Anda di halaman 1dari 16

Bab 2.

Genetika– Biologi Umum 1

2. GENETIKA

Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat keturunan. Semua


makhluk hidup mewariskan sifat-sifat menurun dari generasi ke generasi karena
adanya gen-gen yang mengendalikan sifat-sifat tersebut. Hereditas adalah sifat
yang diturunkan dari tetua pada keturunannya. Unit yang berperan dalam
menurunkan sifat adalah gen yang terdapat pada kromosom.

Pola Pewarisan Sifat

Percobaan Mendel

Sifat-sifat hereditas pertama kali dianalisa oleh Gregor Mendel pada awal
tahun 1860-an (1822-1884) dengan menyilangkan tanaman ercis (Pisum sativum)
dari berbagai morfologi. Yang terpenting ialah ia tidak hanya mencatat penampilan
sifat-sifat khusus pada keturunan generasi pertama, tetapi juga mempelajari
persilangan antara keturunan-keturunan tersebut, maupun antara keturunan
dengan tanaman induk asalnya. Beberapa alasan Mendel menggunakan kacang
ercis untuk percobaan genetika adalah karena (1) mudah tumbuh dan siklus
hidupnya tidak lama, (2) dapat mengadakan penyerbukan sendiri dan
penyerbukan silang, (3) memiliki beberapa sifat yang menyolok, antara lain
batangnya yang tinggi dan rendah, buah yang penuh dan berkerut serta
umumnya berwarna kuning dan hijau, biji yang bulat dan kisut serta berwarna
kuning dan hijau, bunga yang letaknya aksilar dan terminal serta warnanya ungu
dan putih.
Percobaan Mendel ini membawanya pada kesimpulan bahwa banyak sifat
ercis itu dikendalikan oleh dua faktor tertentu (yang kemudian disebut gen), yang
berasal dari induk jantan dan induk betina. Selanjutnya Mendel mencatat bahwa
berbagai sifat yang dipelajari tidak tersusun bersama sehingga dapat disimpulkan
bahwa sifat tersebut berasal dari unit-unit hereditas yang terpisah. Yang juga
penting adalah bahwa Mendel membedakan berbagai penampilan fisik suatu
organisme, yang sekarang disebut fenotip dengan komposisi genetik yang tepat
dari suatu organisme, yaitu genotip-nya. Mendel menyadari bahwa gen-gen
tertentu (gen-gen dominan) dapat mewujudkan diri jika mereka hanya terdapat
dalam satu kopi saja, sedangkan gen-gen lainnya (gen-gen resesif) memerlukan
dua kopi untuk dapat mewujudkan diri.
Dalam salah satu percobaannya, Mendel menyilangkan ercis varietas biji
bulat dengan varietas biji keriput. Generasi ini disebut parental (tetua atau induk).
Biji yang dihasilkan dari persilangan ini adalah bulat-bulat (tidak ada bentuk
pertengahan) dan disebut generasi hibrid (organisme yang dihasilkan oleh tetua

JURUSAN BIOLOGI – FMIPA UNPATTI


Bab 2. Genetika– Biologi Umum 2

yang secara genetik berlainan) atau F 1. Kemudian Mendel menyilangkan sesama


F1 dan menghasilkan generasi F2 yang berbiji bulat dan keriput dengan
perbandingan 2,96 : 1. Fakta ini menunjukkan bahwa bila ercis biji bulat
disilangkan dengan ercis biji keriput, maka biji bulat meneruskan suatu faktor
pengendali kepada keturunannya (F1). Munculnya kembali ercis keriput pada
generasi F2 menunjukkan bahwa F1 juga mengandung suatu faktor keadaan biji
keriput. Ciri-ciri yang diteruskan tanpa perubahan kepada generasi F 1 disebut
dominan, sedangkan ciri-ciri yang tersembunyi dalam F 1 tetapi muncul kembali
pada F2 disebut resesif.

Hukum Mendel
Hukum Mendel I disebut juga Hukum Segregasi yang berlaku untuk
persilangan monohibrid, menyatakan bahwa alel memisah (bersegregasi) satu
dari yang lain selama pembentukan gamet-gamet (sel-sel kelamin). Alel ialah
pasangan gen yang terdapat pada lokus yang sama dalam kromosom homolog
Hukum Mendel II disebut juga Hukum Pemisahan dan Pengelompokan
Secara Bebas (Independent Assortment), mengemukakan bahwa pasangan gen
berbeda yang sedang bersegregasi akan berpadu atau mengelompok secara
bebas.
Jika pada parental biji bulat mengandung dua gen identik untuk biji bulat
yang ditentukan sebagai RR dan parental biji keriput mengandung dua gen biji
keriput yang ditentukan sebagai rr, maka kedua parental itu disebut homozigot
bagi sifatnya masing-masing. Dalam pembentukan gamet-gamet gen-gen itu
berpisah. Nukleus sperma atau telur yang manapun (gamet) dari parental biji bulat
akan membawa alel R, sedangkan gamet dari biji keriput akan membawa alel r.

