Anda di halaman 1dari 10

Latar Belakang Masalah – Pengertian,

Permasalahan, Cara, Contoh, Para


Ahli
Oleh samhis setiawanDiposting pada 28 Februari 2021
Latar Belakang Masalah – Pengertian, Permasalahan,
Cara, Contoh, Para Ahli : Adalah menceritakan hal hal yang
melatarbelakangi mengapa peneliti memilih judul penelitiannya.
Dalam latar belakang masalah ini, peneliti seolah-olah sebagai
detektif yang sedang mengamati situasi lingkungan tempat kejadian
perkara.

Pengertian Latar Belakang Masalah


adalah menceritakan hal hal yang melatarbelakangi mengapa
peneliti memilih judul penelitiannya. Dalam latar belakang masalah
ini, peneliti seolah-olah sebagai detektif yang sedang mengamati
situasi lingkungan tempat kejadian perkara. Untuk memunculkan
berbagai alasan mengapa memilih judul tersebut, maka seorang
peneliti dalam hal ini dapat mengacu pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku, akan tetapi belum efektif pada
pelaksanaannya.
Latar belakang Masalah dapat juga mengacu pada krisis ideologi,
ekonomi, sosial, politik, budaya, pertahanan dan keamanan. Latar
belakang ditutup dengan kalimat kunci yang menekankan
pentingnya masalah tersebut untuk segera diteliti dan dampaknya
jika penelitian itu ditunda-tunda untuk tidak diteliti.
Yang menjadi pertanyaan, berapa halaman jumlah latar belakang
masalah ?. Jawabannya yaitu proporsional, tergantung jumlah
halaman seluruh proposal penelitian atau laporan penelitian.
Perlu digaris bawahi bahwa jangan sampai latar belakang masalah
yang ada pada proposal atau yang ada pada Bab 1 pada laporan
penelitian jumlahnya lebih banyak dari bab-bab lainnya, kecuali
bab terakhir, yaitu kesimpulan dan saran.
Beberapa hal yang terdapat dalam latar belakang ialah:

 Kondisi ideal mencakup keadaan yang dicita-citakan atau


diharapkan terjadi, kondisi ideal ini biasa dituangkan dalam
bentuk visi dan misi yang ingin diraih.
 Kondisi aktual merupakan kondisi yang terjadi saat ini, biasa
menceritakan perbedaan situasi antara kondisi saat ini dengan
kondisi yang dicita-citakan terjadi.
 Solusi merupakan saran singkat atau penawaran penyelsaian
terhadap masalah yang dialami sebelum melangkah lebih
lanjut ke pokok bahasan.

Selain itu, latar belakang bisa pula mengandung perbandingan dan


penyempurnaan atas tulisan mengenai topik yang sama
sebelumnya.

Pengertian Latar Belakang Masalah


Menurut Para Ahli
Drs. Tatang M. Amirin
Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
1995).Secara ringkas masalah yang biasa diangkat menjadi topik
penelitian yang baik itu seharusnya memenuhi kriteria sebagai
berikut:
1. Masalah tersebut jika diteliti akan mempunyai arti penting baik
bagi perkembangan ilmu maupun bagi kehidupan sehari-hari
2. Kesimpulan penelitian mempunyai daya simpul yang cukup
lama, artinya dapat digeneralisasikan bukan cuma saat penelitian
dilakukan, melainkana sesudahnya.
3. Masalah tersebut memiliki daya tarikkuat baik bagi peneliti
pribadi maupun masyarakat.
4. Secara operasional masalah tersebut bisa diteliti (baik dari sudut
prosedural, metodologi, maupun dari sudut ketersediaan datanya
dilapangan).

Drs. Hariwijaya, Triton PB. Ssi. Msi.


