Anda di halaman 1dari 6

Nama : Tati Elfrida Samosir

NIM : 1951170

RESUME : Pewarisan Sifat


Pewarisan sifat adalah penurunan sifat yang diturunkan dari induk atau orangtua
terhadap suatu anak atau keturunannya. Sifat-sifat dari suatu makhluk hidup diturunkan melalui
sel kelamin jantan dan sel betina. Pautan adalah peristiwa dua gen atau lebih yang terletak pada
kromosom yang sama dan tidakk dapat memisah secara bebas pada waktu pembelahan meiosis.
Setiap kromosom mengandung gen yang tersimpan ditempat khusus yaitu lokus.
Gen-gen ini dapat berada pada kromosom yang sama (homolog) atau kromosom yang
berbeda. Gen-gen yang berada dalam satu kromosom homolog dan saling berdekatan inilah yang
disebut pautan seks. Akibat dari letak gen yang saling berdekatan maka pada pembentukan
gamet akan tetap sama. Pautan lebih dari dua macam gen akan menghasilkan julah gamet yang
lebihh sedikit, sehingga keturunan yang dihasilkan akan memiliki perbandingan fenotip dan
genotip yang lebih sedikit pula. Pautan seks pada manusia dilihat dari gen mana yang dominan.
Jika gen dominan akan menyebabkan gigi cokelat dan hypertrichosis sedangkan gen resesif
menimbulkan hemophilia, buta warna dan anadontia.
Pindah silang adalah peristiwa pertukaran segmen kromatid yang bukan saudaranya dari
sepasang kromosom homolog. Pindah silang terjadi pada saat pembelahan meiosis I, yaitu pada
akhir profase I atau awal metaphase I. Peristiwa tersebut menghasilkan kombinasi baru
(rekombian gen) dari sifat induknya. Dari pindah silang menyebabkan terbentuknya empat
gamet, dua gamet sifatnya sama dengan induk dan dua gamet lainnya merupakan hasil pindah
silang. Pindah silang menyebabkan pergantian alel diantara kromosom-kromosom homolog;
menghasilkan kombinasi yang tidak ditemukan pada induknya. Selain itu, ternyata pindah silang
juga meningkatkan keanekaragamaan genetic secara bebas.
Gagal berpisah adalah kejadian gagalnya satu kromosom atau lebih untuk berpisah
kearah kkutub yang berlawanan. Gagal berpisah mengakibatkan sel anak kelebihan atau
kekurangan kromosom. Hal ini dapat terjadi pada gonosom maupun autosom. Pada manusia,
gagal berpisah dapat mengakibatkan sndrom Down atau idiot mongoloid (45A + XX atau XY),
sindrom Turner (44A + X), sindrom Klinefelter (44A + XXY), sindrom X tripel atau wanita
super (44A + XXX), dan sindrom Jacobs (44A +XYY). Epistasis berasal dari “Epi” yaitu
atas/menutup sehingga epistasis adalah suatu interaksi gen dominan menutupi atau mengalahkan
pengaruh gen dominan lainnya yang tidak sealel.