Persilangan Monohibrid

1. Disilangkan antara kacang ercis bunga ungu (MM) yang dominan dengan
bunga putih (mm) yang resesif.
P : MM (Ungu) x mm (Putih)
Gamet : M m
F1 : Mm (Ungu)
Jika F1 (bunga ungu) disilangkan dengan F1 (bunga ungu)
Mm x Mm
Gamet : M,m M,m
F2 :
♂ M m

M MM (Ungu) Mm (Ungu)

m Mm (Ungu) Mm (Putih)

JURUSAN BIOLOGI – FMIPA UNPATTI


Bab 2. Genetika– Biologi Umum 3

Ratio Fenotipe : Ungu : Putih = 3 : 1


Ratio Genotipe : MM : Mm, Mm : mm = 1 : 2 : 1

2. Disilangkan antara marmut berambut hitam (AA) yang dominan dengan


berambut putih (aa) yang resesif.
P : AA (Hitam) x aa (Putih)
Gamet : A a
F1 : Aa (Rambut Hitam)
Jika F1 (rambut hitam) disilangkan dengan F1 (rambut
hitam)
Aa x Aa
Gamet : A,a A,a
F2 : ♂ A a

A AA (Rambut Aa (Rambut hitam)
hitam)

a Aa (Rambut aa (Rambut putih)


hitam)

Ratio Fenotipe : Rambut hitam : Rambut putih = 3 : 1


Ratio Genotipe : AA : Aa, Aa : aa = 1 : 2 : 1

Uji Silang (Testcross)

Testcross ialah perkawinan antara individu F 1 dengan induk homozigot


resesif. Misalnya, disilangkan kacang ercis bunga ungu (MM) dominan dengan
bunga putih (mm) yang resesif. Semua tanaman F 1 berbunga ungu. Jika diuji-
silang tanaman F1 dengan induk homozigot resesif, generasi F2-nya adalah
sebagai berikut :
P : MM (Ungu) x mm (Putih)
Gamet : M m
F1 : Mm (Ungu)
Testcross
Mm x mm
Gamet : M,m m,m
F2 :
♂ M m

m Mm (Ungu) mm (Putih)

Ratio Fenotipe : Ungu : Putih = 1 : 1


Ratio Genotipe : Mm : mm = 1 : 1

JURUSAN BIOLOGI – FMIPA UNPATTI


Bab 2. Genetika– Biologi Umum 4

Sifat Intermediat

Sebagai contoh, disilangkan tanaman bunga pukul empat (Mirabilis jalapa).


Jika serbuk sari berasal dari tanaman homozigot berbunga merah (MM) dan putik
yang berasal dari tanaman homozigot berbunga putih (mm), generasi F 1-nya
adalah tanaman heterozigot merah muda (Mm). Jika tanaman F 1 disilangkan
sesamanya menghasilkan generasi F2 dengan perbandingan fenotipnya merah :
merah muda : putih = 1 : 2 : 1.
P : ♂ MM (Merah) x ♀ mm (Putih)
Gamet : M m
F1 : Mm (Merah muda)
F1 x F1 : Mm (Merah muda) x Mm (Merah muda)
Gamet : M dan m M dan m
F2 :
♂ M M

M MM (Merah) Mm (Merah muda)

m Mm (Merah mm (putih)
muda)

Ratio Fenotipe : Merah : Merah muda : Putih = 1 : 2 : 1


Ratio Genotipe : MM : Mm : mm = 1 :
2 1

Persilangan Dihibrid

Contoh persilangan dihibrid ialah antara kacang ercis berbiji warna kuning
berbentuk bulat (KKBB) sebagai parental yang mempunyai sifat-sifat dominan,
dengan kacang ercis yang bijinya hijau dan keriput (kkbb) sebagai yang resesif.
P : KKBB (Kuning bulat) x kkbb (Hijau keriput)
Gamet : KB kb
F1 : KkBb (Kuning bulat)
Jika F1 (Kuning bulat) disilangkan dengan F1 (Kuning bulat)
KkBb x KkBb
Gamet : KB, Kb, kB, kb KB, Kb, kB, kb
F2 :
♂ KB Kb kB kb

KB KKBB KKBb KkBB KkBb
(Kuning bulat) (Kuning (Kuning bulat) (Kuning bulat)
bulat)
Kb KKBb KKbb KkBb Kkbb
(Kuning bulat) (Kuning kisut) (Kuning bulat) (Kuning kisut)
kB KkBB KkBb kkBB kkBb
(Kuning bulat) (Kuning (Hijau bulat) (Hijau kisut)

