biologis maupun gen. Filsuf Yunani mempunyai bermacm-macam ide tentang
hereditas. Theophrastus mwngajukan bahwa bunga jantan membuat bunga betina
menjadi matang, hiprokrates menduga bahwa benihdiproduksi oleh berbagai
anggota tubuh dan di wariskan pada saat pembuahan, Aristoteles bahwa semen
pejantan dan betina bercampur pada saat pembuahan, sedangakan Aeskhylus, pada
tahun 458 SM mengajukan ide bahwa sang pejantan adalah orang tua yang
sebenarnya dan betina adalah perawat dari bayi yang disemai di dalamnya.
Salah satu aspek yang penting pada organisme hidup adalah kemampuan
untuk

melakukan

reproduksi,

dengan

demikian

organism

hidup

dapat

melangsungkan atau melestarikan jenisnya. Pada organisme yang berkembang


biak dengan cara seksual, individu baru adalah hasil dari kombinasi informai
genetik, yang disumbangkan oleh dua gamet yang berbeda yang berasal dari
kedua parentalnya. Orang yang dianggap sebagai Bapak Genetika adalah
JOHAN GREGOR MENDEL. Orang yang pertama mempelajari sifat-sifat
menurun yang di wariskan dari sel sperma adalah HAECKEL (1868).
Mendel mempelajari hereditas pada tanaman kacang ercis dengan alasan;
Memiliki pasangan-pasangan sifat yang menyolok.

Biasanya melakukan penyerbukan sendiri (self pollination).


Dapat dengan mudah di adakan penyerbuksn silang.
Segera menghasilkan keturunan.

Ilmu yang mempelajari tentang mekanisme pewarisan sifat dari induk


kepada keturunannya disebut Ilmu Genetika (berasal dari bahasa latin, yaitu genos
= asal usul).
Pengetahuan tentang adanya sifat menurun pada mahluk hidup sebenarnya
sudah lama berkembang, hanya belum dipelajari secara sistematis, penelitin
mengenai pola-pola penurunan sifat baru diketahui pada abad ke-19 oleh Mendel.
Galur murni adalah varietas yang terdir dari genotip yang homozigot.
Symbol F (filium) menyatakan turunan, sedang symbol p (parentum)
menyatakan induk. Hibrida bastar adalah keturunan dari penyerbukan silang
dengan sifat-sifat beda, diantaranya persilangan dengan satu sifat beda
( monohybrid), pada persilangan monohybrid ini diperkenalkan prinsif dombinasi
dan intermedier. Dan yang kedua adalah persilangan dua sifat beda (dihibrid).
Domain adalah sifat-sifat tampak (manifest) pada keturunan. Resesif adalah sifatsifat yang tidak tampak pada keturunan. Genotip adalah komposisi faktor
ketrunan (tidak tampak secara fisik). Fenotip adalah sifat yang tamapk pada
keturunan. Polimeri adalah pembastaran homozigot dengan banyak sifat beda
yang berdiri sendiri-sendiri tetapi mempengaruhi bagian yang sama dari suatu
organism. Kriptomeri adalah pembastaran heterozigot dengan adanya sifat yang
tersembunyi (kriptos) yang dipengaruhi oleh suatu keadaan. Epistasis adalah
faktor pembawa sifat yang menutupi pemunculan sifat yang lain, sekalipun sifat
tersebut dominan. Hipostasis adalah faktor yang tertutup oleh faktor lain.
Atavisme adalah sifat hipostasis pad suatu keadaan yang pada suatu saat muncul
kembali.
1. Persilangan Monohibrid

