DISUSUN OLEH
a. Gen
Gen yang merupakan faktor keturunan tersimpan di dalam kromosom, yaitu manik-
manik yang disebut kromomer atau nukleusom dari kromonema. Kromomer sering
disebut juga lokus. Lokus adalah lokasi yang diperuntukan bagi gen dalam
kromosom. Tiap lokus memuat satu gen. Jadi gen tersebut tersimpan di dalam setiap
lokus yang khas dalam kromosom. Kromosom khususnya didalam kromonema
terdapat deretan lokus.
gen mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Mengatur perkembangan dan proses metabolisme individu. Proses reaksi kimia
dalam tubuh dapat terjadi secara berurutan. Pada setiap tahap reaksinya diperlukan
enzim. Pembentukan dan pengontrolan kerja enzim tersebut dilakukan oleh gen. Pada
proses perkembangan yang memerlukan hormon juga diatur oleh gen.
b. Menyampaikan informasi genetis dari generasi ke generasi berikutnya
Gen memiliki ciri khas nya masing-masing yang dibagi dalam bentuk simbolsimbol.
Setiap simbol memiliki sifat penurunannya masing-masing. Berikut adalah simbol-
simbol dari gen:
1. Gen dominan, yaitu gen yang menutupi ekspresi gen lain, sehingga sifat yang
dibawa terekspresikan pada turunannya dan biasa dinyatakan dalam huruf besar,
misalnya A
2. Gen resesif, yaitu gen yang terkalahkan (tertutupi) oleh gen lain (gen dominan)
sehingga sifat yang dibawanya tidak terekspresikan pada keturunannya.
3. Gen Homozigot dominan, yaitu dua gen dominan yang merupakan perpaduan dari
sel kelamin jantan dan sel kelamin betina, misalnya genotipe AA.
4. Gen Heterozigot , yaitu dua gen yang merupakan perpaduan dari sel sperma (A)
dan sel telur (a).
5. Gen Homozigot Resesif, yaitu dua gen resesif yang merupakan hasil perpaduan
dua sel kelamin. Misalnya aa. 6. Kromosom homolog, yaitu kromosom yang berasal
dari induk betina berbentuk serupa dengan kromosom yang berasal dari induk jantan.
7. Fenotipe, yaitu sifat-sifat keturunan pada F1, F2, dan F3 yang dapat dilihat, seperti
tinggi, rendah, warna, dan bentuk.
8. Genotipe, yaitu sifat-sifat keturunan yang tidak dapat dilihat, misalnya AA, Aa,
dan aa
9. Gen Intermedier, yaitu sifat dimana suatu individu memiliki gen dominan dan gen
resesif yang mempengaruhi suatu sifat secara bersamaan, maka menghasilkan suatu
fenotip yang lain.
Simbol-Simbol Gen dalam perkawinan :
a. Monohibrid : AA x Aa
b. Dihibrid : aaBb x Aabb
c. Trihibrid : AaBbCc x aaBBCC
d. Polihibrid : AABbCcDDeeFf x aaBBCcddEeFF
e. Homozigot dominan : AA
f. Heterozigot : Aa
g. Homozigot resesif : aa
b. Kromosom
Kromosom merupakan komponen inti sel yang terdapat dalam inti sel dan
mempunyai fungsi dalam pembelahan sel sebagai pembawa sifat yang diturunkan.
Setiap sel yang normal mempunyai 46 kromosom yang terdiri dari 22 pasang
kromosom non-sex dan satu pasang kromosom sex (kromosom X dan Y) yang
menentukan jenis kelamin. Pada saat tersebut kromosom terlihat dalam keadaan
sepasang/berganda.Ukuran kromosom manusia mempunyai panjang 6 mikron.
Satu kromosom terdiri dari dua bagian, yaitu sentromer dan
telomer.Sentromer sering disebut kinetokor.Sentromer merupakan bagian
kromosom yang terletak pada daerah penyempitan primer diantara lenganlengan
kromosom.Sentromer juga merupakan pusat pergerakan.Sedangkan Telomer/
lengan ialah badan kromosom sendiri.Telomer mengandung kromonema dan gen.