JURUSAN BIOLOGI – FMIPA UNPATTI


Bab 2. Genetika– Biologi Umum 5

bulat)
kb KkBb Kkbb kkBb Kkbb
(Kuning bulat) (Kuning kisut) (Hijau bulat) (Hijau kisut)
Atau:
1 KKBB 1 KKbb 1 kkBB 1 kkbb
2 KKBb 2 Kkbb 2 kkBb
2 KkBB
1 KkBb
9 K-B 3 K-bb 3 kk-B 1 kkbb
9 kuning 3 kuning 3 hijau 1 hijau
bulat keriput bulat keriput

Penurunan Sifat Yang Terpaut Kelamin

Terdapat dua jenis kromosom pada manusia, yaitu (1) autosom (kromosom
tubuh) yang tidak berhubungan dengan jenis kelamin, misalnya pada manusia
terdapat 22 autosom, (2) kromosom kelamin yang merupakan kromosom penentu
jenis kelamin. Pada manusia, wanita memiliki kromosom kelamin XX dan pria
memiliki kromosom XY. Jadi manusia memiliki 46 kromosom yang terdiri atas: 22
pasang autosom dan 1 pasang kromosom kelamin, sehingga berjumlah 23
pasang. Kelainan-kelainan pada manusia yang diakibatkan oleh gen-gen yang
terpaut kelamin misalnya buta warna dan hemofilia. Contoh-contoh penurunan
sifat yang terpaut kelamin:
1. Seorang wanita carrier hemofolia (Hh) menikah dengan pria normal.
Bagaimana kemungkinan anak-anaknya?
P : XHXh x XHY
Gamet : X H, Xh XH, Y
XHXH XHY H
X X h XhY
♀ Normal ♂ Normal ♀ Carrier ♂ Hemofilia

2. Seorang wanita normal (B) menikah dengan pria buta warna (b). Bagaimana
kemungkinan anak-anaknya?
P : XBXB x XbY
Gamet : XB Xb, Y
XBXb XBY XBXb XBY
♀ Carrier ♂ Normal ♀ Carrier ♂ Normal
Jadi, semua anak wanita carrier, anak pria normal

Sifat Kimiawi Gen

JURUSAN BIOLOGI – FMIPA UNPATTI


Bab 2. Genetika– Biologi Umum 6

Secara struktural, komponen utama dari


gen adalah asam-asam nukleat, yaitu DNA.
Dua komponen utama kromosom yaitu: (1)
asam deoksiribonukleat (DNA) dan (2) suatu
kelas protein kecil yang bermuatan positif,
yaitu histon yang bersifat basa sehingga
menetralkan keasaman DNA. Pada akhir
abad ke-19 telah ditemukan bahwa sel
mempunyai suatu asam nukleat jenis kedua
yaitu asam ribonukleat (RNA). Berbeda
dengan DNA yang secara spesifik terlokasi
Gambar 1. Basa-basa dari asam pada kromoson, RNA ditemukan dalam
nukleat sitoplasma maupun di dalan nukleus. Di
dalam nukleus, RNA terpusat sebagai
beberapa butiran padat yang melekat pada
kromosom. Setiap DNA dan RNA tersusun
dari
unsur pembangun asam nukleat yaitu nukleotida. Setiap nukleotida mengandung
satu gugusan fosfat, satu gula, dan sebuah basa purin atau pirimidin (molekul
berbentuk cincin pipih yang mengandung karbon dan nitrogen). Basa purin terdiri
atas adenin (A) dan guanin (G), sementara pasa pirimidin terdiri dari sitosin (C)
dan timin (T) (Gambar 1). Terdapat sifat DNA yang menarik yaitu bahwa
berapapun jumlah adenin (A) yang terdapat dalam hidrolisis DNA sutau
organisme, terdapat pula timin (T) dalam jumlah yang sama. Demikian pula
berapapun jumlah sitosin (C) akan sama dengan jumlah guanin (G). Nukelotida-
nukleotida dari DNA dan RNA terpaut satu sama lain oleh ikatan fosfodiester 5’-3’
yang teratur.

Gambar 2. Model DNA heliks ganda (double helix)

Model tiga dimensi DNA pertama kali ditemukan oleh James Watson dan
Francis Crick pada tahun 1953 (Gambar 2). Model yang dikembangkan oleh
kedua ilmuwan ini dapat mengagambarkan fungsi DNA untuk menyimpan dan

JURUSAN BIOLOGI – FMIPA UNPATTI


Bab 2. Genetika– Biologi Umum 7

mengadakan informasi. Pada model Watson-Crick, molekul DNA memiliki dua


rantai polinukelotida. Tulang punggung dri setiap rantai terdiri atas gugus fosfat
dan gula yang saling berselingan. Gugus fosfat yang terikat pada atom karbon 5”
dari satu gula terikat secara kovalen pada atom karbon 3’ dari gula berikutnya.
Kedua rantai tersebut saling terpilin seperti tangga spiral ganda, sehingga disebut
heliks ganda (double helix) dengan arah kedua rantai yang saling berlawanan.
Perbedaan DNA dan RNA dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Komponen utama DNA (Deoksiribo nucleic acid) dan RNA (Ribo nucleic acid)
Asam DNA RNA
Nukleat
Faktor Pembeda
Struktur Pita ganda berpilin (double Pita tunggal (single strand)
helix)
Susunan Kimia Gula : Deoksiribosa Gula : Ribosa
Basa : Timin (T) Basa : Urasil (U)
Lokasi/letak Umumnya terdapat pada mRNA : terdapat pada nukleus dan
kromosom sitoplasma
rRNA : terdapat pada ribosom
tRNA : terdapat pada sitoplasma
Fungsi Memberikan informasi genetik mRNA : menerima informasi
dengan peranannya sebagai genetik dari DNA dan
autokatalis yaitu dapat membawanya ke ribosom untuk
mensistesis dirinya sendiri dan sintesis protein
sebagai heterokatalis yaitu rRNA : membantu proses sintesis
dapat mensintesis RNA dan protein yang terjadi di ribosom
protein. tRNA : mengikat asam amino yang
telah berenergi dan membawanya
ke ribosom untuk pembentukan
protein.

JURUSAN BIOLOGI – FMIPA UNPATTI


Bab 2. Genetika– Biologi Umum 8

Dogma sentral biologi molekuler


merupakan salah satu konsep penting
untuk menjelaskan kerja gen dalam
mernbentuk rantai polipeptida, yaitu:
 DNA membawa kode untuk
pembentu-kan RNA melalui proses
yang disebut transkripsi.
 RNA dengan kode tertentu
membentuk protein melalui proses
translasi.
 Protein yang telah terbentuk tidak
menyu-sun suatu kode untuk
pembentukan protein, RNA, ataupun
DNA.
Gambaran tentang fungsi pemeli-
Gambar 3. Transfer informasi genetik haraan dan transfer informasi genetik
pada replikasi, transkripsi oleh dan dari DNA, ke RNA dan
dan translasi selanjutnya ke protein, yang meliputi
proses-proses replikasi, transkripsi dan
translasi (gambar 3).

Replikasi DNA

Penggandaan kromosom dimulai dari


proses pembentukan rantai dua
polinukleotida dari satu polinukleotida
sebelumnya dalam proses replikasi DNA.
Dalam proses ini masing-masing utas pada
double-helix menjadi cetakan (template)
untuk membentuk utas komplementernya.
Pada prinsipnya, replikasi DNA mempunyai
beberapa karakteristik:
1. Semi konservatif (Gambar 4)
2. Dimulai pada titik-titik tertentu sepanjang
DNA, disebut titik-titik asal replikasi
(replication origin).
3. Mempunyai dua arah (bidirectional).
Gambar 4. Replikasi DNA Secara
Semikoservatif
4. Arah pembentukan utas baru selalu dari
5' ke 3'.
5. Secara sebagian tidak sinambung (semi
discon-tinuous).
Replikasi DNA dimulai dari titik-titik
tertentu sepanjang kromatin yang disebut
titik-titik

JURUSAN BIOLOGI – FMIPA UNPATTI


Bab 2. Genetika– Biologi Umum 9

asal replikasi. Panjang DNA yang direplikasikan mulai dari satu titik asal replikasi
disebut replikon. Dari setiap titik asal replikasi dua utas DNA mulai terpisah
(membentuk bubble). Pembentukan dua utas baru DNA dari titik ini adalah dua
arah masing-masing menjauhi titik asal replikasi, sehingga terbentuk dua garpu
replikasi. Pada molekul DNA eukariotik terdapat banyak titik asal, sedangkan
pada prokariotik hanya ada 1 titik asal replikasi. Replikasi akan berjalan ke dua
arah (dwi arah), sampai terbentuk DNA baru.
Mekanisme replikasi DNA terdiri dari 3 tahap yaitu : Tahap Inisiasi (awal),
Tahap Pemanjangan dan Tahap Terminasi (akhir)

Tahap inisiasi

Pada tahap ini, terjadi penguraian 2 utas benang DNA yang berpilin. Pada
DNA bakteri E.coli, pembukaan heliks ganda dengan (1) pemutusan ikatan
hidrogen antara basa-basa nitrogen oleh enzim helikase, (2) penempelan protein
destabilikasi heliks (HDP) pada utas-utas yang telah terbuka untuk mencegah
kedua utas tersebut bergabung kembali, dan (3) penghilangan ketegangan pada
pangkal percabangan. Ketegangan ini terjadi karena dibukanya pilinan benang
DNA. Keadaan ini dihilangkan dengan cara pemotongan salah satu utas,
sehingga bisa terjadi rotasi. Pekerjaan ini dilakukan oleh enzim topoisomerase
dan setelah hilang ketegangan, enzim tersebut akan kembali menyambung utas
tersebut. Utas yang telah terbuka ini terlihat dalam bentuk garpu (cabang), dan
yang satu mempunyai arah 5'-3', sedangkan yang lain mempunyai arah 3'-5'.

