Anda di halaman 1dari 18

HEREDITAS

(HUKUM MENDEL)

KELOMPOK 2
1.ANANDA BOERSASI
2.DWI UTARI RAHMI
3.GALEN PARASTAMA YOGA
4.MUHAMMAD RINDO
5.OLGA LAURENSIA BIRDINSI
6.REGINA ZAHRANI MARZA
7.SRI ULVA
A.Hereditas
1) Pengertian Hereditas
Hereditas atau pewarisan adalah pewarisan ciri dan sifat fenotipe dari induk kepada keturunannya,
baik melalui reproduksi seksual ataupun reproduksi aseksual, sehingga keturunan berupa sel maupun
organisme tersebut memperoleh informasi genetik dari induknya.

2) Penelitian
Gregor Johann Mendel (1822-1884) merupakan seorang ilmuwan yang berkebangsaan Austria, yang
berjasa besar dalam memperkenalkan ilmu pengetahuan tentang penurunan sifat atau disebut genetika.
Hukum genetika yang diperkenalkan Mendel dikenal dengan hukum I Mendel dan hukum II Mendel.
Dari penemuannya ini, Mendel dikukuhkan sebagai Bapak Genetika, selama delapan tahun (1856-1864)
Mendel melakukan penelitian perkawinan silang pada tanaman kacang kapri (Pissum sativum). Mendel
memilih tanaman kapri untuk percobaannya sebab tanaman kapri masa hidupnya tidak lama hanya
berkisar setahun, mudah tumbuh, mudah dikawinkan, memiliki bunga sempurna (pada bunga tersebut
ada benang sari dan putik) sehingga terjadi penyerbukan sendiri yang akan menghasilkan galur murni
(keturunan yang selalu memiliki sifat sama dengan parentalnya), mampu menghasilkan banyak
keturunan dan memiliki tujuh sifat dengan perbedaan yang mencolok.
B.Istilah Dalam Genetika
1)Parental: Induk atau orang tua atau tetua. Parental disingkat P.
2)Filial: Keturunan yang diperoleh sebagai hasil dari perkawinan parental. Keturunan
pertama disingkat F1, keturunan kedua disingkat F2, keturunan ketiga
disingkat F3, dan seterusnya.
3) Gen: Bagian kromosom atau satu kesatuan kimia (DNA) dalam kromosom, yaitu
dalam lokus yang mengendalikan ciri genetis sautu makhluk hidup. Gen
diwariskan oleh satu individu kepada keturunannya melalui suatu proses
reproduksi. Dengan demikian, informasi yang menjaga keutuhan bentuk dan
fungsi kehidupan suatu organisme dapat terjaga. Gen terdapat berpasangan
dalam satu lokus pada kromosom homolog. Masing masing gen dalam pasangan
itu disebut alel. Kedua alel dapat membawa ciri sifat yang sama atau berbeda,
misalnya sifat tangkai panjang dan tangkai pendek
B.Istilah Dalam Genetika

4)Kromosom: Pembawa gen yang terdapat di dalam inti sel (nukleus). Kromosom
terdiri dari DNA (asam deoksiribo nukleat), RNA (asam ribo nukliat), dan
protein. Kromosom homolog (2n) adalah kromosom (kromosom homolog)
disebut sel diploid. Bila tidak berpasangan, kromosom diberi simbol n Sel
dengan n kromosom adalah sel haploid, misalnya sel kelamin jantan saja atau
sel kelamin betina saja.
5)Gen Dominan: gen yang dapat mengalahkan atau menutupi gen lain yang
merupakan pasangan alelnya dan memakai simbol huruf besar.
6)Gen Resesif: Gen yang dikalahkan atau ditutupi oleh gen lain yang merupakan
pasangan alelnya dan memakai simbol huruf kecil.

7)Pembastaran: Perkawinan antara dua individu yang mempunyai sifat beda.