Lengan kromosom memiliki 3 daerah yang terdiri dari selaput, kandung/matrix,
dan kromonemata.
Bentuk kromosom
Berdasarkan panjang lengannya maka kromosom dapat dibedakan atas 4 macam yaitu:
1. Metasentris. Letak sentromer berada pada median (kira-kira di tengah kromosom), sehingga
kromosom terbagi menjadi dua lengan sama panjang dan mempunyai bentuk seperti huruf V.
2. Submetasentris. Sentromer terletak submedian (kearah salah satu ujung kromosom), sehingga
kromosom terbagi menjadi dua bagian lengan yang tidak sama panjang dan mempunyai bentuk
seperti huruf J.
3. Akrosentris. Sentromer terletak subterminal (didekat ujung kromosom), sehingga kromosom
tidak membengkok melainkan lurus seperti batang.Salah satu lengan kromosom sangat pendek
sedangkan yang lainnya sangat panjang.
4. Telosentris. Sentromer terletak di ujung kromosom, sehingga kromosom hanya terdiri dari
sebuah lengan saja dan berbentuk lurus seperti batang.
Kromosom manusia dibedakan atas dua tipe yaitu autosom dan gonosom.Kromosom
autosom adalah kromosom biasa yang tidak berperan dan mengatur jenis kelamin.Sedangkan
gonosom merupakan kromosom seks yang berperan dalam menentukan jenis kelamin.Dari 46
kromosom di dalam nucleus sel tubuh manusia, 44 kromosom (22 pasang) merupakan kromosom
autosom dan 2 kromosom/ sepasang kromosom gonosom.
c. Alel
Alel Sepanjang kromosom terdapat ribuan gen. Gen ini merupakan unit dasar keturunan.
Setiap gen bisa mengandung dua atau lebih bentuk yang disebut alel. Alel adalah gen-gen
yang terletak pada lokus yang sama serta memiliki tugas yang sama atau hampir sama. Jika
terdapat dua alel identik dalam satu lokus kromosom disebut homozigot.Apabila dua alel atau
lebih berada pada lokus yang berbeda, maka disebut heterozigot. Pada individu homozigot,
pasangan kedua alel mempunyai simbolsimbol yang sama, misalnya BB, MM. Genotif
heterozigot pasangan kedua alel mempunyai simbol yang tidak sama misalnya Bb, Mm.Pada
homozigositas, organisme memiliki alel-alel identik yang dikode untuk sifat-sifat yang sama.
Gamet yang dihasilkan dari meiosis pada organisme tersebut berbeda dan apabila
terjadi pada sel diploid, maka setiap alel yang berinteraksi akan menghasilkan fenotip.
Interaksi ini menghasilkan tiga bentuk berikut:
1. Dominan, jika satu alel mempengaruhi ekspresi fenotip dan membuat alel yang lain
menjadi tidak berfungsi dengan hadirnya alel ini.
2. Resesif. Merupakan alel yang hanya bisa diekspresikan pada fenotip organisme bila
hadirnya alel identik.
3.Ko-dominan, bila kedua alel dari satu gen (meskipun kalau heterozigot)
mengekspresikan diri pada fenotip organisme. Keduanya mempengaruhi fenotip pada
waktu yang sama:
d. Hukum Mandel
Gregor Johann Mendel atau yang sering dikenal dengan Mendel merupakan
seorang biarawan dari Austria, yang pada akhir abad ke-19 melakukan serangkaian
percobaan persilangan pada kacang ercis (Pisum sativum) dan dari
percobaanpercobaan tersebut, Mendel berhasil menemukan prinsip-prinsip pewarisan
sifat, yang kemudian menjadi landasan utama bagi perkembangan genetika sebagai
suatu cabang ilmu pengetahuan. Berkat karyanya inilah, Mendel diakui sebagai Bapak
Genetika.