Contoh soal
A. Persilangan Monohibrid
Soal : Diketahui tanaman bunga mawar jantan dengan sifat berwarna merah yang
dominan disilangkan dengan sesama jenisnya dengan bunga mawar betina yang sifatnya
putih (resesi). Hitunglah kemungkinan keturunannya dan tentukanlah Ratio Genotipe
(RG) dan Ratio Fenotipe (RF)
Jawab :
P = MM (Merah) x mm (Putih)
Genotipe = M : m
F1 = Mm(Merah) disilangkan dengan sesamanya Mm
F2 =
Gamet M m
M MM (Merah) Mm (Merah)
m Mm ( Merah) mm (putih)
Merah (MM) dan (Mm) : Putih (mm) = 1 : 2 : 1 = 3 : 1
Jadi kemungkinan keturunan yang dihasikan adalah 3 mawar berwarna merah dan 1 mawar
berwarna putih. Dan tanaman F1 dan F2 yang dihasilkan bersifat heterozigot karena dari hasil
test cross 50% mawar merah dan 50% lagi berwarna putih.
B. Persilangan Dihibrid
Soal : Disilangkan kacang tanah berbiji bulat, berwarna cokelat disilangkan dengan tanaman
kacang tanah berbiji kisut warna kuning. Hitunglah kemungkinan keturunannya dan
tentukanlah Ratio Genotipe (RG) serta Ratio Fenotipe (RF)
Jawab :
Dik : Kacang tanah biji bulat warna cokelat (BBCC)
Kacang tanah biji kisut warna kuning (bbcc)
Maka:
P = BBCC x bbcc
Genotipe = B, C, b, c
F1 = BbCc (Biji bulat warna kuning) disilangkan dengan sesamanya BbCc
Genotipe = BC : BC : Bc : Bc : bC : bC : bc : bc
F2 =
Gamet BC Bc bC bc
BC BBCC BBCc BbCC BbCc
Bc BBCc BBcc BbCc Bbcc
bC BbCC BbCc bbCC bbCc
Bc BbCc Bbcc bbCc bbcc
Ratio Genotipe = BBCC : BBCc : BbCC : BBcc
1 : 2 : 2 : 1
BbCc : Bbcc : bbCC : bbCc : bbcc
4 : 2 : 1 : 2 : 1
Ratio Fenotipe:
 Bij bulat warna cokelat = 9 bulat
 Biji bulat warna kuning = 3 bulat
 Biji kisut warna cokelat = 3 bulat
 Biji kisut warna kuning = 1 bulat
Berdasarkan prinsip bahwa sifat dominan akan terekspresi pada kondisi heterozigot maka dapat
diketahui biji bulat dominan terhadap biji bulat kisut dan warna cokelat dominan terhadap warna
kuning. Untuk mempermudah pengerjaan, alel biji bulat diberi lambang B sedangkan alel biji
kisut diberi lambang b, juga alel warna cokelat diberi lambang C dan alel warna kuning diberi
lambang c.