B.Istilah Dalam Genetika
8)Genotip: Merupakan komposisi gen yang menentukan sifat menurun, biasanya disimbolkan dengan
sepasang huruf. Contohnya NN dan Genotip yang tersusun dari sifat dominan saja (NN) atau
resesif saja (nn) disebut homozigot. Sedangkan genotip yang tersusun dari sifat dominan dan
resesif (Nn), disebut heterozigot.
9)Fenotip: Sifat makhluk hidup yang tampak sehingga bisa diamati. Misalnya, rasa buah manis, rambut
lurus, bentuk buah bulat, dan tinggi rendahnya badan. Fenotip ditentukan oleh faktor genotip dan
lingkungan, misalnya keadaan air, sifat asam/basah tanah, dan nutrisi
02
10)Alel: Anggota pasangan gen yang mempunyai sifat alternatif sesamanya. Gen-gen ini terletak pada
lokus yang bersesuaian dari suatu kromosom yang homolog.
11)Homozigot: Pasangan alel yang sifatnya sama. Contohnya AA, aa, BB, bb, CC dan cc. Pasangan gen
dengan alel alel dominan disebut homozigot dominan (AA, BB), sedangkan pasangan gen dengan
alel alel resesif03
disebut homozigot resesif (aa, bb)
12)Heterozigot: Pasangan alel dengan gen yang tidak sama, yang satu gen dominan dan lainnya gen
resesif.
C.Hukum Mendel I

Bunyi Hukum Mendel I


(Segregasi Bebas)

“Alel-alel dari gen yang


sama akan terpisah atau
tersegregasi saat
pembentukan gamet.”
C.Hukum Mendel I

04
Hibrid : Hibrid merupakan perkawinan dua individu yang mempunyai
sifat beda. Berdasarkan banyaknya sifat beda individu yang melakukan
perkawinan, hibrid dibedakan menjadi:
- Monohibrid, yaitu suatu hibrid dengan satu sifat beda (Aa).
- Dihibrid, yaitu suatu hibrid dengan dua sifat beda (AaBb).
- Trihibrid, yaitu suatu hibrid dengan tiga sifat beda (AaBbCc).
C.Hukum Mendel I

1)Persilangan monohibrida dominan penuh adalah persilangan dua individu


sejenis yang mempunyai sifat dominan penuh dengan individu lain yang
bersifat resesif.

2) Persilangan monohibrid tak penuh adalah apabila salah satu induknya


mempunyai sifat dominan tak penuh (intermediate), maka persilangan individu
sesama (F1), akan menghasilkan keturunan (F2) dengan tiga macam genotipe
dan tiga macam fenotipe.
Contoh Persilangan Monohibrid Dominan
Antara kapri berbatang tinggi dengan berbatang rendah. Sifat tinggi
dominan terhadap rendah.

Komposisi gen
T : simbol gen untuk sifat tinggi, bersifat dominan terhadap t
t : simbol gen untuk sifat rendah
P : TT (batang tinggi)  tt (batang rendah)
Gamet : T dan t
F1 : Tt (batang tinggi)
F2 : F1  F1
: Tt (batang tinggi)  Tt (batang tinggi)
Gamet : T,t T,t
Rasio fenotip = tinggi : rendah = 3 : 1
Rasio genotip = TT : Tt : tt = 1 : 2 : 1


T t

T TT Tt (tinggi)
(tinggi)
t Tt (tinggi) tt
(rendah)
Contoh Persilangan Monohibrdi Intermediet
Pada perkawinan bunga pukul 4 (Mirabilis
jalapa) tanaman merah galur murni (MM) dikawin
silang dengan tanaman putih galur murni (mm)
akan muncul sifat baru yaitu merah muda (Mm)
Komposisi gen
M : simbol gen untuk sifat merah,
m : simbol gen untuk sifat putih
P : MM (merah)  mm (putih)
Gamet : M dan m
F1 : Mm (merah muda)
F2 : F1  F1
Mm (merah muda)  Mm (merah muda)
Gamet : M,m M,m
Rasio fenotip = merah : merah muda : putih = 1 : 2 : 1
Rasio genotip = MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1
D.Hukum Mendel II

Bunyi Hukum Mendel II


(Asortasi Bebas)

