Anda di halaman 1dari 25

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP No. 10)

Sekolah : SMA Muhammadiyah Wonosari


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : XII (Duabelas)/ 1
Alokasi Waktu : 8 × 45 menit
Standar Kompetensi : 3. Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip hereditas serta
implikasinya pada saling temas
Kompetensi Dasar : 3.4 Memahami pola-pola Hukum Mendel
Indikator
 Menerapkan pola umum hereditas menurut Mendel
 Menguji hukum mendel dan model perkawinan monohibrid dan dihibrid
 Menerapkan beberapa pola penurunan sifat
 Menerapkan pola-pola hereditas pada manusia
==================================================================
V. Tujuan : Siswa memahami prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan sifat
VI. Materi Ajar
 Hukum Mendel
Hukum Mendel I dikenel sebagai hukum segregasi. Selama proses meiosis
berlangsung, pasangan-pasangan kromosom homolog saling berpisah dan tidak
berpasangan lagi. Setiap kromosom itu terkandung di dalam satu sel gamet. Proses
pemisahan gen secara bebas itu dikenal dengan segregasi gen. Dengan demikian
setiap sel gamet hanya mengandung satu gen dari alelnya.
Untuk lebih mudah mempelajarinya, tiap-tiap persilangan diberi simbol. Saat
persilangan induk diberi simbol ”P” (parental = induk), keturunan pertama disebut
filial ”I” yang disingkat F1. Untuk mendapatkan F2 dilakukan persilangan antar
sesama F1.
Tabel. Contoh persilangan Monohibrid yang dilakukan Mendel
Sifat Beda Banyak Individu Perban
No
Induk = Parental (P) F1 F2 dingan
5,474 bulat : 1,850
1 Biji bulat >< keriput Semua bulat 2,96 : 1
keriput
6,022 kuning : 2,001
2 Biji kuning >< hijau Semua kuning 3,01 : 1
hijau
3 Bunga merah >< putih Semua merah 705 merah : 224 putih 3,15 : 1
Polong gembung >< Semua
4 882 gembung : 299 kurus 2,95 : 1
kurus gembung
5 Polong hijau >< kuning Semua hijau 428 hijau : 152 kuning 2,82 : 1
6 Batang panjang >< Semua panjang 787 panjang : 277 pendek 2,84 : 1
pendek
Dari tabel tampak bahwa perbandingan hasil perkawinan Monohibrid antara faktor
dominan dan resesif adalah 3 : 1. Beberapa prinsip percobaan Mendel sbb;
x Sifat yang muncul pada F1 disebut sebagai sifat dominan (menang),
sedangkan yang tidak muncul disebut sebagai resesif (kalah).
x Banyaknya individu yang muncul pada F2 antara yang dominan dengan yang
resesif memiliki perbandinagan rata-rata 3 : 1.
Oleh Mendel, induk yang dominan homozigot diberi simbol dengan huruf besar yang
ditulis dua kali, sedangkan yang resesif ditulis dengan huruf kecil dua kali. Simbol
ditulis dua kali karena setiap gen kromosom selalu memiliki pasangan kromosom
homolognya.
Genotip dan Fenotip
Genotip adalah sifat atau karakter yang ditentukan oleh gen, jadi sebagai faktor
pembawa keturunan. Akan tetapi genotip tidak selalu berpengaruh tidak selalu
menampakan hasilnya sebab sangat terpengaruh oleh faktor lingkungan. Sedangkan
Fenotip adalah sifat yang tampak dari luar. Fenotip merupakan paduan antara genotip
dan lingkungan.
Cth; Bakat melukis pada seorang anak (ditentukan oleh gen), maka melukis adalah
genotip. Genotip tersebut tidak pernah akan muncul jika anak tersebut tidak
pernah belajar melukis/menggambar. Pelajaran menggambar tersebut adalah
faktor lingkunagan. Anak yang berbakat melukis (genotip) dan diberi pelajaran
melukis (lingkungan) maka akan nampak ketrampilan melukis (fenotip).
Cth persilangan Mendel;

P : BB >< bb
(bulat) (keriput)

Gamet: B b
F1 : Bb
(bulat)

F1 >< F1 : Bb >< Bb
Gamet : B B
b b
F2 : BB Bb Bb bb
(bulat) (bulat) (bulat) (keriput)
Hukum Mendel II dikenal dengan hukum Asortasi atau hukum berpasangan secara
bebas. Jadi setiap gen/sifat dapat berpasangan secara bebas dengan gen/sifat lain.
Meskipun demikian, gen untuk satu sifat tidak berpengaruh pada gen untuk sifat yang
lain yang bukan termasuk alelnya. Hukum Mendel II dapat diterangkan melalui
persilangan Dihibrid, yaitu persilangan dengan dua sifat beda. Dengan hasil persilangan
dihibrid tersebut mempunyai perbandingan keturunan 9 : 3 : 3 : 1
Cth; persilangan Dihibrid
P : BBKK (bulat, kuning) >< bbkk (keriput, hijau)
G : BK bk
F1 : BbKk (bulat, kuning)
F1 >< F1 : BbKk >< BbKk
G : BK, Bk, bK, bk BK, Bk, bK, bk

F2
Gamet BK Bk bK Bk
BBKK BBKk BbKK BbKk
BK
1 2 3 4
BBKk BBkk BbKk Bbkk
Bk
5 6 7 8
BbKK BbKk bbKK bbKk
Bk
9 10 11 12
BBKk BBkk BbKk Bbkk
Bk
13 14 15 16