Pedoman Penulisan Skirpsi Dan Tesis, (Nyutran: Tugu Publisher,
2005).
Dalam pembuatan skripsi, tahap ini adalah kegiatan mencari
sebanyak-banyaknya permasalahan.
Rumusan permasalahan berdasarkan pada masalah pokok yang
terdapat pada bagian latar belakang masalah. Masalah-masalah
yang hendak dikemukakan pada bagian ini dirumuskan dalam
kalimat pertanyaan yang singkat dan sederhana.
Batasan masalah mempunyai kaitan dengan rumusan masalah.
Belum tentu masalah-masalah yang telah didentifikasikan dapat
diteliti. Keterbatasan mahasiswa memungkinkan masalah yang
telah diidentifikasi itu tidak dapat diteliti semuanya namun hanya
sebagian saja. Bahasa lain batasan ini adalah ruang lingkup.
Bila anda memiliki keterbatasan dalam waktu, pemikiran, data dan
biaya, maka ruang lingkup yang anda miliki akan sempit. Manfaat
lain dari ruang lingkup yang sempit adalah kupasan materi
nantinya sangat rapat sehingga tidak akan kerepotan dalam
mempetahankannya didepan dewan penguji.

P. Joko Subagyo SH.


Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, ( Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2004). Menurut Joko Subagyo, dalam menentukan rumusan
masalah, sebaiknya kita memperhatikan ketentuan-ketentuan
dibawah ini:
1. Dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.
2. Dirumuskan dalam kalimat yang sederhana.
3. Rumusan masalah harus singkat, padat, dan tidak menimbulkan
kerancauan dalam pengertian.
4. Mencerminkan keinginan penulis dalam melakukan penelitian.
5. Tidak mempersulit dalam pencarian data lapangan.
6. Rumusan masalah dapat dipakai sebagai rumusan hipotesa.
7. Rumusan masalah dapat direfleksikan kedalam judul.
Drs. Sumadi Surya Brataba MA, Eds, Ph. D.
Metodelogi Penelitian, ( Jakarta: CV. Rajawali, 1983). Menurut
Sumadi, rumusan maslah adalah hal yang penting dalam penelitian,
karena akan menjadi panutan dalam penelitian, berikut ketentuan-
ketentuan yang perlu diperhatikan dalam menentukan rumusan
masalah.
1. Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
2. Rumusan masalah harus padat dan jelas isinya.
3. Memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data
guna menjawab pertanyaaan yang terkandung dalam rumusan
masalah itu.

Purnomo Setiady Akbar. Mpd, dan DR. Husaini


Usman. Mpd.
Metodelogi Penelitian Sosial, ( Jakarta: Bumi Aksara, 1996).
Rumusan masalah ialah suatu usaha untuk menyatakan secara
tersurat pertanyaan-pertanyaan penelitian apa saja yang spesifik
dan perlu dijawab. Rumusan masalah meurut keterangan dari buku
ini di bedakan menjadi 3, yaitu deskriptif, komparatif dan asosiatif.

Permasalahan Dalam Penelitian
Seorang peneliti sebelum menentukan bagaimana penelitian bisa
dilakukan, terlebih dahulu harus menentukan masalah apa saja
yang bisa diteliti. Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai
pernyataan yang mempermasalahkan suatu variable atau hubungan
antara variable pada suatu fenomena.Sedangkan variable
didefinisikan sebagai perbedaan antara sesuatu dengan yang lain.
Masalah penelitian ini akan menentukan kwalitas penelitian yang
akan dilakukan. Baik buruknya penelitian seseorang tergantung
bagaimana seorang peneliti tersebut dapat mengidentifikasikan
penelitian sebaik-baiknya.
Menentukan masalah peneltian terkadang sulit, hal itu dikarenakan
kurang faham akan permasalahan tersebut. Untuk menentukan
permasalahan penelitian terlebih dahulu harus memahami sumber
masalah.Sumber masalah tersebut bisa berasal dari manusia,
program, dan fenomena di sekitar.
Terkadang kesalahan yang terjadi dalam penelitian adalah
berangkat dari paradigma yang salah.Penelitian yang yang benar
adalah dimulai dengan mencari dan mengidentifikasi permasalahan
yang ada.Barulah setelah mendapatkan masalah yang jelas,
penelitian di lakukan.
Banyak di antara kita –terutama mahasiswa- ketika melakukan
penelitian ilmiah, memulai dengan cara yang salah, yaitu
menentukan judul baru kemudian menentukan permasalahan.
Sebenarnya hal itu bukan permasalahan pokok, tetapi paradigma
seperti ini perlu dibenarkan.

Cara Membuat Latar Belakang Masalah


Banyak hal yang ada dalam latar belakang yaitu:

Keadaan Ideal
Meliputi kondisi yang dicita-citakan atau diinginkan terjadi,
keadaan ideal ini umum dituangkan berbentuk misi serta visi yang
ingin dicapai.