Dalam hukum Mendel I yang dikenal dengan the law of segregation of


alleric genes atau persilangan gen yang sealel, dinyatakan bahwa dalam
pembentukan gen yang sgamet, pasangan alel akan memisah secara bebas.
Peristiwa pemisahan ini terlihat ketika pembentukan gamet individu yang
memiliki genotype heterozigot, sehingga tiap gamet mengandung salah satu alel.
Dalam hal ini disebut juga hukum segregasi yang berdasrkan pada
percobaan persilangan dua individu yang memiliki satu karekter yang berbeda.
Berdasrkan hal ini persilangan satu sifat beda akan menghasilkan perbandingan
fenotipe 1:2:1, ekspresi gen yang dominan resesif = 3:1, namun kadang-kadang
individu hasil perkawinan tidak di dombinasi oleh sala satu induknya, dengan kata
lain, sifat dombinasi tidak muncul secarah penuh. Peristiwa ini menunjukan
adanya sifat intermedier.
2. Persilangan Dihibrid
Dalam hukum Mendel II atau dikenal dengan the lawof independent
assortmen of geneas atau hukum pengolompokan gen secara bebas dinyatakan
bahwa selama pembentukan gamet, gen-gen sealel akan memisah secara bebas
dan dan mengelompokan dengan gen lain yang bukan alelnya. Pembuktian hukum
ini dipakai pada dihibrid atau polihibrid yaitu persilangan dari dua individu yang
memiliki atau atau lebih karakter yang berbeda. Monohibrid adalah hybrid dengan
satu sifat beda, akan menghasilkan perbandingan 9:3:3:1, fenotipnya adalah
penampakan atau perbedaan sifat dari suatu individu tergantung dari susunan
genetikanya yang dinyatakan dengan kata-kata (misalnyan mengenai ukuran,
warna, bentuk, rasa, dsb). Genotip adalah susunan genetika dari suatu individu
yang ada hubunganya dengan fenotipe, biasanya dinyatakan dengan simbol/tanda
huruf.

D. Alat dan Bahan


Wadah dua buah.

Kancing genetika (model gen) warnah merah sebanyak 20 buah.


Kancing genetika (model gen) warnah putih sebanyak 20 buah.
E. Cara Kerja
Menyediakan model gen masing-masing 20 buah, lalu menandai wadah
yang sau dengan huruh A dan yang lainnya dengan huruf B.
Memasukan kedalam wadah A dan B, masing-masing 10 buah model gen
kemudian mengocoknya selama beberapa menit agar kedua gen tercampur.
Dengan mata tertutup, mengambilnya secara serentak model gen dari wadah
berulang kali sampai habis. Mengamati model gen yang diambil, kemudian
mencatat kode susunan gen itu kedalam table hasil pengamatan.

F. Hasil Pengamatan
Persilangan Monohibrid
1. Persilangan pertama dengan memakai 10 kancing genetika yang
berwarna merah dan 10 kancing genetika yang berwarnah putih.
PENGAMBILAN

RR

KE :
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

RR
2

Rr

Rr

Rasio Genotif
:
Rr
:
:
6
:
Rasio Fenotif

rr
2

RR

Rr

rr

2. Persilangan kedua dengan memakai 20 kancing genetika yang berwarna


merah dan 20 kancing genetika yang berwarna putih.
PENGAMBILAN
KE :
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Rasio Genotif
RR
:
3
:
1
:
Rasio fenotif
RR
+
3
+

RR

Rr

Rr

Rr
14
4,66

:
:
:

rr
3
1

Rr
14
17

=
=
=

rr
3
3

5,66

G. Pembahasan
2 Persilangan monohybrid dengan 10 kancing merah dan 10 kancing putih.

Pada persilangan monohybrid ini, gamet jantan dan gamet betina dari
masing-masimg kancing dipisahkan, kemudian dikawinkan secara bebas sehingga
bersifat 2n dengan cara mengambilnya secara acak dari masing-masing kantong.
Persilangan ini beelaku hukum Mendel I yang menyatakan bahwa ketika
berlangsung pembentukan gamet pada individu heterozigot terjadi perpisahan alel
secara bebas sehingga setiap gamet hanya menerima satu gen saja. Peristiwa ni
dikenal dengan persilangan Monohibrid atau dikenal juga dengan hukum
segregasi, yaitu persilangan yang menggunakn satu sifat beda.
Pasa percobaan ini, persilangan antara keturunan F1 didapatkan
perbandingan genotip RR : Rr : rr adalah 2 : 6 : 2, sehingga perbandingan
fenotipnya 8:2. Kedua perbandingan ini tidak sesuaidengan hikum Mendel I atau
segregasi dimana pada persilangan antara keturunan F1 tampak bahwa pada
pwrbandingan hasil perkawinan antara faktor dominan dan resesif pada genotifnya
adalah 1 : 2 : 1 dan perbandingan fenotifnya 3 : 1.
Jadi, berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan pertama ini,
didapatkan hasil perbandingan sebagai berikut:

