Anda di halaman 1dari 8

Pola Pewarisan sifat

Terdapat beberapa istilah dalam mempelajari pola pewarisan sifat


1. Parental ( P ) : adalah Induk yang disilangkan ( dikawinkan ), misalnya P1 induk dalam
penyilangan pertama dan P2 induk dalam penyilangan kedua
2. Gamet ( G ) adalah sel kelamin jantan dan betina
3. Filial ( F ) adalah hasil keturunan atau anak, misalnya F1 merupakan keturunan pertama dan
F2 merupakan keturunan kedua
4. Gen adalah faktor pembawa sifat yang dibedakan atas gen dominan ( kuat ) yang dinyatakan
dengan huruf kapital misalnya M merupakan gen membawa sifat manis, dan gen resesif
( lemah ) yang dinyatakan dengan huruf kecil misalnya m merupakan gen membawa sifat
asam. Gen dominan dapat menutupi gen resesif jika keduanya berada pada satu individu
misalnya Mm membawa rasa manis.
5. Alel merupakan pasangan gen yang terdapat pada kromosom sehomolog ( dari kedua induknya
) yang dinyatakan dengan huruf yang sejenis misalnya AA, Aa, aa.
6. Genotip ( tipe gen ) faktor pembawa sifat yang dinyatakan dengan huruf yang dibedakan atas 3
macam yaitu genotip MM ( homozogot dominan ), Mm ( heterozigot ) dan mm ( homozigot
resesif )
7. Fenotif adalah sifat yang dapat diamati merupakan hasil perpaduan genotip dengan lingkungan,
misalnya warna merah dan bentuk bulat.
Hukum Mendel I
Hukum Mendel I atau hukum segregasi ( pemisahan ) adalah hukum pemisahan alel secara bebas. Yang
dibuktikan pada penyilangan monohibrida ( satu sifat beda ) yaitu antara kacang ercis berbunga ungu
dengan berbungan putih
P1 ♀ UU >< ♂ uu
Bunga ungu Bunga putih

G1 U u
F1 Uu 100% Bunga ungu

P2 ♀ Uu >< ♂ Uu
Bunga ungu Bunga ungu
G2 U, u U, u
F2

♀ U u

Uu Uu
U
ungu ungu
uu
u Uu
ungu putih

Ratio Genotip F2 = UU : Uu : uu = 1 : 2 : 1
Ratio Fenotip F2 = bunga ungu : bunga putih
= 75 % : 25 %
= 3: 1
Testcross
Testcross adalah penyilangan antara suatu individu yang tidak diketahui genotipnya dengan individu yang
bergenotip homozigot resesif yang bertujuan untuk mengetahui apakah suatu individu genotip heterozigot
atau
homozigot. Jika hasilnya 1 : 1 maka individu tersebut genotip heterozigot, tetapi jika fenotipnya 100 % sama
berarti individu tersebut homozigot.
P ? >< uu
putih
G ? u
Jika hasilnya adalah 1 : 1 berarti genotip induknya adalah heterozigot yaitu Uu maka gametnya ada 2 macam
yaitu U dan u sedangkan genotip induk yang homozigot resesif adalah u maka akan terbentuk keturunan
yang bergenotip Uu : uu = 1:1 akan tetapi jika hasilnya 100 % ungu berarti genotip induknya adalah
homozigot dominan yaitu UU dan jika hasilnya 100 % putih berarti genotip induknya adalah homozigot resesif
yaitu uu ( putih )
Backcross
Backcross adalah penyilangan antara suatu individu dengan salah satu induknya baik dominan maupun
resesif
yang bertujuan untuk mendapatkan individu yang bergalur murni. Backcross menghasilkan progeni yaitu
Backcross dengan induk yang resesif
keturunan yang
P1 YY >< yy berasal dari sumber yang sama .
P1 YY >< yy
Backcross
G Y dengany induk yang dominan G Y y
F1 Yy F Yy
1
Backcross P1 YY >< Yy F1 Backcross F1 Yy >< yy P1
G Y Y, y
G Y, y y
F2 YY Yy
F2 Yy yy
Progeni 1 ; 1
Progeni 1 ; 1
Kodominan atau intermediet ( saling mempengaruhi )
P1 ♀ MM >< ♂ mm
BungaMerah Bunga putih

G1 M m

F1 Mm ( Merah jambu )

F2 F1 >< F1

Mm >< Mm

G2 M, m M, m

F2

♀♀ ♂ M m

M MM Mm
Merah Merah jambu
m Mm mm
Merah jambu putih

Ratio Genotip ( RG ) F2 MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1

Ratio Fenotig ( RF ) F2 Merah : merah jambu : putih = 1 : 2 : 1


Uji pemahaman
1. Tanaman kapri/ercis berbatang tinggi (TT) disilangkan dengan tanaman ercis berbatang pendek (tt) dimana
batang tinggi bersifat dominan.Tentukan :
a. F1 dan fenotipnya
b. F2 ( hasil persilangan sesama F1 )
c. Ratio genotip dan fenotip
2. Marmot berbulu hitam (HH) disilangkan dengan marmot berbulu putih (hh) dimana persilangan tersebut
bersifat intermediet yaitu abu abu . Tentukan :
a. F1 dan fenotipnya
b. F2 (jika F1 disilangkan dengan sesamanya)
c. Rasio genotipe dan fenotip F2
Hukum Mendel II
Hukum Mendel II atau hukum asortasi ( berpasangan ) secara bebas, menyatakan bahwa setiap alel dapat
berpasangan secara bebas dengan alel lainnya yang tidak sealel pada waktu pembentukan gamet, hal ini
terjadi
pada dihibrida ( persilangan dengan 2 sifat beda ) dan seterusnya.
P1 ♀ Bulat
Biji BBKK >< ♂ Biji
bbkkkeriput
Warna kuning Warna hijau
G1 BK bk
F1 BbKk ( Biji bulat dan warna kuning 100 %)
P2 ♀ BbKk >< ♂ BbKk
G2 BK, Bk, bK, bk BK, Bk, bK, bk
F2

♀ ♂ BK Bk bK bk Jadi Ratio genotip ( RG)F2 = BBKK, BBKk, BbKK,


BBkk, BbKk, bbKK, bbKk, bbkk= 1:2:1:2:4:2:1:2:1
BK BBKK BBKk BbKk BbKk Fenotip F2 terdiri dari
1 2 3 4 Bulat kuning ada 9 yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 13
Bk BBKk BBkk
1 BbKk Bbkk Bulat hijau ada 3 yaitu nomor 6, 8, 14
5 6 7 8
Keriput kuning ada 3 yaitu nomor 11, 12, 15
bK BbKK 9
BbKk 10
bbKK 11
bbKk 12 Keriput hijau ada 1 yaitu nomor 16
Jadi ratio Fenotip ( RF) F2 = bulat kuning : bulat
bk BbKk 13
Bbkk 14 bbKk
1 15
bbkk 16 hijau : keriput kuning : keriput hijau = 9 : 3 : 3 : 1
Artinya kemungkinan biji bulat kuning sebanyak 9/16 ,
bulat hijau 3/16, keriput kuning 3/16 dan keriput hijau
1/16
Hubungan antara jumlah sifat beda dengan jumlah kemungkinan genotip dan Fenotip F2

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Perbandingan fenotip F2


sifat gamet F2 genotip F2 fenotip F2 F2
beda
1 21 = 2 31 = 3 21 = 2 41 = 4 3:1
2 22 = 4 32 = 9 22 = 4 42 = 16 9:3:3:1
3 23 = 8 33 = 27 23 = 8 43 = 64 27 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 1
4 24 = 16 34 = 81 24 = 16 44 = 256 81 : 27 : 27 : 27 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 1
n 2n 3n 2n 4n

untuk menentukan perbandingan fenotip F2 dengan menggunakan rumus segitiga pascal

Jumlah Kemunginan jenis fenotip Perbandingan fenotip F2


sifat beda
1 11 10 3:1
2 12 21 10 9:3:3:1
3 13 32 31 10 27 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 1
4 14 43 62 41 10 81 : 27 : 27 : 27 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 1
Bilangan dasarnya adalah 3 : 1 dimana 11 10 artinya satu angka tiga pangkat satu sama denga 3 dan
satu angka 1 pangkat nol = 1 dan 12 21 10 artinya satu angka tiga pangkat 2 sama dengan 9 dan 2
angka 3 pangkat 1 yaitu 3 dan 3 serta satu angka 1 pangkat nol sama dengan 1 maka ditulis 9 : 3 : 3 : 1 dst.
Cara menghitung gamet jika sifat beda ada 2 mana jumlah gamet adalah 22 = 4
Yang dimaksud dengan sifat beda adalah genotip yang dinyatakan dengan huruf kapital dan huruf kecil
misalnya individu yang bergenptip AaBbCC mempunyai 2 sifat beda yaitu antara A dan a juga antar B dan b
sedangkan C tidak berbdeda yaitu sama sama huruf kapital. Maka sesuai dengan rumus karena sifat bedanya
2 maka gametnya ada 4 yaitu
B C ABC
A
b C AbC

B C aBC
jadi jumlah gametnya ada 4 yaitu : ABC, AbC, aBC, abC
a
b C abC

Jika pada individu terjadi tautan gen maka gamet akan semakin sedikit karena gen yang tertaut tidak dapat
memisah secara bebas misalnya individu yang bergenotip AaBbCcDd jika tidak terjadi tautan maka gamet
indidu tersebut ada 16 karena sifat bedanya ada 4 akan tetapi jika terdapat tautan antara Adan B maka gametnya
akan berkurang yaitu
D ABCB
AB C d ABCd jadi jumlah gametnya ada 8 yaitu : ABCD, ABCd, ABcD, ABcd
c D ABcD abCD, abCd, abcD, abcd
d ABcd
D abCD
ab C d abCd
c D abcD
d abcd

Anda mungkin juga menyukai