Permasalahan Dalam Penelitian
Seorang peneliti sebelum menentukan bagaimana penelitian bisa
dilakukan, terlebih dahulu harus menentukan masalah apa saja
yang bisa diteliti. Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai
pernyataan yang mempermasalahkan suatu variable atau hubungan
antara variable pada suatu fenomena.Sedangkan variable
didefinisikan sebagai perbedaan antara sesuatu dengan yang lain.
Masalah penelitian ini akan menentukan kwalitas penelitian yang
akan dilakukan. Baik buruknya penelitian seseorang tergantung
bagaimana seorang peneliti tersebut dapat mengidentifikasikan
penelitian sebaik-baiknya.
Menentukan masalah peneltian terkadang sulit, hal itu dikarenakan
kurang faham akan permasalahan tersebut. Untuk menentukan
permasalahan penelitian terlebih dahulu harus memahami sumber
masalah.Sumber masalah tersebut bisa berasal dari manusia,
program, dan fenomena di sekitar.
Terkadang kesalahan yang terjadi dalam penelitian adalah
berangkat dari paradigma yang salah.Penelitian yang yang benar
adalah dimulai dengan mencari dan mengidentifikasi permasalahan
yang ada.Barulah setelah mendapatkan masalah yang jelas,
penelitian di lakukan.
Banyak di antara kita –terutama mahasiswa- ketika melakukan
penelitian ilmiah, memulai dengan cara yang salah, yaitu
menentukan judul baru kemudian menentukan permasalahan.
Sebenarnya hal itu bukan permasalahan pokok, tetapi paradigma
seperti ini perlu dibenarkan.
Keadaan Ideal
Meliputi kondisi yang dicita-citakan atau diinginkan terjadi,
keadaan ideal ini umum dituangkan berbentuk misi serta visi yang
ingin dicapai.
Keadaan Aktual
Keadaan yang berlangsung sekarang ini, umum bercerita
ketidaksamaan kondisi pada keadaan sekarang ini dengan keadaan
yang dicita-citakan berlangsung.
Jalan Keluar
Anjuran singkat atau penawaran penyelesaian pada permasalahan
yang dihadapi sebelumnya mengambil langkah selanjutnya ke
pokok bahasan. Diluar itu latar belakang dapatlah memiliki
kandungan perbandingan serta penyempurnaan atas tulisan
tentang tema yang sama terlebih dulu.
Terangkan Masalahnya
Bikin susunan latar belakang permasalahan, anda dapat
membuatnya dari hal yang umum dahulu lalu baru hal yang khusus
atau demikian sebaliknya anda dahulukan yang khusus lalu yang
umum.
Contoh Latar Belakang Masalah Dalam
Satu Makalah
Berikut ialah latar belakang dalam satu makalah yang berjudul alat
komunikasi :
Latar Belakang
Alat komunikasi telah dikenal mulai sejak jaman dulu, bahkan juga
mulai sejak jaman pra histori pun alat komunikasi telah ada. Ketika
itu manusia cuma mengetahui alat komunikasi dengan symbol atau
gerakan/bahasa isyarat untuk mengemukakan suatu hal.
Bila menginginkan lakukan komunikasi dengan yang beda tempat
serta memiliki jarak yang lumayan jauh, pada waktu itu orang kirim
kurir pembawa pesan yang memanglah mesti sangatlah terpercaya
untuk mengemukakan pesan seorang.
Yang kemudian jaman berkembang serta manusia mulai
mengetahui bahasa serta tulisan, yang lalu pada jaman ini dikenal
dengan jaman histori. Pada jaman ini alat komunikasi berkembang
lagi terkecuali symbol serta gerakan isyarat, manusia muali dapat
menulis serta berbahasa tambah baik lagi, hingga bisa lakukan
komunikasi tambah baik juga, serta bisa menulis surat lalu
kirimnya pada orang yang menginginkan diberi pesan.
Lalu jaman makin berkembang sampai saat ini perubahan itu
diiringi juga oleh perubahan teknologi yang saat ini semakin
mutakhir saja, termasuk juga alat untuk berkomunikasi. Pada
jaman globalisasi ini sudah lahir beragam jenis alat komunikasi,
terkecuali surat yang lebih dahulu ada, kemudian telephone serta
saat ini juga dikenal telephone genggam (handphone) yang kerap
dimaksud dengan ponsel.
Bahkan juga aktivitas surat menyurat lewat kantor pos juga saat ini
telah mulai menyusut bersamaan karenanya adfa email serta
bermuculannya jejaring social seperti facebook, twitter, balckberry,
whatsapp, serta ada banyak lagi. Saat ini manusia makin
dimudahkan untuk lakukan komunikasi baik dengan yang berjarak
dekat maupun dengan yang berjarak jauh. Sampai lalu nampak arti
kalau teknologi ini mendekatkan yang jauh.
PTK : Cara Menulis Latar Belakang Masalah
Kenyataan saat ini di kelas VIIIB SMP Negeri 4 Amuntai masih jauh dari kondisi ideal
tersebut. Pemahaman terhadap konsep-konsep esensial pada mata pelajaran IPA untuk materi
bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari masih rendah (rata-rata kelas 63,28). Selain itu
jumlah peserta didik yang berhasil mencapai dan melampaui KKM kurang dari 75%. KKM
mata pelajaran IPA pada Tahun Pelajaran 2010/2011 yang lalu adalah ≥ 61. Jumlah peserta
didik yang berhasil mencapai dan melampaui KKM yang kurang dari 75% ini menyebabkan
guru harus melakukan pembelajaran remedial secara klasikal. Kemudian, KKM mata
pelajaran IPA pada Tahun Pelajaran 2011/2012 ini telah ditingkatkan menjadi ≥ 65, hal ini
juga berarti bahwa kemungkinan persentase peserta didik yang tidak dapat mencapai KKM
yang dinaikkan tersebut semakin besar.
Beberapa kemungkinan penyebab rendahnya pemahaman peserta didik tentang materi Bahan
Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari sehingga berakibat pada rendahnya nilai rata-rata kelas
dan ketuntasan klasikal yang tidak tercapai adalah: (1) materi Bahan Kimia Dalam
Kehidupan Sehari-hari merupakan materi yang sangat banyak mengandung konsep-konsep
bidang kimia dengan istilah-istilah yang sulit diingat dan dipahami; (2) strategi pembelajaran
yang digunakan masih belum cukup untuk memfasilitasi pemerolehan pehamaman bagi
peserta didik.
Kondisi demikian apabila terus dibiarkan akan berdampak buruk terhadap kualitas
pembelajaran mata pelajaran IPA di Kelas VIIIB tersebut khususnya, dan di SMPN 4
Amuntai secara keseluruhan. Padahal, materi Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari
merupakan salah satu materi esensial dalam kurikulum. Hal ini tercermin dari selalu
termuatnya materi ini dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Ujian Nasional (UN)
pada 3 tahun terakhir ini.
Salah satu alternatif pemecahan masalah di atas yang mungkin untuk dilaksanakan oleh guru
adalah melaksanakan pembelajaran IPA dengan menggunakan strategi memory cycle.
Menurut Sprenger (2005), pembelajaran yang dilakukan dengan stretegi memory cycle yang
terdiri dari 7 langkah (reach, reflect, recode, reinforce, rehearse, review, dan retrieve)
memungkinkan peserta didik untuk dapat menyimpan konsep-konsep esensial yang diberikan
dalam memori jangka panjang (long term memory) dan memungkinkan mereka untuk
menggunakan konsep-konsep saat berpikir pada tingkatan yang lebih tinggi (higher level
thinking).