I. HUKUM-HUKUM HEREDITAS
Merupakan sifat-sifat menurun yang terdapat di dalam gen dalam
kromosom setiap organisme.
Ahli yang meneliti tentang sifat-sifat menurun adalah Mendel, melakukan
percobaan dengan menggunakan kacang ercis/kapri (Pisum sativum)
dengan alasan :
1. Kacang kapri memiliki banyak varietas (warna bunga, bentuk biji, warna
biji, mengadakan penyerbukan sendiri, dalam setiap bunganya terdapat
serbuk sari dan kepala putik) dan mempunyai sifat-sifat yang mencolok.
2. Spesies mudah diperoleh
3. Murah biaya pemeliharaan.
4. Dapat melakukan penyerbukan sendiri (autogami) dan dapat
disilangkan ( allogami)
5. Reproduksi cepat.
6. Berumur pendek.
7. Keturunannya banyak.
II. Hukum pewarisan sifat Mendel
1. Hukum Mendel I
hukum segregasi
pembentukan gamet (gametogenesis) terjadi pemisahan (segregasi)
alel secara bebas dari diploid (2n) menjadi haploid (n).
untuk mengujinya, Mendel melakukan perkawinan silang antara
antara ercis berbunga ungu dengan ercis berbunga putih dengan
satu faktor pembawa sifat
Misalnya :
AA Gamet A dan gamet A (satu macam)
Aa Gamet A dan gamet a (dua macam)
2. Hukum Mendel II
the law of independent assortment
hukum penggabungan/berpasangan secara bebas
waktu pembentukan gamet, alel-alel berbeda yang telah
bersegregasi bebas akan bergabung (assortasi) secara bebas
membentuk genotip dengan kombinasi-kombinasi alel yang berbeda.
untuk mengujinya, Mendel melakukan perkawinan silang antara
antara ercis berbunga ungu dengan ercis berbunga putih dengan
dua atau lebih faktor pembawa sifat
bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka
diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada
pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat
yang berbeda tidak saling memengaruhi
Halaman 1
BANK MATERI BIOLOGI SMA
Banyaknya Banyaknya
Jumlah
Jumlah Jumlah Kemungkinan kombinasi yang kombinasi yang
kemungkinan
sifat beda macam gamet fenotip F2 homozygot persis F1
genotip
1 2 2 3 2 2
2 4 4 9 4 4
3 8 8 27 8 8
4 16 16 81 16 16
N 2n 2n 3n 2n 2n
Misalnya :
Hitunglah macam gamet dan jumlah gamet dari genotip MMNn !
a. Jumlah sifat beda = 1 sehingga jumlah gametnya 21 = 2
b. Macam genotip
V. MACAM-MACAM PERSILANGAN
1. Persilangan Monohibrida
Halaman 2
BANK MATERI BIOLOGI SMA
F2 :
♂
♀ D d
D DD (tinggi) Dd (tinggi)
d Dd (tinggi) Dd (pendek)
c. Kodominan
Dua alel suatu gen yang menghasilkan produk berbeda dengan alel satu
tidak dipengaruhi alel lain.
Misalnya :
d. Alel Ganda
Halaman 3
BANK MATERI BIOLOGI SMA
Alela ganda adalah suatu seri alela yang mempengaruhi organ yang sama
dan menempati lokus yang sama. Fenomena adanya tiga atau lebih alel dari
suatu gen.
Misalnya :
warna bulu pada kelinci (C > c ch > c h > c = normal > chinchilla > himalaya >
albino).
Sehingga macam genotipnya adalah :
Halaman 4
BANK MATERI BIOLOGI SMA
4. Persilangan Dihibrida
Persilangan dihibrida adalah persilangan dengan dua sifat beda.