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme
yang dijabarkan dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum
ini terdiri dari dua bagian:
1. Hukum Segregasi (pemisahan) atau Hukum Pertama Mendel Sebelum melakukan
suatu persilangan, setiap individu menghasilkan gametgamet yang kandungan
gennya separuh dari kandungan gen pada individu. Sebagai contoh, individu DD
akan membentuk gamet D, dan individu dd akan membentuk gamet d. Pada
individu Dd, yang menghasilkan gamet D dan gamet d, akan terlihat bahwa gen D
dan gen d akan dipisahkan (disegregasi) ke dalam gamet-gamet yang terbentuk
tersebut. Prinsip inilah yang kemudian dikenal sebagai hukum segregasi atau
hukum Mendel I.
Dasar hukum Mendel I adalah penyilangan dua individu yang memiliki satu
karakter beda (Monohibrid). Fenotip dari suatu organisme ditentukan oleh
pasanganpasangan gen dalam genotip dan hanya satu dari pasangan alel gen ini
yang dapat muncul/ tampil pada satu gamet. Sifat-sifat herediter ditentukan oleh
sepasang gen, yang terdapat dalam seluruh sel organisme hidup kecuali pada
gamet. persilangan monohybrid hukum Mendel I dapat di lihat pada gambar.
Hal inilah yang kemudian dikenal sebagai hukum pemilihan bebas (the law of
independent assortment) atau hukum Mendel II.Hukum Pemilihan Bebas : Segregasi
suatu pasangan gen tidak bergantung kepada segregasi pasangan gen lainnya, sehingga di
dalam gamet-gamet yang terbentuk akan terjadi pemilihan kombinasi gen-gen secara
bebas.
Hereditas Mamire
A. Pengertian
Hereditas atau pewarisan adalah pewarisan watak dari induk ke keturunannya baik secara
biologis melalui gen atau secara sosial melalui pewarisan gelar, atau status
sosial.. Hereditas adalah istilah yang menunjukkan pewarisan sifat biologis dari induk ke
keturunannya melalui DNA.
Secara garis besar, gen memiliki dua fungsi, yaitu menduplikasi diri sendiri untuk
menghasilkan kembali sel dan terkait fungsi hereditas yang menyalin atau meneruskan
informasi yang sama ke generasi berikutnya. Informasi tersebut dapat berupa
karakteristik fisik, golongan darah, hingga kelainan dan cacat fisik hingga penyakit
bawaan.
Fenomena kelainan fisik atau penyakit bawaan pada manusia semakin lama
semakin banyak terjadi.Penyakit bawaan seperti asma, diabetes melitus, hingga kelainan
jantung bukan disebabkan infeksi kuman penyakit. Sama halnya dengan kelainan seperti
albino, polidaktili (jari lebih dari lima), dan buta warna. Penyakit dan kelainan tersebut
diwarisi oleh orang tua melalui kromosom tubuh (autosom) maupun kromosom seks
(gonosom).Berbeda dengan hewan percoban seperti mencit, para peneliti mengalami
kesulitan untuk menyelidiki sifat keturunan pada manusia. Hal ini disebabkan karena
tidak mungkin mengawinkan manusia satu dengan yang lain sekehendak hati demi
melihat kemungkinan pewarisan sifat maupun penyakit keturunan.
Beberapa cara yang umum dipergunakan dalam genetika manusia adalah sebagai berikut.
1. Menggunakan pedigree (peta silsilah) yaitu catatan sifat menurun dari generasi ke
generasi secara beruntun.
2. Meneliti genetika pada hewan yang memiliki sifat atau karakter mirip dengan yang
dimiliki manusia.
3. Mempelajari penurunan sifat pada anak kembar.
Sifat-sifat yang dimiliki orang tua diturunkan pada anaknya melalui pola pewarisan
tertentu.Salah satu metode mempelajari penurunan sifat manusia yang banyak digunakan
adalah dengan metode asal usul atau silsilah dalam bentuk pedigree (peta silsilah).