Keadaan Aktual
Keadaan yang berlangsung sekarang ini, umum bercerita
ketidaksamaan kondisi pada keadaan sekarang ini dengan keadaan
yang dicita-citakan berlangsung.

Jalan Keluar
Anjuran singkat atau penawaran penyelesaian pada permasalahan
yang dihadapi sebelumnya mengambil langkah selanjutnya ke
pokok bahasan. Diluar itu latar belakang dapatlah memiliki
kandungan perbandingan serta penyempurnaan atas tulisan
tentang tema yang sama terlebih dulu.

Terangkan Masalahnya
Bikin susunan latar belakang permasalahan, anda dapat
membuatnya dari hal yang umum dahulu lalu baru hal yang khusus
atau demikian sebaliknya anda dahulukan yang khusus lalu yang
umum.
Contoh Latar Belakang Masalah Dalam
Satu Makalah
Berikut ialah latar belakang dalam satu makalah yang berjudul alat
komunikasi :

Latar Belakang
Alat komunikasi telah dikenal mulai sejak jaman dulu, bahkan juga
mulai sejak jaman pra histori pun alat komunikasi telah ada. Ketika
itu manusia cuma mengetahui alat komunikasi dengan symbol atau
gerakan/bahasa isyarat untuk mengemukakan suatu hal.
Bila menginginkan lakukan komunikasi dengan yang beda tempat
serta memiliki jarak yang lumayan jauh, pada waktu itu orang kirim
kurir pembawa pesan yang memanglah mesti sangatlah terpercaya
untuk mengemukakan pesan seorang.
Yang kemudian jaman berkembang serta manusia mulai
mengetahui bahasa serta tulisan, yang lalu pada jaman ini dikenal
dengan jaman histori. Pada jaman ini alat komunikasi berkembang
lagi terkecuali symbol serta gerakan isyarat, manusia muali dapat
menulis serta berbahasa tambah baik lagi, hingga bisa lakukan
komunikasi tambah baik juga, serta bisa menulis surat lalu
kirimnya pada orang yang menginginkan diberi pesan.
Lalu jaman makin berkembang sampai saat ini perubahan itu
diiringi juga oleh perubahan teknologi yang saat ini semakin
mutakhir saja, termasuk juga alat untuk berkomunikasi. Pada
jaman globalisasi ini sudah lahir beragam jenis alat komunikasi,
terkecuali surat yang lebih dahulu ada, kemudian telephone serta
saat ini juga dikenal telephone genggam (handphone) yang kerap
dimaksud dengan ponsel.
Bahkan juga aktivitas surat menyurat lewat kantor pos juga saat ini
telah mulai menyusut bersamaan karenanya adfa email serta
bermuculannya jejaring social seperti facebook, twitter, balckberry,
whatsapp, serta ada banyak lagi. Saat ini manusia makin
dimudahkan untuk lakukan komunikasi baik dengan yang berjarak
dekat maupun dengan yang berjarak jauh. Sampai lalu nampak arti
kalau teknologi ini mendekatkan yang jauh.
PTK : Cara Menulis Latar Belakang Masalah

Bagaimana Cara Menulis Latar Belakang Masalah?


Kesulitan menulis Latar Belakang Masalah pada proposal Penelitian Tindakan Kelas anda?
Ha.. Jangan takut. Ada formula mudah untuk menuliskannya dan tentu saja akurat (sesuai
aturan/kaidah).Baca langkah-langkahnya di bawah ini.
Unsur Penting Latar Belakang Masalah
Latar Belakang Maslah adalah salah satu komponen pada proposal PTK atau pada Bab I
Laporan PTK yang harus anda tulis dengan tajam dan tidak mengambang kemana-mana.
Latar Belakang Masalah seharusnya mengandung 5 unsur penting, yang minimal tergambar
dalam 5 paragraf yang saling menyatu dan berhubungan satu sama lain membentuk pondasi
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh guru/peneliti. Kelima (5) unsur
penting itu wajib ada, yaitu:
1. Kondisi ideal di dalam kelas/pembelajaran yang diharapkan oleh guru/peneliti.
2. Kondisi saat ini (yang sedang terjadi) di dalam kelas/pembelajaran guru/peneliti.
3. Kesenjangan (gap) antara kondisi ideal (no.1) dengan kondisi saat ini (no.2) beserta
penyebab munculnya kesenjangan (gap), dengan kata lain akar permasalahan yang
muncul/sumber masalah.
4. Urgensi penyelesaian masalah, atau dengan kata lain dampak-dampak negatif jika
permasalahan di kelas/pembelajaran guru tersebut tidak diselesaikan.
5. Alternatif solusi/pemecahan masalah berupa tindakan (action) terbaik yang
diperkirakan dapat menyelesaikan masalah.
Mari kita lihat contoh berikut, yang disajikan dalam bentuk tabel supaya anda mudah
membedakan kelima unsur penyusun Latar Belakang Masalah tersebut:

Contoh Cara Mengembangkan Latar Belakang Masalah pada sebuah Proposal


PTK atau Laporan PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
No. Unsur Contoh Isi Paragraf
Pada pembelajaran IPA, pemahaman terhadap
konsep-konsep esensial sangat penting.
Pemahaman terhadap konsep-konsep esensial
yang baik akan membuat peserta didik
menempatkan konsep-konsep tersebut dalam
sistem memori jangka panjang (long term
Kondisi ideal di dalam
memory) dan dapat menggunakannya untuk
1. kelas/pembelajaran yang diharapkan
berpikir pada tingkatan yang lebih tinggi (higher
oleh guru/peneliti.
level thinking) seperti pemecahan masalah dan
berpikir kreatif. Pemahaman konsep-konsep
esensial yang baik semestinya akan
mempermudah mereka dalam mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan
oleh sekolah.
2. Kondisi saat ini (yang sedang terjadi) Kenyataan saat ini di kelas VIIIB SMP Negeri 4
di dalam kelas/pembelajaran Amuntai masih jauh dari kondisi ideal tersebut.
guru/peneliti. Pemahaman terhadap konsep-konsep esensial
pada mata pelajaran IPA untuk materi bahan
kimia dalam kehidupan sehari-hari masih rendah
(rata-rata kelas 63,28). Selain itu jumlah peserta
didik yang berhasil mencapai dan melampaui
KKM  kurang dari 75%. KKM mata pelajaran
IPA pada Tahun Pelajaran 2010/2011 yang lalu
adalah ≥ 61. Jumlah peserta didik yang berhasil
mencapai dan melampaui KKM yang kurang dari
75% ini menyebabkan guru harus melakukan
pembelajaran remedial secara klasikal. Kemudian,
KKM mata pelajaran IPA pada Tahun Pelajaran
2011/2012 ini telah ditingkatkan menjadi ≥ 65,
hal ini juga berarti bahwa kemungkinan
persentase peserta didik yang tidak dapat
mencapai KKM yang dinaikkan tersebut semakin
besar.
Beberapa kemungkinan penyebab rendahnya
pemahaman peserta didik tentang materi Bahan
Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari sehingga
Kesenjangan (gap) antara kondisi berakibat pada rendahnya nilai rata-rata kelas dan
ideal (no.1) dengan kondisi saat ini ketuntasan klasikal yang tidak tercapai adalah: (1)
(no.2) beserta penyebab munculnya materi Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-
3.
kesenjangan (gap), dengan kata lain hari merupakan materi yang sangat banyak
akar permasalahan yang mengandung konsep-konsep bidang kimia dengan
muncul/sumber masalah. istilah-istilah yang sulit diingat dan dipahami; (2)
strategi pembelajaran yang digunakan masih
belum cukup untuk memfasilitasi pemerolehan
pehamaman bagi peserta didik.
Kondisi demikian apabila terus dibiarkan akan
berdampak buruk terhadap kualitas pembelajaran
mata pelajaran IPA di Kelas VIIIB tersebut
Urgensi penyelesaian masalah, atau
khususnya, dan di SMPN 4 Amuntai secara
dengan kata lain dampak-dampak
keseluruhan. Padahal, materi Bahan Kimia Dalam
4. negatif jika permasalahan di
Kehidupan Sehari-hari merupakan salah satu
kelas/pembelajaran guru tersebut
materi esensial dalam kurikulum. Hal ini
tidak diselesaikan.
tercermin dari selalu termuatnya materi ini dalam
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Ujian
Nasional (UN) pada 3 tahun terakhir ini. 
5. Alternatif solusi/pemecahan masalah Salah satu alternatif pemecahan masalah di atas
terbaik yang diperkirakan dapat yang mungkin untuk dilaksanakan oleh guru
menyelesaikan masalah. adalah melaksanakan pembelajaran IPA dengan
menggunakan strategi memory cycle. Menurut
Sprenger (2005), pembelajaran yang dilakukan
dengan stretegi memory cycle yang terdiri dari 7
langkah (reach, reflect, recode, reinforce,
rehearse, review, dan retrieve) memungkinkan
peserta didik untuk dapat menyimpan konsep-
konsep esensial yang diberikan dalam memori
jangka panjang (long term memory) dan
memungkinkan mereka untuk menggunakan
konsep-konsep saat berpikir pada tingkatan yang
lebih tinggi (higher level thinking).
Sehingga pada bagian Latar Belakang Masalah di Proposal PTK atau Laporan
PTK hasilnya akan seperti ini:
===========
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pada pembelajaran IPA, pemahaman terhadap konsep-konsep esensial sangat penting.
Pemahaman terhadap konsep-konsep esensial yang baik akan membuat peserta didik
menempatkan konsep-konsep tersebut dalam sistem memori jangka panjang (long term
memory) dan dapat menggunakannya untuk berpikir pada tingkatan yang lebih tinggi (higher
level thinking) seperti pemecahan masalah dan berpikir kreatif. Pemahaman konsep-konsep
esensial yang baik semestinya akan mempermudah mereka dalam mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah.