Ket:
Bulat kuning pada kotak nomer: 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 13 (jumlah 9)
Bulat hijau pada kotak nomer: 6, 8, 14 (jumlah 3)
Keriput kuning pada kotak nomer: 11, 12, 15 (jumlah3)
Keriput hijau pada kotak nomer: 16 (jumlah 1)
Jadi perbandingan bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput
hijau = 9 : 3 : 3 : 1
Tabel. Hubungan antara Sifat Beda, Banyaknya Macam Gamet pada F1 dan
Perbandingan Fenotip pada F2
Jumlah Kemungkinan Macam
Perbandingan fenotip pada F2
sifat beda macam fenotip gamet F1
1 11 2 3:1
2 121 4 9:3:3:1
3 1331 8 27 : 9:9:9:3:3:3:1
4 14641 16 81:27:27:27:27:9:9:9:9:9:9:3:3:3:3:1
5 15101051 32 243:81:81:81:81:81: dan seterusnya
n
N Dan seterusnya 2 3n : dan seterusnya

Penyimpangan Semu Hukum Mendel


a. Epistasis dan Hipostasis
Analisis mengenai epistasis dan hipostasis adalah;
 Ada dua gen yang sama-sama dominan dan terletak pada lokus yang
berbeda. Sifat yang ditentukan itu adalah fenotif dari individu.
 Gen yang satu bersifat menghalangi (epistasis) dan gen yang satunya lagi
bersifat menghalangi (hipostasis)
 Kehadiran dua gen dominan tersebut akan memunculkan fenotip dari gen
yang epistasis biasa.
 Kehadiran gen yang hipostasis akan memunculkan fenotip dari gen
hipostasis.
 Ketidak hadiran dari gen dominan akan menyebabkan munculnya fenotip
baru.
b. Kriptomeri
Analisisnya adalah sebagai berikut;
 Persilangan tersebut merupakan persilangan dihibrida.
 Jika ada dua gen dominan yang muncul secara bersamaan akan
menyebabkan fenotip yang baru (tersembunyi).
 Gen dominan akan menyebabkan munculnya fenotip resesif.
c. Polimeri
Jika kita lakukan persilangan, misal antara gandum berkulit merah dan putih, ternyata
dihasilkan F2 15 : 1. Dari perbandingan tersebut diduga adalah persilangan dihibrida.
Jika ditelaah, 15 : 1 itu sebenarnya dari perbandingan (9+3+3) : 1. Fenotip merah
mencapai jumlah 15 menunjukkan adalah dominan, dan ditentukan oleh dua gen yang
saling berpasangan, dan untuk fenotip putih adalah resesif.
 Pola-pola hereditas pada Manusia
Polapola hereditas juga berlaku pada manusia, baik sifat-siifat fisik, fisiologis,
maupun pisikologis. Pada umumnya penyakit menurun dikendalikan oleh gen resesif,
yang tidak menampakkan fenotipnya dalam keadaan heterozigot. Bila gen resesif
tersebut pada kromosom Y, maka fenotip akan muncul padsa anak laki-laki, dan tidak
nampak pada fenotip anak perempuan. Anak perempuan baru akan menampakkan
fenotipnya bila ke dua gen resesif tersebut terdapat di kedua kromosom X.
1. Sifat-sifat yang menurun
Sifat-sifat pada manusia diwariskan kepada keturunannya melalui pola pewarisan
tertentu. Sifat-siifat tersebut meliputi fisik, fisiologis, dan pisikologis. Sifat fisisk
adalah sifat badan yang tampak, misal; bentuk hidung, telinga, bibir dll. Sifat
fisiologis adalah sifat faal tubuh, misal; alergi dan hormonal. Sifat psikologis
adalah sifat kejiwaan seseorang. Hal ini sangat dipengaruhi oleh gen yang
dominan dari tetuanya.
2. Penyakit menurun
Penyakit ini tidak menular, tidak dapat disembuhkan, dan dapat menurun pada
keturunannya. Penyakit menurun biasanya bersifat resesif sehingga baru
munculjika dalam keadaan homozigot, fenotip penyakit tidak muncul karena
tertutupi oleh pasangan gen yang dominan.
 Albino
Orang albino mempunyai ciri-ciri rambut, mata, bulu mata dan kulit berwarna
putih? Orang albino dapat terjadi walau orang tuanya berkulit hitam.
Penderita albino tidak memiliki pigemen warna melanin. Warna melanin ada
yang coklat, kuning atau putih. Jadi pada penderita albino gen melaninnya
tidak mampu memproduksi enzim melanin. Penderita albino rentan terhadap
kanker kulit dan tidak tahan terhadap panas. Mata penderita albino terasa
perih jika terkena/berada di tempat terang. Albino ini dibawa oleh gen
resesif. Gem albino terkait pada kromosom tubuh (autusom) bukan pada
kromosom kelamin (genosom), jadi penderita albino dapat terjadi pada laki-
laki atau perempuan.
 Buta Warna
Penderita buta warna tidak dapat melihat warna tertentu karena tidak dapat
menangkap panjang gelombang cahaya tertentu. Ada beberapa tipe buta
warna, yaitu buta warna hijau-biru, biru-merah, dan merah-hijau. Yang
paling umum adalah buta warna merah-hijau. Penderita merah hijau tidak
dapat membedakan warna merah dan hijau. Biasanya seseorang hanya
menderita salah satu saja. Penyakit ini diturunkan oleh gen resesif pada
kromosom X nonhomolog (kromosom X yang tidak memiliki pasangan gen
di kromosom Y). Buta warna terpaut kromosom X, sehingga wanita
pembawa buta warna diberi simbol XbX, sedangkan laki-laki normal diberi
simbol XY.
VII. Metode Pembelajaran
Eksperimen-Diskusi
VIII. Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan 1 (2 × 45 menit)
Kegiatan Pembelajaran waktu ket
Tatap Muka : 10 TM
a. Pendahuluan menit
 Doa bersama dipimpin oleh siswa sebagai ungkapan rasa syukur
kepada Allah SWT ( Nilai Religius)
 Guru dengan santun dan wajah berseri menyapa siswa melalui
absensi kehadiran ( menanamkan sikap kekeluargaan dan nilai
kepedulian )
 Guru menanyakan kembali pengertian gen kepada siswa.
b. Kegiatan Inti 70 TM
1) Eksplorasi : menit
 Siswa bersama guru mendiskusikan prinsip hukum Mendel I
(hukum segregasi), melalui contoh persilangan monohibrid
pada tanaman kacang kapri
 Siswa bersama guru mendiskusikan prinsip hukum Mendel II
( Law of Independent Assortment),melalui contoh
persilangan dihibrid pada tanaman kacang kapri
 Siswa bersama guru mendiskusikan prinsip Testcross,
Backcross, dan persilangan resiprok.
2) Elaborasi :
 Siswa menerapkan Hukum Mendel I dalam pembentukan
gamet,pada persilangan monohibrid tanaman kacang kapri
 Siswa menerapkan prinsip hukum Mendel II pada beberapa
beberapa kasus perkawinan dihibrid pada kacang kapri.
 Guru memberikan contoh soal persilangan monohibrid dan
dihibrid untuk dikerjakan oleh salah satu siswa. Siswa lain
mengerjakan di buku catatan
3) Konfirmasi :
 Guru mengkonfirmasi hasil latihan siswa,serta membimbing
siswa yang mengalami kesulitan.