Simbol-simbol umum yang digunakan pada pedigree sebagai berikut.
1. Pautan Gen (Gene Linkage)
Pola pewarisan sifat yang pertama adalah pautan gen. Setiap kromosom mengandung gen yang
tersimpan di tempat khusus yang disebut lokus. Gen-gen ini dapat berada pada kromosom yang
sama atau kromosom yang berbeda. Nah, gen-gen yang berada dalam satu kromosom
homolog yang sama dan letaknya saling berdekatan ini yang disebut sebagai pautan gen
(gene linkage). Berikut ini merupakan contoh gen yang mengalami pautan dan gen yang tidak
mengalami pautan.
Akibat letaknya yang saling berdekatan, gen-gen tersebut akan tetap bersama sampai saat
pembentukan gamet (sel kelamin). Pautan dari dua macam gen atau lebih akan menghasilkan
jumlah gamet yang lebih sedikit dibandingkan dengan gen-gen yang tidak berpautan. Oleh
karena itu, keturunan yang dihasilkan akan memiliki perbandingan fenotip dan genotip yang
lebih sedikit pula
2. Pindah Silang (Crossing Over)
Pola pewarisan sifat yang kedua adalah pindah silang.Pindah silang (crossing over) adalah
peristiwa pertukaran segmen kromatid yang bukan saudaranya (non-sister chromatids) dari
sepasang kromosom homolog. Peristiwa pindah silang terjadi saat pembelahan meiosis I,
yaitu pada akhir profase I atau awal metafase I. Pada saat itu, satu buah kromatid akan membelah
menjadi dua. Peristiwa pindah silang umumnya terjadi pada organisme seperti manusia,
tumbuhan, dan juga hewan.
Peristiwa pindah silang akan menghasilkan keturunan dengan sifat yang baru. Hal ini
disebabkan karena adanya rekombinasi gen, yaitu penggabungan dari sebagian gen induk jantan
dengan sebagian gen induk betina pada saat proses fertilisasi (pembuahan), sehingga
menghasilkan susunan pasangan gen yang berbeda dari gen-gen induknya.
3. Gagal Berpisah (Non Disjunction)
Selanjutnya adalah gagal berpisah. Pada pembelahan meiosis, kromosom-kromosom yang telah
mengganda akan ditarik menuju kutub sel oleh benang-benang spindel yang menempel pada
sentromer. Dalam keadaan normal, kromosom-kromosom tersebut akan berpisah dan menuju ke
kutub sel yang berlawanan. Akan tetapi, terdapat suatu kasus di mana kromosom mengalami
gagal berpisah, sehingga semua kromosom hanya akan tertarik ke salah satu kutub sel saja.
Akibatnya, gamet yang terbentuk akan mengalami penambahan atau pengurangan jumlah
kromosom.
Berikut ini merupakan contoh kelainan jumlah kromosom yang diakibatkan oleh peristiwa gagal
berpisah, yaitu:
Aneuploidi
Aneuploidi adalah peristiwa perubahan jumlah kromosom yang hanya terjadi pada
pasangan kromosom tertentu.Perubahan jumlah kromosom ini dapat berupa penambahan
jumlah kromosom atau pengurangan jumlah kromosom.Aneuploidi dibedakan menjadi beberapa
macam berdasarkan perubahan jumlah kromosomnya, di antaranya monosomi (2n-1), nulisomi
(2n-2), trisomi (2n+1), dan tetrasomi (2n+2).Contoh aneuploidi yang umum terjadi pada manusia
adalah kasus trisomi 13 atau sindrom Patau.
Euploidi
Euploidi adalah peristiwa perubahan jumlah kromosom yang terjadi pada seluruh pasangan
kromosom. Hal ini menyebabkan jumlah kromosom individu dengan kasus euploidi akan senilai
dengan kelipatan kromosom haploidnya. Berdasarkan jumlah kelipatan kromosomnya, euploidi
dibedakan menjadi triploid (3n), tetraploid (4n), pentaploid (5n), dan seterusnya.