Persilangan dihibrida terdiri dari :
a. Dihibrida dominan penuh
Misalnya pada penyilangan galur murni kapri bulat kuning dengan keriput
hijau menghasilkan keturunan 100% bulat kuning dan pada F2 diperoleh
keturunan :
1. bulat kuning = 9
2. bulat hijau = 3
3. keriput kuning = 3
4. keriput hijau = 1
♂
BK Bk bK bk
♀
BBKK BBKk BbKK BbKk
BK (bulat kuning) (bulat kuning) (bulat kuning) (bulat kuning)
BBKk BBkk BbKk Bbkk
Bk (bulat kuning) (bulat hijau) (bulat kuning) (bulat hijau)
bbKK bbKk
BbKK BbKk
(keriput (keriput
bK (bulat kuning) (bulat kuning)
kuning) kuning)
bbKk
BbKk Bbkk bbkk
(keriput
bk (bulat kuning) (bulat hijau) (keriput hijau)
kuning)
a. BBKK f. BBkk
(1) (1)
b. BBKk g. Bbkk
(2) (2)
c. BbKK h. bbKK
(2) (1)
d. BbKk i. bbkk(
(4) 1)
e. Bbkk
(2)
Halaman 5
BANK MATERI BIOLOGI SMA
♂
Bk Rasio Fenotip
♀
BK BbKk Bulat kuning = 1
Bk Bbkk Bulat hijau = 1
bK bbKk Keriput kuning = 1
bk Bbkk Keriput hijau = 1
Gambar 1. (a) R.P. (walnut) (b) R.pp. (rose) (c) rr.P. (pial/pea/biji)
(d) rr.pp. (tunggal/bilah)
Halaman 6
BANK MATERI BIOLOGI SMA
Rasio F2 :
2. Polimeri
b. Polimeri trihibrida
Bila sifat beda ada tiga disebut dengan polimeri trihibrida, misalnya :
♂
M1M2M3 M1M2m3 M1m2M3 M1m2m3 m1M2M3 m1M2m3 m1m2M3 m1m2m3
♀
M1
M1M1M2 M1M1M2 M1M1 M2 M1 M1 M2 M1 m1 M2 M1 m1 M2 M1 m1 M2 m1M2
M1M2M3 M2M3M3 M2M3m3 m2 M3 M3 m2 M3 m3 M2 M3 M3 M2 M3 m3 m2 M3 M3 m2M3
m3
M1 M1M2 M1 M1M2 M1 M1M2 M1 M1M2 M1 m1M2 M1m1M2 M1m1M2 M1 m1M2
M1M2m3 M2m3 M3 M2m3 m3 m2m3 M3 m2m3 m3 M2 M3m3 M2 m3m3 m2 M3m3 m2m3 m3
M1M1M2 M1M1M2 M1M1m2 M1 M1m2 M1m1M2m2 M1m1M2 M1 m1m2 M1 m1m2
M1m2M3 m2M3 M3 m2M3 m3 m2M3 M3 m2M3 m3 M3 M3 m2 M3 m3 m2M3 M3 m M3 m3
M1M1M2 M1M1M2 M1M1m2 M1 M1m2 M1m1M2m2 M1m1M2 M1 m1m2 M1 m1m2
M1m2m3 m2 M3m3 m2m3 m3 m2 M3m3 m2m3 m3 M3m3 m2m3 m3 m2 M3m3 m2m3 m3
M1m1M2 M1m1M2 M1m1M2 M1m1M2 m1 m1M2 m1 m1M2 m1 m1M2 m1 m1M2
m1M2M3 M2M3 M3 M2M3 m3 m2M3 M3 m2M3 m3 M2M3 M3 M2M3 m3 m2M3 M3 m2M3 m3
Halaman 7
BANK MATERI BIOLOGI SMA
No Genotif Fenotif
1 AABB Hitam (negro)
2. AABb, AaBB, aABB Mulato gelap (coklat tua / negroid)
3. AAbb, AaBb, aaBB Mulato sedang (sawo matang)
4. Aabb, aaBb Mulato cerah
5. Aabb Caucasoid (putih)
Misalnya :
♂
♀ AB Ab aB ab
2. P1p1P2p2P3p3 Mulato
Halaman 8
BANK MATERI BIOLOGI SMA
3. Kriptomeri
munculnya sifat tersembunyi
gen dominan yang tersembunyi apabila berdiri sendiri dimana fenotipnya
baru diketahui bila bertemu dengan gen dominan lain yang tertentu.
bunga warna merah disebabkan oleh adanya pigmen anthocyanin dalam
lingkungan plasma sel yang bersifat asam sedangkan dalam lingkungan
basa akan memberikan warna ungu.