RESUME : Berangkai dan Pindah Silang


Tautan adalah peristiwa beberapa gen yang terdapat pada satu kromosom yang sama dan
tidak memisah secara bebas pada saat pembentukan sel gamet. Gen tersebut akan bertautan jika
terletak sangat dekat satu sama lain pada kromosom yang sama pada saat proses pembentukan
gamet. Dari segi fisik, gen tersebut akan bertautan, namun kombinasi baru dapat terjadi dengan
adanya pindah silang. Susunan gen yang terpaut dibedakan atas 2 antara lain :
1. Pautan sempurna : Gen terangkai yang letaknya sanngat berdekatan sehingga pada saat
pembelahan meiosis, gen tersebut tidak mengalami perubahan letak sampai gen-gen
bersama-sama menuju gamet.
2. Pautan tidak sempurna : Gen terangkai pada satu kromosom letaknya tidak berdekatan
satu sama lain, sehingga mengalami perubahan letak yang disebabkan karena adanya
perubahan segmen dari kromatid-kromatid pada sepasang kromosom homolognya.
Kombinasi dapat terjadi karena pindah silang atau adanya pertukaran materi DNA antara
kromatid yang tidak berasal dari satu kromosom. Peristiwa ini terjadi pada saat kromosom
homolog berpasangan selama profase I meoisis. Kombinasi dapat terjadi jika bagian-bagian
kromosom saling bertukar.
Urutan gen pada lokasi kromosom tertentu dan jarak antara gen tersebut, yaitu pemetaan
kromosom. Hubungan gen bertautan dapat digunakan untuk perkiraan rasio fenotipe dan
genotipe pada persilangan yang berbeda. Produk yang dihasilkan oleh kromatid selama
persilangan diekspresikan dalam tipe parental (memiliki karakteristik yang sama dengan
induknnya). Pada saat yang sama, produk dari partisipasi kromosom dalam persilangan disebut
tipe rekombinan (dengan karakteristik berbeda dari induknya).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pindah silang antara lain : temperatur, umur, zat kimia,
penyinaran sinar x, jarak antar gen, dan jenis kelamin. Frekuensi piindah silang sangat ditentukan
oleh jarak antar gen. Jika jarak antar gen semakin jauh maka kemungkinan terjadinya pindah
silang makin besar.
RESUME : Studi Kasus Linkage (Crossing Over)
Contoh peristiwa pindah silang pada Drosophila melanogaster. Drosophila melanogaster
memiliki empat pasang kromosom dalam inti selnya dan memiliki banyak gen yang semua
berada pada kromosom. Fakta menjelaskan bahwa faktor pembawa sifat panjang sayap dan lebar
abdomen terletak pada kromosom yang sama dan diturunkan bersama-sama. Dengan kata lain,
gen yang mengatur ukuran panjang sayap bertaut dengan gen yang mengatur ukuran lebar
abdomen
Berdasarkan percobaan Morgan dan Bridges pada Drosophila melanogaster, dilaporkan adanya
peristiwa pindah silang pada lalat betina, tetapi tidak terjadi pada lalat jantan. Morgan dan
Bridges menyilangkan lalat buah jantan bermata merah-sayap normal (MMSS) dengan lalat buah
betina bermata ungu-sayap keriput (mmss). Setelah itu, dilakukan uji silang (test cross) terhadap
keturunan F1 (MmSs), baik pada lalat buah jantan maupun betina.
P: MMSS >< mmss
mata merah, sayap normal mata ungu, sayap keriput
F1 : MmSs (mata merah, sayap normal)
Gamet yang terbentuk ada 4 macam, yaitu MS : Ms : mS : ms.
Gamet MS dan ms = kombinasi asli (parental), jumlah MS = ms.
Gamet Ms dan mS = kombinasi baru (rekombinan), gamet ini hanya terbentuk jika terjadi pindah
silang, jumlah Ms = mS.
Untuk mengetahui adanya tautan, dilakukan testcross pada F1 :
P2 : MmSs >< mmss
Bila kedua gen terpaut,kombinasi parental pasti melebihi 50%, sedangkan rekombinan akan
kurang dari 50% dari total keturunan.
Hukum Morgan tentang pindah silang : jarak gen yang terpaut (satuan unit) adalah sebanding
dengan Nilai Pindah Silang (NPS) dan NPS menunjukkan persentase gamet kombinasi
baru/rekombinan.
Pada contoh diatas jika jarak M-S = 10 unit, maka NPS = 10%
gamet rekombinan = 10%, sehingga Ms = mS = 5%
gamet kombinasi parental = 90%, sehingga MS = mS = 45%.
Rekombinasi antara 2 gen yang berpautan tidak dapat melebihi 50 %.
Jika F1 MmSs di test cross : MmSs >< mmss
RESUME : GENETIKA POPULASI
Di dalam genetika terdapat populasi Mendelian, populasi tersebut adalah sekelompok
individu sutau spesies yang bereproduksi secara seksual, hidup ditempat tertentu pada waktu
yang sama, dan diantara mereka terjadi perkawinan sehingga masing-masing akan memberikan
kontibusi genetik kedalam lungkang gen (gen pool)
Frekuensi genotipe didefinisikan sebagai proporsi atau presentase genotipe tertentu
didalam suatu populasi. Frekuensi genotipe dapat pula diartikan sebagai proporsi/ presentase
individu di dalam suatu populasi yang tergolong ke dalam genotipe tertentu. Hasil perhitungan
frekuensi alel dapat digunakan untuk menentukan sifat lokus tempat alel tersebut berada.
Adapun beberapa istilah dalam genetika populasi antara lain :
a. Populasi : kelompok individu dari spesies yang sama, yang terpisah dari kelompok
spesies yang lain.
b. Spesies : kelompok populasi yang tiap individunya mempunyai potensi untuk berinteraksi
secara seksual dan menghasilkan keturunan yang fertil. Masing-masing spesies memiliki
wilayah geografisnya dimana individu trsebar secara tidak merata, melainkan berada
pada tempat-tempat tertentu.
c. Gen pool : kumpulan gen dalam suatu populasi dalam periode tertentu. Kumpulan gen
terdiri atas semua alel pada semua lokus gen yang terdapat pada semua individu dalam
populasi tersebut.
Hukum Hardy – Weinberg menjelaskan bahwa populasi tidak mengalami evolusi  frekuensi
alel dan genotip dalam gen pool tidak mengalami perubahan selama beberapa generasi.
Hukum ini dapat terjadi apabila :
1. Populasi sangat besar  jika populasi sangat besar akan terjadi genetic drift tidak
menyebabkan perubahan frekuensi gen di dalam genpool. Sedangkan, jika populasi kecil
akan terjadi penyimpangan genetik dan mengubah frekuensi gen.
2. Terisolasi dari populasi lain  terpisah dengan populasi yang lain dapat menyebabkan
terjadinya gen flow (aliran gen) karena tidak terjadinya perkawinan antar populasi.
3. Tidak terjadi mutasi  perubahan satu alel menjadi bentuk alel lain akan merubah gen
pool.
4. Perkawinan acak  setiap anggota didalam populasi mempunyai peluang yang sama
untuk saling melakukan perkawinan. Kalau ada faktor keinginan untuk memilih
pasangan, maka Hukum H-W tidak akan terjadi.
5. Tidak ada seleksi alam  jika semua individu mempunyai kemampuan untuk bertahan
hidup, tidak ada persaingan, maka dunia akan penuh dengan makhluk hidup yang
beraneka ragam. Populasi makhluk hidup bisa relatif stabil jika ada yang mati karena
tidak dapat mempertahankan hidupnya sehingga populasi makin menurun.
Mikroevolusi adalah perubahan dalam skala terkecil yang seringkali tidak nampak. Ada 5
penyebab nya antara lain :
1. Genetic drift  perubahan dalam gen pool karena suatu kejadian yang menyebabkan
frekuensi alel dalam populasi mengalami perubahan.
a. Efek leher botol : adanya kebakaran hutan, banjir, gempa bumi, dsb dapat
mengakibatkan penurunan ppopulasi secara drastis. Akibatnya tidak ada makhluk
hidup yang selamat dan mungkin alel dengan sifat tertentu yang khas hilang sama
sekali.
b. Efek pendiri : suatu kelompok kecil individu yang menempati tempat baru yang
terpencil, tidak berpenghuni, tidak ada keanekaragamaan genetik dari makhluk hidup
asal.
2. Gen Flow  Di dalam suatu poipulasi mempunyai kemungkinan untuk kemasukkan alel
atau kehilangan alel karena gen flow atau aliran gen, pertukaran gametik, karena migrasi
dari individual yang fertil atau gamet antar populasi. Genflow seringkali mengeliminasi
perbedaan yang ada antar populasi yang berdekatan, yang seringkali dapat menjadi satu
populasi yang mempunyai kesamaan struktur genetik.
3. Mutasi  perubahan dalam susunan DNA suatu organisme. Perubahan susunan DNA
yang terjadi pada gamet akan merubah genpool populasi dengan menggantinya dengan
alel yang telah mengalami mutasi Misal : mutasi yang disebabkan perubahan warna
bunga putih yang disebabkan oleh alel aa menjadi alel dominan A yang berwarna merah
 akan menyebabkan penurunan frekuensi alel a menurun dan meningkatkan frekuensi
alel A. Perubahan ferekuensi alel karena mutasi seringkali baru nampak setelah beberapa
generasi atau bahkan ratusan generasi, terutama kalau mutasi terjadi dari alel dominan
menjadi resesif. Peningkatan frekuensi alel karena mutasi itu baru nampak nyata, kalau
individu dengan alel tersebut mempunyai keturunan banyak, adanya seleksi alam atau
karena genetik drift.
4. Seleksi Alam  Menurut Hukum H - W, seluruh individu di dalam populasi mempunyai
kemampuan yang sama untuk hidup dan menghasilkan keturunan yang mempunyai
kemampuan hidup dan fertil. Tetapi kenyataannya di dalam populasi terdapat
keanekaragaman dan diantara varian-varian tersebut ada yang mempunyai keturunan
lebih banyak daripada yang lain. Perbedaan ini karena adanya seleksi alam, adanya sifat-
sifat khusus yang menyebabkan tidak menglami seleksi alam.

Anda mungkin juga menyukai