4. Gen Letal
Pola pewarisan sifat yang terakhir adalah gen letal. Gen letal adalah gen yang menyebabkan
kematian individu dalam keadaan homozigot, sedangkan dalam keadaan heterozigot, seorang
individu dapat bersifat normal atau subletal.
DASAR-DASAR GENETIKA
a. RNA
1. Pengertian
RNA adalah singkatan ribonukleat acid yang merupakan salah satu materi genetik
yang terdiri dari nukleotida.Dalam tubuh manusia RNA berperan sebagai pembawa
informasi genetik dan menerjemahkannya dalam sintesis berbgai macam protein.Asam
ribonukleat (bahasa Inggris:ribonucleic acid, RNA) senyawa yang merupakan bahan
genetik dan memainkan peran utama dalam ekspresi genetik.Asam ribonukleat atau
RNA adalah asam nukleat beruntai tunggal yang tersusun atas monomer-monomer
nukleotida dengan gula ribosa.RNA merupakan polimer yang disebut
polinukleotida.Setiap polinukleotida tersusun atas monomer-monomer yang disebut
nukleotida.Setiap nukleotida tersusun atas tiga bagian, yaitu basa nitrogen, gula
pentosa, dan gugus fosfat.Basa nitrogen pada RNA terdidi dari adenin, guanin, sitosin,
dan urasil.
2. Struktur
Molekul RNA mempunyai bentuk yang berbeda dengan DNA.RNA memiliki
bentuk pita tunggal dan tidak berpilin.Tiap pita RNA merupakan polinukleotida yang
tersusun atas banyak ribonukleotida.Tiap ribonukleotida tersusun atas gula ribosa, basa
nitrogen, dan asam fosfat.Basa nitrogen RNA juga dibedakan menjadi basa purin dan
basa pirimidin. Basa purinnya sama dengan DNA tersusun atas adenin (A) dan guanin
(G), sedangkan basa pirimidinnya berbeda dengan DNA yaitu tersusun atas sitosin (S)
dan urasil (U). Susunan RNA terdiri atas:
1. Gugus fosfat
2. Gula pentosa (ula ribosa)
3. Basa nitrogen. Basa nitrogen dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
Basa purin yang tersusun dari Adenin (A) dan Guanin (G)
DNA (deoxyribonucleic acid)
merupakan materi genetik penyimpan informasi genetik utama yang umum dimiliki
seluruh organisme seluler, termasuk hewan dan tumbuhan, dan juga sebagian virus. DNA
terletak di inti sel yang tersusun di dalam kromosom.DNA adalah substansi gen, yakni
unit pewarisan sifat yang membawa informasi dari induk pada keturunannya.Struktur
molekul DNA tersusun atas dua rantai panjang yang tersusun menjadi rantai ganda
(double helix).Masing-masing rantai memiliki empat macam nukleotida (adenin, timin,
sitosin dan guanin, disingkat A, T, C, dan G).
1. Definisi Buta Warna Buta warna adalah penglihatan warna-warna yang tidak sempurna.
Buta warna juga dapat diartikan sebagai suatu kelainan penglihatan yang disebabkan
ketidakmampuan sel-sel kerucut (cone cell) pada retina mata untuk menangkap suatu
spektrum warna tertentu sehingga objek yang terlihat bukan warna yang sesungguhnya.
Abnormalitas penglihatan warna mulai mempengaruhi ketika seseorang dihadapkan pada
persyaratan untuk masuk jurusan tertentu yang buta warna menjadi salah satu kriteria
seperti kedokteran, teknik, desain grafis, dan lain-lain. Oleh karena hal tersebut,
identifikasi dini kelainan buta warna perlu dilakukan untuk membimbing anak dalam
menentukan jenjang pendidikannya kelak.