Tahap pemanjangan

Pada tahap ini, pembentukan utas DNA baru mulai berlangsung.


Berdasarkan arah kedudukan nukleotida-nukleotida pada DNA induk (cetakan),
maka proses sintesis DNA anak dibedakan atas 2 cara yaitu (1) pembentukan
utas DNA anak yang berlangsung secara kontinyu yaitu pada utas cetakan (induk)
dengan arah 3'-5', yang dikatalisir oleh enzim DNA polimerase dan (2)
pEMBENTUKAN UTAS DNA ANAK SECARA TIDAK KONTINYU PADA UTAS CETAKAN DENGAN
ARAH 5'-3'.
Proses sintesis dimulai dari
pangkal percabangan dan bergerak ke
ujung utas cetakan. Proses sintesis
benang anak ini melibatkan 2 enzim
yaitu DNA polimerase dan RNA primase.
RNA primase berperanan dalam
mengawali sintesis dengan membentuk
benang RNA primer yang pendek. Hal
ini terjadi karena DNA polimerase tidak
mampu memulai sintesis DNA. Pada
RNA primer ini akan terikat
deoksiribonukleotida untuk membentuk

JURUSAN BIOLOGI – FMIPA UNPATTI


Bab 2. Genetika– Biologi Umum 10

Gambar 5. Proses replikasi DNA dan


benang DNA anak yang dilakukan oleh
pembentukan fragmen Okazaki
enzim DNA polimerase. DNA anak ini
berada dalam bentuk potongan-
potongan (ruas-ruas) yang dikenal
sebagai fragmen-fragmen Okazaki.
Fragmen-fragmen ini kemudian akan
bersam-
bung untuk membentuk utas DNA anak yang utuh. Proses-proses tersebut
digambarkan pada Gambar 5.

Tahap terminasi

Pada proses sintesis utas DNA anak yang melibatkan RNA primer, setelah
ruas DNA anak dibentuk, RNA primer tersebut dikeluarkan (dipotong) agar ruas-
ruas DNA anak itu dapat disambung. Proses pembuangan RNA primer tersebut
dikataliser oleh enzim eksonuklease 5'-3' karena pemotongan ikatan dilakukan
dari arah ujung 5'. Enzim ini juga berfungsi untuk mengisi tempat primer RNA
dengan deoksiribonukleotida yang sesuai (komplementer dengan nukleotida
cetakan), di samping berfungsi sebagai editor (penyunting) pada arah 5'-3' untuk
membuang nukleotida-nukleotida yang salah dalam peletakannya (perpasangan
keliru). Penyuntingan pada benang DNA arah 3'- 5', dilakukan oleh enzim
eksonuklease 3'- 5'. Proses penyambungan ruas-ruas (fragmen-fragmen) DNA
anak dilakukan oleh enzim DNA ligase.

Transkripsi (Sintesis RNA)

Suatu gen dibatasi oleh titik awal (promotor) dan titik akhir (terminator).
Informasi genetik yang tersimpan pada DNA dipindahkan ke RNA selama tahap-
tahap awal ekspresi gen-gen. Proses pembentukan RNA berdasarkan urutan
nukleotida-nukleotida pada DNA yang merupakan cetakan (template) dalam
pembentukan RNA disebut transkripsi. Selanjutnya urutan nukleotida pada RNA
mampu untuk mengarahkan pembentukan urutan asam-asam amino pada proses
sintesis protein, proses ini disebut translasi. Komponen-komponen dalam
transkripsi meliputi (1) Prekursor RNA, yaitu Ribonukleosida Triphosfat, (2) Utas
DNA cetakan (template), (3) Enzim RNA polimerase (transkriptase), dan (4)
Protein-protein khusus (faktor T dan faktor P).
Tahap-tahap transkripsi RNA
meliputi tahap: inisiasi (awal),
pemanjangan, dan terminasi (akhir).
Pada tahap inisiasi, enzim RNA
polimerase mengenali titik-titik
permulaan transkripsi, dengan bantuan
suatu protein khusus yang disebut faktor
transkripsi. Pada tahap pemanjangan,

JURUSAN BIOLOGI – FMIPA UNPATTI


Bab 2. Genetika– Biologi Umum 11

dengan bantuan enzim RNA polimerase,


prekursor-prekursor Ribonukleosida
triphosfat disambung untuk membentuk
RNA berdasarkan cetakan DNA yang
ditranskripsi. Tahap akhir akan terjadi
Gambar 6. Transkripsi (Sintesis RNA) apabila RNA polimerase sesudah
menemukan tanda akhir. Pada
prokariotik, pada tahap akhir ini suatu
protein yang disebut faktor Rho (P) akan
membebaskan enzim RNA polimerase
dari utas DNA template. Proses
transkripsi diilustrasikan pada Gambar
6.

Jenis-jenis RNA

Messenger RNA (mRNA) atau RNA duta


Jenis RNA ini merupakan molekul yang menjadi model dalam proses
sintesis protein. RNA ini dinamakan RNA duta karena merupakan perantara
antara DNA dan protein dan berfungsi sebagai pembawa pesan berupa informasi
genetik dari DNA ke protein.
Dalam translasi nantinya, rangkaian nukleotida mRNA diterjemahkan
menjadi rangkaian asam amino pada protein. Di dalam sel, mRNA tidak terdapat
secara permanen, tetapi akan dibentuk bila sel memerlukan protein dan setelah
sintesis protein berakhir mRNA akan terurai menjadi nukleotida-nukleotida
penyusunnya (mononukleotida).

Transfer RNA (tRNA) atau RNA pemindah


Molekul RNA ini berfungsi sebagai pemindah atau penterjemah pesan
genetik yang dibawa mRNA menjadi rangkaian asam amino. Molekul ini
mempunyai bentuk 3 dimensi yang tercipta melalui pelipatan molekul linier dan
terjadi ikatan Hidrogen antara basa-basa komplementer. Secara umum struktur
molekul tRNA memiliki bentuk dasar seperti daun semanggi (tangkai dengan 3
jari), dapat dilihat pada Gambar 7.

JURUSAN BIOLOGI – FMIPA UNPATTI


Bab 2. Genetika– Biologi Umum 12

Gambar 7. Skema tRNA

Tangkai dan jari tersebut terbentuk dari molekul primer yang berpasangan
dan pada ujung ke-3 jari terdapat simpul yang terbentuk dari lengkungan rantai
primer yang basanya tidak berpasangan. Ketiga simpul tersebut adalah Simpul
TYC (TPC), Simpul Antikodon, dan Simpul Dihidrouridin. Pada simpul antikodon
terdapat 3 basa berurutan yang nantinya akan berpasangan dengan 3 basa pada
molekul mRNA.

Ribosomal RNA (rRNA) atau RNA Ribosom


Molekul RNA ini yang menyusun kerangka ribosom bersama-sama dengan
protein. Pada bakteri E. coli, setiap ribosom disusun atas 2 bagian yaitu bagian
30 S (mengandung rRNA 16 S) dan bagian 50 S. Ribosom merupakan tempat
berlangsungnya proses sintesis protein. Pada saat proses sintesis protein akan
berlangsung, kedua bagian ribosom (30 S dan 50 S) akan bergabung
menghasilkan ribosom 70 S.

Translasi (Sintesis Protein)

Sintesis protein terjadi pada ribosom. Sintesis protein sebenarnya


merupakan kerjasama antara tiga komponen utama, yaitu mRNA yang membawa
informasi pengurutan asam-asam amino, tRNA yang membawa asam-asam
amino ke tempat sintesis, serta ribosom yang merupakan lokasi sintesis protein.
Di samping itu, untuk berlangsungnya proses ini diperlukan berbagai enzim dan
energi. Sintesis protein terdiri dari 4 tahap, yaitu Tahap Aktivasi, Inisiasi, Tahap
Pemanjangan dan Terminasi.

Tahap aktivasi

Tahap ini merupakan tahap


(reaksi) pengaktifan asam amino dan
pemberian muatan tRNA dengan
asam-asam amino yang sudah
diaktifkan itu. Reaksi ini mem-
butuhkan energi yang berasal dari
ATP dan dikatalisasi oleh enzim
amino-asil-tRNA sintase. Pada tahap
ini suatu tRNA diberi muatan dengan
sebuah asam amino yang akan

JURUSAN BIOLOGI – FMIPA UNPATTI


Bab 2. Genetika– Biologi Umum 13

digunakan dalam sintesis protein.


Jadi, tRNA harus berikatan dengan
asam amino yang dibawanya. Asam
amino yang dibawa-nya adalah asam
amino yang dilambangkan oleh kodon
yang komplementer dengan antikodon
yang ada padanya.

