SIFAT
Minggu, 13 Mei 2012
Pewarisan Sifat
ORANG YANG PERTAMA MENELITI PEWARISAN SIFAT (HEREDITAS) MELALUI
PENYILANGAN ADALAH GREGOR JOHANN MENDEL (1822-1884), SEORANG
BIARAWAN DI BRUNN, AUSTRIA.
PEWARISAN SIFAT
Adakah perbedaan dan persamaan sifat antara kamu dengan orang tuamu,
misalnya bakat seni dan kesabaran?
Dari manakah sifat-sifat itu muncul? Pasti kamu telah menduga jawabannya
adalah karena sifat kedua orang tua diturunkan kepada keturunannya melalui
perkawinan. Penurunan sifat dari induk kepada keturunannya dikenal pula sebagai
pewarisan sifat atau HEREDITAS
Dalam percobaannya, Mendel menyilangkan berbagai kacang kapri yang memiliki
sifat beda. Misalnya, menyilangkan berbagai kacang kapri yang kulit bijinya hijau
dengan yang kulit bijinya putih. Alasan Mendel menggunakan kacang kapri dalam
percobaannya karena
1. Dapat melakukan penyerbukan sendiri (autogami). Tumbuhan yang melakukan
penyerbukan sendiri cenderung mmiliki sifat yang tetap (konstan), sedangkan yang
melakukan penyerbukan silang memiliki banyak variasi.
2. Mudah dilakukan penyerbukan silang, dengan jalan mengambil serbuk sari dari
tumbuhan yang satu diletakkan di kepala putik tumbuhan kacang kapri lain.
3. Cepat menghasilkan keturunan.
4. Mempunyai keturunan yang banyak.
5. Antarvarietas kacang kapri memiliki pasangan sifat beda yang kontras.
Proses pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya berlangsung menurut aturan
tertentu. Aturan itu dikenal sebagai prinsip pewarisan sifat atau prinsip hereditas.
Prinsip- prinsip hereditas disebut pula Hukum Mendel.
B. MATERI GENETIK
B. Metafase
Pada fase ini, membran inti melebur. Kromosom berkumpul di bidang ekuator di
tengah sel.kromosom memperbanyak diri sehingga setiap kromosom terdiri dari
dua kromatid. Pada saat ini dapat dikatakan bahwa sel memiliki 4n kromosom.
C. Anafase
Pada fase ini setiap kromosom memisahkan diri menjadi dua bagian yang sama,
masing-masing bergerak menuju ke arah kutub sel yang saling berlawanan. Jadi, 2n
kromosom bergerak ke kutub yang satu, dan 2n kromosom yang lain bergerak ke
kutub yang lain.
D. Telofase
Kromosom sampai di kutub masing-masing. Kemudian terbentuk membran inti
yang mengelilingi kelompok kromosom. Antara kedua inti yang baru terbentuk itu,
muncul membran pemisah. Kemudian terbentuklah membran sel yang memisahkan
kedua sel anak tersebut. Maka lengkaplah sudah proses pembelahan mitosis, dari
satu sel menjadi dua sel anak. Setiap sel anak memiliki 2n kromosom.
2. Interfase
Interfase bukanlah fase istirahat, melainkan fase antara dua pembelahan
mitosis, jadi sebenarnya bukan fase mitosis. Pada fase ini metabolisme sel
meningkat. Kedua sel anak yang terbentuk tumbuh menjadi sel dewasa. Selama
fase antara ini, kromosom berubah menjadi kromatin, yaitu benang-benang
berbentuk jala, halus, dan sulit diamati di bawah mikroskop.
Mitosis berlangsung dari profase hingga akhir telofase. Lamanya mitosis
berbeda-beda tergantung jenis sel. Pada sel bawang merah, mitosis berlangsung
selama satu jam. Dua puluh tiga jam berikutnya adalah interfase. Jadi, dari profase
hingga interfase pada sel bawang merah diperlukan waktu 24 jam.
Pembelahan mitosis berlangsung di semua sel tubuh organisme. Misalnya,
sel kaki, sel kulit, sel otot, dan sel pipi. Demikian pula pada sel tumbuhan, misalnya
sel akr, batang, daun, dan buah, mengalami mitosis. Mitosis berlangsung ketika sel
sedang dalam taraf pertumbuhan.
B. Pembelahan Meiosis
Pembelahan Meiosis berlangsung di organ perkembangbiakan. Pembelahan Meiosis
akan menghasilkan 4 sel baru dengan jumlah n kromosom. Oleh karena itu,
pembelahan meiosis disebut juga dengan pembelahan reduksi(pengurangan). Pada
pembelahan meiosis terjadi dua kali pembelahan, yaitu meiosis I dan meiosis II.
Meiosis I menghasilkan 2 sel anak dengan n kromosom. Meiosis I kemudian
diteruskan dengan meiosis II. Meiosis II prosesnya mirip dengan mitosis. Pada akhir
meiosis diperoleh 4 sel anak yang masing-masing memiliki n kromosom.
Pembelahan meiosis pada hewan terjadi pada saat pembentukan gamet, yaitu sel
telur dan sperma. Setiap sperma atau sel telur mendapatkan setengah kromosom
dari kromosom induknya. Jika sel induk 2n kromosom (diploid), maka setiap sel anak
masing-masing memiliki n kromosom (haploid). Pembelahan meiosis pada
tumbuhan tidak menghasilkan gamet, melainkan spora.
Pengendali sifat makhluk hidup adalah gen. Gen terdapat berpasangan
pada lokus yang sama pada kromosom homolog. Gen dan kromosom adalah materi
genetik yang bertanggung jawab dalam pewarisan sifat.
C. Percobaan mendel
Sebelum membahas tentang percobaan mendel,terlebih dulu akan
disajikan simbol dan terminologi yang biasa digunakan dalam persilangan
serta pengertian tentang genotipe dan fenotipe. Hal ini untuk memudahkan dalam
mempelajari persilangan.
Simbol dan terminologi dalam persilangan
p
F
: singkatan dari filius, artinya keturunan. F1 artinya keturunan I, f2 artinya
keturunan II
(keturunan dari hasil persilangan f1).
Hibrid : hasil persilangan dua individu yang memiliki sifat beda, misalnya:
monohibrid = hibrid dengan 1 sifat beda
dihibrid = hibrid dengan 2 sifat beda
trihibrid = hibrid dengan 3 sifat beda
Hibridisasi
:persilangan dua individu yang memiliki sifat beda.
Dominan
:sifat yang menang, yaitu sifat yang tampak
pada
fenotipe keturunanya. Sifat dominan
diberi simbol dengan huruf besar yang diambil dari huruf pertama dari sifat
dominan. Misalnya, H = halus, M = merah, K = kuning. Karena sel tubuh bersifat
diploid yang berarti setiap sel memiliki dua gen, maka simbol sel tubuh yang
dominan adalah HH, MM, dan KK.
Resesif :sifat yang kalah, yaitu sifat yang tidak tampak pada fenotipe keturunanya.
Sifat resesif di beri simbol dengan huruf kecil dari sifat dominan. Misalnya, h =
kasar, m = putih, k = hijau. Semuanya resesif terhadap sifat dominan di atas. Sifat
resesif akan tampak jika berpasangan dengan sesama resesif. Misal : hh, mm, dan
kk.
Intermediet
: sifat antara sifat dominan dan resesif. Misalnya, merah adalah
dominan (simbol = M), sedangkan putih resesif (simbol = m), maka merah jambu
atau merah muda adalah sifat
intermediet (simbol = Mm).
Genotipe
: sifat yang ditentukan oleh gen. misalnya HH dan Hh. Sifat
ini
diturunkan. Ada yang menyebut genotipe sebagai bakat
atau bawaan.
Fenotipe
: sifat yang tampak dari luar sebagai akibat interaksi antara faktor
genotipe dan lingkungannya.
Alel
: bentuk alternatif suatu gen yang menempati lokus (lokasi) yang sama
pada pasangan kromosom homolognya. Gen H memiliki alel H atau h sehingga
gen dan alel ditulis HH atau Hh; gen M memiliki alel M atau m sehingga gen dan alel
ditulis MM atau Mm; gen T memiliki alel T atau t sehingga gen dan alelnya ditulis
TT atau Tt.
Homozigot
: individu yang mempunyai pasangan gen dan alel sama. Misalnya,
HH atau hh disebut sebagai individu homozigot. Jika dikawinkan sesamanya,
individu homozigot menghasikan sifat yang tetap atau tidak memisah. HH >< HH
atau hh >< hh akan tetap menghasilkan individu HH atau hh.
Heterozigot
: individu yang mempunyai pasangan gen dan alel tidak sama,
satu
dominan dan satu resesif. Misalnya, sifat biji halus
dominan (simbol H) dan biji kisut (simbol h) resesif. Maka Hh disebut
individu heterozigot. Jika dikawinkan sesamanya, akan
menghasilkan keturunan
yang memisah. Hh >< Hh akan menghasilkan keturunan halus (HH dan Hh) : kisut
(hh) = 3 : 1.
GENOTIPE dan FENOTIPE
Genotipe adalah sifat yang ditentukan oleh gen. Genotipe disebut pula
sebagai faktor bawaan atau bakat. Misalnya, terdapat genotype TT dan Tt yang
menimbulkan sifat tinggi.
Fenotipe adalah sifat yang tampak dari luar. Sifat yang tampak dari luar
itu dipengaruhi oleh faktor bakat dan faktor lingkungan. Jadi, kerja sama antara
genotipe dengan lingkungan akan menghasilkan fenotipe. Genotipe TT dan Tt
menghasilkan fenotipe yang sama, yaitu tinggi. Jadi, fenotipe yang sama belum
tentu memiliki genotipe yang sama.
Misalkan si A mempunyai bakat melukis yang diturunkan dari orang tuanya. Akan
tetapi jika si A tersebut tidak pernah mengasah bakatnya, maka si A tidak akan
menjadi pelukis. Sebaliknya, meskipun bakat melukis si B tidak terlalu menonjol,
jika si B rajin berlatih melukis, maka dia akan menjadi pelukis yang baik. Jadi, bakat
saja tidak cukup. Harus diberikan kondisi lingkungan yang mendukung agar
bakatnya itu tampak dari luar sebagai suatu fenotipe.
Genotipe adalah sifat yang dikendalikan oleh gen, yaitu sifat
atau bakat.
bawaan
Fenotipe adalah sifat yang tampak dari luar, yaitu hasil interaksi
antara genotipe dengan lingkungannya.
HH
><
(halus)
hh
(kisut)
:
:
F1 >< F2
Sel kelamin (gamet)
Hh
(halus)
:
HH
><
Hh
(halus)
(halus)
H, h
H, h
Persilangan tidak dilakukan hanya satu kali, melainkan beberapa kali, agar
diperoleh hasil yang cukup terpercaya (valid). Peleburan antara sperma dan ovum
berlangsung secara acak. Setiap individu menghasilkan sperma yang bermacammacam karena mengandung gen yang berberda-beda. Ini berarti setiap sel kelamin
yang dibentuk dapat mengandung sifat yang berbeda-beda. Setiap gamet jantan
memiliki kesempatan yang sama untuk bertemu dengan gamet betina. Kesempatan
yang sama atau peluang itu disebut sebagai acak.
D. PENERAPAN HUKUM MENDEL
Hasil persilangan pada percobaan Mendel terjadi pada kehidupan seharihari, seperti munculnya sifat dominan dan resesif pada keluarga, munculnya sifat
intermediet, dan sifat-sifat yang di wariskan pada persilangan monohybrid dan
dihibrid.
1. Sifat Dominan dan Resesif pada keluarga
Sifat dominan dan resesif juga ada pada manusia. Sifat dominan akan
selalu tampak pada keturunan berikutnya. Sebaliknya, sifat resesif dapat tampak
atau tidak tampak pada keturunan berikutnya. Jadi, jika ada sifat muncul pada
generasi berikutnya belum tentu sifat itu dominan. Kalian tidak perlu menentukan
apakah sifat itu dominan atau resesi, sebab hal itu memerlukan penelitian yang
lebih mendalam. Hasil pelitian dari keluarga kalian masing-masing dapat berbedabeda.
INFO
Pada manusia dikenal banyak sekali sifat-sifat keturunan. Beberapa
contoh yang disebabkan oleh gen dominan adalah jumlah jari lebih (polidaktili);
kemampuan untuk merasakan pahit pada tes PTC (fenil teriokarbamida); rambut
ikal; lesung pipi; lekuk di dagu; tumbuhnya rambut tebal di dada dan lengan;
kemampuan membengkokkan ibu jari; bentuk runcing dari area tumbuhnya rambut
di dahi (dalam bahasa inggris disebut widows peak); kemampuan untuk
menggulung ujung lidah. Sedangkan beberapa contoh yang disebabkan oleh gen
resesif adalah albino (kulit, rambut, dan mata tidak berpigmen); mata biru; daun
(cuping) telinga tumbuh menempel; rambut lurus.
GAMBAR SUKU ALBINO YANG MERUPAKAN SIFAT RESESIF PADA MANUSIA
GAMBAR BEBERAPA SIFAT MENURUN PADA MANUSIA
2. Sifat Intermediet
Intermediet adalah sifat antara yang berada diantara sifat dominan dan
resesif. Hal ini terjadi karena adanya dominansi tidak sempurna. Misalnya, ketika
bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) merah dengan bunga pukul empat putih
disilangkan, akan dihasilkan keturunan pertama (F1) yang berbunga merah muda.
Jika dilakukan persilangan sesame F1, akan dihasilkan keturunan pada F2 dengan
perbandingan merah : merah muda : putih = 1 : 2 : 1.
(tinggi)
T
(pendek)
t
Tt
(tinggi)
F1 >< F2
Sel kelamin (gamet)
F2
:
:
:
Tt
(tinggi)
T, t
><
Tt
(tinggi)
T,t
INFO
Uji silang (test cross) berbeda dengan persilangan balik (back cross). Persilangan
balik adalah persilangan antara individu hybrid F1 dengan salah satu induknya (baik
induk homozigot dominan maupun homozigot resesif). Persilangan balik dapat
berupa uji silang, jika individu F1 tersebut disilangkan dengan induknya yang
homozigot resesif. Persilangan balik bertujuan untuk mengetahui genotipe induk
yang belum diketahui.
4. Persilangan Dihibrid
Persilangan dihibrid adalah persilangan individu dengan memperhatikan
dua sifat beda. Misalnya persilangan antara dua tumbuhan dengan memperhatikan
warna bunga dan bentuk bijinya. Contoh lainnya, pada persilangan ayam
diperhatikan warna paruh dan warna matanya.
Mendel menyilangkan kapri berbiji halus bewarna kuning dengan kapri
berbiji kisut bewarna hijau. Keturunan pertama, semua tumbuhan menghasilkan biji
halus bewarna kuning. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sifat halus dominan terhadap
kisut, dan kuning dominan terhadap hijau. Hasil persilangan antarketurunan
pertama (F1 >< F1) menghasilkan F2 sebagai berikut:
315 tumbuhan menghasilkan biji halus kuning
101 tumbuhan menghasilkan biji kisut kuning
108 tumbuhan menghasilkan biji halus hijau
32 tumbuhan menghasilkan biji kisut hijau
Jika diperhatikan, angka-angka diatas menunjukkan perbandingan
tertentu, yaitu halus kuning : kisut kuning : halus hijau : kisut hijau = 9 : 3 : 3 : 1.
Coba perhatikan nalisis papan catur di bawah ini.
P
:
HHKK
><
hhkk
(halus, kuning)
(kisut, hijau)
Sel kelamin (gamet)
:
HK
hk
F1
:
HhKk
(halus, kuning)
F1 >< F2
:
HhKk
><
HhKk
(halus, kuning)
(halus, kuning)
Sel kelamin (gamet)
:
HK
HK
hK
hK
Hk
Hk
hk
hk
F2
Perbandingan fenotipe:
Halus, kuning
1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 13
Kisut , kuning
6, 8, 14
Halus, hijau
11, 12, 15
Kisut, hijau
16
=9
=3
=3
=1
Kisut kuning (nomor 6) dan halus hijau (nomor 11) merupakan genotipe
yang tidak dimiliki oleh kedua induk sebelumnya. Sifat itu muncul sebagai akibat
perpaduan genotipe antara kedua induknya. Individu itu memiliki genotipe yang
homozigot. Individu yang bergenotipe homozigot dan memiliki sifat baru dikenal
sebagai individu baru atau bastar konstan.
Dari hasil penyilangan ini, Mendel menyimpulkan bahwa penurunan sifat
bentuk biji (halus, kisut) tak tergantung dari penurunan sifat warna biji (kuning,
hijau). Dengan kata lain, sifat-sifat tersebut diturunkan secara bebas. Gen yang
telah terpisah tersebut akan bergabung dengan gen dari induk lain pada saat
perkawinan. Penggabungan gen terjadi secara acak dan bebas. Gen-gen dapat
berpasangan membentuk kombinasi yang beragam. Hal ini dituangkan dalam
Hukum Mendel II atau Hukum Pengelompokan Gen secara Bebas yang bebunyi:
Jika dua individu berbeda satu dengan yang lain dalam dua pasang sifat atau lebih,
maka diturunkannya sifat yang sepasang tak tergantung dari pasangan sifat yang
lain.
genotipe dari suatu persilangan. Hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan
sistem bracket adalah pasangan gen yang terlibat homozigotik atau heterozigotik.
Jika homorozigotik, bracket tak perlu digambarkan dan hasil persilangan langsung
dituliskan di depan huruf yang mendahuluinya. Jika heterozigotik, bracket harus
digambarkan dan hasil persilangan dituliskan sekaligus dengan rasio yang diperoleh
di ujung-ujung bracket.
Contoh:
1. Menentukan macam gamet
Gamet-gamet yang dibentuk dari individu bergenotipe AaBbCC
2. Menentukan rasio fenotipe (dengan syarat dominan sempurna)
Rasio fenotipe ini didahului dengan pengetahuan bahwa persilangan
monohibrid
Aa >< aa
akan menghasilkan fenotipe 1A
berbanding 1a. dengan demikian jika
pada
monohibrid,
persilangan
antara heterozigot dengan homozigot maka fenotipe hasilnya
akan
berbanding 3 : 1, sedangkan hasil persilangan antara heterozigot dengan
homozigot
resesif akan menghasilkan fenotipe
berbanding 1 : 1.
Sebagai contoh, hasil persilangan antara CcTt >< CcTt
Misalnya, sifat
beda warna kulit biji coklat
dengan putih (C dengan c) dan sifat beda
tanaman tinggi dengan pendek (T dengan t).
E. PEMANFAATAN GENETIKA UNTUK KESEJAHTERAAN
MANUSIA
Saat ini persilangan dilakukan untuk mendapatkan bibit unggul.
Misalnya di bidang peternakan dan pertanian. Hasil-hasil persilangan itu
antara lain bibit unggul pada ayam, domba, sapi, ikan, padi, jagung,
kedelai, tebu, papaya dan tomat. Melalui persilangan, orang menyatukan
sifat-sifat unggul yang ada di alam dengan jenis-jenis yang dibudidayakan.
Di alam terdapat berbagai jenis spesies tumbuhan liar yang
memiliki sifat unggul, misalnya sifat tahan serangan hama, tahan kadar
garam tinggi, atau mengandung khasiat tertentu. Sifat-sifat itu kemudian
diambil dengan jalan menyilangkan tumbuhan tersebut dengan tumbuhan
budi daya yang sejenis (sama spesiesnya), sehingga diperoleh tumbuhan
baru dengan sifat yang unggul. Demikian pula halnya dengan hewanhewan liar yang ada di alam. Sifat dari hewan liar yang unggul itu diambil
dengan hewan budi daya sejenis agar diperoleh keturunan baru yang
unggul.
Plasma nutfah ialah sifat-sifat yang terdapat di tubuh organism yang di
wariskan secara turun menurun.Oleh karena itu, plasma nutfah perlu
dilestarikan karena plasma nutfah tersebut merupakan kekayaan untuk
generasi yang akan datang. Selain itu, dengan menjaga kelestariannya,
berarti menjaga keanekeragaman makhluk hidup. Keanekeragaman
makhluk hidup merupakan sumber daya alam yang penting, yang dapat
menjaga keseimbangan lingkungan.