2. Etiologi Buta Warna Dua gen yang berhubungan dengan munculnya buta warna adalah
OPN1LW (Opsin 1 Long Wave), yang menyandi pigmen merah dan OPN1MW (Opsin 1
Middle Wave), yang menyandi pigmen hijau (Deeb dan Motulsky, 2005). Buta warna
dapat juga ditemukan pada penyakit makula, saraf optik. Pada kelainan retina ditemukan
cacat relatif penglihatan warna biru dan kuning,sedang pada kelainan saraf optik kelainan
yang didapat adalah melihat warna merah dan hijau. Buta warna merah-hijau adalah
kelainan genetik yang timbul hampir hanya pada laki-laki.Gen-gen pada kromosom X
perempuan menyandi untuk masing-masing sel kerucut. Namun buta warna hampir tidak
pernah terjadi pada perempuan karena setidaknya satu dari dua kromosom X hampir
selalu memiliki gen normal untuk setiap jenis sel kerucut. Karena laki-laki hanya
memiliki satu kromosom X, gen yang hilang dapat menyebabkan buta warna.Karena
kromosom X pada laki-laki selalu diturunkan dari ibu, dan tidak pernah dari ayahnya,
buta warna diturunkan dari ibu ke anak laki-lakinya dan ibu tersebut dikatakan sebagai
carrier buta warna. Keadaan tersebut terjadi pada sekitar 8 persen dari seluruh perempuan
Hemofilia
Hemofilia adalah gangguan produksi faktor pembekuan yang diturunkan,
hemofilia berasal dari bahasa Yunani yaitu haima yang artinya darah dan philein yang
artinya mencintai atau suka.Walau sebenarnya makna tidak sesuai, tetapi kata hemofilia
tetap dipakai (J, Smith dan OP, Smith, 2006 dikutip oleh Kosman, 2013). Berdasarkan
definisi lain, hemofilia adalah penyakit kelainan faktor pembekuan yang diturunkan
secara X-linked reccessive, terjadi akibat pengurangan produksi salah satu faktor
pembekuan, dan dapat dibagi menjadi hemofilia A dan hemofilia B.
Secara klinis hemofilia dibagi menjadi tiga kelompok yaitu ringan, sedang dan
berat. Hemofilia merupakan penyakit genetik karena pengaruh gen lemah (resesif) yang
menempel pada kromosom X disebabkan oleh tidak adanya protein tertentu yang
diperlukan untuk penggumpalan darah. Penyakit ini terjadi akibat kelainan sintesis salah
satu faktor pembekuan, pada hemofilia A terjadi kekurangan F VIII (Antihemophilic
Factor), sedangkan pada hemofilia B terjadi kekurangan F IX (Christmas Factor).
Hemofilia A mencakup 80%-85% dari keseluruhan penderita hemophilia
Perempuan yang homozigot resesif untuk gen ini merupakan penderita (XhX h ),
sedangkan perempuan yang heterozigot (XHX h ) pembekuan darahnya normal. Seorang
laki-laki penderita hanya memiliki satu gen resesif (XhY) saja, karena laki-laki hanya
memiliki satu kromosom X, hal inilah yang mengakibatkan mengapa penderita penyakit
yang disebabkan oleh gen tertaut seks lebih banyak diderita oleh laki-laki. Jika seorang
ibu carrier hemofilia, maka anak laki-lakinya pasti ada yang mewarisi penyakit tersebut,
karena anak laki-laki selalu mendapat kromosom X dari ibunya. Kromosom adalah unit
genetik yang terdapat dalam setiap inti sel pada semua makhluk hidup, kromosom
berbentuk deret panjang molekul yang disusun oleh DNA dan protein-protein
Genotip perempuan normal : XHX H Genotip perempuan carrier : XHX h