c. Kegiatan Akhir 10 TM
 Siswa bersama guru menyimpulkan hukum Mendel dan menit
implementasinya pada pewarisan sifat.

Pertemuan 2 (2 × 45 menit)
Kegiatan Pembelajaran waktu ket
Tatap Muka : 10 TM
a. Pendahuluan menit
 Doa bersama dipimpin oleh siswa ( Nilai Religius )
 Guru secara kekeluargaan menyapa siswa dengan mengabsen
kehadirannya
 Motivasi :
Guru menanyakan kembali prinsip hukum Mendel.
 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan
jumlah kotak kancing genetika kebenaran hukum Mendel dengan
model persilangan dengan Kegiatan 5.1.
 Guru memberi pengarahan cara penggunaan kancing genetika
b. Kegiatan Inti 70 TT
1) Eksplorasi : menit
 Siswa menyiapkan Kegiatan 5.1 dengan mengambil seperangkat
kancing genetika.
 Siswa secara teliti dan kerjasama kelompok melakukan
pengujian hukum Mendel I dengan model perkawinan
monohibrid dengan menggunakan Kegiatan 5.1.
 Siswa melanjutkan dengan menguji hukum Mendel II dengan
model perkawinan dihibrid dengan menggunakan petunjuk yang
diberikan guru.
2) Elaborasi
 Siswa mencatat hasil penghitungan dan membulatkan
perbandingan.
 Siswa menyimpulkan hasil penghitungan dengan hasil teoritik
menurut hukum Mendel.
 Siswa menyusun laporan hasil kegiatan.
3) Konfirmasi :
 Guru memberikan konfirmasi hasil kegiatan siswa
c. Kegiatan Akhir 10
 Guru mengumpulkan hasil kegiatan setiap kelompok, menit
kemudian menghitung hasil kelas.
 Siswa menyimpulkan perbandingan antara hasil kelompok
dan hasil kelas.
 Siswa mengumpulkan laporan hasil kegiatan.

Pertemuan 3 (2 × 45 menit)
Kegiatan Pembelajaran waktu ket
Tatap Muka : 10 TM
a. Pendahuluan menit
 Doa bersama dipimpin siswa sebagai ungkapan rasa syukur
kepada Allah SWT (Nilai Religius)
 Guru mengabsen kehadiran siswa
 Apersepsi :
Guru menanyakan kembali prinsip perbandingan hukum
Mendel hasil monohibrid,dihibrid,trihibrid
Guru mengkaitkan dengan adanya perubahan perbandingan
Mendel
b. Kegiatan Inti 75 TM
1) Eksplorasi : menit
 Siswa bersama guru mendiskusikan sifat intermediat/dominan
tidak sempurna dan kodominan
 Siswa bersama guru mendiskusikan penyimpangan semu
hukum Mendel,meliputi :
- Interaksi beberapa pasang alel,dengan contoh persilangan
pada pial ayam
- Kriptomeri, dengan contoh persilangan pada Linaria
maroccana
- Polimeri, dengan contoh persilangan pada biji gandum
- Epistasis/hipostasis
2) Elaborasi :
Siswa dibimbing guru mencari formula angka perbandingan
penyimpangan semu hukum Mendel berdasar atas prinsip Mendel
yang ada
c. Kegiatan Akhir 5
 Siswa bersama menyimpulkan hubungan hukum Mendel menit
dengan berbagai pola penurunan sifat.

