Anda di halaman 1dari 26

DASAR-DASAR GENETIKA

MENDEL
Kelompok 3
Tuti Sugiarti 1804034007
Ma’rifatussolihat 1804034009
Desuita Anggraini Ardi 1804034035
Zulaikha Wahyu Agustina 1804034041
Siti Aenatussophia Bahri 1804034051
Ayu Puspaningtyas Putri 1804034055
Elvyna Rizka Freshantyka 1804034061
Rahmah Nur Anisa 1804034089
Dasar-dasar Genetika Mendel dan Pola Pewarisan Sifat
Pewarisan Sifat (Hereditas)

 Hereditas adalah pewarisan watak dari induk ke keturunannya baik secara


biologis melalui gen (DNA) atau secara sosial.
 Pewarisan sifat-sifat herediter memiliki basis molekuler yaitu replikasi
persis dari DNA, dan menghasilkan salinan-salinan gen yang dapat
diteruskan dari orangtua ke keturunannya.
 Pada hewan dan tumbuhan, pengiriman gen dari suatu generasi ke
generasi selanjutnya ini dilakukan oleh sperma dan ovum (telur yang belum
dibuahi
Genetika dan
gen

Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dari induk


kepada keturunannya dengan pola penurunan sifat Mendel.

Gen terletak di dalam kromosom, yaitu di suatu tempat yang disebut


dengan lokus. Lokus-lokus ini digambarkan sebagai garis-garis pendek
yang horizontal di sepanjang kromosom yang digambarkan sebagai
garis panjang vertikal.
Gen merupakan substansi hereditas yang memiliki fungsi seperti
berikut:
 Menyampaikan informasi genetika dari generasi ke generasi.
 Mengontrol dan mengatur metabolisme dan perkembangan tubuh.
 Menentukan sifat-sifat pada keturunannya.
Dalam penampakan luarnya, gen bekerja dengan dipengaruhi oleh faktor-faktor
berikut :
 Sex, Influenced Gene,
 Sex Limited Gene
Kromosom
 Susunan Kromosom  Pembagian Kromosom Berdasarkan letak
a. DNA sentromernya
b. RNA
c. Protein

 Struktur Kromosom
a. Sentromer
b. Lengan
Tipe Kromosom Berdasarkan tipenya, kromosom dibagi menjadi
dua.
a. Autosom (Kromosom Tubuh)

b. Gonosom (Kromosom Seks)

Ukuran dan Jumlah Kromosom


Alel Alel adalah salah satu dari dua atau lebih bentuk gen yang dapat
muncul pada satu lokus.

Contoh:
K alelnya k, untuk rambut keriting dan lurus.
H alelnya h, untuk kulit hitam dan putih dan sebagainya.
Sedangkan alel ganda (multiple alelo murphi) adalah beberapa alel lebih dari satu
gen yang menempati lokus sama pada kromosom homolognya.
Sistem penggolongan darah juga berdasarkan pada pembentukan alel ganda.
Hukum
Mendel
• Hukum pemisahan dan hukum pilihan bebas merupakan hukum yang
dirumuskan oleh G. J. Mendel pada tahun 1865 (Corebima, 2013). Pewarisan
sifat tersebut diperkenalkan oleh Mendel melalui percobaannya dengan
menggunakan kacang ercis, hingga akhirnya ditemukan kesimpulan yang
dikenal hukum Mendel I dan hukum Mendel II.

• Secara garis besar, hukum pemisahan Mendel menjelaskan terkait keberadaan


sepasang faktor yang mengendalikan setiap karakter akan memisah pada
waktu pembentukan gamet. Pada saat ini hukum pemisahan bebas dan
hukum pilihan bebas dikenal dengan nama hukum Mendel I dan hukum
Mendel II
Hukum Mendel I (Hukum
Segresi)
Hukum Mendel pertama disebut hukum segresi, hukum tersebut
menyatakan mengenai keberadaan sepasang faktor partikulat (gen) yang
mengendalikan setiap sifat dan harus bersegregasi (berpisah) saat
pembentukan gamet dan akan menyatu secara acak saat fertilisasi.
Hukum Mendel II (Pemilihan
Bebas)
Hukum Mendel kedua, disebut hukum perpasangan bebas,
mengekspreksikan konsep bahwa sifat-sifat diwariskan secara bebas. Mendel
mengidentifikasi hokum kedua pewarisan sifat dengan cara mengikuti dua
karakter secara bersamaan, misalnya warna biji dan bentuk biji.
Persilangan Monohibrid

Menurut Corebima (1997b), hukum Mendel I dan


hukum Mendel II terjadi pada persilangan monohibrid, dihibrid,
trihibrid, maupun polihibrid.

Semua progeni F1 yang dihasilkan dalam persilangan-persilangan


yang dilakukan dari induk galur muni. Persilangan monohybrid
menghasilkan rasio fenotipe generasi F2 adalah 3:1
Persilangan Dihibrid

Tanaman F1 akan bersifat dihibrid.


Kombinasi dihibrid akan selalu
menemukan rasio fenotipe 9:3:3:1
pada generasi F2
Interaksi beberapa gen (Atavisme)
• Atavisme adalah interaksi antar gen yang menghasilkan filia
atau keturunan dengan fenotip yang berbeda dari induknya.
• Contoh atavisme dapat kamu temukan pada kasus jengger ayam.

Menghasilkan rasio fenotipe


generasi F2 9:3:3:1
1. Polimeri
Polimeri adalah suatu gejala dimana terdapat banyak gen bukan alel tetapi
mempengaruhi karakter/sifat yang sama.

Polimeri memiliki ciri: makin banyak gen dominan, maka sifat karakternya
makin kuat.
Contoh : Persilangan antara gandum berwarna merah dengan gandum
berwarna putih
Menghasilkan rasio fenotipe generasi F2 15:1
2. Kriptomeri
Kriptomeri merupakan suatu peristiwa dimana suatu faktor tidak
tampak pengaruhnya bila berdiri sendiri, tetapi baru tampak pengaruhnya
bila ada faktor lain yang menyertainya.
Kriptomeri memiliki ciri khas: ada karakter baru muncul bila
ada 2 gen dominan bukan alel berada bersama

Contoh : Persilangan Linaria


Maroccana
3. Epistasis-Hipostasis
Epistasis-hipostasis merupakan suatu peristiwa dimana suatu gen
dominan menutupi pengaruh gen dominan lain yang bukan alelnya. Gen
yang menutupi disebut epistasis, dan yang ditutupi disebut hipostasis.

Epistasis Dominan: Gen dengan alel dominan menutupi kerja gen lain
Contoh: Persilangan labu putih dan labu hijau
Epistasis Resesif: Gen dengan alel homozigot resesif mempengaruhi gen lain
Contoh: Persilangan tikus hitam dan albino
Menghasilkan rasio fenotipe generasi F2 12:3:1
4. Komplementer
Komplementer merupakan bentuk kerjasama dua gen dominan yang
saling melengkapi untuk memunculkan suatu karakter.
Contoh : persilangan bunga Lathyrus odoratus
Menghasilkan rasio fenotipe generasi F2 9:7

Anda mungkin juga menyukai