Rasio genotifnya
RR : Rr : rr
Rasio fenotifnya
RR : Rr : rr

3:4:3 =1:1:1
7:3

=2:1

Persilangan monohybrid dengan 20 kancing merah dan 20 kancing putih.


Pada percobaan yang kedua ini sama halnya dengan percobaan pertama ,

yaitu perbandingannya tidak sesuai dengan hukum Mendel I. Pada percobaan ini,
persilangan antara keturunan F1 didapatkan perbandingan genotifnay RR : Rr : rr
adalah 3 : 14 : 3, sehingga fenotifnya adalah 17 : 3. Jadi berdasrkan hasil
pengamatan pada percobaan yang kedua ini, didapatkan hasil perbandingannya
sebagai berikut:

Rasio genotifnya
RR : Rr : rr
Rasio fenotifnya
15 : 5 = 2 : 1

5 : 10 : 5 = 1 : 1 : 1

H. Kesimpulan
Pada persilangan monohybrid, berlaku hukum mendel 1 yang menyatakan
bahwa, ketika berlangsung pembentukan gamet pada individu heterozigot terjadi
perpisahan alel secara bebas, sehingga pada setiap gamet hanyan menerima satu
gen saja.
Persilangan monohybrid pertama menghasilkan rasio genotype 2 : 6 : 2
sedangkan rasio fenotinya 8 : 2.
Persilangan monohybrid yang kedua menghasilkan rasio genotif 3 : 14 : 3
sedangkan rasip fenotifnya 17 : 3.

I. Jawaban Tugas Pendahuluan


1. Jelaskan Prinsip dasar hukum hereditas menurut Mendel.
Jawab :
Hukum Mendel I yang dikenal dengan the law of segregation of alleric
genes atau persilangan gen yang sealel, dinyatakan bahwa dalam
pembentukan gen yang segamet, pasangan alel akan memisah secara
bebas. Peristiwa pemisahan ini terlihat ketika pembentukan gamet
individu yang memiliki genotype heterozigot, sehingga tiap gamet
mengandung salah satu alel.
Hukum Mendel II atau dikenal dengan the lawof independent
assortmen of geneas atau hukum pengolompokan gen secara bebas
dinyatakan bahwa selama pembentukan gamet, gen-gen sealel akan
memisah secara bebas dan dan mengelompokan dengan gen lain yang
2

bukan alelnya
Jika terjadi domonasi tak penuh bagaimana kah perbandingan fenotip dan
genotipnya?
Jawab :
Jika terjadi dominansi tidak penuh, yakni perbandingan keturunan fenotipe
yang tidak 3 : 1. Jika hal ini, tidak berlaku keturunan mungkin mengalami
penyimpangan atau kelainanan, dimana terdapat gen yang membawa
penyakit pada keturuan. Jadi hal in pula merupakan menyimpangan hukum
Mendel dalam menentukan fenotipe bisa saja 1 : 1 : 1 atau 2 : 2.

DAFTAR PUSTAKA
Kimbal, J.W. 1992. Biologi Jilid 1. Erlangga: Jakarta.
Noorhadi, Bambang.1984. Genetika dasar . Armico. Bandung.
Suryo.1992. Genetika Strata.yogyakarta: University Gadjah Mada press
Team Teaching, 2010. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Gorontalo :
FMIPA UNG
Team Teaching, 2010. Bahan Ajar Biologi Umum. Gorontalo : FMIPA
UNG

Anda mungkin juga menyukai