Anda di halaman 1dari 34

KD. 3.

4 Menerapkan prinsip hereditas


dlm mekanisme pewarisan sifat.
Hukum Mendel dan sistem persilangan
serta penyimpangan semu hukum Mendel.

 Ilmu Biologi yg khusus mempelajari penurunan/


pewarisan sifat dr orang tua (induk) ke anaknya
disbt GENETIKA
Hukum ttg pewarisan sifat pertama kali ditemukan
oleh seorang ilmuwan dr Austria yg bernama
Gregor Johann Mendel (1822 – 1884)
shg Mendel dikenal sbg
Bapak Genetika.
 
Percobaan Hukum Mendel
Percobaan Mendel berupa pengamatan thd
persilangan kacang ercis/Kapri (Pisum sativum)
dlm bbrp generasi.
Alasan Mendel menggunakan kacang ercis yaitu:
 1. Dpt melakukan pembuahan sendiri.
2. Mdh utk dilakukan persilangan.
3. Cepat menghasilkan keturunan (Daur hidupnya
pendek)
4. Memiliki pasangan-pasangan yg mencolok
(bersifat galur murni)
5. Menghasilkan banyak keturunan
Dlm penelitiannya Mendel dpt merumuskan suatu
hukum yg dikenal Hukum Mendel a. l:
Hukum Mendel I
yaitu Hukum Segregasi/Hukum Pemisahan Mendel
menyatakan bhw pasangan gen yg mengendalikan suatu
sifat tertentu, pd pembentukan gamet memisahkan diri.
Karenanya setiap gamet mengandung sebuah dr setiap
pasangannya. Pd waktu fertilisasi gamet bertemu scr acak.

Hukum Mendel II
yaitu Hukum Pemilihan secara Bebas, menyatakan bhw
pasangan-pasangan gen pd hasil penyilangan akan berpisah
ke dlm gamet-gametnya scr bebas, tdk tergantung satu dg
lainnya. Setiap gen akan berpasangan scr bebas dg gen lain.
(Hukum berpasangan secara bebas)
Macam-macam Persilangan pd hukum Mendel
1. Persilangan Monohibrid
Adlh persilangan antar induk yg memiliki satu sifat
beda. Pd persilangan monohibrid Mendel
menggunakan kacang ercis yg berbatang tinggi (TT)
galur murni dg yg berbatang pendek (tt) galur
murni.

Hasil keturunan pertama (F1) kacang ercis


berbatang tinggi (Tt). Apabila F1 disilangkan dg
sesamanya maka diperoleh keturunan kedua (F2)
dg fenotip berbatang tinggi dan berbatang
pendek dg perbandingan 3:1
Diagram persilangan Monohibrid
  Induk (P1) : TT X tt
(tinggi) (pendek)
Gamet ( G) : T t
Keturunan ( F1) : Tt (Tinggi)

 F2 : F1 X F1
Tt Tt
G : T T
t t

   F2 : TT (tinggi)
Tt (tinggi)
Tt (tinggi)
tt (pendek)
2. Persilangan Dihibrid
Adalah persilangan antar induk yg memiliki dua
sifat beda. Pd persilangan dihibrid Mendel
melakukan persilangan thd tanaman kacang ercis
berbiji bulat warna kuning (BBKK) dg berbiji keriput
warna hijau (bbkk).
Diketahui bahwa gen B dominan thd gen b sdgkan
gen K dominan thd gen k.

Hasil keturunan pertama (F1) kacang ercis berbiji


bulat kuning (BbKk). Apabila F1 disilangkan dg
sesamanya mk diperoleh keturunan kedua (F2) dg
fenotip berbiji bulat kuning : bulat hijau : keriput
kuning : keriput hijau dg perbandingan 9:3:3:1
Induk (P1) : BBKK X bbkk
(bulat kuning) (kisut hijau)
Gamet (G) : BK bk
Keturunan (F1) : BbKk (bulat kuning)
  F2 : F1 X F1
BbKk BbKk
G : BK, Bk, bK, bk
Keturunan F2
BK Bk bK bk
BK BBKK BBKk BbKK BbKk
Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk
bK BbKK BbKk bbKK bbKk
bk BbKk Bbkk bbKk bbkk
3. Persilangan Trihibrid atau lebih

Adalah persilangan antar induk yg memiliki


tiga atau lebih sifat beda.