Pertemuan 4 (2 × 45 menit)
Kegiatan Pembelajaran waktu ket
Tatap Muka : 10 TM
a. Pendahuluan menit
 Guru menanyakan kepada siswa apakah prinsip-prinsip hukum
Mendel dapat diterapkan dengan mudah pada manusia.
 Siswa bersama guru mendiskusikan kesulitan mempelajari
genetika pada manusia.
 Siswa bersama guru mendiskuikan penggunaan peta silsilah untuk
mempelajari genetika manusia.
b. Kegiatan Inti 70 TT
1) Eksplorasi menit
 Guru menjelaskan prinsip pewarisan sifat golongan sistem
ABO, MN, dan Rh.
 Guru memberikan beberapa contoh permasalahan golongan
darah pada manusia dan siswa memecahkan permasalahan
tersebut.
 Guru menjelaskan beberapa kelainan genetis pada manusia
untuk dapat menghindarinya
2) Elaborasi :
 Guru memberikan beberapa persoalan gangguan/penyakit
genetis pada manusia dan siswa dengan cermat, teliti
memecahkan persoalan tersebut.
 Siswa mendiskusikan upaya perbaikan keturunan pada
tumbuhan dan hewan
 Siswa mendiskusikan upaya perbaikan keturunan pada
manusia.
3) Konfirmasi :
Guru menekankan perbedaan golongan darah sistem ABO,Rh
dan MN.
c. Kegiatan Akhir 10
 Bersama siswa menyimpulkan prinsip penerapan genetika menit
pada manusia.

IX. Alat/ Bahan/ Sumber


 Buku Biologi kelas XII, Dyah aryulina, Esis
 Buku kerja siswa IIIB, Ign. Khristiyono, Esis
 Biologi SMA kelas XII, Istamar Syamsuri, Erlangga
 Biologi Jilid I, John W. Kimbal, Erlangga
 Genetika Strata 1, Suryo, UGM Press
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA Negeri 5 Surakarta


Mata pelajaran : BIOLOGI
Kelas/Semester : XII/1
Topik : Pautan dan Pindah Silang
Alokasi Waktu : 10 JP (5 pertemuan X 2 Jam Pelajaran)

A. Kompetensi Dasar
3.6. Memahami pola-pola hereditas pautan dan pindah silang .
4.6.Mengevaluasi pola-pola hereditas pautan dan pindah silang.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.6.1. Menjelaskan determinasi seks pada makhluk hidup.
3.6.2. Menjelaskan pengertian pautan gen dan pindah silang
3.6.3. Mencontohkan peristiwa pautan gen pada Drosophila melanogaster.
3.6.4. Membedakan antara pautan dan pindah silang.
3.6.5. Menghitung nilai pindah silang.
4.6.1.Mengidentifikasi kasus pautan dan pindah silang.
4.6.2.Membuat diagram pautan dan pindah silang.
4.6.3.Menyajikan diagram pautan dan pindah silang.
3.6.6 Menjelaskan definisi gagal berpisah dan gen lethal
3.6.7 Menjelaskan mekanisme gagal berpisah
3.6.8 Menjelaskan serta memberi contoh jenis-jenis gen lethal
3.6.9 membedakan gen lethal dominan dan gen lethal resesif
4.6.4.Melakukan percobaan simulasi mekanisme gagal berpisah dan gen lethal
4.6.5.Menyajikan data simulasi mekanisme gagal berpisah dan gen lethal
4.6.6.Mempresentasikan mekanisme gagal berpisah dan gen letal

C. Materi Pembelajaran
Determinasi Seks
Deteminasi seks, seperti halnya penentuan ciri khas lain dari makhluk hidup, diturunkan
dari induk kepada turunannya. Mekanisme penentuan jenis kelamin ini melalui mekanisme
yang sama dengan penentuan ciri lain.
penentuan jenis kelamin satu individu bergantung pada kromosom seks. Penentuan ini
dilakukan semenjak pembentukan gamet dan proses fertilisasi. Berdasarkan tipe
kromosom dan makhluk hidup yang memilikinya, determinasi seks dapat dibedakan atas
tipe XY, Z , XO, dan ZO.
1. Tipe XY
Determinasi seks berdasarkan kromosom tipe XY ini berlaku pada manusia, sebagian
hewan, dan tumbuhan. Pada betina, memiliki jenis kromosom seks XX, sedangkan jantan
memiliki jenis kromosom seks XY.
Jika diperhatikan, kromosom dalam sel tubuh, misalnya pada lalat Drosophila, berada
dalam keadaan berpasangan dengan kromosom homolognya. Pada lalat Drosophila betina,
Kromosom X dan Y diberikan dari satu sel ke sel keturunannya seperti kromosom lain,
kecuali saat proses meiosis. Sel tubuh betina memiliki sepasang kromosom X sehingga
saat meiosis dan pembentukan gamet, semua sel gamet betina memiliki kromosom X.
Adapun sel tubuh jantan memiliki kromosom X dan Y sehingga saat meiosis dan
pembentukan gamet, terdapat gamet dengan kromosom X dan gamet dengan kromosom Y.
Melalui fertilisasi, gamet jantan melebur dengan gamet betina menghasilkan individu XX
(betina) dan XY (jantan) dengan perbandingan fenotipe 1:1. Oleh karena itu, kemungkinan
didapat individu jantan adalah 50% dan betina 50%.Mekanisme kromosom X dan Y juga
terjadi pada manusia dan menghasilkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan
kemungkinan yang sama.
2. Tipe ZO
Penentuan jenis kelamin berdasarkan tipe ini berlaku pada beberapa unggas, kupu-kupu,
reptil, dan beberapa jenis ikan. Penentuan jenis kelamin tipe ini kebalikan dengan tipe XY.
Jika manusia laki-laki XY dan perempuan XX, pada tipe ini terjadi kebalikannya. Untuk
menghindari kekeliruan, maka dipakai lambang ZZ untuk jantan dan Z untuk betina.
3. Tipe XO
Pada tipe ini, kromosom seks atau gonosom yang dimiliki jantan hanya X saja (XO),
sedangkan betina XX. Penentuan jenis kelamin tipe ini berlaku pada beberapa jenis
serangga, seperti kutu, belalang, serta anggota Orthoptera dan Heteroptera lain.
4. Tipe Ploidi
Penentuan jenis kelamin tipe ini tidak ditentukan oleh kromosom kelamin, tetapi
ditentukan oleh jumlah set kromosom yang dimiliki. Pada lebah, betina memiliki jumlah
kromosom diploid (2n) hasil fertilisasi. Adapun lebah jantan merupakan individu haploid
(n) yang dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu utuh meskipun tidak dibuahi.
Proses ini disebut juga partenogenesis.

