Dianita Indrawati
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
dianitaindrawati@unesa.ac.id
Abstrak
Abstract
The research on food lexicon in wedding ceremonies is motivated by the large number of food lexicons
found in Javanese traditional pre-wedding, marriage and post-wedding ceremonies in Magetan, East
Java. This study aims to describe the form of the food lexicon in pre-wedding, wedding and post-
wedding ceremonies in Magetan, the meaning of the food lexicon in pre-wedding, wedding and post-
wedding ceremonies in Magetan, as well as reflections of Javanese culture on food in pre-wedding,
wedding and post-wedding ceremonies in Magetan . This research is a qualitative descriptive study
using an anthropological linguistic approach. The research information are food lexicons, the source of
research information is the utterances of informants who come from the people of Magetan Regency.
The information collection technique is a conversant technique and note-taking technique using the
listening and speaking method. The research instrument was a human instrument in the form of food
lexicon tabulations and information analysis tabulations. The results of this study, first found 43 food
lexicons of food names and 34 lexicons of names of ingredients for making snacks, rice substitutes, and
rice accompaniments in pre-wedding, marriage and post-wedding ceremonies. Second, there is a special
wedding food that serves as a complement to the traditional wedding ceremony or ritual. Third, food in
marriage as a complement to the ceremony to reflect the values of symbols and meanings that are
closely related to the social culture of the people of Magetan district.
Timur dibagi menjadi dua jenis, yaitu ; 1. leksikon nama Tabel 7. Leksikon Nama Makanan Berjenis Nasi
dalam bentuk kata sejumlah 4 buah dan, 2. leksikon Ataupun Yang menggantikan Nasi (Mengenyangkan)
nama dalam bentuk frasa sejumlah 6 buah. Dalam bentuk Frasa
1 Nasi pupuk
Tabel 1. Leksikon Nama Makanan Berjenis Nasi 2 Sego kuning
Ataupun Yang menggantikan Nasi (Mengenyangkan) 3 Jenang abang
Dalam bentuk Kata 4 Jenang puteh
1 Jenang 5 Jadah abang
2 Wajik 6 Jadah puteh
7 Iwel-iwel
Tabel 2. Leksikon Nama Makanan Berjenis Nasi 8 Sego puteh
Ataupun Yang menggantikan Nasi (Mengenyangkan) 9 Sayur lodeh jepan (manisa)
Dalam bentuk Frasa
1 Jadah putih Tabel 8. Leksikon Nama Makanan Berjenis
2 Sego putih Pendamping Nasi Dalam bentuk Frasa
3 Jenang abang 1 Telor dadar
2 Kering tempe
Tabel 3. Leksikon Nama Makanan Berjenis 3 Sop (isinya kacang kapri, wortel,
Pendamping Nasi Dalam bentuk Kata makaronu,ayam ini khas banget buat
1 Pisang (gedang rojo setangkep) nikahan)
2 Serundeng 4 Tempe goreng
5 Telur godog
Tabel 4. Leksikon Nama Makanan Berjenis 6 Mie goreng jowo
Pendamping Nasi Dalam bentuk Frasa
1 Tempe goreng 3. Leksikon Makanan Dalam Upacara Pascanikah
2 Sayur lodeh kentang Adat Jawa di Magetan Jawa Timur
3 Ayam ingkung Berbasis informasi yang didapatkan dari perolehan
penelitian ini, leksikon nama Makanan Dalam Upacara
2. Leksikon Makanan Dalam Upacara Nikah Adat Pascanikah Adat Jawa di Magetan Jawa Timur dijumpai
Jawa di Magetan Jawa Timur sejumlah 15 buah. Leksikon nama makanan tradisional
Berbasis informasi yang didapatkan dari perolehan yang dijumpai dapat dikelompokkan menurut jenisnya,
penelitian ini, leksikon nama Makanan Dalam Upacara yakni diantaranya: (1) leksikon nama makanan berjenis
Nikah Adat Jawa di Magetan Jawa Timur dijumpai kudapan (makanan ringan ataupun cemilan); (2)
sejumlah 18 buah. Leksikon nama makanan tradisional leksikon nama makanan berjenis nasi ataupun yang
yang diperoleh bisa dikelompokkan menurut jenisnya, menggantikan nasi (mengenyangkan); dan (3) leksikon
yakni diantaranya: (1) leksikon nama makanan berjenis nama makanan berjenis pendamping nasi. Maka dari itu,
kudapan (makanan ringan ataupun cemilan); (2) leksikon nama minuman dan jenis kuliner tradisional
leksikon nama makanan berjenis nasi ataupun yang lainnya tidak termasuk dalam penelitian ini. Berbasis
menggantikan nasi (mengenyangkan); dan (3) leksikon bentuk ataupun satuan lingual pembentuknya, leksikon
nama makanan berjenis pendamping nasi. Maka dari itu, nama makanan tradisional tersebut dibagi menjadi dua
leksikon nama minuman serta jenis kuliner tradisional jenis, yakni ;1. leksikon nama dalam bentuk kata
yang lain tidak termasuk kedalam penelitian ini. sejumlah 8 buah dan, 2. leksikon nama dalam bentuk
Berbasis bentuk ataupun satuan lingual pembentuknya, frasa sejumlah 7 buah.
