ABORTUS
(DOSEN PENGEMPU :Asrawaty, S. Tr.Keb., M.Tr.Keb)
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 9 :
Sulistiawati : PO7124320062
Wahyuni Zaidatul Umrah : PO7124320067
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmatnya lah kami diberikan kesehatan dan kesempatan sehingga dapat
merupakan salah satu tugas mata kuliah Mutu Layanan Kebidanan dan Kebijakan dari
Terlepas dari semuanya itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
Kelompok 9
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….1
A. Latar Belakang………………...………………………..………………………1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………2
C.Tujuan……………………………………………………………………………2
D.Manfaat……………………………………………………………......2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………...3
A. Pengertian Abortus……………………………………………….........3
B. Penyebab Abortus……………………………………………………..3
C. Patofisiologi…………………………………………………………..6
D.Macam-Macam Abortus………………………………………………..6
A.Kesimpulan…..………………………………………………………………....14
B.Saran…………………………………………………………………………….14
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjadinya perdarahan.
Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Pada kehamilan muda sering
dikaitkan dengan kejadian abortus, misscarriage, early pregnancy loss. Perdarahan
yang terjadi pada umur kehamilan yang lebih tua terutama setelah melewati trimester
III disebut perdarahan antepartum.
Perdarahan pada kehamilan muda dikenal beberapa istilah sesuai dengan
pertimbangan masing-masing, tetapi setiap kali kita melihat terjadinya perdarahan
pada kehamilan kita harus selalu berfikir tentang akibat dari perdarahan ini yang
menyebabkan kegagalan kelangsungan kehamilan itu sendiri. Dikenal beberapa
batasan tentang peristiwa yang ditandai dengan perdarahan pada kehamilan muda,
salah satunya adalah abortus.
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup diluar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Abortus disebabkan oleh beberapa
faktor baik dari ibu maupun dari janin, oleh sebab itu kita sebagai tenaga kesehatan
harus memberikan wawasan dan HE pada ibu hamil untuk selalu memeriksakan
kehamilannya dan waspada terhadap komplikasi yang terjadi.
Pada remaja, remaja berarti menjalani proses berat yang membutuhkan banyak
penyesuaian dan menimbulkan kecemasan. Lonjakan pertumbuhan badani dan
pematangan organ-organ reproduksi adalah salah satu masalah besar yang mereka
hadapi. Perasaan seksual yang menguat tak bisa tidak dialami oleh setiap remaja
meskipun kadarnya berbeda satu dengan yang lain. Begitu juga kemampuan untuk
mengendalikannya. Ketika mereka harus berjuang mengenali sisi-sisi diri yang
mengalami perubahan fisik-psikis-sosial akibat pubertas, masyarakat justru berupaya
keras menyembunyikan segala hal tentang seks, meninggalkan remaja dengan berjuta
tanda tanya yang lalu lalang di kepala mereka.
Pandangan bahwa seks adalah tabu, yang telah sekian lama tertanam, membuat
remaja enggan berdiskusi tentang kesehatan reproduksi dengan orang lain. Yang lebih
memprihatinkan, mereka justru merasa paling tak nyaman bila harus membahas
seksualitas dengan anggota keluarganya sendiri.
(1)
4
B.Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian abortus?
2. Apa saja penyebab abortus?
3. Bagaimana patofisiologi abortus?
4. Apa saja macam-macam abortus?
5. Apa saja diagnosa banding perdarahan kehamilan muda?
6. Bagaimana komplikasi akibat abortus?
C.Tujuan
a. Tujuan umum
agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang abortus dan
penatalaksanaan dari abortus.
b.Tujuan khusus
1. Menjelaskan pengertian abortus
2. Menjelaskan penyebab abortus
3. Menjelaskan patofisiologi abortus
4. Menyebutkan macam-macam abortus
5. Menjelaskan diagnosa banding perdarahan kehamilan muda
6. Menjelaskan komplikasi akibat abortus
D.Manfaat
a.Bagi masyarakat
Agar masyarakat mengetahui tentang penyebab dan dampak dari abortus.
b.Bagi peneliti
Mengetahui dan menambah wawasan serta pengetahuan agar dapat melakukan
penatalaksanaan abortus.
c.Bagi institusi
Memberikan penambahan informasi tentang abortus khususnya bagi institusi
kesehatan agar dapat mengetahui tentang abortus dan penatalaksanaannya.
(2)
5
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Abortus
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup diluar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, (prawirohardjo, 2009).
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, (Mansjoer,dkk, 2000).
Abortus adalah terminasi kehamilan yang tidak diinginkan melalui metode
obat-obatan atau bedah, (Morgan, 2009).
Berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar disebut
abortus.Anak baru mungkin hidup di dunia luar kalau beratnya telah mencapai 1000
gram atau umur kehamilan 28 minggu.Ada juga yang mengambil sebagai batas untuk
abortus berat anak yang kurang dari 500 gram. Jika anak yang lahir beratnya antara
500 – 999 gram disebut juga dengan immature.
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada
atau belum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu
untuk hidup diuar kandungan, (prawirohardjo, 2010).
B.Penyebab Abortus
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi.
Biasanya menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu.
Kelainan hasil konsepsi yang berat dapat menyebabkan kematian mudigah pada
kehamilan muda. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah :
1). Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X
Abnormalitas embrio atau janin merupakan penyebab paling sering untuk abortus
dini dan kejadian ini kerap kali disebabkan oleh cacat kromosom. Kelainan yang
sering ditemukan pada abortus spontan adalah trisomi,poliploidi dan kemungkinan
pula kelainan kromosom seks.
2).Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna.
Bila lingkungan di endometrium di sekitar tempat implantasi kurang sempurna
sehinga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu. Endometrium
belum siap untuk menerima implasi hasil konsepsi. Bisa juga karena gizi ibu kurang
karena anemia atau terlalu pendek jarak kehamilan.
3).Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan tembakau dan alcohol.
Radiasi, virus, obat-obatan, dan sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil
konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus. Pengaruh ini umumnya
dinamakan pengaruh teratogen. Zat teratogen yang lain misalnya tembakau, alkohol,
kafein, dan lainnya.
(3)
6
2. Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi
menahun.
Endarteritis dapat terjadi dalam vili koriales dan menyebabkan oksigenisasi
plasenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian
janin. Keadaan ini biasa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi
menahun.
Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga palsenta tidak dapat
berfungsi.Gangguan pembuluh darah plasenta, diantaranya pada diabetes melitus.
Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah palsenta sehingga menimbulkan
keguguran.
(4)
7
5. Trauma.
Tapi biasanya jika terjadi langsung pada kavum uteri. Hubungan seksual
khususnya kalau terjadi orgasme, dapat menyebabkan abortus pada wanita dengan
riwayat keguguran yang berkali-kali.
6. Faktor-faktor hormonal.
Misalnya penurunan sekresi progesteron diperkirakan sebagai penyebab
terjadinya abortus pada usia kehamilan 10 sampai 12 minggu, yaitu saat plasenta
mengambil alih funngsi korpus luteum dalam produksi hormon.
7. Sebab-sebab psikosomatik.
Stress dan emosi yang kat diketahui dapat mempengarhi fungsi uterus lewat
hipotalamus-hipofise.
(5)
8
9. Penyebab dari segi Janin
a. Kematian janin akibat kelainan bawaan.
b. Mola hidatidosa.
c. Penyakit plasenta dan desidua, misalnya inflamasi dan degenerasi.
d. Pemeriksaan USG janin dan histopatologis selanjutnya menunjukkan bahwa
pada 70% kasus, ovum yang telah dibuahi gagal untuk berkembang atau
terjadi malformasi pada tubuh janin.
e. Pada 40% kasus, diketahui bahwa latar belakang kejadian abortus adalah
kelainan chromosomal.
C. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan nerkrosis
jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing
dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing
tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus desidua
secara dalam jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8
sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan
sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14
minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta hasil konsepsi keluar
dalam bentuk seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas
bentuknya (blightes ovum),janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus
kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.
D. Macam-macam Abortus
1. Abortus imminens - threatened abortion (kegugurang mengancam).
Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu,
dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.
Pada tipe ini terlihat perdarahan pervaginam. Pada 50% kasus, perdarahan
tersebut hanya sedikit serta berangsur-angsur akan berhenti setelah berlangsung
beberapa hari dan kehamilan berlangsung secara normal. Meskipun demikian, wanita
yang mengalaminya mungkin tetap merasa khawatir akan akibat perdarahan pada
bayi. Biasanya kekhawatirannya akan dapat diatasi dengan menjelaskan kalu janin
mengalamin gangguan, maka kehamilannya tidak akan berlanjut.
Abortus imminens merupakan abortus yang paling banyak terjadi. Pada abortus
ini, perdarahan berupa bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan
kehamilan. Namun, pada prinsipnya kehamilan masih bisa berlanjut atau
dipertahankan.
Setengah dari abortus ini akan menjadi abortus inkomplit atau komplit,
sedangkan sisanya kehamilan akan berlangsung. Beberapa kepustakaan menyatakan
bahwa abortus ini terdapatadanya risiko untuk terjadinya prematuritas atau gangguan
pertumbuhan dalam rahim.
(6)
9
Diagnosa pada abortus imminent adalah :
a. Perdarahan flek-flek (bisa sampai beberapa hari).
b. Rasa sakit seperti saat menstruasi bisa ada atau tidak .
c. Serviks dan OUE masih tertutup.
d. PP test (+).