Pautan
Pautan adalah ikatan dua gen atau lebih yang terletak pada kromosom yang sama dan
selalu memisah bersama sama. Pautan dibedakan menjadi dua : Pautan pada autosomal
dan pautan pada kromosom seks.
Pautan autosomal/pautan gen menurut Morgan adalah gen–gen yang terletak pada
kromosom yang sama tidak dapat bersegrasi secara bebas dan cenderung diturunkan
bersama. Misalnya : persilangan pada lalat buah. Abu abu sayap normal dengan lalat buah
hitam sayap vestigial, bila gen BV, dan bv terletak pada kromosom yang sama.
Pautan seks adalah suatu sifat yang diturunkan yang tergabung dalam gonosom. Gen yang
ada dalam setiap makhluk hidup sangat banyak,sedangkan kromosom yang ada hanya
sedikit. Hal tersebut mengakibatkan di dalam satu kromosom terdapat lebih dari satu gen.

Pindah silang/Crossing over.


Pindah silang merupakan peristiwa pertukaran gen–gen suatu kromatid dengan gen–gen
kromatid homolognya yang terjadi pada saat pembelahan miosis bagian kromatid yang
berdekatan dari kromosom homolog tidak selalu berjajar berpasangan dan beraturan, tetapi
saling melilit. Pindah silang terjadi pada saat fase profase akhir atau metafase pada mitosis
I.

Gagal Berpisah (Non Disjunction)


Gagal berpisah (non disjunction) merupakan kegagalan kromosom homolog untuk
memisahkan diri saat pembelahan meiosis. Akibatnya terdapat gamet yang lebih atau
kurang jumlah kromosomnya.
Contohnya persilangan antara Drosophilla melanogaster dimana lalat betina mengalami
gagal berpisah. Lalat betina yang mengalami gagal berpisah membentuk tiga macam
kemungkinan gamet yaitu X, XX, dan 0. Bila lalat jantan yang mengalami gagal berpisah
kemungkinan gametnya adalah X, Y, XX, YY, dan 0.
P : XY x XX (gagal berpisah)
G : X X
Y XX
0
F : XX : betina normal
XY : jantan normal
XXX : betina super (biasanya mati)
XXY : betina (fertil)
XO : jantan (steril)
YO : jantan (lethal)
Gamet hasil gagal berpisah pada:
– betina : X, XX, 0
– jantan : X, Y, XX, YY, 0

Gen Lethal
Gen lethal merupakan gen yang menyebabkan kematian individu yang memilikinya bila
dalam keadaan homozigot. Ada dua jenis gen lethal, yaitu lethal dominan dan lethal
resesif.
Lethal dominan menyebabkan kematian dalam keadaan homozigot dominan.
Contoh: persilangan antara tikus kuning dengan sesamanya
p :tikus kuning x tikus kuning
Kk Kk
F : KK : tikus kuning (lethal)
2Kk : tikus kuning
kk : normal

Rasio fenotif yang hidup antara tikus kuning : normal = 2 : 1 karena tikus kuning
homozigot dominan selalu lethal.
Lethal resesif menyebabkan kematian dalam keadaan homozigot resesif.
Contoh: persilangan antara jagung berdaun hijau dengan sesamanya
p : jagung berdaun hijau x jagung berdaun hijau
Hh Hh
F : HH : berdaun hijau
2Hh : berdaun hijau
hh : berdaun pucat (albino) – lethal
Dari pesilangan di atas hanya tiga yang kemungkinannya dapat hidup yaitu yang
bergenotif HH dan Hh. Sedangkan yang bergenotif hh mati karena tidak dapat membentuk
klorofil.

D. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
Langkah Sintak Deskripsi Alokasi
Pembelajaran Model Waktu
Pembelajara
n
Kegiatan a. Guru memberi salam dan peserta didik 15 menit
Pendahuluan menjawab salam dari guru.
b. Guru meminta salah satu peserta
didik/ketua kelas untuk berdoa memohon
kepada Allah swt semoga diberi
kelancaran dan kemudahan dalam belajar.
c. Guru menanyakan absensi peserta didik,
peserta didik menjawab pertanyaan guru.
d. Guru member apersepsi tentang pola-pola
pewarisan sifat menurut Mendel dan
penyimpangannya.
e. Guru memotivasi peserta didik dengan
pertanyaan-pertanyaan ringan tentang
penyebab adanya penyimpangan pola
pewarisan sifat dari Mendel; “Peristiwa
apa sajakah yang menyebabkan terjadinya
penyimpangan pola pewarisan dari
Mendel?”.
f. Guru menjelaskan indikator pembelajaran
kemudian menjelaskan konsep dasar
pembelajaran yang akan dilakukan.
Kegiatan Inti Orientasi Mengamati 5 menit
**) peserta Peserta didik mengamati diagram
didik pada persilangan yang menunjukkan bahwa
masalah pasangan suami istri bisa mendapatkan
keturunan yang berbeda jenis kelaminnya.
Diagram Persilangan;
P ; XY X XX
G X X
Y
F XX dan XY

Menanya
Peserta didik menemukan masalah tentang
penentuan jenis kelamin. Masalah yang 10 menit
diharapkan muncul adalah;
1) Apa yang menyebabkan jenis kelamin
berbeda-beda?
2) Apakah tipe penentuan jenis kelamin pada
makhluk hidup itu selalu sama?
3) Mengapa lebah madu ada yang mandul
dan ada yang fertil?
4) Tipe-tipe apakah yang kita kenal dalam
menentukan jenis kelamin?

