Anda di halaman 1dari 12

1.

Pengertian Alam Semesta

Alam semesta atau jagat raya adalah suatu ruangan yang maha
besar yang terus berkembang dari berbagai teori yang menjelaskannya.
Alam semesta ini terdiri darai unsur biotik dan abiotik serta berbagai
peristiwa alam yang dapat diketahui oleh manusia maupun yang tidak
dapat diketahui oleh manusia. Orang pertama yang membuktikan bahwa
alam semesta memiliki awal mula adalah seorang astronom yang bernama
Edwin Hubble.  Pada suatu hari di tahun 1929, dengan menggunakan
teleskop berukuran raksasa, ia mendapati bahwa bintang-bintang itu
bergerak.
Gerakan mereka bukanlah pergerakan yang biasa. Bintang-bintang
terus menerus bergerak menjauhi kita. Selain itu, mereka juga bergerak
saling menjauh satu dengan lainnya. Bila segala sesuatu yang ada di dalam
alam semesta bergerak saling menjauh satu sama lain berarti alam semesta
terus-menerus bertambah besar. Belum genap seratus tahun manusia
memahami hal tersebut. Sekarang, semua ilmuwan sepakat bahwa
bintang-bintang bergerak saling menjauh satu sama lain sebagaimana
mereka juga bergerak menjauhi bumi.
Pergerakan bintang-bintang tersebut memberikan informasi yang
sangat penting mengenai penciptaan alam semesta. Kenyataan bahwa
bintang-bintang saling menjauh satu dengan yang lainnya menunjukkan
bahwa dahulu kala mereka itu saling berdekatan. Menurut para ilmuwan,
15 milyar tahun yang lalu alam semesta merupakan suatu titik tunggal
sebesar ujung jarum. Alam semesta kita ini muncul ketika titik kecil tadi
meledak. Bermilyar-milyar tahun yang lalu, alam semesta terjadi setelah
adanya suatu ledakan. Pecahan yang jumlahnya amat banyak pun muncul
bersama dengan ledakan ini. Bagian pecahan tersebut saling menjauh dan

1
berhamburan, sebagaimana butiran kecil tanah yang berhamburan tadi.
Akhirnya terbentuklah alam semesta dengan segala isinya. Ledakan
tersebut, yang merupakan awal dari penciptaan alam semesta,  kemudian
disebut Big Bang. Ketika ledakan raksasa ini terjadi, alam semesta mulai
tumbuh dan mengembang terus-menerus hingga sekarang.
2. Teori Asal Usul Terbentuknya Alam Semesta
Pengetahuan manusia mengenai alam semesta sangatlah terbatas.
Sebelum manusia memiliki teleskop dan peralatan lain untuk mengamati
angkasa, banyak yang mengatakan dengan sekehendak hatinya bahwa
alam semesta ini tak memiliki permulaan, namun telah ada dan akan terus
ada selamanya. mereka.Berbagai hipotesa, gagasan awal atau tentatif
dikemukakan untuk menjelaskan fenomena asal-usul terbentuknya alam
semesta. Beberapa teori tentang asal usul terbentuknya alam semesta
diantaranya:
a. Teori Materialisme
Teori ini dirumuskan oleh bangsa Yunani Kuno dan telah
dianut dari waktu  ke waktu oleh penganut materialis ini. Menurut
materialisme, hanya materi yang ada, dan begitulah adanya sepanjang
waktu yang tak terbatas. Dari pendirian itu, diklaim bahwa alam
semesta juga "selalu" ada dan tidak diciptakan. Sebagai tambahan
bagi klaim mereka; bahwa alam semesta ada dalam waktu yang tidak
terbatas, penganut materialisme juga mengemukakan bahwa tidak ada
tujuan atau sasaran di dalam alam semesta. Mereka menyatakan
bahwa semua keseimbangan, keselarasan, dan keteraturan yang
tampak di sekitar kita hanyalah peristiwa kebetulan. Teori ini tumbuh
dan berkembang pada abad 19. Kelemahan teori ini adalah bahwa
teori ini tidak bisa menjelaskan asal mula terbentuknya alam semesta.
Selain itu keseimbangan dan keteraturan di alam semesta yang terjadi
secara  kebetulan jelas sangat bertentangan secara ilmiah dan logis.