leksikon nama makanan tradisional dibagi menjadi dua
jenis, yakni ;1. leksikon nama dalam bentuk kata Tabel 9. Leksikon Nama Makanan Berjenis Kudapan
sejumlah 1 buah dan, 2. leksikon nama dalam bentuk (Makanan Ringan Ataupun Cemilan) Dalam bentuk kata
frasa sejumlah 17 buah. 1 Kripik
Tabel 5. Leksikon Nama Makanan Berjenis Kudapan 2 Rengginang
(Makanan Ringan Ataupun Cemilan) Dalam bentuk
Frasa Tabel 10. Leksikon Nama Makanan Berjenis Nasi
1 Kembang kambil Ataupun Yang menggantikan Nasi (Mengenyangkan)
2 Bolu rahayu Dalam bentuk Kata
1 Jenang
Tabel 6. Leksikon Nama Makanan Berjenis Nasi 2 Jadah
Ataupun Yang menggantikan Nasi (Mengenyangkan) 3 Soto
Dalam bentuk Kata 4 Rawon
1 Bakso
Tabel 11. Leksikon Nama Makanan Berjenis Nasi makanan
Ataupun Yang menggantikan Nasi (Mengenyangkan) 8 Jenang Tepung ketan, tepung
Dalam bentuk Frasa beras, gula merah,
1 Nasi kuning santan, wijen, air
2 Jenang sum-sum 9 Jenang abang Beras, santan kepala,
3 Bubur sumsum kuah gula merah (wajib dibuat gula merah, garam,
sendiri oleh daun pandan
Tabel 12. Leksikon Nama Makanan Berjenis masyarakat
Pendamping Nasi Dalam bentuk Kata magetan)
1 Pisang 10 Jenang puteh Beras ketan putih, gula
2 Serundeng merah, daun pandan,
garam
Tabel 13. Leksikon Nama Makanan Berjenis 11 Jenang sum-sum Tepung beras, santan,
Pendamping Nasi Dalam bentuk Frasa daun pandan, air
1 Kering tempe 12 Kembang kambil Kelapa, gula pasir, air,
2 Ayam goreng garam, daun pandan
3 Kering tempe 13 Kering tempe Tempe, daun jeruk,
4 Pisang setangkep lengkuas, serai, kacang
goreng, bawnag putih,
Berbasis temuan tersebut, makanan masyarakat bawang merah, cabe,
Magetan Jawa Timur yang dimanfaatkan dalam gula merah, gula pasir,
upacara pranikah, nikah dan pascanikah garam, kecap
berlandaskan memanfaatkan sumber daya alam yang 14 Kripik Tempe, tepung beras,
tepung sagu, telur, air,
dipunyai masyarakat yaitu bahan-bahan pokok yang
bawang putih, kemiri,
diproses menjadi produk kuliner biasanya kunyit, ketumbar,
merupakan perolehan alam yang didapatkan dari garam
bertani, berkebun, ataupun budidaya. 15 Mie goreng jowo Mie telur, telur ayam,
Tabel 14. Leksikon Nama Bahan Pembuatan seledri, kol, cabe rawit,
Kudapan, Yang menggantikan Nasi, dan Pendamping kecap manis, garam,
Nasi Dalam Upacara Pranikah, Nikah Dan Pascanikah gula, meruca
Adat Jawa 16 Nasi kuning Beras, kunyit, serai,
daun salam, bawang
No. Leksikon nama Leksikon nama bahan putih, air, garam
makanan 17 Nasi pupuk nasi, sambal goreng
1 Ayam goreng Ayam, minyak goreng kentang, acar timun,
2 Ayam ingkung Ayam besar utuh, daun daging ungkep, kerupuk