5 menit
Pada tahap ini guru membantu peserta didik
Meng- mendefinisikan dan mengorganisasikan
organisasi- tugas belajar yang berhubungan dengan
kan peserta masalah determinasi seks,
didik Peserta didik dikelompokkan secara 20 menit
heterogen, masing-masing mengkaji lembar
kegiatan non eksperimen.

Mengumpulkan informasi
Membimbin Peserta didik dengan teliti menggali dan 20 menit
g mengumpulkan informasi dari berbagai
penyelidika sumber terkait dengan pola penurunan jenis
n individu kelamin.
dan
kelompok Mengasosiasi
Dalam kelompok diskusi, peserta didik dapat
Mengemban saling bekerja sama, menghargai pendapat 5 menit
gkan dan orang lain untuk
menyajikan mengasosiasi/mendiskusikan hal-hal terkait
hasil karya dengan pola penurunan jenis kelamin dan
sebagai panduan, mendiskusikan pertanyaan
yang ada di lembar kerja.

Mengomunikasikan
Menganalis Peserta didik dalam kelompok membuat
a dan laporan tentang hasil diskusi dan
mengevalua mempresentasikan hasil diskusi ke depan
- si proses kelas.
pemecahan Peserta didik berdiskusikan secara klasikal,
masalah kemudian menyimpulkan:
Tentang determinasi seks.
Guru melakukan evaluasi hasil belajar
mengenai materi yang telah dipelajari siswa

Kegiatan a. Guru mereview dengan memberi 10 menit


Penutup pertanyaan untuk dijawab secara bersama,
terkait evaluasi yang diberikan.
b. Guru memilah hasil evaluasi.
c. Guru memberikan remedial pembelajaran
bagi peserta didik yang belum kompeten dan
memberikan tugas pengayaan pada peserta
didik yang sudah kompeten.
d. Guru memberikan tugas untuk persiapan
pertemuan berikutnya tentang peristiwa
pautan dan pindah silang beserta contoh-
contohnya.

2. Pertemuan Kedua
Langkah Sintak Deskripsi Alokasi
Pembelajaran Model Waktu
Pembelajara
n
Kegiatan a. Guru memberi salam dan peserta didik 15 menit
Pendahuluan menjawab salam dari guru.
b. Guru meminta salah satu peserta
didik/ketua kelas untuk berdoa memohon
kepada Allah swt semoga diberi
kelancaran dan kemudahan dalam belajar.
c. Guru menanyakan absensi peserta didik,
peserta didik menjawab pertanyaan guru.
d. Guru memberi apersepsi tentang pola-pola
pewarisan yang menyimpang dari pola
pewarisan sifat menurut Mendel.
e. Guru memotivasi peserta didik dengan
membimbing peserta didik menyebutkan
contoh-contoh yang di dapat dari
pengerjaan tugas tentang peristiwa pautan
gen.
Kegiatan Inti Orientasi Guru menjelaskan indikator pembelajaran 5 menit
**) peserta kemudian menjelaskan konsep dasar
didik pada pembelajaran yang akan dilakukan.
masalah
Mengamati
Peserta didik mengamati diagram
persilangan yang menunjukkan persilangan
monohibrid, dihibrid dan persilangan yang
menunjukkan pautan seks pada kucing
kaliko.

Diagram Persilangan;
Persilangan Monohibrid untuk sifat tinggi
tanaman
P: ♀ Tinggi x Pendek ♂
DD dd
Gamet D d

F1 : Tinggi
Dd
Persilangan dihibrid ;
P1 ♀ RRpp >< ♂ rrPP
rose pea
G Rp rP
F1 RrPp = 100% walnut

Persilangan pada pautan seks


P1 XBXB >< XbY
Kuc Hitam Kuc oranye
B
G X Xb , Y
F1 XBXb = Kucing betina kaliko
XBY = Kucing jantan hitam

Alaternatif lain, Guru dapat menunjukkan


gambar-gambar/peristiwa ; gigi coklat,
hyperthrikosis, hemofilia, buta warna untuk
merangsang peserta didik bertanya mengenai
pautan seks atau pautan gen.

Menanya 10 menit
Peserta didik menemukan masalah tentang
peristiwa pautan. Masalah yang diharapkan
muncul adalah;
1) Mengapa kucing kaliko selalu berkelamin
betina?
2) Gen apakah yang terpaut pada kromosom
kelamin?
3) Contoh apakah yang menunjukkan
peristiwa pautan gen? 5 menit

Pada tahap ini guru membantu peserta didik


mendefinisikan dan mengorganisasikan
tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah pautan dan pindah silang.
Peserta didik dikelompokkan secara 10 menit
Meng- heterogen, masing-masing mengkaji lembar
organisasika kegiatan non eksperimen.
n peserta
didik Mengumpulkan informasi
Peserta didik dengan teliti menggali dan
mengumpulkan informasi dari berbagai 30 menit
sumber terkait dengan pautan gen, pautan
seks dan pindah silang.
Membimbin
g Mengasosiasi
penyelidika Dalam kelompok diskusi, peserta didik dapat
n individu saling bekerja sama, menghargai pendapat 5 menit
dan orang lain untuk
kelompok mengasosiasi/mendiskusikan hal-hal terkait
dengan pautan dan pindah silang sebagai
panduan, mendiskusikan pertanyaan yang
Mengem ada di lembar kerja.
bangkan
dan Mengomunikasikan
menyajikan Peserta didik dalam kelompok membuat
hasil karya laporan tentang hasil diskusi dan
mempresentasikan hasil diskusi ke depan
kelas.

Peserta didik
Menganalis berdiskusikan secara klasikal, kemudian
a dan menyimpulkan:
mengevalua Tentang peristiwa pautan dan pindah silang.
si proses
pemecahan Guru melakukan evaluasi hasil belajar
masalah mengenai materi yang telah dipelajari siswa

Kegiatan a. Guru mereview dengan memberi 10 menit


Penutup pertanyaan untuk dijawab secara bersama,
terkait evaluasi yang diberikan.
b. Guru memilah hasil evaluasi.
c. Guru memberikan remedial pembelajaran
bagi peserta didik yang belum kompeten dan
memberikan tugas pengayaan pada peserta
didik yang sudah kompeten.
d. Guru memberikan tugas untuk persiapan
pertemuan berikutnya untuk mencari gambar
beberapa jenis hewan yang mengalami
pautan dan pindah silang.
3. Pertemuan Ketiga
Langkah Sintak Deskripsi Alokasi
Pembelajaran Model Waktu
Pembelajara
n
Kegiatan a. Guru memberi salam dan peserta didik 10 menit
Pendahuluan menjawab salam dari guru.
b. Guru meminta salah satu peserta
didik/ketua kelas untuk berdoa memohon
kepada Allah swt semoga diberi
kelancaran dan kemudahan dalam belajar.
c. Guru menanyakan absensi peserta didik,
peserta didik menjawab pertanyaan guru.
d. Guru memberi apersepsi tentang peristiwa
pautan dan pindah silang.
e. Guru memotivasi peserta didik dengan
membimbing peserta didik menyebutkan
contoh peristiwa pautan seks pada manusia.
Kegiatan Inti 1. Mengamati 70 menit
**) Stimulation Peserta didik mengamati beberapa gambar
(Pemberian hasil penugasan ke depan kelas. Kemudian
rangsangan guru membimbing mengelompokkan
) gambar-gambar berdasar peristiwanya.

Menanya
Guru membimbing peserta didik untuk
2. Problem menanyakan hal-hal terkait dengan gambar
statemen yang diamati. Pertanyaan yang diharapkan ;
(Identifikasi 1) Apakah yang membedakan peristiwa
masalah) pautan dan pindah silang?
2) Apa yang menyebabkan peristiwa pautan
dan pindah silang?
3) Apa perbedaan pautan gen dan pautan
seks?

Mengumpulkan informasi/mencoba
Peserta didik dengan teliti menggali dan
3. Data mengumpulkan informasi dari berbagai
collection sumber terkait dengan pautan gen, pautan
(Pengumpul seks dan pindah silang.
an data)
Menalar/mengasosiasi
Bersama kelompok, peserta didik
4. Data menalar/berdiskusi tentang pautan dan
Prossing pindah silang dibantu soal-soal dari bahan
(Pengolaha diskusi di LK.
n data)
Pada tahap ini, peserta didik masih
berdiskusi dalam kelompok untuk
5. membuktikan hasil diskusinya dengan
Verification referensi untuk kemudian dibuat laporan.
(Pembuktia
n) Mengomunikasikan
Peserta didik dalam kelompok membuat
laporan tentang hasil diskusi yang berupa
diagram persilangan dan mempresentasikan
6. hasil diskusi ke depan kelas.
Generalizati
on (Menarik Guru dan peserta didik membuat kesimpulan
kesimpulan) tentang peristiwa pautan dan pindah silang.
Kegiatan a. Guru memberi kesempatan kepada peserta 10
Penutup didik untuk menanyakan sesuatu yang
mungkin akan disampaikan.
b. Guru melakukan post tes.
c. Guru memberikan remedial pembelajaran
bagi peserta didik yang belum kompeten dan
memberikan tugas pengayaan pada peserta
didik yang sudah kompeten.
d. Guru memberikan tugas untuk persiapan
pertemuan berikutnya yaitu ulangan harian,
peserta didik ditugaskan mengerjakan soal-
soal pautan dan pindah silang dari buku
siswa.

Pertemuan 4
Langkah Sintak Deskripsi Alokasi
Pembelajaran Model Waktu
Pembelajara
n
Kegiatan - Guru mengucapkan salam pembuka dan 10 menit
Pendahuluan berdoa dilanjutkan dengan presensi
- Guru mengkondisikan kesiapan siswa
untuk mengikuti pelajaran, baik psikis
maupun fisik dengan cara mempersilahkan
siswa menyiapkan buku Biologi dan alat
tulis menulis
Apersepsi
- Guru memberikan apersepsi dengan
bertanya “Coba kalian perhatikan disekitar
kita? Dalam satu populasi, ada individu
yang berbeda dengan yang lain.
Motivasi
- Guru menyampaikan motivasi bahwa
terkadang dalam satu populasi terdapat
individu yang berbeda dengan yang lain.
Sebagai contoh pernahkah kalian melihat
benih jagung, kemudian ada satu benih
yang berwarna pucat/ tidak hijau
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti yang akan dilaksanakan pada pertemuan
**) hari ini