Genotip perempuan hemofilia : XhX h Genotip laki-laki normal : XHYGenotip laki-laki
hemofilia : XhY Dari data genotip yang dijabarkan tersebut kemungkinan untuk wanita
penderita hemofilia tidak ada, karena bersifat letal atau kedua kromosom X yang terdapat
pada wanita pengidap penyakit hemofilia ini sudah rusak sehingga menyebabkan
kematian (Riyanto, Bekti dan Nugoho, 2010). Faktor yang menentukan jumlah keturunan
penderita hemofilia ditentukan berdasarkan sifat gen yang dibawa atau dimiliki oleh
kedua orang tua dari penderita hemofilia tersebut. Perkawinan dengan sifat gen kedua
orang tua yang berbeda akan menunjukkan besarnya kemungkinan persentase jumlah
keturunan yang mengidap hemofilia. Dalam kasus menurunnya penyakit hemofilia
terhadap keturunan, ada beberapa kemungkinan yang terjadi jika perkawinan dengan sifat
gen yang berbeda dilakukan, yaitu: 1. Perkawinan wanita normal (XHX H ) dengan laki-
laki penderita (XhY) Dalam kasus ini kemungkinan persentase menurunnya penyakit
untuk keturunannya adalah 50% perempuan carrier (XHX h ) dan 50% laki-laki normal
(XHY) 2. Perkawinan wanita carrier (XHX h ) dengan laki-laki normal (XHY)
Kemungkinan persentase menurunnya penyakit untuk keturunannya yang lahir adalah
25% wanita normal (XHX H ), 25% wanita carrier (XHX h ), 25% lakilaki normal
(XHY) dan 25% laki-laki (XhY) penderita. 3. Perkawinan wanita carrier (XHX h )
dengan laki-laki penderita (XhY) Kemungkinan persentase menurunnya penyakit untuk
keturunan yang lahir adalah 25% wanita carrier (XHX h ), 25% wanita penderita (XhX
h ), 25% laki-laki normal (XHY) dan 25% laki-laki (XhY) penderita. 4. Perkawinan
wanita penderita (XhX h ) dengan laki-laki normal (XHY) atau dengan laki-laki penderita
(XhY). Kasus perkawinan dengan sifat gen wanita penderita (XhX h ) sampai saat ini
belum pernah terjadi karena wanita yang membawa sifat gen letal atau lemah tersebut
tidak bisa bertahan hidup disebabkan kedua kromosom X nya sudah rusak atau cacat.
A IAIA,IAIO IA,IO
B IBIBIBIO IB IO
AB IAIB IA,IB
O IOIO IO
Tabel 2: Golongan Darah Orang Tua dan Kemungkinan atau Tidak Mungkin pada
Golongan Darah Anak-anaknya
Fenotipe Golongan Kemungkinan Golongan Golongan Darah Yang
Darah Orang Tua Darah Anak-anaknya Tidak Mungkin Ada
OXO O A,B,AB
O X AB A,B O,AB
AXB A,B,AB,O -
A X AB A,B,AB O
B X AB A,B,AB O
AB X AB A,B,AB O
Gambar : ibu hamil dengan resus
Tahapan terjadinya kelahiran bayi penderita eritroblastosis:
a. Urat darah plasenta pecah memungkinkan keluarnya antigen Rh bayi
b. Antigen bayi masuk ke limfa ibu dan ibu membentuk antibodi
c. Antibodi dari ibu masuk ke plasenta dan terjadi reaksi antigen Rh dan antibodi Rh
Contoh Penerapan hukum mendel
1. Contoh Hukum Mendel1
Ketika mendel menyilangkan antara tanaman kapri (PisumSativum) galur murni
berbiji bulat bergenotip BB dengan tanaman kapri berbiji keribut bergenotip bb,ternyata
semua keturunannya(F1)adalah tanaman kapri berbiji bulat dengan genotip Bb.
Selanjutnya Mendel menyilangkan tanaman F1dengan sesamanya ternyata hasil dari
persilangan tersebut diperoleh perbandingan fenotip F2,75% bulat dan 25% kerut.
Proses persilangan tersebut dapat dijelaskan dengan diagram berikut ini: