2. GENETIKA
Percobaan Mendel
Sifat-sifat hereditas pertama kali dianalisa oleh Gregor Mendel pada awal
tahun 1860-an (1822-1884) dengan menyilangkan tanaman ercis (Pisum sativum)
dari berbagai morfologi. Yang terpenting ialah ia tidak hanya mencatat penampilan
sifat-sifat khusus pada keturunan generasi pertama, tetapi juga mempelajari
persilangan antara keturunan-keturunan tersebut, maupun antara keturunan
dengan tanaman induk asalnya. Beberapa alasan Mendel menggunakan kacang
ercis untuk percobaan genetika adalah karena (1) mudah tumbuh dan siklus
hidupnya tidak lama, (2) dapat mengadakan penyerbukan sendiri dan
penyerbukan silang, (3) memiliki beberapa sifat yang menyolok, antara lain
batangnya yang tinggi dan rendah, buah yang penuh dan berkerut serta
umumnya berwarna kuning dan hijau, biji yang bulat dan kisut serta berwarna
kuning dan hijau, bunga yang letaknya aksilar dan terminal serta warnanya ungu
dan putih.
Percobaan Mendel ini membawanya pada kesimpulan bahwa banyak sifat
ercis itu dikendalikan oleh dua faktor tertentu (yang kemudian disebut gen), yang
berasal dari induk jantan dan induk betina. Selanjutnya Mendel mencatat bahwa
berbagai sifat yang dipelajari tidak tersusun bersama sehingga dapat disimpulkan
bahwa sifat tersebut berasal dari unit-unit hereditas yang terpisah. Yang juga
penting adalah bahwa Mendel membedakan berbagai penampilan fisik suatu
organisme, yang sekarang disebut fenotip dengan komposisi genetik yang tepat
dari suatu organisme, yaitu genotip-nya. Mendel menyadari bahwa gen-gen
tertentu (gen-gen dominan) dapat mewujudkan diri jika mereka hanya terdapat
dalam satu kopi saja, sedangkan gen-gen lainnya (gen-gen resesif) memerlukan
dua kopi untuk dapat mewujudkan diri.
Dalam salah satu percobaannya, Mendel menyilangkan ercis varietas biji
bulat dengan varietas biji keriput. Generasi ini disebut parental (tetua atau induk).
Biji yang dihasilkan dari persilangan ini adalah bulat-bulat (tidak ada bentuk
pertengahan) dan disebut generasi hibrid (organisme yang dihasilkan oleh tetua
Hukum Mendel
Hukum Mendel I disebut juga Hukum Segregasi yang berlaku untuk
persilangan monohibrid, menyatakan bahwa alel memisah (bersegregasi) satu
dari yang lain selama pembentukan gamet-gamet (sel-sel kelamin). Alel ialah
pasangan gen yang terdapat pada lokus yang sama dalam kromosom homolog
Hukum Mendel II disebut juga Hukum Pemisahan dan Pengelompokan
Secara Bebas (Independent Assortment), mengemukakan bahwa pasangan gen
berbeda yang sedang bersegregasi akan berpadu atau mengelompok secara
bebas.
Jika pada parental biji bulat mengandung dua gen identik untuk biji bulat
yang ditentukan sebagai RR dan parental biji keriput mengandung dua gen biji
keriput yang ditentukan sebagai rr, maka kedua parental itu disebut homozigot
bagi sifatnya masing-masing. Dalam pembentukan gamet-gamet gen-gen itu
berpisah. Nukleus sperma atau telur yang manapun (gamet) dari parental biji bulat
akan membawa alel R, sedangkan gamet dari biji keriput akan membawa alel r.
Persilangan Monohibrid
1. Disilangkan antara kacang ercis bunga ungu (MM) yang dominan dengan
bunga putih (mm) yang resesif.
P : MM (Ungu) x mm (Putih)
Gamet : M m
F1 : Mm (Ungu)
Jika F1 (bunga ungu) disilangkan dengan F1 (bunga ungu)
Mm x Mm
Gamet : M,m M,m
F2 :
♂ M m
♀
M MM (Ungu) Mm (Ungu)
m Mm (Ungu) Mm (Putih)
Sifat Intermediat
m Mm (Merah mm (putih)
muda)
Persilangan Dihibrid
Contoh persilangan dihibrid ialah antara kacang ercis berbiji warna kuning
berbentuk bulat (KKBB) sebagai parental yang mempunyai sifat-sifat dominan,
dengan kacang ercis yang bijinya hijau dan keriput (kkbb) sebagai yang resesif.
P : KKBB (Kuning bulat) x kkbb (Hijau keriput)
Gamet : KB kb
F1 : KkBb (Kuning bulat)
Jika F1 (Kuning bulat) disilangkan dengan F1 (Kuning bulat)
KkBb x KkBb
Gamet : KB, Kb, kB, kb KB, Kb, kB, kb
F2 :
♂ KB Kb kB kb
♀
KB KKBB KKBb KkBB KkBb
(Kuning bulat) (Kuning (Kuning bulat) (Kuning bulat)
bulat)
Kb KKBb KKbb KkBb Kkbb
(Kuning bulat) (Kuning kisut) (Kuning bulat) (Kuning kisut)
kB KkBB KkBb kkBB kkBb
(Kuning bulat) (Kuning (Hijau bulat) (Hijau kisut)
bulat)
kb KkBb Kkbb kkBb Kkbb
(Kuning bulat) (Kuning kisut) (Hijau bulat) (Hijau kisut)
Atau:
1 KKBB 1 KKbb 1 kkBB 1 kkbb
2 KKBb 2 Kkbb 2 kkBb
2 KkBB
1 KkBb
9 K-B 3 K-bb 3 kk-B 1 kkbb
9 kuning 3 kuning 3 hijau 1 hijau
bulat keriput bulat keriput
Terdapat dua jenis kromosom pada manusia, yaitu (1) autosom (kromosom
tubuh) yang tidak berhubungan dengan jenis kelamin, misalnya pada manusia
terdapat 22 autosom, (2) kromosom kelamin yang merupakan kromosom penentu
jenis kelamin. Pada manusia, wanita memiliki kromosom kelamin XX dan pria
memiliki kromosom XY. Jadi manusia memiliki 46 kromosom yang terdiri atas: 22
pasang autosom dan 1 pasang kromosom kelamin, sehingga berjumlah 23
pasang. Kelainan-kelainan pada manusia yang diakibatkan oleh gen-gen yang
terpaut kelamin misalnya buta warna dan hemofilia. Contoh-contoh penurunan
sifat yang terpaut kelamin:
1. Seorang wanita carrier hemofolia (Hh) menikah dengan pria normal.
Bagaimana kemungkinan anak-anaknya?
P : XHXh x XHY
Gamet : X H, Xh XH, Y
XHXH XHY H
X X h XhY
♀ Normal ♂ Normal ♀ Carrier ♂ Hemofilia
2. Seorang wanita normal (B) menikah dengan pria buta warna (b). Bagaimana
kemungkinan anak-anaknya?
P : XBXB x XbY
Gamet : XB Xb, Y
XBXb XBY XBXb XBY
♀ Carrier ♂ Normal ♀ Carrier ♂ Normal
Jadi, semua anak wanita carrier, anak pria normal
Model tiga dimensi DNA pertama kali ditemukan oleh James Watson dan
Francis Crick pada tahun 1953 (Gambar 2). Model yang dikembangkan oleh
kedua ilmuwan ini dapat mengagambarkan fungsi DNA untuk menyimpan dan
Tabel 1. Komponen utama DNA (Deoksiribo nucleic acid) dan RNA (Ribo nucleic acid)
Asam DNA RNA
Nukleat
Faktor Pembeda
Struktur Pita ganda berpilin (double Pita tunggal (single strand)
helix)
Susunan Kimia Gula : Deoksiribosa Gula : Ribosa
Basa : Timin (T) Basa : Urasil (U)
Lokasi/letak Umumnya terdapat pada mRNA : terdapat pada nukleus dan
kromosom sitoplasma
rRNA : terdapat pada ribosom
tRNA : terdapat pada sitoplasma
Fungsi Memberikan informasi genetik mRNA : menerima informasi
dengan peranannya sebagai genetik dari DNA dan
autokatalis yaitu dapat membawanya ke ribosom untuk
mensistesis dirinya sendiri dan sintesis protein
sebagai heterokatalis yaitu rRNA : membantu proses sintesis
dapat mensintesis RNA dan protein yang terjadi di ribosom
protein. tRNA : mengikat asam amino yang
telah berenergi dan membawanya
ke ribosom untuk pembentukan
protein.
Replikasi DNA
asal replikasi. Panjang DNA yang direplikasikan mulai dari satu titik asal replikasi
disebut replikon. Dari setiap titik asal replikasi dua utas DNA mulai terpisah
(membentuk bubble). Pembentukan dua utas baru DNA dari titik ini adalah dua
arah masing-masing menjauhi titik asal replikasi, sehingga terbentuk dua garpu
replikasi. Pada molekul DNA eukariotik terdapat banyak titik asal, sedangkan
pada prokariotik hanya ada 1 titik asal replikasi. Replikasi akan berjalan ke dua
arah (dwi arah), sampai terbentuk DNA baru.
Mekanisme replikasi DNA terdiri dari 3 tahap yaitu : Tahap Inisiasi (awal),
Tahap Pemanjangan dan Tahap Terminasi (akhir)
Tahap inisiasi
Pada tahap ini, terjadi penguraian 2 utas benang DNA yang berpilin. Pada
DNA bakteri E.coli, pembukaan heliks ganda dengan (1) pemutusan ikatan
hidrogen antara basa-basa nitrogen oleh enzim helikase, (2) penempelan protein
destabilikasi heliks (HDP) pada utas-utas yang telah terbuka untuk mencegah
kedua utas tersebut bergabung kembali, dan (3) penghilangan ketegangan pada
pangkal percabangan. Ketegangan ini terjadi karena dibukanya pilinan benang
DNA. Keadaan ini dihilangkan dengan cara pemotongan salah satu utas,
sehingga bisa terjadi rotasi. Pekerjaan ini dilakukan oleh enzim topoisomerase
dan setelah hilang ketegangan, enzim tersebut akan kembali menyambung utas
tersebut. Utas yang telah terbuka ini terlihat dalam bentuk garpu (cabang), dan
yang satu mempunyai arah 5'-3', sedangkan yang lain mempunyai arah 3'-5'.
Tahap pemanjangan
Tahap terminasi
Pada proses sintesis utas DNA anak yang melibatkan RNA primer, setelah
ruas DNA anak dibentuk, RNA primer tersebut dikeluarkan (dipotong) agar ruas-
ruas DNA anak itu dapat disambung. Proses pembuangan RNA primer tersebut
dikataliser oleh enzim eksonuklease 5'-3' karena pemotongan ikatan dilakukan
dari arah ujung 5'. Enzim ini juga berfungsi untuk mengisi tempat primer RNA
dengan deoksiribonukleotida yang sesuai (komplementer dengan nukleotida
cetakan), di samping berfungsi sebagai editor (penyunting) pada arah 5'-3' untuk
membuang nukleotida-nukleotida yang salah dalam peletakannya (perpasangan
keliru). Penyuntingan pada benang DNA arah 3'- 5', dilakukan oleh enzim
eksonuklease 3'- 5'. Proses penyambungan ruas-ruas (fragmen-fragmen) DNA
anak dilakukan oleh enzim DNA ligase.
Suatu gen dibatasi oleh titik awal (promotor) dan titik akhir (terminator).
Informasi genetik yang tersimpan pada DNA dipindahkan ke RNA selama tahap-
tahap awal ekspresi gen-gen. Proses pembentukan RNA berdasarkan urutan
nukleotida-nukleotida pada DNA yang merupakan cetakan (template) dalam
pembentukan RNA disebut transkripsi. Selanjutnya urutan nukleotida pada RNA
mampu untuk mengarahkan pembentukan urutan asam-asam amino pada proses
sintesis protein, proses ini disebut translasi. Komponen-komponen dalam
transkripsi meliputi (1) Prekursor RNA, yaitu Ribonukleosida Triphosfat, (2) Utas
DNA cetakan (template), (3) Enzim RNA polimerase (transkriptase), dan (4)
Protein-protein khusus (faktor T dan faktor P).
Tahap-tahap transkripsi RNA
meliputi tahap: inisiasi (awal),
pemanjangan, dan terminasi (akhir).