Simulation - Guru mengarahkan siswa mengamati


(simulasi/ gambar kelainan pada makhluk hidup
pemberian akibat peristiwa gagal berpisah dan gen
rangsang) lethal
- Siswa mengamati gambar kelainan pada
makhluk hidup akibat peristiwa gagal
berpisah dan gen lethal dengan teliti dan
Problem cermat
statemen
(Pertanyaan/ - Guru membimbing siswa untuk siswa
Identifikasi mampu mengajukan pertanyaan dari
masalah) gambar-gambar yang telah ditayangkan
guru
- Siswa mengajukan pertanyaan dari gambar
persilangan tentang gagal berpisah dan gen
lethal dengan santun.
Pertanyaan yang diharapkan muncul dari
siswa diantara:
 Mengapa terdapat individu yang
berbeda?
 Bagaimanakah terbentuknya individu
yang berbeda tersebut?
 Bagaimanakah daya tahan hidup
individu tersebut? Lebih lama bertahan
Data atau akan mudah mati?
colection  Bagaimanakah mekanisme penurunan
(Pengumpula sifat yang berbeda tersebut?
n Data)
- Guru membimbing siswa membentuk
kelompok heterogen
- Guru membimbing siswa mengumpulkan
informasi dari berbagai sumber melalui
kegiatan diskusi kelompok
- Siswa mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber, internet, buku referensi
lain tentang mekanisme gagal berpisah dan
gen lethal dengan tanggung jawab,
Data kerjasama menggunakan pedoman
Processing pertanyaan yang terdapat pada LK
(Pengumpula (Lembar Kegiatan) yang telah disiapkan
n data) guru

Verifikasi - siswa melakukan diskusi kelompok


(Pembuktian mengolah data hasil diskusi dengan
) menjawab pertanyaan yang terdapat pada
LK yang telah disiapkan guru

Generalisasi - Siswa mendiskusikan dan memverifikasi


(Menarik hasil pengolahan data dengan data-data
Kesimpulan) atau teori dari buku sumber

- Guru membimbing siswa untuk


melakukan presentasi hasil diskusi
- Siswa mempresentasikan hasil diskusi
kelompok yang telah dilakukan dengan
sopan
- Siswa melakukan diskusi kelas
Kegiatan - Siswa menyimpulkan tentang materi yang
Penutup dipelajari
- Guru mengevaluasi siswa dengan
beberapa pertanyaan yang disampaikan
secara lisan
- Guru menugaskan siswa untuk
mempelajari LK percobaan/simulasi
mekanisme gagal berpisah dan gen lethal.

Pertemuan 5
Langkah Sintak Deskripsi Alokasi
Pembelajaran Model Waktu
Pembelajara
n
Kegiatan - Guru mengucapkan salam pembuka dan 10 menit
Pendahuluan berdoa dilanjutkan dengan presensi
- Guru mengkondisikan kesiapan siswa
untuk mengikuti pelajaran, baik psikis
maupun fisik dengan cara mempersilahkan
siswa menyiapkan buku Biologi dan alat
bahan yang akan digunakan
Apersepsi
- Guru memberikan apersepsi dengan
bertanya bagaimanakah kemungkinannya
dalam munculnya individu baru terjadi
gagal berpisah atau gen lethal?
Motivasi
- Guru menyampaikan motivasi bahwa
terkadang dalam satu populasi terdapat
individu yang berbeda dengan yang lain,
hal ini dapat terjadi karena peristiwa gagal
berpisah dan gen lethal seperti yang telah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
Bagaimanakah mekanisme gagal berpisah
dan persentase munculnya gen lethal?
Kegiatan Inti - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 65
**) yang akan dilaksanakan pada praktikum menit
ini
Simulation
(simulasi/ - Guru mengarahkan siswa mengamati
pemberian diagram gagal berpisah pada makhluk
rangsang) hidup dan persilangan terjadinya gen
lethal.
- Siswa mengamati gambar kelainan pada
makhluk hidup akibat peristiwa gagal
Problem berpisah dan gen lethal dengan teliti dan
statemen cermat
(Pertanyaan/
Identifikasi - Guru membimbing siswa untuk siswa
masalah) mampu mengajukan pertanyaan dari
gambar-gambar yang telah ditayangkan
guru
- Siswa mengajukan pertanyaan dari gambar
persilangan tentang gagal berpisah dan gen
lethal dengan santun.
Pertanyaan yang diharapkan muncul dari
siswa diantara:
Data  Bagaimanakah mekanisme gagal
colection berpisah?
(Pengumpul-  Berapa persenkah kemungkinan
an Data) munculnya individu baru dengan gen
lethal?

- Guru membimbing siswa untuk


berkelompok
Data - Guru mengarahkan siswa untuk
Processing melakukan percobaan simulasi gagal
(Pengumpula berpisah dan gen lethal
n data) - Siswa melakukan percobaan simulasi
gagal berpisah dan gen lethal terhadap
makhluk hidup dengan kerjasama dan
Verifikasi tanggung jawab
(Pembuktian
) - siswa melakukan diskusi kelompok
mengolah data hasil percobaan mekanisme
gagal berpisah dan gen lethal dengan
Generalisasi petunjuk dan pertanyaan yang terdapat
(Menarik pada LK yang telah disiapkan guru
Kesimpulan)
- Siswa mendiskusikan dan memverifikasi
hasil pengolahan data dengan data-data
atau teori dari buku sumber

- Guru membimbing siswa untuk


melakukan presentasi hasil percobaan
- Mempresentasikan hasil
percobaan/simulasi dan hasil diskusi
kelompok yang telah dilakukan dengan
sopan
- Siswa melakukan diskusi kelas terhadap
hasil percobaan
Kegiatan - Siswa menyimpulkan tentang materi yang 15 menit
Penutup dipelajari
- Guru melakukan post test
- Guru menugaskan siswa untuk
mempelajari hereditas pada manusia yang
akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai