Anda di halaman 1dari 11

PEWRISAN SIFAT

A. Beberapa istilah dalam pewarisan sifat


1. Parental (P) : induk atau orang tua
2. Filial (F) : keturunan (anak)
F1 : keturunan ke-1
F2 : keturunan ke-2
3. Diploid : susunan kromosom yang berpasangan. Contoh: AA, Aa
4. Haploid : susunan kromosom yang tidak berpasangan. Contoh: A, a
5. Genotipe : keseluruhan informasi genetik dari suatu individu
6. Fenotipe : sifat-sifat yang mudah diamati pada suatu organisme dan meruppakan
perwujudan (ekspresi) dari gen. Contoh: bentuk dan warna rambut, warna kulit, postur tubuh, rasa
pada buah, bentuk dan aroma pada bunga, dan lain-lain.
7. Homozigot : susunan gen yang sama. Contoh: AA, aa, BB, bb, UU, uu
8. Heterozigot : susunan gen yang berbeda. Contoh: Aa, Bb, Uu
9. Sifat dominan : karakter yang mampu menutupi atau mengalahkan karakter yang lain.
10. Sifat resesif : karakter yang tertutupi atau karakter yang kalah oelh sifat dominan.
11. Alela : variasi atau bentuk alternatif dari suatu gen.
12. Monohibrid : persilangan dengan satu sifat beda
13. Dihibrid : persilangan dengan dua sifat beda

B. Hukum Pewarisan Sifat


Pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya disebut hereditas. Cabang biologi yang khusus
mempelajari tentang hereditas adalah genetika. Tokoh yang sangat berjasa dalam menemukan hukum-hukum
genetika adalah Gregor Johann Mendel (1822 – 1884) dari Austria. Beliau lahir tanggal 22 Juli 1822.
Karena jasanya itu beliau dijuluki sebagai Bapak Genetika.

Gambar 3.4 Gregor Johann Mendel (1822-1884)

Mendel mengembangkan beberapa hukum. Ada dua hukum yang terkenal, yaitu Hukum Mendel I dan
Hukum Mendel II.
a. Hukum Mendel 1 atau hukum segregasi dapat dibuktikan denga persilangan monohibrid (persilangan
dengan satu sifat beda).
b. Hukum Mendel 2 atau hukum pengelompokan secara bebas dapat dibuktikan dengan persilangan
dihibrid (persilangan dengan dua sifat beda). Hal ini berlaku untuk semua makhluk hidup baik hewan,
tumbuhan, maupun manusia.

1. Hukum I Mendel
Hukum I Mendel disebut juga Hukum Segregasi. Hukum Segregasi menyatakan bahwa pada waktu
pembentukan gamet terjadi segregasi atau pemisahan alela (variasi gen) secara bebas, dari
diploidmenjadi haploid. Misalnya genotipe suatu tanaman Uu, maka gamet yang dibentuk akan
membawa gen U dan gen u.
Persilangan dengan Satu Sifat Beda (Monohibrid)
Persilangan monohibrid adalah persilangan antara dua individu dengan satu sifat beda. Ada dua
macam persilangan monohibrid, yaitu persilangan monohidbrid dominasi penuh dan persilangan
monohibrid dominasi tidak penuh. Masing-masing dominasi ini menghasilkan bentuk keturunan pertama
(F1) yang berbeda.

a. Persilangan Monohibrid Dominasi Penuh


Persilangan monohibrid dominasi penuh akan menghasilkan individu F1 yang seragam. Yaitu jika
salah satu induk mempunyai sifat dominan penuh dan induk yang lain bersifat resesif. Apabila
dilanjutkan dengan menyilangkan individu sesama F 1, maka akan menghasilkan keturunan (individu
F2) dengan tiga macam genotip dan dua macam fenotip.
Contoh:
Persilangan antara kacang ercis berbunga merah dengan kacang ercis berbunga putih. Warna merah
dominan terhadap warna putih. Tentukan sifat genotipe dan fenotipe F 1 dan F2.
Diagram persilangannya:

P1 : ♂ Merah x ♀ Putih
Genotipe : MM mm
Gamet : M m

F1 : Mm (merah)

Jika F1 disilangkan dengan sesama F1 maka akandiperoleh keturunan:


P2 : ♂ Merah x ♀ merah
Genotipe : Mm Mm
Gamet : M, m M, m
F2 :

M m

M Mm Mm
m Mm mm

Rasio genotipe : MM ; Mm ; mm
1 ; 2 ; 1
Rasio fenotipe : merah ; putih
3 ; 1

Mendel menyilangkan kacang ercis berbunga merah (MM) dengan kacang ercis berbunga putih
(mm) akan dihasilkan individu F1 seragam, yaitu satu macam genotip (Mm) dan satu macam fenotip
(berbunga merah). Pada waktu F2 dihasilkan tiga macam genotip dengan perbandingan 25% MM:
50% Mm : 25% Mm atau 1 : 2 :1 dan 2 macam fenotip dengan perbandingan 75% berbunga merah :
25% berbunga putih atau merah : putih = 3 : 1. Pada individu F2 ini, yang berfenotip merah dapat
dibedakan menjadi dua kelompok yaitu 2/3 bergenotip heterozigot (Mm) dan 1/3 homozigot
dominan (MM).

b. Persilangan Monohibrid Dominasi Tidak Penuh (intermediet)


Persilangan monohibrid dominasi tidak penuh akan menghasilkan individu F1 yang tidak sama
dengan kedua induknya. Pada persilangan ini sifat masing-masing induk akan saling mempengaruhi
sehingga muncul keturunan yang merupakan campuran dari sifat kedua induk tersebut. Jika sesama
F1 disilangkan maka akan menghasilkan keturunan kedua dengan 3 macam genotipe dan 3 macam
fenotipe.

Contoh:
Disilangkan tanaman bunga pukul empat berwarna merah (MM) danegan tanaman bunga pukul
empat berwarna putih (mm) menghasilkan keturunan pertama (individu F 1) yang seragam yaitu
merah muda (Mm).
Diagram persilangannya:

P1 : ♂ Merah x ♀ Putih
Genotipe : MM mm
Gamet : M m

F1 : Mm (merah muda)

Jika F1 disilangkan dengan sesama F1 maka akandiperoleh keturunan:


P2 : ♂ Merah muda x ♀ Merah muda
Genotipe : Mm Mm
Gamet : M, m M, m
F2 :

M m

M Mm Mm
m Mm mm

Rasio genotipe : MM ; Mm ; mm
1 ; 2 ; 1
Rasio fenotipe : merah ; merah muda ; putih
1 ; 2 ; 1

Mendell menyilangkan tanaman bunga pukul empat berbunga merah (MM) dengan putih (mm)
menghasilkan individu F1 yang seragam, yaitu satu macam genotip (Mm) dan satu macam fenotip
(berbunga merah muda). Pada individu F2 dihasilkan tiga macam genotip dengan perbandingan 25%
MM : 50% Mm : 25% mm atau 1 : 2 : 1 dan 3 macam fenotip dengan perbandingan 25% berbunga
merah : 50% berbunga merah muda : 25% berbunga putih atau merah : merah muda : putih = 1 : 2 :
1. Pada individu F2 ini yang berfenotip merah dan putih selalu homozigot yaitu MM dan mm.

Jika kita perhatikan kedua contoh persilangan di atas, pada saat pembentukan gamet terjadi pemisahan
gen-gen yang sealel, sehingga setiap gamet hanya menerima sebuah gen saja. Misalnya pada tanaman
yang bergenotip Mm, pada saat membentuk gamet gen M memisahkan diri dengan gen m sehingga
gamet yang terbentuk memiliki gen M atau gen m saja. Prinsip ini dirumuskan sebagai Hukum Mendel
I (Hukum Pemisahan Gen yang Sealel) yang menyatakan bahwa: Selama meiosis terjadi pemisahan
pasangan gen secara bebas sehingga setiap gamet memperoleh satu gen dari alelanya.

C. Penerapan Pewarisan Sifat


1. Pewarisan sifat pada manusia
a. Pewarisan sifat normal
1. Warna kulit
Warna kulit manusia berbeda-beda, ada yang memiliki warna kulit sangat gelap, warna kulit
sangat terang, dan warna kulit sawo matang (tengah-tengah antara sangat gelap dan sangat
terang). Hal ini disebabkan karena gen yang mengode pebentukan pigmen kulit yaitu pigmen
melanin. Warna kulit sangat gelap karena gen bersifat homozigot dominan (AABBCC),
warna kulit sangat terang karena gennya bersifat homozigot resesif (aabbcc), sedangkan
warna kulit sawo matang karena gennya bersifat heterozigot (AaBbCc)

2. Bentuk rambut
Bentuk rambut dikode oleh gen. Ada dua macam gen yang mengendalikan bentuk rambut,
gen yang bersifat dominan (C) mengode rambut keriting dan gen yang bersifat resesif (s)
mengode rambut lurus. Jika ada gabungan dari dua gen pengode rambut tersebut (Cs) maka
akan memiliki rambut berombank/bergelombang dan bersifat heterozigot.
Gambar 3.5 Bentuk Rambut (a) Rambut Keriting, (b) Rambut Lurus, dan (c) Rambut
Bergelombang/Ikal

3. Pertumbuhan rambut pada dahi


Coba amati rambut yang tumbuh pada dahi teman-temanmu. Apakah kamu menemukan
perbedaan? Ada rambut yang tumbuh melingkar biasa atau tumbuh seperti huruf ”V” atau
yang dikenal dengan widow’s peak. Tumbuhnya rambut seperti huruf ”V” dikontrol oleh gen
W (diambil dari istilah widow’s peak). Gen ini bersifat dominan, orang yang memiliki
pertumbuhan rambut pada dahi memiliki gen WW (homozigot dominan) atau gen Ww
(heterozigot), sedangkan orang yang tidak memiliki pertumbuhan rambut seperti huruf ”V”
memiliki genotipe homozigot resesif (ww).

Gambar 3.6 Gambar 3.17 Pertumbuhan Rambut pada Dahi (a) Seperti Huruf ”V”
(Memiliki Gen WW atau Ww), (b) Melengkung (Memiliki Gen ww)

4. Perlekatan cuping telinga


Perlekatan cuping telinga dikontrol oleh gen. Kode gen GG (bersifat dominan) untuk cuping
telinga terpisah atau terlepas dan kode gen gg (bersifat resesif) untuk cuping telinga melekat
sedangkan gabungan kode gen keduanya Gg untuk cuping telinga terpisah.

Sumber: Reece et al. 2012


Gambar 3.7 Tipe Perlekatan Cuping Telinga (a) Terpisah (Memiliki Gen GG atau Gg), (b)
Melekat (Memiliki Gen gg)
b. Kelainan sifat yang diturunkan
1. Albino
Albino merupakan kelainan yang disebabkan tidak adanya zat warna (pigmen) pada kulit
yang disebut zat melanin. Pigmen melanin berfungsi untuk melindungi kulit dari sinar
ultraviolet. Tidak adanya pigmen kulit membuat mereka lebih rentan terserang kanker kulit
dan kulit mudah melepuh akibat terpapar sinar matahari. Gen penyebab albino bersifat
resesif (gen a). Orang yang mengalami kelainan ini memiliki genotipe homozigot resesif
(aa), orang yang normal memiliki genotipe homozigot dominan (AA) dan yang menjadi
carrier atau pembawa memiliki genotipe heterozigot (Aa).
Orang yang mengalami kelainan ini pada umumnya mempunyai ciri fotofobia atau takut
cahaya.