Misalnya persilangan dua organisme dengan


genotip AaBbCc

Hasil Persilangn Trihibrid dapat dijelaskan


dngan prinsip segregasi dan kombinasi alel- alel.
Soal :
1. Pisum sativum berbiji warna kuning galur murni
disilangkan dengan yang berbiji putih galur murni.
Kuning dominan terhadap putih.
Bagaimanakah ratio fenotip F2 bila :
a. F1 disilanghkan dengan sesamanya ?
b. F1 disilangkan dengan induk dominan ?
c. F1 disilangkan dengan induk resesif ?
2. Mangga berbuah besar rasa masam homosigot
disilangkan dengan yang berbuah kecil rasa manis
homosigot, besar dominan terhadap kecil dan
masam dominan terhadap manis. Bagaimanakah
ratio fenotif F2 bila :
a. F1 disilangkan dengan sesamanya ?
b. F1 disilangkan dengan induk yang dominan ?
c. F1 disilangkan dengan induk yang resesif ?
PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL
1. Interaksi beberapa pasangan alel
Alel-alel dr gen yg berbeda terkadang berinteraksi
dan memunculkan perbandingan fenotip yg tdk
umum, misalnya bentuk pial pd ayam. Bentuk pial
pd ayam ada 4 mcm yaitu gerigi , biji, bilah dan
walnut.
  Fenotip Genotip
  a Pial gerigi ( ros ) RRpp
  b Pial Biji (pea ) rrPP
c Pial bilah (single) rrpp
d Pial Sumpel ( Walnut ) RRPP
Perkawinan antara ayam berpial Ros dg bilah,
pd F1 menghasilkan keturunan yg semuanya berpial
Ros dan pd F2 diperoleh keturunan Ros : Bilah = 3:1

Perkawinan antara ayam berpial Pea dg bilah,


pd F1 menghasilkan keturunan yg semuanya
berpial Pea dan
pd F2 diperoleh keturunan Pea : Bilah = 3:1

Perkawinan antara ayam berpial Ros dg Pea,


pd F1 menghasilkan keturunan yg semuanya berpial
Walnut dan
pd F2 diperoleh keturunan Walnut:Ros:Pea:Bilah =
9:3:3:1
Diagram Persilangan pada Pial aim

Induk ( P1) : RRpp X rrPP


(Ros) (Pea)

Gamet ( G) : Rp rP

Keturunan ( F1) : RrPp (Walnut)

P2 : F1 X F1
RrPp RrPp

G : RP, Rp, rP, rp RP, Rp, rP, rp


F2
♀ ♂ RP Rp rP rp
1 RRPP 2 RRPp 3 RrPP 4 RrPp
RP
( Walnut) ( Walnut) ( Walnut) ( Walnut)
5 RRPp 6 RRpp 7 RrPp 8 Rrpp
Rp
( Walnut) (Ros) ( Walnut) (Ros)
9 RrPP 10 RrPp 11 rrPP 12 rrPp
rP
( Walnut) ( Walnut) (Pea) (Pea)
13 RrPp 14 Rrpp 15 rrPp 16 rrpp
rp
( Walnut) (Ros) (Pea) (Bilah)

Ratio fenotipF2 : Walnut:Ros:Pea:Bilah =


9:3:3:1
2.Polimeri
Adalah pembastaran heterozigot dg banyak sifat beda
yg berdiri sendiri sendiri, tetapi mempengaruhi
bagian yg sama dari suatu organisme.
Pola tersebut ditemukan oleh Nilsson-Ehle tahun 1913
di Swedia.
Ia membastarkan gandum yg berbiji merah dg yg
berbiji putih, F1 berwarna merah sedang.
Pada F2 diperoleh keturunan 1/16 merah sekali, 4/16
merah gelap, 6/16 merah sedang, 4/16 merah terang,
1/16 putih.
Hasil persilangan tersebut kalau disederhanakan
menjadi : Merah : putih = 15:1 (dengan tingkat merah
yang tidak sama)
Diagram persilangan polimeri

Induk (P1) : M1 M1 M2 M2 X m 1 m1 m 2 m 2
(Merah) (Putih)

Gamet (G) : M1 M2 m 1 m2

Keturunan (F1) : M 1 m 1 M2 m 2
 
P2 : F1 X F1
M1 m1 M2 m2 M 1 m 1 M2 m 2

G : M1 M2 M 1 M2
M1 m 2 M1 m2
m 1 M2 m 1 M2
m1 m2 m 1 m2
F2 :
M1 M2 M1 m2 m1 M2 m1 m2

M1 M1 M2 M2 M1 M1 M2 m2 M1 m1 M2 M2 M1 m1 M2 m2
M1 M2
( Merah sekali) (Merah gelap) (Merah gelap) (Merah sedang)

M1 M1 M2 m2 M1 M1 m2 m2 M1 m1 M2 m2 M1 m1 m2 m2
M1 m2
(Merah gelap) (Merah sedang) (Merah sedang) (Merah terang)

M1 m M2 M2 M1 m1 M2 m2 m1 m1 M2 M2 m1 m1 M2 m2
m1 M2
(Merah gelap) (Merah sedang) (Merah sedang) (Merah terang)

M1 m1 M2 m2 M1 m1 m2 m2 m1 m1 M2 m2 m1 m1 m2 m2
m1 m2
(Merah sedang) (Merah terang) (Merah terang) (Putih)

Perbandingan Fenotip F2 : Merah : putih = 15:1 (dengan


tingkat merah yang tidak sama)
3.Kriptomeri
Adalah suatu peristiwa yg dicirikan oleh adanya faktor
tesembunyi yg tdk tampak pengaruhnya jika berdiri sendiri,
tetapi akan tampak pengaruhnya jika ada faktor lain yang
menyertainya
Contoh : Jika disilangkan tumbuhan Linaria marocana
merah (galur murni) dengan putih (galur murni). Diperoleh
keturunan F1 semuanya berbunga Ungu. Sedang jika F1
menyerbuk sesamanya diperoleh keturunan pada F2 = Ungu,
merah dan putih dengan perbandingan 9 :3: 4.
Pada peristiwa ini gen B (faktor basa) merupakan gen
kriptomer (tersembunyi). Faktor basa (B) baru akan tampak
jika ia bertemu dengan faktor antosianin (A) dan
menyebabkan bunga berwarna ungu (antosianin
dilingkungan basa berwarna ungu dan dilingkungan asam
berwarna merah)
Diagram persilangan kriptomeri

Induk (P1): AAbb X aaBB


(merah) (putih)
Gamet (G) : Ab aB
 
Keturunan ( F1) : AaBb (Ungu)

P2 : F1 X F1
AaBb AaBb

G : AB, Ab, aB, ab AB, Ab, aB, ab


F2:
AB Ab aB ab
AABB AABb AaBB AaBb
AB
Ungu Ungu Ungu Ungu
AABb AAbb AaBb Aabb
Ab
Ungu Merah Ungu Merah
AaBB AaBb aaBB aaBb
aB
Ungu Ungu Putih Putih
AaBb Aabb aaBb aabb
ab
Ungu Merah Putih Putih

Ratio Fenotip F2 = Ungu: merah : putih = 9 :3: 4


4. Epistasis dan hipostasis
Epistasis adalah faktor (gen) dominan yang menutup gen
dominan lain bukan alelnya sehingga sifat yang
dikendalikan gen yang tertutup tidak muncul, tetapi juga
tidak hilang. Faktor (gen) yang ditutupi tersebut
dinamakan hipostasis.

