Mendel mengembangkan beberapa hukum. Ada dua hukum yang terkenal, yaitu Hukum Mendel I dan
Hukum Mendel II.
a. Hukum Mendel 1 atau hukum segregasi dapat dibuktikan denga persilangan monohibrid (persilangan
dengan satu sifat beda).
b. Hukum Mendel 2 atau hukum pengelompokan secara bebas dapat dibuktikan dengan persilangan
dihibrid (persilangan dengan dua sifat beda). Hal ini berlaku untuk semua makhluk hidup baik hewan,
tumbuhan, maupun manusia.
1. Hukum I Mendel
Hukum I Mendel disebut juga Hukum Segregasi. Hukum Segregasi menyatakan bahwa pada waktu
pembentukan gamet terjadi segregasi atau pemisahan alela (variasi gen) secara bebas, dari
diploidmenjadi haploid. Misalnya genotipe suatu tanaman Uu, maka gamet yang dibentuk akan
membawa gen U dan gen u.
Persilangan dengan Satu Sifat Beda (Monohibrid)
Persilangan monohibrid adalah persilangan antara dua individu dengan satu sifat beda. Ada dua
macam persilangan monohibrid, yaitu persilangan monohidbrid dominasi penuh dan persilangan
monohibrid dominasi tidak penuh. Masing-masing dominasi ini menghasilkan bentuk keturunan pertama
(F1) yang berbeda.
P1 : ♂ Merah x ♀ Putih
Genotipe : MM mm
Gamet : M m
F1 : Mm (merah)
Rasio genotipe : MM ; Mm ; mm
1 ; 2 ; 1
Rasio fenotipe : merah ; putih
3 ; 1
Mendel menyilangkan kacang ercis berbunga merah (MM) dengan kacang ercis berbunga putih
(mm) akan dihasilkan individu F1 seragam, yaitu satu macam genotip (Mm) dan satu macam fenotip
(berbunga merah). Pada waktu F2 dihasilkan tiga macam genotip dengan perbandingan 25% MM:
50% Mm : 25% Mm atau 1 : 2 :1 dan 2 macam fenotip dengan perbandingan 75% berbunga merah :
25% berbunga putih atau merah : putih = 3 : 1. Pada individu F2 ini, yang berfenotip merah dapat
dibedakan menjadi dua kelompok yaitu 2/3 bergenotip heterozigot (Mm) dan 1/3 homozigot
dominan (MM).
Contoh:
Disilangkan tanaman bunga pukul empat berwarna merah (MM) danegan tanaman bunga pukul
empat berwarna putih (mm) menghasilkan keturunan pertama (individu F 1) yang seragam yaitu
merah muda (Mm).
Diagram persilangannya:
P1 : ♂ Merah x ♀ Putih
Genotipe : MM mm
Gamet : M m
F1 : Mm (merah muda)
Rasio genotipe : MM ; Mm ; mm
1 ; 2 ; 1
Rasio fenotipe : merah ; merah muda ; putih
1 ; 2 ; 1
Mendell menyilangkan tanaman bunga pukul empat berbunga merah (MM) dengan putih (mm)
menghasilkan individu F1 yang seragam, yaitu satu macam genotip (Mm) dan satu macam fenotip
(berbunga merah muda). Pada individu F2 dihasilkan tiga macam genotip dengan perbandingan 25%
MM : 50% Mm : 25% mm atau 1 : 2 : 1 dan 3 macam fenotip dengan perbandingan 25% berbunga
merah : 50% berbunga merah muda : 25% berbunga putih atau merah : merah muda : putih = 1 : 2 :
1. Pada individu F2 ini yang berfenotip merah dan putih selalu homozigot yaitu MM dan mm.
Jika kita perhatikan kedua contoh persilangan di atas, pada saat pembentukan gamet terjadi pemisahan
gen-gen yang sealel, sehingga setiap gamet hanya menerima sebuah gen saja. Misalnya pada tanaman
yang bergenotip Mm, pada saat membentuk gamet gen M memisahkan diri dengan gen m sehingga
gamet yang terbentuk memiliki gen M atau gen m saja. Prinsip ini dirumuskan sebagai Hukum Mendel
I (Hukum Pemisahan Gen yang Sealel) yang menyatakan bahwa: Selama meiosis terjadi pemisahan
pasangan gen secara bebas sehingga setiap gamet memperoleh satu gen dari alelanya.