Penanganan abortus imminens meliputi :
a. Istirahat baring. Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan,
karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan
berkurangnya rangsang mekanik.
b. Terapi hormon progesteron intramuskular atau dengan berbagai zat
progestasional sintetik peroral atau secara intramuskular.Walaupun bukti
efektivitasnya tidak diketahui secara pasti.
c. Pemeriksaan ultrasonografi untuk menentukan apakah janin masih hidup.
(7)
10
3. Abortus inkompletus (keguguran tidak lengkap).
Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Abortus inkompletus berkaitan dengan
retensi sebagian produk pembuahan (hampir selalu plasenta) yang tidak begitu mudah
terlepas pada kehamilan dini seperti halnya pada kehamilan aterm. Dalam keadaan ini
perdarahan tidak segera berkurang sementar serviks tetap terbuka.
Abortus inkompletus merupakan suatu abortus di mana hasil konsepsi telah
lahir atau teraba pada vagina (belum keluar semua) dan masih ada sisa-sisa jaringan
yang tertinggal (biasanya jaringan plasenta).
Diagnosa abortus inkomplit adalah:
a. Umur kehamilan biasanya diatas 12 minggu, atau bisa kurang.š
b. Perdarahan sedikit kemudian banyak, disertai keluarnya hasil konsepsi, tidak
jarang pasiendatang dalam keadaan syok.š
c. Serviks terbuka (1-2 jari, sering teraba sisa jaringan).
d. PP test positif atau negatif, anemia.
(8)
11
4. Abortus kompletus (Keguguran Lengkap)
Pada abortus jenis ini, hasil konsepsi telah keluar semua dari cavum uteri.
Perdarahan segera berkurang setelah isi rahim dikeluarkan dan selambat-lambatnya
dalam 10 hari perdarahan berhenti sama sekali karena dalam massa ini luka rahim
telah sembuh dan epitelisasi telah selesai Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.
Abortus kompletus terjadi kalau semua produk pembuahan – janin, selaput
ketuban dan plasenta sudah keluar. Perdarahan dan rasa nyeri kemudian akan
berhenti, serviks menutup dan uterus mengalami involusi.
Diagnosa abortus komplets adalah :
a. Perdarahan yang sedikit
b. Ostium uteri telah menutup
c. Uterus telah mengecil
Penanganan abortus komplit :
a. Tidak perlu evaluasi lagi.
b. Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak.
c. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
d. Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus 600 mg
per hari
5. Abortus habitualis
Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-
turut. Etiologi abortus habitualis pada dasarnya sama dengan penyebab abortus
spontan. Selain itu telah ditemukan sebab imunologik yaitu kegagalan reaksi terhadap
antigen lymphocyte trophoblast cross reactive (TLX). Pasien dengan reaksi lemah
atau tidak ada akan mengalami abortus.
Diagnosa abortus habitualis adalah :
a. Kehamilan triwulan kedua terjadi pembukaan serviks tanpa disertai mulas.
b. Ketuban menonjol dan pada suatu saat pecah.
c. Timbul mulas yang selanjutnya diikuti dengan melakukan pemeriksaan
vaginal tiap minggu.
d. Penderita sering mengeluh bahwa ia telah mengeluarkan banyak lender dari
vagina
e. Diluar kehamilan penentuan serviks inkompeten dilakukan dengan
histerosalfingografi yaitu ostium internum uteri melebar lebih dari 8 mm.
Penanganannya terdiri atas :
a. Memperbaiki keadaan umum.
b. Pemberian makanan yang sempurna.
c. Anjuran istirahat cukup banyak.
d. Larangan koitus dan olah raga.
e. Terapi dengan hormon progesteron, vitamin, hormon tiroid, dan lainnya
mungkin hanya mempunyai pengaruh psikologis.
(9)
12
7. Missed abortion
Kalau janin muda yang telah mati tertahan di dalam rahim selama 2 bulan atau
lebih, maka keadaan itu disebut missed abortion. Sekitar kematian janin kadang-
kadang ada perdarahan per vaginam sedikit hingga menimbulkan gambaran abortus
imminens. Kalau tidak terjadi abortus dengan pitocin infus ini,sekurang kurangnya
terjadi pembukaan yang memudahkan curettage. Dilatasi dapat juga dihasilkan
dengan pemasangan laminaria stift.
(10)
13
8. Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat)
80 % dari semua abortus, Yaitu: Abortus provokatus adalah pengakhiran
kehamilan sebelum 20 minggu akibat suatu tindakan.Menghentikan kehamilan
sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya dianggap bayi belum
dapat hidup diluar kandungan apabila kehamilan belum mencapai umur 28 minggu,
atau berat badanbayi belum 1000 gram, walaupun terdapat kasus bahwa bayi dibawah
1000 gram dapat terus hidup.
Macam-macam abortus provokatus :
1). Abortus provocatus artificialis atau abortus therapeuticus.