Tahap inisiasi

Pada tahap permulaan ini,


subunit ribosom yang kecil berikatan
dengan suatu protein pemula, dan jika
terdapat kode pemula (AUG) pada
Gambar 8. Proses translasi (sintesis protein) mRNA kompleks ini mengikat mRNA.
Kode AUG pada mRNA
menyebabkan terikatnya tRNA yang
membawa formylmethionin pada
bagian peptidylnya (P) karena tRNA
ini membawa antikodon terhadap
AUG tersebut. Ini menyebabkan
subunit ribosom besar terikat pada
kompleks yang sudah tersusun.

Tahap pemanjangan

Pada tahap perpanjangan, bagian aminoacyl (A) yang kosong menarik


tRNA yang mempunyai antikodon yang komple-menter dengan kodon-kodon yang
terdapat pada mRNA. mRNA itu bergeser dari arah 5' ke 3' kodon per kodon.
Proses ini me-nyebabkan tRNA pada posisi P terdorong keluar ribosom dan
posisinya digantikan oleh tRNA yang tadinya berada di posisi A. Sementara itu,
enzim peptidyl transferase terus-menerus memindahkan ujung carboxyl
polipeptida yang sedang dibentuk, dari tRNA di posisi P ke tRNA di posisi A serta
menyambungkannya dengan ikatan peptida. Ini mengakibatkan terbentuknya
polipeptida yang semakin panjang dan berurutan sesuai dengan kodon-kodon
yang dibawa oleh mRNA yang sedang ditranskripsi.

Tahap akhir (terminasi)

Jika pergeseran kodon mRNA sudah sampai pada kode penghentian (yaitu
UAG, UGA atau UAA) maka proses di atas terhenti. Kodon-kodon penghentian
tersebut tidak melambangkan asam amino apapun serta tidak dapat mengarahkan
tRNA ke posisi A. Polipeptida yang sudah selesai tersambung tetap terkait pada
tRNA terakhir pada posisi P. Ini menyebabkan bekerjanya suatu faktor (protein)

JURUSAN BIOLOGI – FMIPA UNPATTI


Bab 2. Genetika– Biologi Umum 14

yang membebaskan polipeptida itu dengan mengikatkan H 2O pada ujung carboxyl


sehingga ujung itu tertutup dengan C. Tahap-tahap sintesis protein dari inisiasi
sampai terminasi dapat dilihat pada Gambar 8.

Sandi Genetik

Suatu urutan tiga nukleotida (triplet) pada mRNA mengkodekan suatu asam
amino pada proses sintesis protein. Triplet yang demikian disebut kodon. Karena
terdapat 4 macam basa nitrogen terdapat pada mRNA, dan setiap urutan tiga
basa-basa nitrogen itu merupakan kodon, sehingga dari 4 macam basa nitrogen
itu dapat disusun 43 = 64 kodon yang berbeda. Ini mengkodekan 20 asam amino
yang dapat ditemui pada setiap makhluk hidup. Karena ada 3 kodon tidak
menghasilkan asam amino (yaitu kodon stop atau kodon nonsense), berarti
terdapat 61 kodon yang mengkodekan 20 asam amino. Asam-asam amino itu,
kecuali methionin dan triptofan, dikodekan oleh dua atau lebih kodon. Hasil
penelitian dari Nirenberg (1960), Yanofsky dkk.(1963), Khorona (1964), Terzaghi
dkk. (1966) dan Covy (1970) menghasilkan suatu tabel kode genetik untuk 20
asam amino tersebut (Tabel 2).

Tabel 2. Tabel kode genetik untuk 20 asam amino


Second Letter
U C A G
UUU UCU UAU UGU U
U UUC Phe Tyr Cys
UCC UAC UGC C
Ser
UUA UCA UAA Non- UGA Nonsense A
Leu Sense UGG Trp
UUG UCG UAG G
CUU CCU CAU CGU U
His
First
C CUC CCC CAC CGC C Third
Leu Pro Arg
Letter CUA CCA CAA CGA A Letter
CUG CCG CAG Gln CGG G
AUU ACU AAU AGU U
Asn Ser
A AUC Ile ACC AAC AGC C
Thr
AUA ACA AAA AGA A
Lys Arg
AUG Met ACG AAG AGG G
GUU GCU GAU GGU U
Asp
G GUC GCC GAC GGC C
Val Ala Gly
GUA GCA GAA GGA A
Glu
CUG GCG GAG GGG G
ala = alanine, arg = arginine, asn = asparagine, asp = aspartic acid, cys = cysteine, gln =
glutamine, glu = glutamic acid, gly = glycine, his = histidine, ile = isoleucine, leu = leucine, lys =
lysine, met = methionine, phe = phenylalanine, pro = proline, ser = serine, thr = threonine, trp =
tryptophan, tyr = tyrosine, val = valine.
Teknologi Rekombinan DNA

