Anda di halaman 1dari 2

Soal UTS Gastronomi Mahasiswa RPL 16-11-2021

1. Makanan nusantara membentuk “identitas” dan “karakter” masyarakat. Yang


bila dikemas kedalam bahasa politik merupakan wawasan kebangsaan yang
lahir dari nilai-nilai dan jati diri kearifan lokal bangsa indonesia. Dari
pernyataan diatas coba analisis hal apa yang menyebabkan makanan
nusantara bisa membentuk identitas dan karakter!

Jawaban: hal yang menyebabkan makanan nusantara membentuk identitas


dan karakter karena, identitas makanan nusantara itu tercipta dari berbagai
hal yang bersangkutan pada daerah atau sebuah masyarakat yang dimana
nantinya akan membentuk sebuah ciri atapun karakter pada makanan
nusantara tersebut.

2. Peran gastronomi (upaboga) dalam mendukung indonesia memenuhi target


SDGs antara lain: tanpa kelaparan, pekerja layak dan pertumbuhan ekonomi,
konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Coba kalian analisis apa
akibatnya jika peran gastronomi tidak bisa memenuhi target SDGs!

Jawaban : Peran gastronomi (upaboga) untuk memenuhi target SDGs antara


lain: tanpa kelaparan, pekerja layak dan pertumbuhan ekonomi, konsumsi
dan produksi yang bertanggung jawab. Dari penyataan ini bisa ditarik
kesimpulan jika peran gartronomi dalam mendukung indonesia tidak
memenuhi target SDGs maka,(1) tingkat kelaparan bisa meningkat dimana
gastronomi ini hakikatnya bicara soal makanan, yang didalamnya terkait
unsur pangan, gizi dan nutrisi. (2) pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi akan
mengalami penurunan sehingga mengakibatkan banyak masyarakat yang
menganggur.(3) konsumsi dan produk akan banyak terbuang sehingga tidak
ada sikap tanggung jawab pada sebuah produk, dimana makanan tersebut
seharusnya bisa di berikan kepada orang yang masih dalam kekurangan
bukan dibuang.

3. Diversifikasi pangan sangat bagus terjadi di Indonesia. Bukan hanya pangan


utamanya yang sangat beragam tetapi juga bahan pangan nabati hewani
serta sayur dan buah yang menghasilkan hidangan yang beragam pula.
Analisislah mengapa makanan atau kuliner di Indonesia sangat beragam dan
bagaimana prosesnya?

Jawab : Indonesia memiliki banyak pulau, suku, etnis yang berbeda-beda.


Banyak penggabungan atau akulturasi kuliner baik antarbangsa Indonesia
maupun dengan bangsa luar yang datang ke Indonesia atau oleh para
penjajah. Hal tersebut tentunya menghasilkan produk kuliner yang beragam
dalam hal teknik pemasakan, bahan dan bumbu yang digunakan, cita rasa
hidangan, penyajian, hingga tata cara makan. Setelah itu, pemerintahan pada
masa Presiden Soekarno juga memerintahkan untuk mendokumentasikan
semua produk kuliner sehingga dapat terus tercatat kepemilikan kuliner di
Indonesia dan terjaga keaslian resep hingga penyajiannya serta sejarah-
sejarah atau budaya yang melekat pada kuliner tersebut. Pada tahun 2017
juga diadakan penelitian pengumpulan data kuliner di Indonesia. Hasil dari
penelitian tersebut yaitu Indonesia memiliki lebih dari 3.000 macam hidangan
sehingga dapat dikatakan bahwa ada banyak sekali keragaman kuliner di
negara ini dan menunjukkan kreativitas dalam hal kuliner sangat tinggi.

4. Prosesi makan Eropa (table manner) bisa dikatakan berbeda dengan


masyarakat pribumi. Jelaskan prosesi makanan masyarakat di Nusantara!

Jawaban:

Prosesi makan Eropa biasa dikenal dengan table manner. Prosesi ini
berkembang pada masa Renaisans. Prosesi makan ini memerlukan cukup
banyak peralatan ketika saat menikmati hidangan.
Berbeda dengan masyarakat di Nusantara. Biasanya masyarakat di
Nusantara beralaskan tikar. Hidangan yang ada-pun hanya diletakan diatas daun
pisang sebagai alasnya. Hal ini berbeda dengan praktik table manner yang
menggunakan banyak jenis piring.
Masyarakat Nusantara biasanya juga hanya menggunakan jari-jari untuk
memakannya, berbeda dengan praktik table manner yang menggunakan alat
makan seperti sendok, garpu, dan pisau. Sebelum dan sesudah makan, jari-jari
tersebut biasanya dicuci menggunakan air dari wadah terlebih dahulu, agar nasi
yang dikepal tidak lengket.
Makan dengan tangan kanan serta mencuci jari-jari tangan merupakan salah
satu adab penting dalam budaya makan di kalangan Masyarakat Nusantara. Hal
ini dikarenakan makanan yang ada lebih disiapkan untuk dimakan sesuap-
sesuap. Pada intinya, budaya makan Masyarakat Nusantara lebih sederhana
dibanding budaya makan Eropa, karena tidak memerlukan banyak piranti pada
praktiknya.

Anda mungkin juga menyukai