salam, daun jeruk, udang
serai, lengkuas, 18 Pisang (gedang Pisang raja masak
bawang putih, bawang rojo setangkep)
merah, kemiri, 19 Rengginang Beras ketan putih, gula
ketumbar, cabai pasir, bawnag putih,
merah, garam merica, terasi, garam
3 Bolu rahayu Telur ayam, mrgarin, 20 Sayur lodeh jepan Kepan/labu siam,
tepung terugi, gula (manisa) tempe, tahu kuning,
pasir daun salam, serai,
4 Bubur sumsum Tepung beras, air, lengkuas, gula pasir,
kuah gula merah garam, gula merah kaldu jamur, santan,
air, bawang merah,
5 Iwel-iwel Tepung ketan, tepung
bawang putih, cabe
beras, kelapa, garam,
keriting, cabe merah,
gula merah
kemiri, ketumbanr,
6 Jadah abang Beras ketan, santan
garam
kepala, daun pandan,
21 Sayur lodeh Kentang, tahu, kepala
garam , pewarna
kentang parut, cabe, kemiri,
makanan
kunyit, gula, garam,
7 Jadah puteh Beras ketan, santan
lengkuas, daun salam,
kepala, daun pandan,
daun jeruk
garam , pewarna
22 Sego putih Beras, daun pisang
BAPALA, Volume 10 Nomor 4 Tahun 2023 hlm 146--157
ataupun suara yang dimunculkan oleh benda tersebut. arti gramatikal. Arti gramatikal ialah arti yang
Di samping itu, dasar penamaan merupakan diperoleh dari proses gramatikal pada kata tersebut.
keserupaan, artinya pemberian nama pada makhluk, Sementara arti leksikal dalam penamaan selametan
benda, aktivitas, serta fenomena itu bisa diterapkan masyarakat jawa ini ialah arti yang melambangkan
menggunakan keserupaan benda. Berikutnya, dasar fenomena yang diterapkan.
penamaan merupakan tempat asal, maksudnya 2. Arti Leksikon Makanan Dalam Upacara
pemberian nama pada makhluk, benda, aktivitas, dan Pranikah, Nikah, Dan Pascanikah Pernikahan
fenomena itu dapat diterapkan menggunakan tempat Adat Magetan JawaTimur
yang mana benda tersebut dijumpai.
Dasarnya makanan merupakan produk budaya
Berbasis ungkapan tersebut, didapati leksikon masyarakat. Makanan merupakan perolehan proses
nama makanan yang disuguhkan dalam upacara konstruksi. Manusia tidak secara spontan memakan
pranikah, nikah, dan pascanikah adat Jawa di sesuatu dari alam, melainkan mengolahnya terlebih
Magetan Jawa Timur yang bisa dicari tahu asal- dahulu. Makanan sifatnya tidak alami, namun
usulnya berbasis dasar keserupaan serta tempat. artificial (Rosyidin, dkk, 2021:50).
Penamaan berbasis keserupaan terlihat pada Makanan tidak hanya krusial guna mencukupi
penamaan kue kembang kambil. Kue ini dinamai kepentingan makan, namun juga sehubungan erat
“kembang kambil” sebab bentuknya menyerupai dengan kebudayaan, masuk didalamnya teknologi,
bunga. organisasi sosial, serta keyakinan masyarakat.