2. Bentuk rambut
Bentuk rambut dikode oleh gen. Ada dua macam gen yang mengendalikan bentuk rambut,
gen yang bersifat dominan (C) mengode rambut keriting dan gen yang bersifat resesif (s)
mengode rambut lurus. Jika ada gabungan dari dua gen pengode rambut tersebut (Cs) maka
akan memiliki rambut berombank/bergelombang dan bersifat heterozigot.
Gambar 3.5 Bentuk Rambut (a) Rambut Keriting, (b) Rambut Lurus, dan (c) Rambut
Bergelombang/Ikal
Gambar 3.6 Gambar 3.17 Pertumbuhan Rambut pada Dahi (a) Seperti Huruf ”V”
(Memiliki Gen WW atau Ww), (b) Melengkung (Memiliki Gen ww)
2. Buta warna
Buta warna adalah kelainan seseorang yang tidak dapat membedakan beberapa warna
dengan baik, biasanya antara merah, oranye, biru, dan hijau. Kelainan buta warna
diakibatkan gen yang berada pada kromoson kelamin X. Seorang perempuan akan menderita
buta warna jika kedua kromosom X mengandung gen buta warna (X cbXcb), namun jika hanya
salah satu kromosom X yang mengandung gen buta warna (X cbX) maka perempuan tersebut
akan menjadi pembawa (carrier) gen buta warna tanpa menjadi penderita. Pada laki-laki jika
kromosom X mengandung gen buta warna maka akan langsung menderita buta warna
(XcbY).
3. Anemia sel sabit (sickle cell)
Pada penderita anemiasel sabit ini, hbs (hemoglobin sickle cell) mengendap pada daerah
tertentu di erotrosit sehingga erotrosit bentuknya seperti bulan sabit dan affinitas terhadap
oksigen rendah.
4. Brakidaktili, sindaktili, dan polidaktili
Cacat ini menyerang jari kaki dan tangan. Brakidaktili adalah cacat yang menyebabkan jari-
jari menjadi pendek. Sindaktili adalah cacat yang menyebabkan jari-jari tangan atau kaki
saling berlekatan. Polidaktili adalah cacat yang menyebabkan jumlah jari lebih dari 5.
Gambar 3.9 (a) jari normal, (b) polidaktili), (c) brakidaktili, (d) sindaktili
5. Hemofilia
Hemofilia merupakan kelainan dengan ciri darah penderita sulit menggumpal ketika terjadi
luka pada bagian tubuh tertentu, yang disebabkan tidak dihasilkannya faktor penggumpalan
darah dalam tubuh seseorang. Saat penderita hemofilia mengalami luka disertai pecahnya
pembuluh darah, maka darah akan terus mengalir keluar dan sukar membeku sehingga
penderita dapat mengalami kekurangan darah dan dapat menyebabkan kematian.
Gen hemofilia terletak pada kromosom X dan sering ditandai dengan lambang X h (huruf X
sebagai penanda jenis kromosom, huruf h sebagai penanda gen hemofilia). Jika wanita
memiliki salah satu kromosom X yang mengandung gen hemofilia (memiliki genotipe X hX),
maka ia akan menjadi pembawa (carrier) kelainan hemofilia. Wanita dengan kedua
kromosom X mengandung gen hemofilia (memiliki genotipe X hXh) akan meninggal (letal)
pada saat dilahirkan. Seorang laki-laki memiliki satu kromosom X saja, sehingga orang laki-
laki yang menderita hemofilia adalah laki-laki yang memiliki kromosom X yang
mengandung gen hemofilia (XhY).
Sumber: www.ehealthyblog.com
Gambar 3.10 Luka pada Orang yang Menderita Hemofilia
Secara garis besar ada 4 manfaat pemuliaan tumbuhan, yaitu meningkatkan kualitas tumbuhan,
meliputi perbaikan dalam ukuran, rasa, warna dan kandungan zat-zatnya; mengembangkan
tumbuhan yang kebal terhadap penyakit; bila tumbuhan mengandung metabolit sekunder, maka
metabolit sekunder tersebut dapat ditingkatkan;, tumbuhan lebih maksimal sebagai penyimpanan
tepung atau cadangan makanan.
Bibit unggul pada hewan dapat kamu lihat antara lain pada sapi, domba, dan ayam. Sapi unggul
misalnya: sapi Fresian, sapi Santa getrudis, sapi Hareford, sapi Murray Grey, dan sapi Aberdeen
Angus. Domba unggul misalnya: domba Poll dorset, domba Merino, dan domba Leicester. Ayam
unggul misalnya: ayam Lehorn, ayam Minorca, light sussex, ayam Barred plymouth, ayam Rhode
Island Red, dan ayam Wyndotte.
Gambar 3.11 Beberapa contoh sapi jenis unggul (a) sapi fresian, (b) sapi santa getrudis,
(c) sapi hereford, (d) sapi murray grey, (e) sapi aberdeen angus.
Gambar 3.14 (a) Jagung Varietas Bima-14 Batara, (b) Padi Varietas IPB 4S
2. Mutasi Buatan
Mutasi merupakan peristiwa perubahan genetik (gen atau kromosom) dari suatu individu yang
sifatnya menurun. Peristiwa terjadinya mutasi disebut mutagenesis. Makhluk hidup yang mengalami
mutasi disebut mutan dan faktor penyebab mutasi disebut mutagen. Sifat-sifat mutasi biasanya jarang
terjadi secara alami, dan jika terjadi biasanya merugikan terhadap makhluk hidup mutannya.
Mutasi yang disengaja oleh manusia tersebut dinamakan mutasi buatan. Mutasi buatan banyak
dilakukan terhadap tanaman.
Mutasi buatan dilakukan manusia dengan berbagai cara, salah satu caranya adalah dengan
radiasi. Contoh padi Atomita I, II, III, IV, Cilosari, dan Situ Gunting. Lima varietas yang pertama
merupakan padi lahan basah (memerlukan irigasi teknis) sedangkan satu varietas terakhir merupakan
padi lahan kering (gogo).
UJI KOMPETENSI 3
A. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang benar !
1. Di bawah ini terdapat beberapa macam
genotipe: Untuk soal nomor 8 - 9 perhatikan persilangan
1. AaBb 3. CcDd 5. aaDD berikut!
2. Aabb 4. CcDD
Jeruk berbuah manis (MM) disilangkan dengan
Genotipe yang heterozigot sempurna
jeruk berbuah asam (mm). F1 yang dihasilkan
ditunjukkan oleh nomor ….
adalah jeruk berbuah manis (Mm). Jika sesama F1
A. 1 dan 3 C. 3 dan 4
disilangkan maka dihasilkan keturunan kedua (F2)
B. 2 dan 3 D. 4 dan 4
sebagai berikut:
2. Sifat warna bunga merah dan bentuk biji M M
lonjong merupakan contoh ….
A. fenotipe C. gen M MM Mm
B. genotipe D. Kromosom m Mm mm
13. Dalam suatu persilangan, sifat resesif tidak 16. Jika sapi gemuk (GG) dikawinkan dengan sapi
tampak pada fenotip keturunannya jika…. kurus (gg) maka keturunannya berupa sapi
A. gen resesif hilang ….
B. gen resesif berpasangan dengan gen A. gemuk, bergenotipe Gg
dominan B. gemuk, bergenotipe GG
C. gen dominan bertambah C. kurus, bergenotipe Gg
D. gen resesif berkurang D. kurus, bergenotipe gg
14. Perhatikan diagram papan catur persilangan 17. Jambu berbuah besar (BB) disilangkan dengan
berikut ini! jambu berbuah kecil (bb). Keturunan pada F2
M M yang resesif adalah jambu ….
M MM Mm A. besar, bergenotipe BB
M Mm mm B. besar, bergenotipe Bb
Jika diketahui M = merah dan m = putih serta C. kecil, bergenotipe Bb
M dominan terhadap m, maka perbandingan D. kecil, bergenotipe bb
fenotipe pada F2 adalah ….
A. 1 merah : 2 merah muda : 1 putih 18. Keturunan pertama (F1) dari persilangan
B. 3 merah : 1 putih antara tanaman padi berbatang tinggi (Tt)
C. 1 merah : 2 putih : 1 merah muda dengan tanaman padi berbatang rendah (tt)
D. 1 merah : 3 putih adalah ….
A. 25 % padi tinggi (TT)
15. Persilangan antarsesama F1 menghasilkan F2 B. 50 % padi tinggi (TT)
dengan perbandingan genotipe MM : Mm : C. 50 % padi tinggi (Tt)
mm = 1 : 2 : 1. Jika diketahui gen M dominan D. 100 % padi tinggi (Tt)
terhadap gen m, kemungkinan untuk
mendapatkan individu homozigot resesif
adalah ….
A. 25 % C. 75%
B. 50 % D. 100%