Pada tahap inisiasi, enzim RNA
polimerase mengenali titik-titik
permulaan transkripsi, dengan bantuan
suatu protein khusus yang disebut faktor
transkripsi. Pada tahap pemanjangan,
Jenis-jenis RNA
Tangkai dan jari tersebut terbentuk dari molekul primer yang berpasangan
dan pada ujung ke-3 jari terdapat simpul yang terbentuk dari lengkungan rantai
primer yang basanya tidak berpasangan. Ketiga simpul tersebut adalah Simpul
TYC (TPC), Simpul Antikodon, dan Simpul Dihidrouridin. Pada simpul antikodon
terdapat 3 basa berurutan yang nantinya akan berpasangan dengan 3 basa pada
molekul mRNA.
Tahap aktivasi
Tahap inisiasi
Tahap pemanjangan
Jika pergeseran kodon mRNA sudah sampai pada kode penghentian (yaitu
UAG, UGA atau UAA) maka proses di atas terhenti. Kodon-kodon penghentian
tersebut tidak melambangkan asam amino apapun serta tidak dapat mengarahkan
tRNA ke posisi A. Polipeptida yang sudah selesai tersambung tetap terkait pada
tRNA terakhir pada posisi P. Ini menyebabkan bekerjanya suatu faktor (protein)
Sandi Genetik
Suatu urutan tiga nukleotida (triplet) pada mRNA mengkodekan suatu asam
amino pada proses sintesis protein. Triplet yang demikian disebut kodon. Karena
terdapat 4 macam basa nitrogen terdapat pada mRNA, dan setiap urutan tiga
basa-basa nitrogen itu merupakan kodon, sehingga dari 4 macam basa nitrogen
itu dapat disusun 43 = 64 kodon yang berbeda. Ini mengkodekan 20 asam amino
yang dapat ditemui pada setiap makhluk hidup. Karena ada 3 kodon tidak
menghasilkan asam amino (yaitu kodon stop atau kodon nonsense), berarti
terdapat 61 kodon yang mengkodekan 20 asam amino. Asam-asam amino itu,
kecuali methionin dan triptofan, dikodekan oleh dua atau lebih kodon. Hasil
penelitian dari Nirenberg (1960), Yanofsky dkk.(1963), Khorona (1964), Terzaghi
dkk. (1966) dan Covy (1970) menghasilkan suatu tabel kode genetik untuk 20
asam amino tersebut (Tabel 2).
teknologi rekombinan ini, kemudian disisipkan kepada DNA suatu vektor, seperti
plasmid bakteri atau virus (Gambar 9).
Selanjutnya vektor tersebut dimasukkan ke dalam suatu bakteri inang
melalui proses transformasi, sehingga vektor beserta gen asing yang dibawanya
dapat dilipatgandakan dan dipelajari lebih lanjut. Gen-gen asing yang ada pada
vektor tersebut dapat juga dipindahkan ke dalam sel makhluk hidup lainnya,
seperti tanaman dan hewan. Misalnya, DNA yang mengkodekan suatu protein
pada manusia dapat diisolasikan, dimodifikasikan dengan teknologi rekombinan
DNA, dan selanjutnya disisipkan pada suatu bakteri inang, sehingga protein dari
manusia itu dapat dihasilkan dalam jumlah besar pada kultur (pembiakan) bakteri.
Dengan demikian teknologi rekonbinan meliputi tiga tahap penting yaitu:
1. DNA diisolasi atau diambil dari makhluk hidup asal, dipotong-potong dan
disambung-sambung, dan disisipkan ke dalam molekul pembawa atau vektor,
misalnya yang berupa plasmid atau phage sehingga terbentuk molekul DNA
rekombinan, untuk disimpan, diperbanyak dan dimanupulasi lebih lanjut.
2. Molekul DNA rekombinan dimasukkan ke dalam inang dengan cara
transformasi dan di dalam sel inang vektor beserta DNA asing tersebut
memperbanyak diri.
3. DNA rekombinan itu dapat dimanfaatkan dengan mentransfernya ke dalam
makhluk hidup lain, seperti bakteri lain, tanaman dan hewan, melalui teknik
transformasi.
Teknologi rekombinan DNA mempunyai kekuatan untuk membantu
mempelajari struktur dan pengendalian gen-gen. Teknologi ini juga
memungkinkan untuk menghasilkan makhluk-makhluk hidup, seperti bakteri,
tanaman dan hewan, yang dimodifikasikan sehingga menjadi berbeda sifat dari
aslinya dan sangat menguntungkan bagi umat manusia.