Adapun penamaan berbasis tempat terlihat Makanan tidak berarti apapun apabila tidak
pada penamaan “Mie goreng jowo”. Makanan ini diletakkan dalam pandangan kebudayaan ataupun
dinamai “Mie goreng jowo” selaras dengan asal-usul sosialisasi. Makanan tidak sekadar mencukupi
tempat produksinya, yakni wilayah jawa. Dijumpai kepentingan fisik, namun juga kepentingan religi,
pula dasar penamaan lainnya, yakni (1) sehubungan ritual, ataupun upacara tradisional. Makanan guna
dengan bahan dasar yang dimanfaatkan dalam upacara pernikahan, baik pra nikah, nikah ataupun
pengolahannya, misalnya ; ayang goreng, ayam pasca nikah merupakan makanan yang dihidangkan
ingkung, kering tempe, nasi kuning, nasi pupuk, dalam rangka aktivitas sosial yang mengikutsertakan
sayur lodeh kentang, sego putih, telor dadar, telor warga masyarakat sehubungan dengan fenomena-
godog, bubur sumsum kuah gua merah. Penamaan fenomena yang terletak di luar aktivitas teknis
berbasis dengn warna makanan, contoh ; jadah keseharian, namun memiliki hubungan dengan
abang, jadah puteh, nasi kuning, nasi putih. kekuatan di luar diri manusia.
Sehingga bahwasanya kebahasaan dan budaya Upacara tradisional merupakan tradisi yang
merupakan dua hal yang mempunyai bisa dimanfaatkan menjadi sarana melestarikan
kesehubunganan satu sama lain sebab bahasa yang budaya sebab merupakan manifestasi kehidupan
membentuk didapati suatu budaya. Bahasa menjadi individu dan kelompok. Upacara tradisional
cermin ataupun ciri khas suatu kebudayaan. Hal itu berfungsi menjadi perantara guna mewariskan norma,
dapat terlihat pada banyaknya fenomena yang adat istiadat, dan kaidah luhur yang menjadi falsafah
menyatakan didapati hubungan antara bahasa dan hidup.
budaya, contoh pada penamaan makanan khas suatu Problematika yang dinyatakan dalam
daerah yang dihidangkan pada acara tertentu contoh penelitian ini merupakan arti leksikon makanan
pernikahan, upacara kematian, kelahiran, dan lain dalam upacara pranikah, nikah, dan pascanikah
menjadinya. Pada upacara pernikahan biasanya pernikahan adat Magetan Jawa Timur. Penelitian ini
didapati berbagai macam makanan yang dihidangkan menjumpai bahwasanya leksikon nama makanan
pada setiap prosesi pernikahan. Makanan-makanan dalam upacara pranikah, nikah, dan pascanikah adat
tersebut tentunya mempunyai penamaan yang Jawa di Magetan Jawa Timur. Hal itu tercermin dari
berbeda pada setiap daerah. Akan namun, terkadang perspektif masyarakat pada indikator simbol dan arti
tidak hanya sekadar nama yang berbeda namun juga yang termuat dalam leksikon makanan yang
hidangan yang dihidangkan pun juga terkadang dimanfaatkan ketika melaksanakan upacara ataupun
berbeda di setiap daerah. ritual adat yang masyarakat gelar.
Penelitian ini didukung oleh perolehan Penerapan tiap jenis upacara ataupun ritual
penelitian Jannah (2020) yang menyimpulkan adat tak terlepas dari unsur makanan. Makanan tidak
bahwasanya secara arti, penamaan selametan hanya guna dikonsumsi, tetapi bagian dari kearifan
masyarakat jawa dimayoritasi oleh arti leksikal dan
lokal yang memuat beragam nilai serta ajaran 3. Refleksi Budaya Masyarakat Jawa Pada Makanan
kehidupan yang selaras dengan agama, budaya, dan Dalam Upacara Pranikah, Nikah, Dan Pascanikah
indikator historis. Upacara ataupun ritual adat Adat Magetan JawaTimur
diterapkan dengan tahap serta kelengkapan yang Budaya berperan dalam menetapkan apa yang
selaras dengan tradisi turunan. Upacara ataupun ritual kita telaah menjadi makanan. nilai-nilai dominan dari
ini diterapkan guna menghadirkan keselamatan, rasa sistem makanan dalam pengalaman manusia tak
bahagia, serta berkah kehidupan, serta harmonisasi terbatas menjadi hal yang sifatnya natural, namun
dengan alam, baik mikrokosmos ataupun makanan menyatakan proses budaya,
makrokosmos. bertransformasi, serta menginterpretasi alam.
Berbasis pengkajian tersebut, kuliner ataupun (Rosyidin, dkk, 2021:50).
makanan tradisional melengkapi upacara ataupun Leksikon nama makanan, baik dalam bentuk
ritual adat menjadi hidangan tidak sekadar guna kudapan (makanan ringan ataupun cemilan),
menjadi makanan ataupun dihidangkan dalam makanan yang menggantikan nasi, ataupun makanan
perjamuan, namun mempunyai fungsi pengungkapan pendamping nasi yang dijumpai di upacara pranikah,
nilai simbolik diantaranya: 1. Mengayomi dan nikah, dan pascanikah adat Jawa di Magetan Jawa
pemanjatan doa, yakni ayam ingkung, 2. Sehat Timur menjadi refleksi pengetahuan, keahlian,
ataupun selamat, yakni bolu rahayu, 3. Penghilang tradisi, budaya, keyakinan, serta indikator budaya
rasa lelah dan mengembalikan semangat masyarakat yang lain. Makanan tradisional dibuat dengan
yakni bubur sumsum, 4. mewakili filosofi rukun Islan menggunakan bahan lokal yang ada di alam ataupun
dengan satu ujung yakni Tuhan yang Maha Esa yakni lingkungan sekitar serta diolah menggunakan cara
iwel iwel, 5. Ucapan rasa syukur, doa, persatuan, tertentu yang diturunkan pendahulu. Didapati jenis
harapan dan semangat yakni jenang, 6. Kemakmuran, makanan yang tidak hanya mencukupi kepentingan
kehidupan manusia yang bermanfaat yakni kembang fisik, namun dibuat guna mencukupi kepentingan
kambil, 7. Rasa terima kasih dan permohonan akan tradisi serta religi. Sehingga, didapati sejumlah
keselamatan yakni nasi kuning. leksikon serta jenis kuliner tradisional yang
Kesimpulan ini selaras dengan perolehan dimanfaatkan menjadi pelengkap upacara ataupun
penelitian Fuad, Hapsari (2019) yang menyatakan ritual adat ataupun timbul di saat tertentu.
bahwasanya tema kebudayaan secara implisit Halnya diketahui bahwasanya Sistem
mendeskripsikan seperangkat manah kolektif pengetahuan dalam kultural universal terkait dengan
(collective mind) masyarkat Jawa yang disimbolkan sistem peralatan hidup serta teknologi, sebab sistem
serta diekspresikan berupa leksikon makanan pengetahuan merupakan sesuatu yang sifatnya absurd
tradisional. Arti kolektif masyarakat Jawa serta berupa didalam gagasan ataupun pemikiran
terejawantahkan kedalam tindakan, tingkah laku serta kognitif. Sistem pengetahuan terbatas, sebab meliputi
tata nilai dan norma yang diyakini masyarakat wujud pengetahuan manusia tentang beragam unsur yang
dari kearifan lokal. dimanfaatkan pada hidupnya (Nurmansyah, dkk.,
Makanan (food) merupakan sebuah konsepsi 2013:77).
budaya. Maknanya, makanan diartikan menjadi Terkait problematika tersebut, penelitian ini
sesuatu yang dikonsumsi berlegitimasi budaya. menjumpai nilai individual, sosial, serta pengetahuan
Makanan menjadi konsepsi budaya mempunyai dari kuliner tradisional dan kuliner pelengkap
referensi meluas daripada soal makanan dalam upacara pra nikah, nikah, dan pasca nikah adat Jawa
definisi nutrimen. Makanan berlegitimasi budaya di Magetan Jawa Timur.
terkait erat dengan keyakinan, pantangan, peraturan,
Makanan tradisional telah menjadi budaya
teknologi, serta lainnya yang bertumbuh dalam
secara domestik dari sejumlah generasi pendahulu,
komunitas maka dari itu menjadi label ciri khas yang
diproses dari bahan yang ada, serta sebagian
unik menjadi pembeda dengan kelompok lainnya.
memiliki manfaat khusus, baik menjadi makanan
Khazanah kekayaan leksikon makanan pernikahan
ritual ataupun berhubungan dengan fungsi sosial
dan hubungannya secara fungsional dengan upacara
budaya.
ataupun ritual adat punya masyarakat Magetan jadi
Sehubungan dengan fungsinya menjadi
simbol ciri khas juga secara semiotik menjadi refleksi
pelengkap upacara ataupun ritual adat, secara kultural
kebudayaan masyarakat dalam jejaring hubungan
berbasis keyakinan masyarakat, diungkap
mereka dengan lingkungan alam (fisik), dengan
bahwasanya (1) didapati jenis makanan yang harus
sesama manusia, serta dengan Tuhan.
BAPALA, Volume 10 Nomor 4 Tahun 2023 hlm 146--157
ada sebab menjadi penetap keabsahan upacara kekeluargaan, harmonis, persaudaraan, silaturahmi,
ataupun ritual adat yang diadakan dan bisa serta kebersamaan. Fungsi ini riil tergambar pada
mendatangkan problematika ataupun hal yang tidak makanan tradisional yang didatangkan menjadi
diinginkan jika kuliner tertentu hilang. pelengkap dalam upacara nikah. Nilai sosial, contoh
Pada upacara pranikah, nikah, dan pascanikah kerja sama, saling guyup, saling membantu
adat Jawa di Magetan Jawa Timur jenis makanan diwujudkan sejak pengolahan hingga dihidangkan.
tersebut antara lain ; Rengginang, Bolu rahayu, Sehingga, nilai sosial direpresentasikan dalam
Bubur sumsum kuah gula merah, Iwel-iwel, Jenang pengolahan serta pemanfaatannya guna orang lain,
abang (wajib dibuat sendiri oleh masyarakat menjadi jamuan menghormati tamu ataupun
magetan), Kembang kambil, Nasi kuning, Nasi pemberian dari orang lain. Nilai pengetahuan
pupuk, Pisang (gedang rojo setangkep), Sego putih sehubungan pengetahuan yang dipunyai oleh warga
dibungkus godong gedang, Serundeng, Wajik, Ayam masyarakat memanfaatkan bahan makanan yang
ingkung diketahui menjadi bagian dari tradisi masyarakat
Kabupaten Magetan. Pengetahuan ini mewujudkan
Sehingga, perolehan yang didapatkan dalam
beragam makanan khas wilayah Kabupaten Magetan
penelitian ini selaras dengan pendapat
ataupun semacamnya, baik di Provinsi Jawa Timur
Koentjaraningrat (1990:186) bahwasanya wujud
ataupun provinsi lainnya di Indonesia.
kebudayaan dibagi menjadi tiga, yakni (1) wujud
kebudayaan menjadi suatu kompleks dari gagasan,
norma, nilai, aturan, serta lainnya; (2) wujud PENUTUP
kebudayaan menjadi suatu kompleks kegiatan Simpulan
tingkah laku berpola didalam masyarakat. Wujud ini
1. Bentuk Leksikon Makanan Dalam Upacara Pranikah,
berbentuk sistem sosial pada masyarakat yang terkait;
Nikah, Dan Pascanikah Pernikahan Adat Magetan
dan (3) wujud kebudayaan menjadi benda perolehan
JawaTimur bahwasanya penelitian ini menjumpai
karya manusia berbentuk kebudayaan fisik dalam
leksikon nama makanan dalam upacara pranikah,
secara riil merupakan perolehan karya masyarakat
nikah, dan pasca nikah adat Jawa di Magetan Jawa
terkait.
Timur sejumlah 34 buah. Leksikon nama makanan
Sehubungan pernyataan tersebut, upacara pra yang dijumpai meliputi kudapan, makanan berjenis
nikah, nikah, dan pasca nikah adat Jawa di Magetan nasi ataupun yang menggantikan nasi serta makanan
Jawa Timur memperlihatkan ketiga indikator berjenis pendampung nasi.
kebudayaan yang dinyatakan Koentjaraningrat sebab
Sehubungan hal tersebut, didapati leksikon
(1) merepresentasikan gagasan, norma, nilai yang
nama makanan yang disuguhkan dalam upacara pra
dipunyai masyarakat Kabupaten Pandeglang; (2)
nikah, nikah, dan pasca nikah adat Jawa di Magetan
merepresentasikan kegiatan perilaku berpola ataupun
Jawa Timur yang bisa dicari tahu asal muasalnya
sistem sosial dalam masyarakat Kabupaten magetan
penamaan berbasis dasar keserupaan dan tempat.
sebab pengolahan makanan mempunyai dimensi
Penamaan berbasis keserupaan terlihat pada
fungsi individual, sosial, serta pengetahuan; dan (3)
penamaan kue kembang kambil. Kue ini dinamai
merepresentasikan kreativitas membuat benda
“kembang kambil” sebab berbentuk serupa bunga.
(berupa makanan) guna mencukupi kepentingan
Adapun penamaan berbasis tempat terlihat
keseharian ataupun kepentingan perayaan yang
pada penamaan “Mie goreng jowo”. Makanan ini
sehubungan dengan keyakinan, tradisi, serta religi.
dinamai “Mie goreng jowo” selaras dengan asal mula
Sehubungan dengan fungsi kuliner tradisional
tempat produksinya, yakni wilayah jawa. Dijumpai
menjadi pelengkap upacara ataupun ritual adat,
pula dasar penamaan lain, yaitu (1) sehubungan
penelitian ini menjumpai tiga dimensi nilai, yakni
dengan bahan dasar yang dimanfaatkan dalam
nilai yang sehubungan dengan fungsi individual,
pengolahannya, contoh ; ayang goreng, ayam
fungsi sosial, dan fungsi pengetahuan. Fungsi
ingkung, kering tempe, nasi kuning, nasi pupuk,
individual sehubungan dengan fungsi makanan guna
sayur lodeh kentang, sego putih, telor dadar, telor
mencukupi rasa ingin, kepentingan, serta rasa puas.
godog, bubur sumsum kuah gua merah. Penamaan
Hal itu selaras dengan fungsi primer makanan
berbasis dengn warna makanan, contoh ; jadah
menjadi pencukupan kepentingan jasmani ataupun
abang, jadah puteh, nasi kuning, nasi putih,
asupan bagi badan supaya kenyang. Fungsi sosial
2. Arti Leksikon Makanan Dalam Upacara Pranikah,
sehubungan dengan fungsi makanan menjadi bagian
Nikah, Dan Pascanikah Pernikahan Adat Magetan
dari upaya membentuk suasana keguyuban,
JawaTimur bahwasanya kuliner ataupun makanan Provinsi Jawa Timur ataupun provinsi lainnya di
tradisional menjadi pelengkap upacara ataupun ritual Indonesia.
adat diolah serta disajikan tidak sekadar guna Saran
dikonsumsi ataupun disajikan saat perjamuan, namun
1. Harapannya penelitian ini ikut andil dalam
mempunyai fungsi pengungkapan nilai simbolik
pengutaraan perspektif kehidupan, nilai sosial
diantaranya: 1. Mengayomi dan pemanjatan doa,
kebudayaan, identitas, serta uniknya masyarakat
yakni ayam ingkung, 2. Sehat ataupun selamat, yakni
Kabupaten Magetan menjadi bagian dari
bolu rahayu, 3. Penghilang rasa lelah dan
masyarakat Indonesia dari perspentik makanan
mengembalikan semangat masyarakat yakni bubur
2. Perolehan penelitian ini mengimplikasikan
sumsum, 4. mewakili filosofi rukun Islan dengan
sejumlah hal-hal mendasar, yaitu krusialnya usaha
satu ujung yakni Tuhan yang Maha Esa yakni iwel
inventarisasi serta ungkapan arti budaya yang
iwel, 5. Ucapan rasa syukur, doa, persatuan, harapan
termuat dalam beragam indikator khazanah
dan semangat yakni jenang, 6. Kemakmuran,
kebudayaan khususnya makanan dalam upacara
kehidupan manusia yang bermanfaat yakni kembang
pernikahan pada masyarakat Kabupaten Magetan.