Contohnya pada pembastaran gandum bersekam hitam


dan yang bersekam kuning.
Generasi F1 semuanya bersekam Hitam. Akan tetapi pada
generasi F2 diperoleh keturunan 12 hitam :3 kuning :1
putih.
Diagram persilangan Epistasis hipostasis
 Induk ( P1) : HHkk X hhKK
( hitam) ( kuning )

Gamet ( G) : Hk hK

Keturunan ( F1) : HhKk ( Hitam)


 
P2 : F1 X F1
HhKk HhKk

G : HK, Hk, hK, hk HK, Hk, hK, hk


F2 :
HK Hk hK hk
HHKK HHKk HhKK HhKk
HK
Hitam Hitam Hitam Hitam
HHKk HHkk HhKk Hhkk
Hk
Hitam Hitam Hitam Hitam
HhKK HhKk hhKK hhKk
hK
Hitam Hitam Kuning Kuning
HhKk HhKk hhKk hhkk
hk
Hitam Hitam Kuning Putih

Ratio fenotip F2: 12 hitam :3 kuning :1 putih.


Hasil penelitian para ilmuwan menunjukkan
bahwa ada hubungan antara hukum Mendel
dg pewarisan kromosom.

Penelitian Thomas Hunt Morgan menunjukkan


adanya hubungan antara gen dan kromosom seks
lalat buah Drosophila melanogaster

Macam-macam peristiwa yang menunjukkan


adanya hubungan antara hukum Mendel dengan
pewarisan kromosom adalah sebagai berikut:
1.Tautan
Adalah dua gen atau lebih yang terletak pada suatu kromosom yang
sama dan cenderung memisah secara bersama-sama. Peristiwa
tersebut terjadi karena gen-gen yang mengendalikan satu sifat atau
lebih berada pada kromosom yang sama.
Perhatikan bagan persilangan berikut :
Induk (P1) : GGLL X ggll
(Badan abu-abu (hitam sayap pendek)
Sayap panjang)
Gamet (G) : GL gl
Keturunan (F1) : GgLl (Abu-abu, panjang)
F1 dites cross dengan resesif
P2 : GgLl X ggll
G : GL, gl gl
F2 :
GL gl
gl GgLl Ggll
( Abu-abu panjang) (Hitam pendek)
2. Pindah Silang
Adalah proses pemisahan dan pertukaran segmen( bagian
kromatid) yang berpasangan antara dua kromosom
homolog yang berlangsung saat kromosom homolog
berpasangan pada profase I, dan menghasilkan kombinasi
baru dari sifat tetuanya

3. Gagal berpisah

Adalah kegagalan pemisahan sepasang kromosom


homolog selama proses anafase meiosis 1, ada kegagalan
pemisahan kromatid-kromatid selama proses anafase
meiosis II.
Gagal berpisah dapat terjadi pada kromosom seks
ataupun autosom.
Untuk memahami peristiwa pindah silang
pelajarilah diagram berikut !
Spesimen yang digunakan adalah lalat buah
jantan badan abu-abu sayap panjang heterozigot
(GgLl) dan betina badan hitam sayap pendek
homozigot(ggll)
Bandingkan pembelahan reduksi ( meiosis) tanpa
pindah silang, dengan pindah silang dan bila ada
pautan.
a. Jika 4 alela terletak pada pasangan kromosom berbeda.