"Bahwa bila dua individu mempunyai


dua pasang atau lebih sifat, maka
diturunkannya sepasang sifat secara
bebas, tidak bergantung pada pasangan
sifat yang lain. Dengan kata lain, alel
dengan gen sifat yang berbeda tidak
saling memengaruhi.”
D.Hukum Mendel II
Contoh: Kacang ercis berbiji bulat berwarna kuning (BBKK) disilangkan dengan kacang
ercis berbiji kisut berwarna hijau (bbkk).
P1: BBKK (bulat-kuning) x bbkk (kisut-hijau)
Gamet P1: BK || bkF1: BbKk (bulat-kuning)
P2: BbKk (bulat-kuning) x BbKk (bulat-kuning)
Gamet P2: BK, Bk, bK, bk || BK, Bk, bK, bkF2:
Persilangan F2
BK Bk bK bkBK BBKK BBKk BbKK BbKkBk BBKk BBkk
BbKk BbkkbK BbKK BbKk bbKK bbKkbk BbKk Bbkk
bbKkbbkk
Jadi perbandingan F2 adalah BK (bulat-kuning) :Bk (bulat-hijau):bK (kisut-kuning):bk
(kisut-hijau) = 9:3:3:1.
E.Persilangan Respirok
Perkawinan resiprok merupakan perkawinan berkebalikan dari yang dilakukan semula,
dimana sifat pada jantan dan betina dipertukarkan. Perkawinan resiprok membuktikan
induk jantan dan betina mempunyai kesempatan yang sama dalam pewarisan sifat.
Contoh: M = merah, m = putih
Parental : Jantan merah x Betina putih
Genotip: MM x mm
Gamet: M x m
Filial: Mm (merah)
Parental : betina merah x jantan putih
Genotip: MM x mm
Gamet: M x m
Filial: Mm (merah)

Jadi meskipun sifat individu dipertukarkan pada jenis kelamin yang berbeda akan tetap
menghasilkan sifat keturunan yang sama.
F.Backcross (Perkawinan
Balik)

Backcross atau silang balik merupakan persilangan antara


individu F1 dengan salah satu parentalnya, baik yang homozigot
dominan atau homozigot resesif.
Contoh:
Parental 1: merah x putih
Genotip: MM x mm
Gamet: M x m
Filial 1: Mm (merah)
Parental 2: merah x merah
Genotip: Mm x MM
Gamet: M dan m x M
Filial 2:MM = merah,Mm = merah
G.Testcross (Uji Silang)
Uji Silang (Test Cross) adalah persilangan antara individu F1 dengan individu yang resesif.
Jadi apabila kita menggunakan contoh persilangan di depan, maka pada uji silang ini
kita memilih tikus jantan dari keturunan F1 dan dikawinkan dengan induk betinanya,
yaitu putih hh. Tetapi andai kata induk betinanya itu tiada lagi (misalnya mati), maka
kita harus mencari tikus putih lainnya (misalnya membeli di pasar hewan), karena tikus
yang putih itu pasti resesif (hh). Uji silang ini menghasilkan keturunan ±50 % tikus
putih (genotif hh) dan ± 50 % tikus hitam (Hh). Dengan kata lain perkataan, uji silang
pada monohybrid (Hh x hh) menghasilkan keturunan dengan perbandingan genotif
maupun fenotif sebagai 1:1.
Persilangan demikian itu dinamakan uji silang “testcross” karena persilangan dengan
menggunakan individu yang resesif itu dapat digunakan untuk menguji (mengetes)
apakah suatu individu yang kita hadapi itu homozigot atau heterozigot. Andaikata
keturunannya tidak memisah, maka suatu petunjuk bahwa individu tersebut homozigot
(Hh x hh). Akan tetapi andaikata keturunannya memisah, maka suatu petunjuk bahwa
individu itu heterozigot (Hh x hh).
G.Testcross (Uji Silang)
Contoh :
P : hh x HH
Putih hitam
F1 : Hh (Hitam)
Uji silang: hh x Hh
Putih hitam
F2 : hh dan Hh (Putih hitam)
(±50%) (±50%)
 
G.Testcross (Uji Silang)
Tujuan testcross adalah untuk mengetahui banyaknya macam gamet yang
dihasilkan oleh individu yang genotipnya dipertanyakan dan untuk
mengetahui apakah suatu genotip F1 bersifat homozigot (galur murni)
atau heterozigot. Jika hasil testcross menunjukkan perbandingan fenotip
keturunan yang memisah adalah 1 : 1 makadisimpulkan bahwa individu
yang diuji adalah heterozigot dan bukan galur murni namun bila fenotip
hasil testcross 100% sama berarti individu yang diuji bergenotip
homozigot. Oleh karena itu dari hasil testcross dapat diketahui:
Karakter yang dominan dan yang resesif
Karakter yang berbeda adalah sealel
Genotip suatu individu adalah heterozigot atau homozigot
Thankyou

Anda mungkin juga menyukai