2
Adalah suatu kemustahilan bahwa alam semesta yang merupakan
suatu sistem yang berjalan sempurna dan bersifat antropi yaitu secara
layak dan sesuai untuk ditempati bagi setiap makhluk yang
menghuninya berjalan secara kebetulan.
b. Teori Alam Semesta Berosilasi
Dalam model ini, dinyatakan bahwa pengembangan alam
semesta sekarang ini pada akhirnya akan membalik pada suatu waktu
dan mulai mengerut. Pengerutan ini akan menyebabkan segala
sesuatu runtuh ke dalam satu titik tunggal yang kemudian akan
meledak lagi, memulai pengembangan babak baru.
Proses ini, kata mereka, berulang dalam waktu tak terbatas.
Model ini juga menyatakan bahwa alam semesta sudah mengalami
transformasi ini tak terhingga kali dan akan terus demikian
selamanya. Dengan kata lain, alam semesta ada selamanya namun
mengembang dan runtuh pada interval berbeda dengan ledakan besar
menandai setiap siklusnya. Alam semesta tempat kita tinggal
merupakan salah satu alam semesta tanpa batas itu yang sedang
melalui siklus yang sama. Skenario tersebut tidak didukung oleh
hasil-hasil riset ilmiah selama 15-20 tahun terakhir, yang
menunjukkan bahwa alam semesta yang berosilasi seperti itu tidak
mungkin terjadi. Lebih jauh, hukum-hukum fisika juga tidak bisa
menerangkan mengapa alam semesta yang mengembang harus mulai
mengerut lagi.
c. Model alam semesta kuantum
Pendukung model ini mendasarkannya pada observasi fisika
kuantum (subatomik).Dalam fisika kuantum, diamati bahwa partikel-
partikel subatomik muncul dan menghilang secara spontan dalam
ruang hampa. Menginterpretasikan pengamatan ini sebagai "materi
dapat muncul pada tingkat kuantum, ini merupakan sebuah sifat yang

3
berkenaan dengan materi", beberapa ahli fisika mencoba menjelaskan
asal materi dari ketiadaan selama penciptaan alam semesta sebagai
"sifat yang berkenaan dengan materi" dan menyatakannya sebagai
bagian dari hukum-hukum alam. Dalam model ini, alam semesta kita
diinterpretasikan sebagai partikel subatomik di dalam partikel yang
lebih besar. Akan tetapi, silogisme ini sama sekali tidak mungkin dan
bagaimanapun tidak bisa menjelaskan bagaimana alam semesta
terjadi. Jadi, dalam fisika kuantum, materi "tidak ada, kalau
sebelumnya tidak ada."Yang terjadi adalah bahwa energi lingkungan
tiba-tiba menjadi materi dan tiba-tiba pula menghilang menjadi energi
lagi.Singkatnya, tidak ada kondisi "keberadaan dari ketiadaan" seperti
klaim mereka.
d. Teori Keadaan Stabil
Pada pertengahan abad ke 20, seorang ahli astronomi bernama
Fred Hoyle mengemukakan sebuah teori. Teori itu dinamakan ”Teori
keadaan Stabil”. Teori ini mengatakan bahwa saat alam semesta
mengembang ada penyusun – penyusun  alam semesta yang
terbentuk sendiri. Penyusun – penyusun yang terbentuk itu mengisi
tempat – tempat yang kosong di alam semesta. Dengan cara ini alam
semesta tetap berada dalam keadaan yang stabil.
Teori ini mutlak bertentangan dengan "teori Dentuman
Besar", Teori ini akhirnya mulai ditinggalkan setelah beberapa
ilmuwan melakukan penelitian yang semakin memperkuat Teori
Ledakan Besar. Diantaranya penelitian dari Arno Penzias dan
Robert Wilson yang menemukan menemukan sebentuk radiasi yang
disebut "radiasi latar belakang kosmik" radiasi ini tidak seperti apa
pun yang berasal dari seluruh alam semesta karena luar biasa
seragam. Radiasi ini tidak dibatasi, juga tidak mempunyai sumber
tertentu; alih-alih, radiasi ini tersebar merata di seluruh jagat raya.

4
Segera disadari bahwa radiasi ini adalah gema Dentuman Besar,
yang masih menggema balik sejak momen pertama ledakan besar
tersebut. Gamov telah mengamati bahwa frekuensi radiasi hampir
mempunyai nilai yang sama dengan yang telah di-perkirakan oleh
para ilmuwan sebelumnya. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah
Nobel untuk penemuan mereka.
e. Teori  Dentuman Besar ( Big Bang)
Sejak tahun 1920-an, telah muncul bukti tegas bahwa pendapat
penganut materialis tentang terciptanya alam semesta adalah tidak
benar.Para ilmuwan sekarang merasa pasti bahwa jagat raya tercipta
dari ketiadaan, sebagai hasil suatu ledakan besar yang tak
terbayangkan, yang dikenal sebagai "Dentuman Besar (Big Bang)".
Teori Dentuman Besar menyatakan alam semesta dimulai dengan
ledakan tunggal.Tahun 1920-an adalah tahun yang penting dalam
perkembangan astronomi modern. Pada tahun 1929,seorang 
astronomer Amerika, Edwin Hubble, yang bekerja di Observatorium
Mount Wilson California, membuat penemuan paling penting dalam
sejarah astronomi.
Kesimpulan dari penemuan Hubble adalah bahwa semua
materi di alam semesta ini terpadatkan dalam massa satu titik yang
mempunyai "volume nol" karena gaya gravitasinya yang sangat
besar. Alam semesta muncul dari hasil ledakan massa yang
mempunyai volume nol ini. Ledakan ini mendapat sebutan
"Dentuman Besar" dan keberadaannya telah berulang-ulang
ditegaskan dengan bukti pengamatan.
Ada kebenaran lain yang ditunjukkan Dentuman Besar ini.
Untuk mengatakan bahwa sesuatu mempunyai volume nol adalah
sama saja dengan mengatakan sesuatu itu "tidak ada". Seluruh alam
semesta dicip-takan dari "ketidakadaan" ini. Dan lebih jauh, alam

5
semesta mempunyai permulaan, berlawanan dengan pendapat
materialisme, yang mengata-kan bahwa "alam semesta sudah ada
selamanya".Oleh karena itu Teori Dentuman / Ledakan Besar ini
adalah teori yang menguatkan adanya mekanisme penciptaan dalam
terbentuknya alam semesta ini.
Alam semesta yang berjalan sebagai sebuah system yang
teratur, seimbang, dan dinamis tidak mungkin tercipta secara spontan
dan dengan sendirinya.Adalah hal yang sangat mustahil alam
semesta terbentuk secara spontan.Tidak mungkin sebuah gedung
bertingkat terbentuk dengan sendirinya. Walaupun terdapat
semen,pasir, batu, dan besi sebuah gedung tidak akan berdiri jika
tanpa campur tangan manusia yang membuatnya. Begitu juga alam
semesta sebagai sebuah system yang lebih besar dan lebih rumit dari
sebuah gedung bertingkat, tidak akan terbentuk tanpa ada campur
tangan dari Yang Menciptakan.
f. Teori Penciptaan
Teori ini sebenarnya merupakan perwujudan dari teori
Dentuman Besar. Bahwa alam semesta terjadi sebagai hasil
penciptaan. Prinsip antropi yang telah disebutkan sebelumnya
mengungkapkan bahwa setiap detail alam semesta telah dirancang
bagi makhluk untuk bias berada di dalamnya dan bahwa tidak
mungkin itu terjadi secara kebetulan. Meskipun keberadaan Tuhan
sudah tidak diragukan lagi, tetapi sampai sekarang masih saja ada
orang yang tidak mau mengakuinya. Salah satu keyakinan yang tidak
mau mengakui keberadaan Tuhan adalah keyakinan
materialisme.Para penganut materialisme meyakini bahwa alam
semesta ada dengan sendirinya.