Misalnya : Linaria maroccana merah disilangkan dengan yang berbunga
putih.
F1 berbunga ungu karena anthocyanin merah bertemu dengan basa yang
berasal dari parental yang putih.
Epistasis gen dominan rangkap : peristiwa dua gen dominan atau lebih
yang bekerja untuk munculnya satu fenotip tunggal.
Contoh : persilangan antara tanaman berbiji segitiga dengan tanaman
berbiji membulat.
Halaman 9
BANK MATERI BIOLOGI SMA
5. Komplementer
interaksi beberapa gen yang saling melengkapi/menyempurnakan dalam
mengekspresikan suatu sifat
Misalnya : persilangan bunga Lathyrus odoratus warna putih (CCpp)
dengan warna putih (ccPP) menghasilkan perbandingan fenotip warna
ungu : putih = 9 : 7.
Gen C : menyebabkan timbulnya bahan mentah pigmen.
Gen c : tidak menumbuhkan pigmen.
Gen P : menumbuhkan enzim pengaktif pigmen.
Gen p : tidak mampu menumbuhkan enzim
Keterangan:
No. 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, dan 13 = mengandung faktor C dan P,
berfenotipe ungu.
No. 6, 8, 14 = mengandung C tanpa P, berfenotipe putih.
No. 11, 12, 15 = mengandung P tanpa C, berfenotipe putih.
No. 16 = tidak mengandung faktor P dan C, berfenotipe putih.
Halaman 10
BANK MATERI BIOLOGI SMA
Contoh perkawinan :
Perkawinan antara normal heterozigot untuk karakter bisu tuli dengan
sesamanya. Bila gen D komplemen terhadap E. Buatlah diagram persilangan
dan hitunglah perbandingan fenotip!
Jawab:Perbandingan fenotip = normal dan bisu tuli adalah 9 : 7.
POLA-POLA HEREDITAS
Prinsip pewarisan sifat yang diajukan Mendel berlaku bagi banyak ciri dan sifat
yang diturunkan. Akan tetapi, pola pewarisan sifat yang ada di alam lebih
beraneka ragam. Di antaranya penentuan (determinasi) jenis kelamin dan gen
pautan seks.
Determinasi Seks
Deteminasi seks, seperti halnya penentuan ciri khas lain dari makhluk hidup,
diturunkan dari induk kepada turunannya. Mekanisme penentuan jenis kelamin ini
melalui mekanisme yang sama dengan penentuan ciri lain.
penentuan jenis kelamin satu individu bergantung pada kromosom seks.
Penentuan ini dilakukan semenjak pembentukan gamet dan proses fertilisasi.
Berdasarkan tipe kromosom dan makhluk hidup yang memilikinya, determinasi
seks dapat dibedakan atas tipe XY, Z , XO, dan ZO.
1. Tipe XY
Determinasi seks berdasarkan kromosom tipe XY ini berlaku pada manusia,
sebagian hewan, dan tumbuhan. Pada betina, memiliki jenis kromosom seks XX,
sedangkan jantan memiliki jenis kromosom seks XY.
Jika diperhatikan, kromosom dalam sel tubuh, misalnya pada lalat Drosophila,
berada dalam keadaan berpasangan dengan kromosom homolognya. Pada lalat
Drosophila betina, Anda dapat dengan mudah mengelompokkan 8 buah
kromosom dalam empat pasangan. Akan tetapi, pada lalat jantan, hal tersebut
berbeda. Anda dapat mengelompokkan enam buah kromosom dalam tiga pasang
kromosom sama, tetapi masih terdapat dua kromosom yang tidak mirip. Kedua
kromosom ini, yaitu kromosom X dan Y.
Halaman 11
BANK MATERI BIOLOGI SMA
X sehingga saat meiosis dan pembentukan gamet, semua sel gamet betina
memiliki kromosom X. Adapun sel tubuh jantan memiliki kromosom X dan Y
sehingga saat meiosis dan pembentukan gamet, terdapat gamet dengan
kromosom X dan gamet dengan kromosom Y.
Melalui fertilisasi, gamet jantan melebur dengan gamet betina menghasilkan
individu XX (betina) dan XY (jantan) dengan perbandingan fenotipe 1:1. Oleh
karena itu, kemungkinan didapat individu jantan adalah 50% dan betina 50%.
Mekanisme kromosom X dan Y juga terjadi pada manusia dan menghasilkan jenis
kelamin laki-laki dan perempuan dengan kemungkinan yang sama. Apa yang
terjadi pada gen-gen yang terdapat di kromosom X atau Y? Jawaban ini kali
pertama ditemukan oleh Thomas Hunt Morgan, bahwa pewarisan sifat dapat
berpautan dengan jenis kelamin. Penjelasan lebih lanjut dapat Anda temukan
pada bahasan pautan seks.
2. Tipe ZO
Penentuan jenis kelamin berdasarkan tipe ini berlaku pada beberapa unggas,
kupu-kupu, reptil, dan beberapa jenis ikan. Penentuan jenis kelamin tipe ini
kebalikan dengan tipe XY. Jika manusia laki-laki XY dan perempuan XX, pada
tipe ini terjadi kebalikannya. Untuk menghindari kekeliruan, maka dipakai lambang
ZZ untuk jantan dan Z untuk betina.
3. Tipe XO
Pada tipe ini, kromosom seks atau gonosom yang dimiliki jantan hanya X saja
(XO), sedangkan betina XX. Penentuan jenis kelamin tipe ini berlaku pada
beberapa jenis serangga, seperti kutu, belalang, serta anggota Orthoptera dan
Heteroptera lain.
4. Tipe Ploidi
Penentuan jenis kelamin tipe ini tidak ditentukan oleh kromosom kelamin, tetapi
ditentukan oleh jumlah set kromosom yang dimiliki. Pada lebah, betina memiliki
jumlah kromosom diploid (2n) hasil fertilisasi. Adapun lebah jantan merupakan
individu haploid (n) yang dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu utuh
meskipun tidak dibuahi. Proses ini disebut juga partenogenesis.
Pautan
Pautan adalah ikatan dua gen atau lebih yang terletak pada kromosom yang
sama dan selalu memisah bersama sama. Pautan dibedakan menjadi dua :
Pautan pada autosomal dan pautan pada kromosom seks.
Pautan autosomal/pautan gen menurut Morgan adalah gen–gen yang terletak
pada kromosom yang sama tidak dapat bersegrasi secara bebas dan cenderung
diturunkan bersama. Misalnya : persilangan pada lalat buah. Abu abu sayap
normal dengan lalat buah hitam sayap vestigial, bila gen BV, dan bv terletak pada
kromosom yang sama.
Pautan seks adalah suatu sifat yang diturunkan yang tergabung dalam gonosom.
Gen yang ada dalam setiap makhluk hidup sangat banyak,sedangkan kromosom
yang ada hanya sedikit. Hal tersebut mengakibatkan di dalam satu kromosom
terdapat lebih dari satu gen.
Halaman 12
BANK MATERI BIOLOGI SMA
G : X XX
Y 0
F : XX : betina normal
XY : jantan normal
XXX : betina super (biasanya mati)
XXY : betina (fertil)
XO : jantan (steril)
YO : jantan (lethal)
Gen Lethal
Gen lethal merupakan gen yang menyebabkan kematian individu yang
memilikinya bila dalam keadaan homozigot. Ada dua jenis gen lethal, yaitu lethal
dominan dan lethal resesif.
Rasio fenotif yang hidup antara tikus kuning : normal = 2 : 1 karena tikus kuning
homozigot dominan selalu lethal.
Dari pesilangan di atas hanya tiga yang kemungkinannya dapat hidup yaitu yang
bergenotif HH dan Hh. Sedangkan yang bergenotif hh mati karena tidak dapat
membentuk klorofil
Halaman 13
BANK MATERI BIOLOGI SMA
Pada proses pembentukan janin, penentuan jenis kelamin ditentukan saat terjadi
pembuahan ovum oleh sperma. Sel ovum hanya memiliki 1 tipe susunan genetik yaitu
22 AX, sedangkan sel sperma memiliki 2 tipe susunan genetik yaitu sel sperma yang
membawa kromosom X (22 AX) dan sel sperma yang membawa kromosom Y (22 AY).
Sehingga apabila sel ovum (22 AX) dibuahi sel sperma yang membawa kromosom X
(22 AX) maka akan terbentuk individu dengan jenis kelamin perempuan (22 AA XX).
Tetapi jika yang membuahi sel ovum adalah sel sperma yang membawa kromosom Y
(22 AY) maka akan terbentuk individu dengan jenis kelamin pria (22 AA XY). Dengan
demikian penentuan jenis kelamin bergantung pada sperma yang membuahi.
- gigi coklat:
merupakan sifat genetis yang diturunkan gen dominan tertaut X (X B) sehingga orang
bergigi coklat bisa memiliki susunan gen homozigot (X BXB) maupun heterozigot
(XBXb).
- Hypertrichosis:
merupakan gen resesif yang terdapat pada kromosom Y yang menyebabkan
tumbuhnya rambut di tepi daun telinga. Kelainan seperti ini banyak dijumpai pada pria
Pakistan.
Cacat dan penyakit menurun pada manusia dapat disebabkan oleh gen yang
terdapat pada autosom atau oleh gen yang terdapat pada kromosom seks (gonosom).
Ciri
Halaman 14
BANK MATERI BIOLOGI SMA
cacat atau penyakit menurun yaitu tidak menular, sulit atau bahkan tidak dapat
disembuhkan, tetapi dapat diusahakan agar tidak terjadi pada generasi berikutnya, dan
umumnya disebabkan oleh gen resesif.
Beberapa cacat dan kelainan menurun yang tidak tertaut kromosom seks atau
bersifat autosomal, antara lain albinisma, polidaktili, fenilketonuria, diabetes melitus,
thalassemia, sicklemia, dentinogenesis imperfecta, retinal aplasial, katarak, dan botak.
a. Albinisma
Albinisma mengakibatkan individu mengalami kelainan kulit tubuh yang disebut
albino. Albino merupakan kelainan genetika yang ditandai adanya abnormalitas
pigmentasi kulit dan organ tubuh lainnya serta penglihatan yang sangat peka terhadap
cahaya. Gen albino dikendalikan oleh gen resesif a dan gen A menentukan sifat kulit
normal. Penderita albino mempunyai genotip aa, sedangkan orang normal mempunyai
fenotip AA atau Aa.
b. Idiot/Imbisil/Fenilketonuria (FKU)
Fenilketonuria adalah kelainan genetika karena tubuh tidak mampu melakukan
metabolisme fenilalanin. Akibatnya, fenilalanin tertimbun dalam darah dan dibuang
bersama urine. Tingginya kadar fenilpiruvat menghambat perkembangan dan fungsi
otak. Penderita fenilketonuria mengalami keterbelakangan mental dan ber-IQ rendah.
Secara fisik penderita fenilketonuria bermata biru, berambut putih, dan kulitnya mirip
albino. Fenilketonuria disebabkan oleh gen resesif ph, sedangkan gen Ph menentukan
sifat normal.
c. Polidaktili
Polidaktili adalah kelainan genetika yang ditandai banyaknya jari tangan atau jari
kaki melebihi normal, misalnya jari tangan atau jari kaki berjumlah enam buah.
Polidaktili dapat terjadi pada kedua jari tangan (kanan dan kiri) atau salah satu saja.
Polidaktili disebabkan oleh gen dominan P sehingga penderita polidaktili mempunyai
genotip PP atau Pp. Genotip orang berjari normal yaitu pp.
e. Thalassemia
Thalassemia merupakan kelainan genetika dimana sel darah merah seseorang
berbentuk tidak beraturan, kadar Hb sedikit sehingga penderita sering kekurangan
oksigen (hipoksemia). Thalassemia disebabkan oleh gen dominan Th, sedangkan
alelnya menentukan sifat normal. Penderita thalassemia bergenotip ThTh (thalassemia
mayor) atau Thth (thalassemia minor). Penderita thallasemia minor bisa bertahan hidup
dengan melakukan transfusi darah secara reguler. Sedangkan pada Penderita
thalassemia mayor keadaannya lebih parah daripada thalassemia minor. Penderita
thalassemia mayor biasanya bersifat letal (mati).
Penggolongan darah sistem ABO didasarkan pada adanya jenis antigen tertentu
pada
Halaman 15
BANK MATERI BIOLOGI SMA
sel darah yang disebut isoaglutinogen. Secara genetis ditentukan oleh alel ganda yaitu
suatu sifat yang dipengaruhi oleh lebih dari sepasang alel. Selain itu gen penentunya
memiliki sifat sebagai alel kodominan yaitu pada saat dua gen dominan muncul secara
bersamaan yang memiliki ekspersi sama kuat, masing-masing tetap memunculkan
fenotipnya sehingga tidak saling menutupi.
Penggolongan darah sistem ABO membagi golongan darah menjadi empat, yaitu
A, B, AB, dan O, Susunan genotif dan kemungkinan gamet yang dibentuk dapat dilihat
pada tabel berikut.
Golongan Rhesus
Golongan darah rhesus dinamakan berdasar nama kera dari India, Macacus
rhesus, yang dulu sering digunakan untuk mengetes darah orang. Golongan darah ini
didasarkan adanya faktor Rhesus atau faktor Rh.Terdapat dua golongan darah yaitu
Rhesus positif (Rh+) dan Rhesus negatif (Rh -). Sifat rhesus positif ditentukan gen
dominan Rh sedangkan sifat rhesus negatif ditentutan gen resesif rh sehingga orang
dengan rhesus positif (Rh +) memiliki kemungkinan susunan genotip homozigot (Rh Rh)
dan heterozigot (Rh rh), sedangkan orang dengan rhesus negatif (Rh -) memiliki
susunan genotip homozigot resesif (rh rh).
Orang dengan golongan darah rhesus positif (Rh +) yaitu orang yang memiliki
faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya dan rhesus negatif (Rh -) yaitu orang
yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya.
Golongan Rhesus ini memiliki arti penting pada perkawinan. Bila seorang pria
Rhesus positif (Rh+) menikah dengan wanita Rhesus negatif (Rh -), kemungkinan
anaknya memiliki rhesus positif (Rh +). Hal ini mengakibatkan ketika darah anak
memasuki darah ibunya, maka darah darah anak yang memiliki rhesus positif (Rh +)
dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh pada darah ibunya. Ketika
darah ibu masuk ke dalam darah anaknya melalui plasenta maka darah yang telah
mengandung antibodi tersebut akan mengakibatkan hemolisis pada darah anaknya
sehingga anak menderita eritroblastosis fetalis (penyakit kuning bayi).
Golongan MN
Golongan ini tidak memiliki nilai medis karena hanya dijumpai antigen penentu
golongan dalam eritrosit dan tidak dijumpai antibodi dalam plasma. Golongan ini
dikendalikan oleh gen IM dan IN kodominan satu sama lain. Tipe golongan darah sistem
Mn ada 3 yaitu golongan darah M (I MIM), golongan darah N (ININ) dan golongan darah
MN (IMIN).
Halaman 16
BANK MATERI BIOLOGI SMA
Halaman 17