kambil, 7. Rasa terima kasih dan permohonan akan
keselamatan yakni nasi kuning 3. Pengkajian beragam ancangan penting diterapkan
menjadi bagian dari pertahanan kebudayaan lokal
3. Refleksi Budaya Masyarakat Jawa Pada Makanan
guna masyarakat Kabupaten Magetan dalam
Dalam Upacara Pranikah, Nikah, Dan Pascanikah
menjalankan kehidupan modern serta global maka
Adat Magetan Jawa Timur, bahwasanya secara
dari itu tidak hilang arah serta ciri khas.
kultural berbasis keyakinan masyarakat, diungkap
bahwasanya (1) didapati jenis makanan yang harus 4. Perolehan penelitian ini bisa digunakan meluas
ada sebab menjadi penetap keabsahan upacara oleh pemerintah serta masyarakat guna pentingnya
ataupun ritual adat yang diadakan dan mendatangkan melestarikan budaya, konservasi, serta revitalisasi,
problematika ataupun hal yang tidak diinginkan bila dan pertahanan budaya masyarakat Kabupaten
makanan itu tidak ada, (2) sehubungan dengan fungsi Magetan.
kuliner tradisional menjadi pelengkap upacara
ataupun ritual adat, penelitian ini menjumpai tiga DAFTAR PUSTAKA
dimensi nilai, yakni nilai yang sehubungan dengan Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: PT.
fungsi individual, fungsi sosial, dan fungsi Rineka Cipta.
pengetahuan. Fungsi individual sehubungan dengan Chaer, Abdul. 2013. Pengantar Semantik Bahasa
fungsi makanan guna mencukupi rasa ingin, Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
kepentingan, serta rasa puas. Hal itu selaras dengan
Duranti, Alessandro. 1997. Linguistic Anthropology. New
fungsi primer makanan menjadi pencukupan York: Cambridge University Press.
kepentingan jasmani ataupun asupan bagi badan
Fuad, Akhmad Dzukaul dan Y.T. Hapsari. (2019).
supaya kenyang. Fungsi sosial sehubungan dengan
Leksikon Makanan Tradisional dalam Bahasa
fungsi makanan menjadi bagian dari upaya Jawa menjadi Cerminan Kearifan Lokal
membentuk suasana keguyuban, kekeluargaan, Masyarakat Jawa. Jurnal Pendidikan Bahasa
harmonis, persaudaraan, silaturahmi, serta dan Sastra, 19(1), 2019, 27-36.
kebersamaan. Fungsi ini riil tergambar pada makanan
Gerhardt, Cornelia, dkk (Eds). 2013. Culinary
tradisional yang didatangkan menjadi pelengkap Linguistics; The Chef’s Special. Philadelphia:
dalam upacara nikah. Nilai sosial, contoh kerja sama, John Benjamins Publishing Company.
saling guyup, saling membantu diwujudkan sejak
Jannah, Anita Zuhrotul. (2020). Bentuk dan Arti pada
pengolahan hingga dihidangkan. Sehingga, nilai Penamaan Selametan Masyarakat Jawa: Kajian
sosial direpresentasikan dalam pengolahan serta Linguistik Antropologi. DIALEKTIKA: Jurnal
pemanfaatannya guna orang lain, menjadi jamuan Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Bahasa dan
menghormati tamu ataupun pemberian dari orang Sastra Indonesia, 7(1), 2020, 76-88.
lain. Nilai pengetahuan sehubungan pengetahuan Koentjaraningrat. 1985. Pengantar Ilmu Antropologi.
yang dipunyai oleh warga masyarakat memanfaatkan Jakarta: Fa. Aksara Baru.
bahan makanan yang diketahui menjadi bagian dari
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik Edisi
tradisi masyarakat Kabupaten Magetan. Pengetahuan Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
ini mewujudkan beragam makanan khas wilayah
Kabupaten Magetan ataupun semacamnya, baik di
BAPALA, Volume 10 Nomor 4 Tahun 2023 hlm 146--157