6
1. Galaki Bimasakti

1. Pengertian Galaksi

Galaksi adalah kumpulan bintang yang membentuk suatu sistem,


terdiri atas satu atau lebih benda angkasa yang berukuran besar dan
dikelilingi oleh benda-bendaangkasa lainnya sebagai anggotanya yang
bergerak mengelilinginya secara teratur. Di dalam ilmu astronomi, galaksi
diartikan sebagai suatu sistem yang terdiriatas bintang-bintang, gas, dan
debu yang amat luas, di mana anggotanya memiliki gaya tarik menarik
(gravitasi). Suatu galaksi pada umumnya terdiri atas miliaran bintang yang
memiliki ukuran, warna, dan karakteristik yang sangat beraneka ragam.
Galaksi merupakan salah satu komponen yang tersebar dalam alam
semesta. Para ahli astronomi menyimpulkan bahwa galaksi yang terdapat
di alam semesta ini  berjumlah  miliaran  dengan  tiap tiap  galaksi  terdiri 
atas  ratusan miliar bintang. Matahari dari sistem tata surya kita adalah
satu dari ratusan miliar bintang yang ada dalam satu galaksi. Galaksi yang
sering kita dengar adalah Bimasakti atau milky way.
Kalau kita cermati agak aneh nama milky way tersebut karena dari
benda angkasa luar diumpamakan dengan susu. Namun dari keanehan
tersebut yakni bintang bertebaran dilangit pada malam hari seperti yang
tercecer dilangit. Galaksi kita berbentuk spiral, dapat kita samakan dengan
lingkaran obat nyamuk.  Jika dilihat dari atas dan seperti gasing bila
dilihat dari samping. Galaksi kita tidak sebundar lingkaran namun
berbentuk elips. Hal ini dibuktikan dengan ukurannya yang memiliki
panjang sekitar 100 tahun cahaya dan lebar 10 tahun cahaya dan Tata
Surya kita berada 30 tahun cahaya dari pusat galaksi. Selain galaksi
Bimasakti kita juga dapat melihat beberapa galaksi dengan mata telanjang
ataupun dengan alat. Yang diungkap oleh para ilmuan yakni galaksi
Andromeda, Awan Megallianic Besar dan Awan Megallanic Kecil.

7
Galaksi Andromeda lebih besar daripada Milky way. Macam-Macam
Galaksi Dalam jagat raya ini, terdapat begitu banyak galaksi. Ada
beberapa galaksi diantaranya telah dikenal dengan baik, misalnya galaksi
Andromeda, galaksi Magellan, galaksi Ursa Mayor, galaksi jauh, galaksi
Black Eye dan galaksi kita yaitu galaksi Bimasakti
2. Pengertian Galaksi Bima Sakti
Galaksi Bimasakti ditemukan pada 18 Juli 1783, oleh seorang
astronom Inggris William Hershel. Galaksi Bimasakti terdiri dari 400
milyar bintang, dengan garis tengah sekitar 130.000 tahun cahaya (1 tahun
cahaya sama dengan 9.500 milyar kilometer). Galaksi Bimasakti
merupakan rumah bagi matahari kita beserta planet- planet yang
mengelilinginya. 
3. Sejarah Terbentuknya Galaksi
Jika kita bertanya bagaimanakah cerita terbentuknya galaksi? maka
kita perlu mengetahui terlebih dahulu tentang bagaimana sejarah
terbentuknya alam semesta. Dimulai dari sekitar 600 juta tahun setelah
terjadi big bang, bintang-bintang purba yang memiliki ukuran utuh dan
padat terbentuk setelah melewati masa kegelapan yang cukup panjang.
Bintang-bintang purba inilah yang nantinya akan menyusun Galaksi Bima
Sakti.  Susunan yang membentuk bintang-bintang purba ini adalah kabut
hidrogen yang menyebabkan era kegelapan. Ketika bintang-bentang purba
ini terbentuk era kegelapan telah berakhir. Faktor utama yang menjadi
penyebab terbentuknya bintang purba adalah gaya gravitasi.
Bintang-bintang purba tersebut hanya berumur sekitar 10 juta
tahun. Kemudian akan mengalami hipernova yang menjadi penyebab
hancurnya bintang tersebut menjadi debu nebula. Kemudian nebula inilah
yang akan membentuk bintang-bintang baru dengan ukuran yang lebih
kecil. Terjadinya hipernova disebabkan oleh bintang purba yang jatuh
kedalam gravitasinya sendiri. Namun, pada peristiwa ini hal unik terjadi.

8
Saat inti bintang purba semakin menyusut akibat gravitasinya, hal
sebaliknya terjadi pada badan bintang purba. Bagian badan bintang purba
semakin besar dan siap meledak. Ketika bintang purba ini meledak akan
terbentuk beberapa bintang baru hingga menjadi kumpulan bintang-
bintang calon galaksi. Calon-calon galaksi ini saling mendekat dan
bergabung menadi satu galaksi besar. Jadi, Galaksi Bima sakti awalnya
hanya terbentuk dari beberapa bintang purba saja. Bitang tersebut meledak
dan membentuk bintang yang baru. Siklus yang terus terjadi hingga
terbentuklah calon-calon galaksi yang tergabung menjadi satu galaksi
yang utuh dan disebut galaksi bima sakti.
Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa dalam pembentukannya
galaksi bima sakti memerlukan seikitnya 4 tahap. Tahap tersebut yaitu:
tahap pertama bintang purba terbentuk dari nebula di masa kegelapan,
kemudian bintang purba meledak dan tencipta bintang purba yang baru,
bintang purba yang baru ini mengalami pembelahan dan kembali menyatu
dalam bentuk galaksi.
Teori Hipotesis Fowler, teori ini adalah yang dikemukakan oleh
Fowler pada tahun 1957, teori ini juga dikenal dengan sebutan hipotesis
Fowler, perlu digaris bawahi bahwa hipotesis ini menjelaskan tentang
pembentukan galaksi secara umum, bukan hanya untuk galaksi bima sakti
saja. Fowler menjelaskan bahwa 12000 juta tahun yang lalu galaksi masih
dalam benttuk gas hidrogen dengan ukuran yang sangat besar berada
diluar angkasa. Hidrogen tersebut terus bergerak dengan gerakan rotasi
sehingga berbentuk bulat. Karena memiliki gaya berat maka ia mengalami
kontraksi. Komponen penyusunnya mengalami gerakan yang berkisar
secara lambat dan memiliki berat jenis yang besar sehingga terbentuklah
bintang-bintang. Temperatur bintang-bintang tersebut semakin menurun
setelah berpuluh-puluh ribu tahun. Bentuk bintang tersebut cebderung
tetap seperti halnya matahari. Kejadian ini terjadi pada pusat galaksi, yaitu

9
tempat dilahirkannya bintang-bintang baru, baik secara perlahan maupun
eksplosif.
Berdasarkan hipotesis tersebut dapat kita jelaskan bahwa galaksi
terbentuk dari kumpulan gas hidrogen yang memadat dan membentuk
bintang. Bintang tersebut pecah, akan tetapi karena terikat gaya
gravitasinya ia kembali menyatu dan membentuk galaksi.
4. Ciri – Ciri Dan Karakteristik Galaksi Bima Sakti
Setiap galaksi tentunya memiliki ciri-ciri sendiri yang
membedakannya dengan Galaksi lain. Nah, begitu pula dengan Galaksi
Bima Sakti. Ciri umum yang harus kita ketahui dari galaksi bima sakti
adalah ia berbentuk spiral dengan warna seperti susu. Untuk lebih
memahaminya maka kita akan melihat dari karakteristiknya. Karakteristik
galaksi Bima Sakti adalaah sebagai berikut:
a. Dilihat dari segi bentuknya maka, galaksi Bima Sakti berbentuk spiral
menyerupai jalan.
b. Dilihat dari kemiripan bentuknya dengan suatu benda, maka dapat
disebutkan bahwa galaksi ini memiliki bentuk yang mirip dengan
cakram.
c. Jika dilihat dari segi warna, galaksi ini memiliki warna menyerupai
warna susu.
d. Garis tengah atau diameter Galaksi ini kira-kira 100.000 tahun cahaya.
e. Bagian pusat galaksi memiliki diameter 3,26 tahun cahaya.
f. Rata-rata garis tengahnya diperkirakan memiliki ketebalan rata-rata
1000 tahun cahaya.
g. Bima sakti memiliki 200 miliar – 400 miliar bintang.
h. Piringan gas bima sakti memiliki ketebalan 12000 tahun cahaya.
i. Kecepatan rotasi galaksi bima sakti adalah 914.000 km/jam.
j. Dilihat dari segi usianya, bima Sakti memiliki usia 4,5 tahun cahaya
lebih tua dari matahari.

10
k. Galaksi Bima Sakti Memancarkan cahaya yang terang, namun
terhalang oleh galaksi lain.
5. Pergerakan Galaksi Bima Sakti
Terdapat beberapa galaksi dalam setiap kelompoknya, begitu pula
dengan galaksi bima sakti. Galaksi bima sakti ini dikelompokkan dengan
galaksi tetangganya. Jumlah tetangga galaksi bima sakti adalah 48 galaksi.
Pada setiap kelompok terdapat grup lokal yang terdiri dari beberapa
galaksi dengan letak berdekatan. Pada grup lokal bimasakti terdapat 2
buah galaksi besar, yaiu andromeda dan bimasakti sendiri. Sehingga
kondisi dari group local ini ini sangat bergantung pada massa galaksi
Bima Sakti dan massa galaksi Andromeda. Pusat massa dalam grup lokal
galaksi berada diantara galaksi bima sakti dan galaksi Andromeda. Titik
pusat massa ini dikenal dengan istilah bary center.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh beberapa ahli,
ternyata bima sakti bergerak mendekati Andromeda dengan gerakan
menyamping yang agak serong, sama seperti gerakan Andromeda
mendekatinya. Bima sakti dan Andromeda memiliki massa yang hampir
sama sehingga keduanya bergerak mengelilingi Barycenter dengan orbit
yang berbentuk elips. Hal yang perlu diketahui adalah jika laju gerakan
menyamping tersebut adalah nol, maka dapat disimpulkan bahwa kedua
galaksi ini salaing mendekati satu sama lain dengan bentuk orbit tegak
lurus. Galaksi bima sakti memiliki kecepatan rotasi galaksi 914.000
km/jam.

11
BAS-vey/http://indoscream.blogspot.com/2011/07/fakta-tentang-black-hole-lubang-hitam.html
(diakses: 2 Maret 2019)
Frommert, H.; Kronberg, C. (August 25, 2005). "The Milky Way Galaxy"
Harry Ford & Kay Burnham, 2003,Ruang Angkasa, Jakarta
http://en.wikipedia.org/wiki/Black_hole (diakses: 2 Maret 2019)
http://id.wikipedia.org/wiki/Lubang_hitam (diakses: 2 Maret 2019)
http://bayumas3.blogspot.com/2014/07/10/penjelasan-lengkap-black-hole-dan-white-
hole.html (diakses: 2 Maret 2019)
https://www.academia.edu/37754879/Makalah_Galaksi.docx (diakses: 2 Maret 2019)
https://www.ilmudasar.com/2017/12/Galaksi-Bimasakti-adalah.html(diakses: 2 Maret
2019)
Lukas by http://mobgenic.com/2013/09/10/supermassive-yang-pernah-diketahui-
oleh-manusia.html (diakses: 2 Maret 2019)
Yahya, Harun, Penciptaan Alam Semesta, Bandung : Dzikra, 2004.

12

Anda mungkin juga menyukai