P : Jantan badan abu-abu X betina badan hitam


sayap panjang heterozigot sayap pendek homozigot

GgLl ggll
G g L l g g l l

G: GL, Gl, gL, gl gl


F : Fertilisasi acak :
♀ ♂ GL Gl gL gl
gl GgLl Ggll ggLl ggll

Fenotip keturunan : abu-abu sayap panjang : abu-abu sayap pendek:


hitam sayap panjang: hitam sayap pendek = 1 : 1 : 1 : 1
b. Jika 4 alela terletak pada pasangan kromosom yang sama
dan tanpa pindah silang

P : Jantan badan abu-abu X betina badan hitam


sayap panjang heterozigot sayap pendek homozigot
G g g g
L l l l

Gamet
G g g
L , l l
F : Keturunan hasil fertilisasi
G g g g
L l l l
1 abu-abu sayap panjang 1 hitam sayap pendek
c. Jika 4 alela terletak pada pasangan kromosom yang sama dan terjadi
pindah silang

P : Jantan badan abu-abu X betina badan hitam


sayap panjang heterozigot sayap pendek homozigot

G g g g
L l l l
Meiosis dengan pindah silang
G G g g g
L l L l l
Gamet
G Gl g g g
L ,l L l l

F : Keturunan hasil fertilisasi


G g G g g g g g
L l l l L l l l
1 abu-abu sayap panjang 1 abu-abu sayap pendek 1 hitam sayap panjang 1 hitam sayap pendek
Frekuensi Rekombinansi ( FR)
Jml keturunan rekombinan
FR : X 100 %
Seluruh keturunan
Contoh: dalam suatu eksperimen diperoleh keturunan sbb:
Fenotip tetua : badan abu-abu sayap panjang =965
badan hitam sayap pendek =944
Fenotip rekombinan :badan hitam sayap panjang = 206
badan abu-abu sayap pendek = 185
( 206 + 185 )
FR : X 100 %
( 965 +944) + ( 206 + 185 )

391
FR : X 100 % = 17 %
2300
4. Determinasi seks ( Penentuan Jenis Kelamin )
Tipe Organisme Jantan Betina keterangan
XY Manusia, XY XX Pd lalat buah jenis kelamin
mamalia, tumb dipengaruhi oleh perbandingan
angiospermae, antara jml krom kelamin X dan jml
lalat buah set autosom (A)
XO insekta XO XX

ZW Unggas, kupu- ZZ ZW
kupu, ngengat
Haploid Lebah haploid diploid
diploid

Pd lalat buah: Apabila hasil baginya 0,5 jantan, 0,75 interseks, 1 betina,
kurang dari 0,5 jantan super, lebih dari 1,5 betina super

Contoh : AXX --- -2/1 = 2 = betina super


AAXY ----1/2 = jantan
AAXX -----2/2 =1 = betina
AAAXY ---- 1/3 = jantan super
5. Pautan seks
Pautan seks (seks lankage) adalah gen yang terletak pada kromosom
seks. Dengan demikian karakter yang ditimbulkan oleh gen ini muncul
bersama sama dengan jenis kelamin; Gen berpautan seks yang
pertama kali ditemukan adalah gen mutan resesif yang menyebabkan
warna mata pada Drosopila.
Induk ( P1) : XMXM X Xm Y
( mata merah) ( mata putih )
Gamet ( G): XM Xm , Y
Keturunan ( F1) : XMXm ( Mata merah )
XM Y ( Mata merah )
P2 ( F1 X F1 ): XMXm X XMY
(mata merah) (mata merah)
G : XM, Xm XM, Y
F2 :
♂ ♀ XM Xm
XM XMXM (♀ mata merah) XMXm ( ♀ mata merah )
Y XM Y (♂ mata merah) Xm Y♂( mata putih)
Selain pada lalat buah, pautan seks juga dapat terjadi pada manusia.
Macam-macam pautan seks pada manusia adalah:
1. Buta warna a. Buta warna sebagian ( parsial)
b. Buta warna total
2. Hemofili
3. Anodontia (ompong)
4. Kebotakan

Gen-gen abnormal yang terpaut kromosom Y


1. Gen resesif wt ( webbed toes) : tumbuh kulit diantara jari-jari
( kaki)
2. Gen resesif hg (hyserix gravior) : rambut spt landak
3. Gen resesif h ( hipertrikosis) tumbuh rambut ditepi daun telinga

Sifat yang terpaut antosom( kromosom tubuh)


1. Albino
2. Fku
3. Gol darah

Anda mungkin juga menyukai