Anda di halaman 1dari 3

Nama : Novi Yanti Simanjuntak

NIM : 1951121
TUGAS SEJARAH KULINER

Resume Jurnal
KAJIAN SIMBOLISME KULINER MPEK MPEK DALAM INTERAKSI SOSIAL
MASYARAKAT PALEMBANG

1. Latar belakang
Makanan identik dengan masakan yang berkaitan dengan materi budaya masing-masing
daerah. Sudah menjadi kebiasaan sebagai hidangan lokal yang diturunkan dari generasi
ke generasi. Wurianto (2008, hlm. 3). Memasak dari sudut pandang komunikatif dapat
menciptakan makna dan simbolisme. Seperti masyarakat Palembang, Orang yang tinggal
di dekat laut cenderung makan lebih banyak ikan daripada mereka yang tinggal di dekat
pegunungan. Kondisi lingkungan menambah warna dan tekstur pada jenis makanan baru.

Mpek-mpek adalah makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat Palembang. Selain itu,
masakan Mpek Mpek merupakan gambaran cita rasa yang diwarisi dari nenek leluhur
yang dilindungi. Mpek Mpek adalah makanan khas untuk semua kalangan dengan
keunikannya masing-masing tidak hanya tekstur dan rasanya .

Budaya mempengaruhi kehidupan semua individu yang disentuhnya. Orang dalam


Lingkungan dan Komunitas Semua interaksi (perilaku) memberi makna pada budaya
tempat mereka tinggal untuk memahami diri mereka sendiri dan orang lain, orang lain
dalam hidup mereka (Spradley, 2006, hal. 7). Transmisi budaya lahir dari pertukaran
antar generasi manusia digunakan oleh setiap orang. Peran simbol dan budaya dalam
budaya sangat besar bagi individu. Salah satu elemen cermin budaya yang secara kuat
menunjukkan penanda keragaman adalah bahasa dan selera yang beragam dan simbolis
untuk setiap suku bangsa. Simbolisme dalam masakan sebagai bentuk identitas dibahas
oleh Maryetti (2007), kemudian oleh Weicart (2004), dan Mintz dan Du Bois
berpendapat bahwa masakan etnis menonjolkan cita rasa makanan yang khas dan dapat
dikenali.

2. Tujuan penelitian 1
Untuk mengetahui makna dari simbolisme kuliner dalam interaksi sosial masyarakat
Palembang

3. Pembahasan
kuliner daerah yang diwariskan secara turun menurun dan membudaya di Indonesia.
Kuliner sangat lekat dengan budaya dan tradisi setempat, pengalaman sensorik yang
dimiliki makanan dan nilai gizi yang tinggi.
Kuliner tradisional yang selalu dikonsumsi dari waktu ke waktu yang memiliki makna
simbolik. Foster dan Anderson mengemukakan peran simbolik kuliner adalah:
1. Makanan memberikan makna ungkapan ikatan sosial.
2. Makanan sebagai ungkapan kesetiakawanan.
3. Makanan dan relation
4. Makanan sebagai simbolisme bahasa.

Bagi orang Palembang, Mpek-Mpek adalah makanan sehari-hari menyediakan


informasi. Kuliner Mpek-Mpek menjadi tradisi budaya secara turun temurun.
Representasi pemaknaan simbolik di kalangan orang Palembang menjadi simbol
identitas. Sebagai produk budaya mpek-mpek menggambarkan kearifan lokal pangan
yang menginformasikan budaya yang dibangun oleh Orang Palembang melalui
sosialisasi, makanan menjadi penanda ikatan sosial melalui sosialiasi pada masyarakat
baik terhadap keluarga maupun kerabat keluarga lainnya.

Makanan dan perilaku makan memberikan sistem dan simbol budaya. Perilaku makan
pada orang Palembang merupakan wujud dari pengalaman hidup yang dilakukan praktek
kesehariannya.

4. Kesimpulan
Simbol-simbol kuliner orang Palembang diciptakan dengan menggunakan yang merujuk
pada suatu peristiwa atau objek yang membentuk suatu budaya dan simbolisasi.
Pembentukan simbolik terhadap konstruksi realitas sosialnya memiliki kesinambungan
saling timbal balik dengan pola perilaku konsumsi mereka. Pola perilaku konsumsi
mampu menghasilkan simbol-simbol orang Palembang kedalam perilaku habitus, sosial,
etika, identitas dan pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

Mintz. S.W. dan Du Bois. C.M. 2002. The Anthropology of Food and Eating. Annual
Review Anthropology. Volume 31

Maryetti. 2007. Makanan dan Struktur Budaya Minangkabau : Studi Kasus di Nagari
Kapau Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam. Sumatera Barat. Yogyakarta :
Disertasi Pascasarjana Program Studi Antropologi UGM.

Spradley J. P. 2006. Metode Etnografi. Ed.2. Yogyakarta. Tiara Wacana.


Weichart G. 2004. “Minahasa Identity: A Culinary Practice”. di dalam Jurnal
Antropologi Indonesia. Special Volume. Jakarta: Departemen Antropologi UI.

Wurianto A. B. 2008. Aspek Budaya Pada Tradisi Kuliner Tradisional Di Kota


Malang Sebagai Identitas Sosial Budaya (Sebuah Tinjauan Folklore), “Laporan
Penelitian”, Malang: Lembaga Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang

Anda mungkin juga menyukai