Kenyataan saat ini di kelas VIIIB SMP Negeri 4 Amuntai masih jauh dari kondisi ideal
tersebut. Pemahaman terhadap konsep-konsep esensial pada mata pelajaran IPA untuk materi
bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari masih rendah (rata-rata kelas 63,28). Selain itu
jumlah peserta didik yang berhasil mencapai dan melampaui KKM  kurang dari 75%. KKM
mata pelajaran IPA pada Tahun Pelajaran 2010/2011 yang lalu adalah ≥ 61. Jumlah peserta
didik yang berhasil mencapai dan melampaui KKM yang kurang dari 75% ini menyebabkan
guru harus melakukan pembelajaran remedial secara klasikal. Kemudian, KKM mata
pelajaran IPA pada Tahun Pelajaran 2011/2012 ini telah ditingkatkan menjadi ≥ 65, hal ini
juga berarti bahwa kemungkinan persentase peserta didik yang tidak dapat mencapai KKM
yang dinaikkan tersebut semakin besar.

Beberapa kemungkinan penyebab rendahnya pemahaman peserta didik tentang materi Bahan
Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari sehingga berakibat pada rendahnya nilai rata-rata kelas
dan ketuntasan klasikal yang tidak tercapai adalah: (1) materi Bahan Kimia Dalam
Kehidupan Sehari-hari merupakan materi yang sangat banyak mengandung konsep-konsep
bidang kimia dengan istilah-istilah yang sulit diingat dan dipahami; (2) strategi pembelajaran
yang digunakan masih belum cukup untuk memfasilitasi pemerolehan pehamaman bagi
peserta didik.

Kondisi demikian apabila terus dibiarkan akan berdampak buruk terhadap kualitas
pembelajaran mata pelajaran IPA di Kelas VIIIB tersebut khususnya, dan di SMPN 4
Amuntai secara keseluruhan. Padahal, materi Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari
merupakan salah satu materi esensial dalam kurikulum. Hal ini tercermin dari selalu
termuatnya materi ini dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Ujian Nasional (UN)
pada 3 tahun terakhir ini. 

Salah satu alternatif pemecahan masalah di atas yang mungkin untuk dilaksanakan oleh guru
adalah melaksanakan pembelajaran IPA dengan menggunakan strategi memory cycle.
Menurut Sprenger (2005), pembelajaran yang dilakukan dengan stretegi memory cycle yang
terdiri dari 7 langkah (reach, reflect, recode, reinforce, rehearse, review, dan retrieve)
memungkinkan peserta didik untuk dapat menyimpan konsep-konsep esensial yang diberikan
dalam memori jangka panjang (long term memory) dan memungkinkan mereka untuk
menggunakan konsep-konsep saat berpikir pada tingkatan yang lebih tinggi (higher level
thinking).

Anda mungkin juga menyukai