JURUSAN BIOLOGI – FMIPA UNPATTI


Bab 2. Genetika– Biologi Umum 15

Teknologi rekombinan DNA dapat


didefinisikan sebagai pembentukan
kombinasi bahan genetik baru yang
dihasilkan dengan cara "memasukkan"
molekul-molekul asam nukleat ke dalam
plasmid atau sistem vektor lainnya.
Selanjutnya vektor yang telah bermua-
tan DNA atau gen asing tersebut
ditransfor-masikan ke dalam jasad inang
vektor yang sesuai. Dari definisi tersebut
maka transfer gen yang secara alamiah
tidak mungkin menjadi mungkin dengan
teknik transfer gen in vitro. Agar molekul
asam nukleat (DNA, gen) asing dapat
mengekspresikan diri di dalam sel jasad
inangnya, maka teknik transfer dan
ekspresi gen memerlukan pengetahuan
dasar tentang penyediaan fragmen DNA,
penyambungan fragmen DNA kepada
DNA vektor, mentrans-formasikan atau
mentransdukasikan vektor ke dalam sel-
sel inang dan mengevaluasi produk gen
asing rekombinan. Sumber mulekul
DNA asing yang digunakan sebagai
donor dalam rekombinasi DNA dapat
diisolasi dari sel tum-buhan, hewan dan
Gambar 9. Tahapan teknologi mikroba. Molekul DNA asing yang telah
DNA rekombinan. diisolasi kemudian dipotong-potong
secara ensimatik menjadi sekelompok
gen atau beberapa macam kelompok
gen.
Enzim yang digunakan untuk
fragmen-tasi DNA ialah endonuklease
restriksi. Endonu-klease restriksi
mengenali lokasi tertentu pada molekul
DNA, dengan urutan nukleotida ter-
tentu sebagai sasaran untuk memotong DNA tersebut. Enzim tersebut sangat
berguna untuk memotong-motong DNA beserta gen-gen yang terdapat di
dalamnya. Molekul DNA yang besar dapat dipotong-potong menjadi potongan-
potongan yang pendek. Potongan-potongan tersebut dapat dipisah-pisahkan dan
urutannya ditentukan. DNA rekombinan, yaitu molekul DNA baru yang
mengandung kombinasi potongan-potongan DNA, selanjutnya dapat dihasilkan
dengan menyambung potongan-potongan DNA dengan enzim ligase. Suatu gen
dari suatu individu eukariotik, misalnya, dapat diisolasi dan dimanipulasi dengan

JURUSAN BIOLOGI – FMIPA UNPATTI


Bab 2. Genetika– Biologi Umum 16

teknologi rekombinan ini, kemudian disisipkan kepada DNA suatu vektor, seperti
plasmid bakteri atau virus (Gambar 9).
Selanjutnya vektor tersebut dimasukkan ke dalam suatu bakteri inang
melalui proses transformasi, sehingga vektor beserta gen asing yang dibawanya
dapat dilipatgandakan dan dipelajari lebih lanjut. Gen-gen asing yang ada pada
vektor tersebut dapat juga dipindahkan ke dalam sel makhluk hidup lainnya,
seperti tanaman dan hewan. Misalnya, DNA yang mengkodekan suatu protein
pada manusia dapat diisolasikan, dimodifikasikan dengan teknologi rekombinan
DNA, dan selanjutnya disisipkan pada suatu bakteri inang, sehingga protein dari
manusia itu dapat dihasilkan dalam jumlah besar pada kultur (pembiakan) bakteri.
Dengan demikian teknologi rekonbinan meliputi tiga tahap penting yaitu:
1. DNA diisolasi atau diambil dari makhluk hidup asal, dipotong-potong dan
disambung-sambung, dan disisipkan ke dalam molekul pembawa atau vektor,
misalnya yang berupa plasmid atau phage sehingga terbentuk molekul DNA
rekombinan, untuk disimpan, diperbanyak dan dimanupulasi lebih lanjut.
2. Molekul DNA rekombinan dimasukkan ke dalam inang dengan cara
transformasi dan di dalam sel inang vektor beserta DNA asing tersebut
memperbanyak diri.
3. DNA rekombinan itu dapat dimanfaatkan dengan mentransfernya ke dalam
makhluk hidup lain, seperti bakteri lain, tanaman dan hewan, melalui teknik
transformasi.
Teknologi rekombinan DNA mempunyai kekuatan untuk membantu
mempelajari struktur dan pengendalian gen-gen. Teknologi ini juga
memungkinkan untuk menghasilkan makhluk-makhluk hidup, seperti bakteri,
tanaman dan hewan, yang dimodifikasikan sehingga menjadi berbeda sifat dari
aslinya dan sangat menguntungkan bagi umat manusia.

JURUSAN BIOLOGI – FMIPA UNPATTI

Anda mungkin juga menyukai