Anda di halaman 1dari 49

Menghitung Macam

Gamet, Genotipe,
Fenotipe
Jumlah macam gamet yang dihasilkan oleh
Menghitung suatu individu dapat dihitung dengan
Jumlah Macam menggunakan rumus , dengan n adalah
Gamet jumlah pasangan alel heterozigot yang
bebas memisah.
Menghitung
Jumlah dan 1. Alel heterozigot ditulis secara terpisah dan alel
homozigot dituliskan salah satu saja
Macam Gamet
2. Garis penghubung alel heterozigot dibuat
dengan diagram
bercabang dan alel homozigot dibuat lurus
anak garpu
Contoh soal

Individu bergenotipe AaBbCC memiliki jumlah pasangan 2 alel


heterozigot, yaitu Aa dan Bb. Tentukan jumlah gamet dan macam
gamet yang ada dengan menggunakan rumus dan diagram anak garpu!
Contoh soal

Individu bergenotipe AaBbCcDd (gen A tautan dengan gen B) sehingga


jumlah pasangan alel heterozigot hanya 3, yaitu AaBb, Cc, Dd. Tentukan
jumlah gamet dan macam gamet yang ada dengan menggunakan
rumus dan diagram anak garpu!
Latihan soal

Individu bergenotipe AABbCCDd memiliki 2 pasangan heterozigot, yaitu


Bb dan Dd. Tentukan jumlah dan macam gamet yang dihasilkan dengan
rumus dan diagram anak garpu!
Latihan Mandiri

1. Tentukan jumlah dan macam gamet dari individu yang bergenotipe


AaBbCc dengan menggunakan rumus dan diagram anak garpu!

2. Tentukan jumlah dan macam gamet dari individu yang bergenotipe


AaBBCC dengan menggunakan rumus dan diagram anak garpu!
Latihan Mandiri

3. Tentukan jumlah dan macam gamet dengan menggunakan rumus

dan diagram anak garpu dari individu yang bergenotipe:

a. AaBBCC c. AAbbCcDdEE

b. KkLlMm d. PpQqRrSsTT
Diagram Anak Garpu

1. Pasangkan setiap alel kedua induk yang sealel


Menghitung
2. Henghitung jumlahnya
Fenotipe dan
3. Gabungkan dengan pasangan alel lainnya yang
Genotipe
bukan sealel dan mengalihkan koefisiennya.
Contoh soal

Ercis berbiji bulat kuning heterozigot (BbKk) disilangkan sesamanya.

Rasio fenotipe keturunannya jika alel bulat dominan (B) terhadap

keriput (b) dan alel kuning dominan (K) terhadap hijau (k). Tentukanlah

jumah keturunan F1!


Latihan soal

1. Ercis berbiji bulat kuning homozigot (BBKK) disilangkan dengan Ercis

biji keriput homozigot (bbkk). Rasio fenotipe keturunannya jika alel

bulat dominan (B) terhadap keriput (b) dan alel kuning dominan (K)

terhadap hijau (k). Tentukanlah jumlah keturunan F1!


Latihan soal

2. Ercis berbiji bulat kuning heterozigot (BkKk) disilangkan dengan Ercis

biji keriput homozigot (bbkk). Rasio fenotipe keturunannya jika alel

bulat dominan (B) terhadap keriput (b) dan alel kuning dominan (K)

terhadap hijau (k). Tentukanlah jumlah keturunan F1!


Hubungan sifat beda dengan jumlah gamet, kemungkinan genotipe dan fenotipe
pada F2

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Rasio


sifat gamet F2 geno F2 feno F2 rasio F2 fenotipe F2

1 =2 =3 =2 4 3:1

2 =4 =9 =4 16 9:3:3:1

3 =8 = 27 =8 64 27:9:9:9:3:3:3:1

4 = 16 = 81 = 16 256 81:27:27:27:27:9:
9:9:9:3:3:3:3:1

n 4n
Jika diketahui fenotipe keturunannya (F),
genotipe induknya (P) dapat ditentukan dengan:

Menentukan 1. Menentukan genotipe keturunannya yang


homozigot resesif
Genotipe Induk 2. Memisahkan dan meletakkan alel keturunan
homozigot resesif tersebut dikedua induknya
Contoh soal

Alel T adalah alel tinggi dan alel t adalah alel pendek. Tanaman ercis
berbatang tinggi disilangkan dengan sesamanya sehingga menghasilkan
2990 tanaman kacang ercis berbatang tinggi dan 1025 tanaman ercis
berbatang pendek. Bagaimanakah kedua genotipe induknya!
Latihan soal
1. Warna bulu hitam pada kucing dikendalikan oleh gen H yang
dominan terhadap gen bulu putih (h). Perkawinan dua ekor kucing
menghasilkan keturunan dengan rasio hitam:putih = 1:1. Tentukan
genotipe kedua induk kucing tersebut.
Latihan soal
2. Warna bulu hitam pada kucing dikendalikan oleh gen H yang
dominan terhadap gen bulu putih (h). Perkawinan dua ekor kucing
menghasilkan keturunan dengan rasio hitam:putih = 1:1. Tentukan
genotipe kedua induk kucing tersebut.
PENYIMPANGAN SEMU HUKUM
MENDEL

1 2
Hukum mendel I Hukum mendel II
(penyilangan monohibrid) (penyilangan dihibrid)
dominan penuh memiliki dominan penuh memiliki
perbandingan fenotipe pada perbandingan fenotipe pada
F2 sebesar 3:1 F2 sebesar 9:3:3:1
PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL

1 2
Penyilangan monohibrid Penyilangan dihibrid
terdapat perbandingan terdapat perbandingan
fenotipe F2 1:2:1 fenotipe F2
9:3:4/9:7/9:6:1/12:3:1/15:1
Pada kenyataannya, tidak semua persilangan menghasilkan rasio atau
perbandingan fenotip yang sesuai dengan Hukum Mendel. Pada
beberapa kasus persilangan dihasilkan rasio fenotip yang menyimpang
dari Hukum tersebut. Hal ini disebabkan oleh gen-gen dengan alel yang
berbeda yang saling memengaruhi pada saat pembentukan fenotip. 
Meskipun demikian, aturan dasar Hukum Mendel tetap berlaku pada
penentuan genotipenya, artinya penyimpangan rasio fenotip ini adalah
modifikasi dari rasio fenotip Hukum Mendel yang biasa, sehingga hasil
rasio fenotipnya dikatakan sebagai penyimpangan semu Hukum Mendel.
Jadi nanti akan kita lihat bahwa yang berubah cuma rasio fenotipnya,
sedangkan rasio genotipenya tetap sesuai dengan hukum Mendel. 
Meskipun demikian, aturan dasar Hukum Mendel tetap berlaku pada
penentuan genotipenya, artinya penyimpangan rasio fenotip ini adalah
modifikasi dari rasio fenotip Hukum Mendel yang biasa, sehingga hasil
rasio fenotipnya dikatakan sebagai penyimpangan semu Hukum Mendel.
Jadi nanti akan kita lihat bahwa yang berubah cuma rasio fenotipnya,
sedangkan rasio genotipenya tetap sesuai dengan hukum Mendel. 
EPISTASIS - HIPOSTASIS

Epistasis dan Hipostasis merupakan peristiwa dimana suatu


gen dominan menutup pengaruh gen dominan lain yang
bukan alelnya, berbeda gennya namun bisa menutupi
pengaruh dominannya.
EPISTASIS - HIPOSTASIS

• Epistatis merupakan gen yang menutupi

• Hipostatis merupakan gen yang ditutupi

• Oleh karena gen dominan menutupi alel lain, maka saat persilangan
dihibrid, fenotipe yang dihasilkan bukanlah 9:3:3:1 namun 12:3:1
CONTOH

Kacang koro hitam dengan genotipe HHkk disilangkan dengan kacang


koro kuning dengan genotipe hhKK menghasilkan F1 heterozigot
berwarna hitam, sesama F1 disilangkan dan  menghasilkan 1000 kacang,
Gen koro hitam epistasis terhadap gen koro putih. Berapa jumlah kacang
koro yang berwarna hitam?
JAWAB
JAWAB
JAWAB
LATIHAN SOAL
JAWABAN
TUGAS 1
Gen H menghasilkan warna hitam pada biji gandum bersifat epistasis
terhadap gen K (kuning) dan k (putih). Sedangkan gen h juga
menghasilkan warna putih. Apabila gandum dengan genotip HHkk
disilangkan dengan gandum bergenotip hhKK, F1 disilangkan
sesamanya, maka perbandingan fenotip F2 nya adalah….

a. 15 : 1 b. 9 : 3 : 3 : 1 c. 12 : 3 : 1 d. 9 : 3 : 4 e. 1 : 2 : 1
TUGAS 2

Pada peristiwa hipostasis dan epistasis, jika gandum berkulit hitam


(HHkk) disilangkan dengan yang berkulit kuning (hhKK). Pada F2 akan
didapatkan gandum berkulit kuning dengan persentase…

a. 25% b. 12,5% c. 18,75 d. 6,25 e. 56,25


ATAVISME

• Atavisme adalah interaksi antar gen berbeda alel yang menghasilkan


keturunan dengan fenotip yang berbeda dari induknya.

• Contoh atavisme dapat kamu temukan pada kasus jengger ayam.


ATAVISME
ATAVISME

Bentuk jengger ayam dipengaruhi oleh dua gen berbeda alel, yaitu gen R yang
menentukan bentuk rose dan gen P yang menentukan bentuk pea. Ketika kedua
gen ini terdapat secara bersamaan (R-P-) maka kedua gen akan berinteraksi dan
akan muncul sifat baru yaitu bentuk walnut. Dan ketika kedua gen dominan
tersebut tidak ada (rrpp) maka akan muncul sifat yang lain lagi yaitu single. 
ATAVISME

Terbentuklah empat jenis jengger ayam, yaitu:


 walnut (R-P-), rose (R-pp), pea (rrP-), dan single (rrpp)
CONTOH

Ayam jantan berpial rose (RRpp) disilangkan dengan ayam betina berpial
pea (rrPP), F1 disilangkan dengan sesamanya. Tentukan perbandingan
fenotip F2-nya adalah…

a. 9 : 3 : 4 b. 9 : 3 : 3 : 1 c. 12 : 3 : 1 d. 9 : 7 e. 15 : 1
TUGAS 1

Perkawinan antara ayam jantan berpial walnut (RrPp) dengan ayam


betina berpial rose (RRpp) akan menghasilkan keturunan F1 dengan
perbandingan fenotipe?
JAWAB
JAWAB
TUGAS 2

Suatu persilangan ayam jantan pial walnut (RrPp) disilangkan dengan


ayam betina berpial rose (RRpp). Kemungkinan anakan yang memiliki
pial single adalah….

a. 0% b. 25% c. 50% d. 75% e. 100%


KRIPTOMERI

• Kriptomeri adalah peristiwa dimana gen dominan tidak tampak jika


tidak berpasangan dengan gen dominan lainnya.

• Sederhananya, gen dominan ini tidak akan mucul jika tidak ada atau
tidak berpasangan dengan gen dominan yang lain.
CONTOH

• Bunga Linaria Maroccana memiliki peristiwa persilangan yang unik, saat


bunga merah (dominan) disilangkan dengan bunga putih (resesif), akan
terbentuk fenotipe baru, yaitu warna ungu!
CONTOH
JAWAB
TUGAS 1
TUGAS 2

Laki-laki “bisu tuli” (BBtt) dengan perempuan “bisu tuli” (bbTT)


menikah, maka presentase peluang munculnya anak normal (bisa
berbicara dan bisa mendengar) sebesar
POLIMERI
KOMPLEMENTER

Anda mungkin juga menyukai