Gambar 3.8 Anak yang Normal (Kiri) dan Albino (kanan)

2. Buta warna
Buta warna adalah kelainan seseorang yang tidak dapat membedakan beberapa warna
dengan baik, biasanya antara merah, oranye, biru, dan hijau. Kelainan buta warna
diakibatkan gen yang berada pada kromoson kelamin X. Seorang perempuan akan menderita
buta warna jika kedua kromosom X mengandung gen buta warna (X cbXcb), namun jika hanya
salah satu kromosom X yang mengandung gen buta warna (X cbX) maka perempuan tersebut
akan menjadi pembawa (carrier) gen buta warna tanpa menjadi penderita. Pada laki-laki jika
kromosom X mengandung gen buta warna maka akan langsung menderita buta warna
(XcbY).
3. Anemia sel sabit (sickle cell)
Pada penderita anemiasel sabit ini, hbs (hemoglobin sickle cell) mengendap pada daerah
tertentu di erotrosit sehingga erotrosit bentuknya seperti bulan sabit dan affinitas terhadap
oksigen rendah.
4. Brakidaktili, sindaktili, dan polidaktili
Cacat ini menyerang jari kaki dan tangan. Brakidaktili adalah cacat yang menyebabkan jari-
jari menjadi pendek. Sindaktili adalah cacat yang menyebabkan jari-jari tangan atau kaki
saling berlekatan. Polidaktili adalah cacat yang menyebabkan jumlah jari lebih dari 5.

Gambar 3.9 (a) jari normal, (b) polidaktili), (c) brakidaktili, (d) sindaktili

5. Hemofilia
Hemofilia merupakan kelainan dengan ciri darah penderita sulit menggumpal ketika terjadi
luka pada bagian tubuh tertentu, yang disebabkan tidak dihasilkannya faktor penggumpalan
darah dalam tubuh seseorang. Saat penderita hemofilia mengalami luka disertai pecahnya
pembuluh darah, maka darah akan terus mengalir keluar dan sukar membeku sehingga
penderita dapat mengalami kekurangan darah dan dapat menyebabkan kematian.
Gen hemofilia terletak pada kromosom X dan sering ditandai dengan lambang X h (huruf X
sebagai penanda jenis kromosom, huruf h sebagai penanda gen hemofilia). Jika wanita
memiliki salah satu kromosom X yang mengandung gen hemofilia (memiliki genotipe X hX),
maka ia akan menjadi pembawa (carrier) kelainan hemofilia. Wanita dengan kedua
kromosom X mengandung gen hemofilia (memiliki genotipe X hXh) akan meninggal (letal)
pada saat dilahirkan. Seorang laki-laki memiliki satu kromosom X saja, sehingga orang laki-
laki yang menderita hemofilia adalah laki-laki yang memiliki kromosom X yang
mengandung gen hemofilia (XhY).

Sumber: www.ehealthyblog.com
Gambar 3.10 Luka pada Orang yang Menderita Hemofilia

2. Penerapan Pewarisan Sifat dalam Pemuliaan Makhluk Hidup


Dalam kehidupan sehari-hari orang sering ikut campur tangan dalam perkembangbiakan
tumbuhan atau hewan. Hal itu dilakukan oleh manusia dengan tujuan agar diperoleh individu baru
dari hasil perkembangbiakan dengan hasil sesuai yang diharapkan oleh manusia, yaitu tumbuhan
dan hewan yang mempunyai sifat-sifat unggul. Tindakan manusia tersebut dinamakan pemuliaan.
Untuk melakukan pemuliaan terhadap tanaman maupun hewan, peranan penelitian untuk
memperoleh bibit unggul sangat penting. Jadi, pemuliaan tanaman atau hewan adalah suatu metode
yang secara sistematik merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang bermanfaat bagi
manusia. Dalam pemuliaan tanaman dan hewan diperlukan faktor-faktor antara lain: adanya
keragaman genetik, sistem-sistem logis dalam pemindahan dan fiksasi gen, konsepsi dan tujuan
yang jelas, dan mekanisme penyebarluasan kepada masyarakat.
Hewan dan tumbuhan unggul memiliki kelebihan dalam hal-hal tertentu seperti produksi
tinggi, tahan terhadap pemnyakit, rasa enak, umur berbuah pendek, dan sebagainya. Hewan dan
tumbuhan yang memiliki kelebihan itulah yang disebut bibit unggul.
Melalui penerapan prinsip-prinsip genetika, manusia berusaha agar sifat-sifat yang baik yang
dimiliki oleh tumbuhan atau hewan dikumpulkan pada satu keturunan sehingga diperoleh jenis
unggul. Cara memperoleh bibit unggul pada tanaman dan hewan antara lain melalui seleksi,
hibridisasi (kawin silang), dan mutasi.
Beberapa contoh padi jenis unggul antara lain sebagai berikut.
a. Bibit unggul yang dihasilkan melalui seleksi dan hibridisasi antara lain Si Gadis, Mahakam,
Bogowonto, Bengawan, Barito, Cisadene, Klara, Pelita I, dan Pelita II
b. Bibit unggul yang dihasilkan melalui penelitian “Internasional Rice Research Institute” (IRRI)
di Filipina antara lain IR 5, IR 8, kemudian di Indonesia diubah menjadi PB 5 dan PB 8, (peta
baru 5 dan 8) karena asalnya dari bibit unggul peta yang terdapat di Indonesia
c. Bibit unggul yang dihasilkan melalui radiasi sinar gama : Atomita I dan Atomita II bibit ini
dapat hidup di daerah kering dan tahan terhadap bakteri puluh (Xantomonas oryzae)

Secara garis besar ada 4 manfaat pemuliaan tumbuhan, yaitu meningkatkan kualitas tumbuhan,
meliputi perbaikan dalam ukuran, rasa, warna dan kandungan zat-zatnya; mengembangkan
tumbuhan yang kebal terhadap penyakit; bila tumbuhan mengandung metabolit sekunder, maka
metabolit sekunder tersebut dapat ditingkatkan;, tumbuhan lebih maksimal sebagai penyimpanan
tepung atau cadangan makanan.
Bibit unggul pada hewan dapat kamu lihat antara lain pada sapi, domba, dan ayam. Sapi unggul
misalnya: sapi Fresian, sapi Santa getrudis, sapi Hareford, sapi Murray Grey, dan sapi Aberdeen
Angus. Domba unggul misalnya: domba Poll dorset, domba Merino, dan domba Leicester. Ayam
unggul misalnya: ayam Lehorn, ayam Minorca, light sussex, ayam Barred plymouth, ayam Rhode
Island Red, dan ayam Wyndotte.

Gambar 3.11 Beberapa contoh sapi jenis unggul (a) sapi fresian, (b) sapi santa getrudis,
(c) sapi hereford, (d) sapi murray grey, (e) sapi aberdeen angus.

Gambar 3.12 Beberapa contoh domba jenis unggul


Sumber: www.google.co.id
Gambar 3.13 Beberapa contoh ayam jenis unggul

Gambar 3.14 (a) Jagung Varietas Bima-14 Batara, (b) Padi Varietas IPB 4S

D. Bagaimana cara memperoleh jenis unggul?


Secara garis besar ada dua cara memperoleh jenis unggul yaitu dengan cara hibridisasi
(persilangan) dan mutasi.
1. Hibridisasi
Tujuan persilangan adalah untuk memperoleh jenis unggul. Teori plasma benih memberi
petunjuk bagi kita bahwa sifat-sifat dari induk dapat diwariskan melalui sel-sel kelamin kedua
induknya. Dengan demikian kita dapat menyeleksi sifat-sifat yang dimiliki oleh kedua varietes untuk
diturunkan kepada anak-anaknya melalui perkawinan antara kedua varietes tersebut. Untuk
menyeleksi jenis unggul dari suatu persilangan harus hati-hati, karena turunan yang dihasilkan ada
yang bersifat heterozigot maka kita akan memperoleh keturunan yang tidak sama dengan induknya
atau keturunan yang tidak kita inginkan. Hibridisasi dapat dilakukan pada tanaman maupun hewan.
Hibridisasi pada ternak dapat dilakukan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Teknik-teknik
tersebut antara lain upbreeding, purebreeding, inbreeding, outcrosing, dan crossbreeding.
a. Upbreeding merupakan perkawinan antara pejantan yang telah diketahui mutunya (biasanya
didatangkan dari luar negeri), dengan betina-betina setempat. Perkawinan ini bertujuan untuk
memperbaiki mutu ternak rakyat.
b. Purebreeding yaitu mengawinkan ternak jantan dan betina yang sama jenisnya. Hal ini bertujuan
untuk mempertinggi sifat homozigot. Misalnya perkawinan sapi Madura di pulau Madura.
c. Inbreeding merupakan perkawinan antara ternak jantan dan betina yang masih ada hubungan
famili. Inbreeding yang dilakukan dalam hubungan keluarga yang sangat dekat, misalnya induk
jantan dengan anak-anak betinanya disebut closebreeding. Inbreeding yang terjadi untuk beberapa
generasi dapat merugikan, karena timbulnya homozigot resesif.
d. Outcrosing adalah perkawinan antara seekor pejantan dari sesuatu kelompok dengan betina-betina
dari kelompok lain, tetapi semuanya masih dalam satu ras yang sama. Misalnya sapi Bali dari
daerah A dengan sapi Bali dari daerah B. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya
inbreeding atau closebreeding.
e. Crossbreeding merupakan perkawinan silang antara dua bangsa yang berdarah murni. Perkawinan
ini bertujuan untuk mendapatkan ras baru yang memiliki sifat-sifat yang lebih menonjol. Misalnya
perkawinan antar sapi Fries Holland dengan sapi Madura.

2. Mutasi Buatan
Mutasi merupakan peristiwa perubahan genetik (gen atau kromosom) dari suatu individu yang
sifatnya menurun. Peristiwa terjadinya mutasi disebut mutagenesis. Makhluk hidup yang mengalami
mutasi disebut mutan dan faktor penyebab mutasi disebut mutagen. Sifat-sifat mutasi biasanya jarang
terjadi secara alami, dan jika terjadi biasanya merugikan terhadap makhluk hidup mutannya.
Mutasi yang disengaja oleh manusia tersebut dinamakan mutasi buatan. Mutasi buatan banyak
dilakukan terhadap tanaman.
Mutasi buatan dilakukan manusia dengan berbagai cara, salah satu caranya adalah dengan
radiasi. Contoh padi Atomita I, II, III, IV, Cilosari, dan Situ Gunting. Lima varietas yang pertama
merupakan padi lahan basah (memerlukan irigasi teknis) sedangkan satu varietas terakhir merupakan
padi lahan kering (gogo).
UJI KOMPETENSI 3
A. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang benar !
1. Di bawah ini terdapat beberapa macam
genotipe: Untuk soal nomor 8 - 9 perhatikan persilangan
1. AaBb 3. CcDd 5. aaDD berikut!
2. Aabb 4. CcDD
Jeruk berbuah manis (MM) disilangkan dengan
Genotipe yang heterozigot sempurna
jeruk berbuah asam (mm). F1 yang dihasilkan
ditunjukkan oleh nomor ….
adalah jeruk berbuah manis (Mm). Jika sesama F1
A. 1 dan 3 C. 3 dan 4
disilangkan maka dihasilkan keturunan kedua (F2)
B. 2 dan 3 D. 4 dan 4
sebagai berikut:
2. Sifat warna bunga merah dan bentuk biji M M
lonjong merupakan contoh ….
A. fenotipe C. gen M MM Mm
B. genotipe D. Kromosom m Mm mm

3. Penyakit berikut yang bersifat menurun adalah


…. 8. Perbandingan genotipe MM : Mm : mm pada
A. buta warna dan hemofilia keturunan F2 adalah …
B. buta warna dan darah tinggi A. 3 : 1 C. 2 : 1 : 1
C. jantung koroner dan gagal ginjal B. 1 : 2 : 1 D. 1 : 1 : 2
D. bronkitis dan anemia
9. Ercis biji bulat disilangkan dengan ercis biji
4. Penggabungan sifat dua organisme melalui kisut. Jika bulat bersifat dominan maka F1
perkawinan dinamakan …. yang muncul adalah…
A. mutasi C. evolusi A. 50 % bulat : 50 % kisut
B. Ssleksi D. Persilangan B. 75 % bulat : 25 % kisut
C. 100% bulat
5. Seorang anak lahir dari rahim ibunya. Oleh D. 100% kisut
karena itu sifat yang dimilikinya selalu….
A. lebih banyak ditentukan oleh ayahnya 10. Kelinci hitam dengan genotipe Hh
B. lebih banyak ditentukan oleh sifat ibunya dikawinkan dengan kelinci putih bergenotipe
C. ditentukan oleh sifat ayah dan ibunya hh. F1 pada perkawinan tersebut adalah ….
D. tidak dipengaruhi oleh sifat yang dibawa A. 100 % hitam
ayah dan ibu B. hitam : putih = 3 : 1
C. hitam : putih = 3 : 1
6. Tanaman kapri berbunga merah disilangkah D. hitam : putih = 1: 1
dengan kapri berbunga putih. F1 100% berupa
kapri berbunga merah. Hal ini menunjukkan 11. Kacang ercis berbiji keriput disilangkan
bahwa …. dengan kacang ercis berbiji bulat. Jika
A. sifat merah resesif terhadap putih diketahui gen pembawa sifat keriput adalah b
B. sifat putih resesif terhadap merah dan gen pembawa sifat biji bulat adalah B
C. sifat putih intermediat terhadap merah serta kedua induknya homozigot, maka
D. sifat merah resesif terhadap putih genotipe F2 pada persilangan tersebut adalah
….
7. Jika pada F2 diperoleh 240 keturunan, jumlah A. bulat : keriput = 3 : 1
keturunan yang berbuah manis heterozigot B. bulat : keriput = 1 : 1
adalah…. C. BB : Bb : bb = 1 : 2 : 1
A. 60 C. 120 D. Bb : bb = 3 : 1
B. 90 D. 240
12. Tanaman kacang berbiji coklat dominan
disilangkan dengan kacang berbiji putih yang
bersifat resesif. F1 pada persilangan tersebut
adalah tanaman kacang berbiji . . . .
A. bcoklat muda C. putih
B. putih kecoklatan D. Coklat

13. Dalam suatu persilangan, sifat resesif tidak 16. Jika sapi gemuk (GG) dikawinkan dengan sapi
tampak pada fenotip keturunannya jika…. kurus (gg) maka keturunannya berupa sapi
A. gen resesif hilang ….
B. gen resesif berpasangan dengan gen A. gemuk, bergenotipe Gg
dominan B. gemuk, bergenotipe GG
C. gen dominan bertambah C. kurus, bergenotipe Gg
D. gen resesif berkurang D. kurus, bergenotipe gg

14. Perhatikan diagram papan catur persilangan 17. Jambu berbuah besar (BB) disilangkan dengan
berikut ini! jambu berbuah kecil (bb). Keturunan pada F2
M M yang resesif adalah jambu ….
M MM Mm A. besar, bergenotipe BB
M Mm mm B. besar, bergenotipe Bb
Jika diketahui M = merah dan m = putih serta C. kecil, bergenotipe Bb
M dominan terhadap m, maka perbandingan D. kecil, bergenotipe bb
fenotipe pada F2 adalah ….
A. 1 merah : 2 merah muda : 1 putih 18. Keturunan pertama (F1) dari persilangan
B. 3 merah : 1 putih antara tanaman padi berbatang tinggi (Tt)
C. 1 merah : 2 putih : 1 merah muda dengan tanaman padi berbatang rendah (tt)
D. 1 merah : 3 putih adalah ….
A. 25 % padi tinggi (TT)
15. Persilangan antarsesama F1 menghasilkan F2 B. 50 % padi tinggi (TT)
dengan perbandingan genotipe MM : Mm : C. 50 % padi tinggi (Tt)
mm = 1 : 2 : 1. Jika diketahui gen M dominan D. 100 % padi tinggi (Tt)
terhadap gen m, kemungkinan untuk
mendapatkan individu homozigot resesif
adalah ….
A. 25 % C. 75%
B. 50 % D. 100%

Nilai Komentar dan Tanda tangan


tandangan Guru Orang Tua

Anda mungkin juga menyukai