Abortus provocatus artificialis adalah Pengguguran kehamilan, biasanya
dengan alat-alat, dengan alasan bahwa kehamilan membahayakan membawa
maut bagi ibu, misalnya karena ibu berpenyakit berat.
Abortus provocatus pada hamil muda (di bawah 12minggu) dapat
dilakukan dengan pemberian prostaglandin atau curettage dengan penyedotan
(vakum) atau dengan sendok curet.
2). Abortus provocatus criminalis.
Abortus provocatus criminalis adalah pengguguran kehamilan tanpa
alasan medis yang syah dan dilarang oleh hukum.Abortus provokatus
kriminalis adalah interupsi kehamilan sebelum janin mampu hidup atas
permintaan wanita yang bersangkutan, tetapi bukan karena alasan penyakit
janin atau gangguan kesehatan ibu. Sebagian besar abortus yang dilakukan
saat ini termasuk dalam katagori ini.
(11)
14
E. Komplikasi Akibat Abortus
Komplikasi yang berbahaya pada abortus adalah perdarahan, perforasi, infeksi,
dan syok.
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil
konsepsi dan jika perlu diberikan transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat
terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperretrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita perlu diamati dengan teliti. Jika
ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomi dan tergantung dari luas dan
bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu histerektomi.
3. Infeksi
Sejumlah penyakit kronik diperkirakan dapat menyebabkan abortus. Brucella
abortus dan Campylobacter fetus merupakan kausa abortus pada sapi yang telah lama
dikenal,tetapi keduanya bukan kasus signifikan pada manusia.
4.Syok
Syok pada abortus dapat terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena
infeksi berat (syok endoseptik).
(12)
15
Pasal 342
Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan
ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama
kemudian merampas nyawa anaknya, diancam, karena melakukan pembunuhan anak
sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.
Pasal 343
Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang lain
yang turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana.
Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau
menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat
tahun.
(13)
16
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup diluar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
Adapun berbagai macam penenyebab abortus yaitu, kelainan hasil konsepsi,
kelainan plasenta, faktor maternal, kelainan traktus genitalia, trauma, faktor-faktor
hormonal, sebab-sebab psikosomatik, sebab dari janin, dan lain-lain
Aborsi secara umum dibagi atas aborsi spontan & aborsi provokatus (buatan).
Aborsi provokatus (buatan) secara aspek hukum dapat golongkan menjadi dua, yaitu
aborsi provokatus terapetikus (buatan legal) & aborsi provokatus kriminalis (buatan
ilegal). Dalam perundang-undangan Indonesia, pengaturan tentang aborsi terdapat
dalam dua undang-undang yaitu KUHP & UU Kesehatan. Dalam KUHP & UU
Kesehatan diatur ancaman hukuman melakukan aborsi (pengguguran kandungan,
tidak disebutkan soal jenis aborsinya), sedangkan aborsi buatan legal (terapetikus atau
medisinalis), diatur dalam UU Kesehatan.
Jika seorang wanita yang tengah mengandung mengalami kesulitan saat
melahirkan, ketika janinnya telah berusia enam bulan lebih, lalu wanita tersebut
melakukan operasi sesar. Penghentian kehamilan seperti ini hukumnya boleh, karena
operasi tersebut merupakan proses kelahiran secara tidak alami. Tujuannya untuk
menyelamatkan nyawa ibu dan janinnya sekaligus. Hanya saja, minimal usia
kandungannya enam bulan. Aktivitas medis seperti ini tidak masuk dalam kategori
aborsi; lebih tepat disebut proses pengeluaran janin (melahirkan) yang tidak alami.
B. Saran
Berhati-hatilah dalam menjaga kandungan dan harus waspada terhadap setiap
komplikasi yang terjadi.
Mudah-mudahan dengan makalah ini kita dapat lebih memahami dan mengetahui
tentang aborsi. Sehingga kita tidak sampai melakukan tindakan aborsi karena tindakan
tersebut selain malanggar hukum, baik hukum agama maupun hukum perdata, juga
mempunyai banyak resiko atau akibat dari perbuatan aborsi.
(14)
17
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer,Arif,dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga, jilid I, FKUI.
Jakarta: Media Aesculapius.
Morgan, geri & Carole hamilton. 2009. Obstetri & Ginekologi. Jakarta : EGC.
Prawirohardjo, sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka.
Prawirohardjo, sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : PT. Bina Pustaka.
Dorland. 2002. Kamus Kedokteran Edisi 29. Jakarta : EGC.
Fauzi, Ahmad. Lucianawaty, Mercy. Hanifah, Laily. Bernadette, Nur. 2002. Aborsi di
Indonesia.
(http://id.wikipedia.org/wiki/
Gugur_kandungan#Pengaturan_oleh_pemerintah_Indonesia)
(15)
18
19