Anda di halaman 1dari 84

PEWARISAN SIFAT DAN

HUKUM MENDEL

HEREDITAS
KOMPETENSI DASAR
3.5 Menerapkan prinsip pewarisan sifat
makhluk hidup berdasarkan hukum Mendel

4.5 Menyajikan hasil penerapan hukum


Mandel dalam perhitungan peluang dari
persilangan makhluk hidup di bidang
pertanian dan peternakan
Pewarisan Sifat
Genetika adalah ilmu yang mempelajari
pewarisan sipat induk pada keturunannya.

Gregor Johann mendel dikenal sebagai


bapak genetika karena berhasil menemukan
prinsip dasar hereditas (penurunan sipat)
pada organisme.
Mendel mempelajari hereditas pada
tanaman kacang ercis (Pisum sativum)
 Mengapa Mendel memilih kacang kapri (ercis /
Pisum sativum) sebagai objek penelitiannya;

 alasannya :
Karena kacang ercis Memiliki banyak varietas
(warna bunga, bentuk biji, warna biji,
mengadakan penyerbukan sendiri, dalam setiap
bunganya terdapat serbuk sari dan kepala putik).
Kacang ercis (Pisum sativum)
 Variasi kacang ercis
Kacang ercis (Pisum sativum)

 Bentuk bunga.  Bentuk biji.


Kacang ercis (Pisum sativum)
 Bunga ercis.
PEWARISAN SIFAT
 Teori Darah; pewarisan sifat dibawa oleh darah.
 Teori Preformasi; adanya makhluk hidup kecil di
dalam gamet sebagai calon individu baru.
 Teori Epigenesis ; sel telur yang telah dibuahi oleh
spermatozoa akan mengadakan pertumbuhan
sedikit demi sedikit.
 Teori Pangenesis; setelah ovum dibuahi oleh
spermatozoa maka dalam ovum terdapat tunas-
tunas yang tumbuh menjadi makhluk hidup baru.
 Teori Heckel; yang bertanggung jawab atas
pewarisan sifat adalah substansi inti dari
spermatozoa.
 Mendel mengamati melalui penyilangan kacang
kapri (ercis / Pisum sativum).
 Karena alasan :
Memiliki banyak varietas (warna bunga, bentuk biji,
warna biji, mengadakan penyerbukan sendiri,
dalam setiap bunganya terdapat serbuk sari dan
kepala putik).
Dalam genetika teori mendel sangat penting dan
menjadi dasar dalam memahami genetika.
Istilah Penting untuk hasil eksperimen Mendel

 P = singk. Parental yang artinya Induk


 F = Singk. Filial yang artinya keturunan
 Fenotif adalah karakter atau sipat yang dapat diamati
misalnya warna, ukuran,bentuk.
 Genotif adalah susunan genetik suatu individu,
umumnya ditulis dgn lambang-lambang.
 Gen = faktor penentu sipat organisme.
 Homozigot adalah sipat dari suatu individu yg
genotifnya terdiri dari gen-gen yang sama dari tiap jenis
gen.
 Heterozigot adalah sipat dari suatu individu yg
genotifnya terdiri dari gen-gen yang berlainan dari tiap
jenis gen.
Hukum Mendel I
Pada waktu pembentukan sel gamet pasangan alel akan
memisah (segregasi) secara bebas. Contoh: genotif RR
akan membentuk gamet R dan R, sedangkan genotif Rr
akan membentuk gamet R dan r. Hkm Mendel I dapat
dikaji dg persilangan Monohibrida.

Hukum Mendel II
Pada waktu pembentukan gamet, setiap gen dapat
berpasangan secara bebas dengan gen lain, namun gen
untuk satu sipat tidak berpengaruh pada gen untuk sipat
lain yang bukan alelnya. Contoh : salah satu dari gamet
RR akan berpasangan secara bebas dengan salah satu
gamet dari Rr (R atau r). Hukum ini dibuktikan dengan
persilangan dihibrida.
Macam-macam Persilangan
I. Monohibrida (persilangan satu sipat beda)
terdiri dari :
1. Monohibrida dominasi penuh
2. Monohibrida intermediet
II. Dihibrida (persilangan dua sipat beda)

III. Trihibrida (persilangan tiga sipat beda)

IV. Polihibrida (persilangan banyak sipat beda)


1. Persilangan Monohibrid dominan penuh
Contoh persilangan ercis tinggi (TT) dengan pendek (tt).
Tentukan rasio fenotif F2nya

Perbandingan Fenotif = 3 : 1, dan


perbandingan genotipe =
1 : 2 : 1.
2. Monohibrida Intermediet
3. Persilangan Resiprok
adalah persilangan antara gamet jantan dan
gamet betina yang dipertukarkan sehingga
menghasilkan keturunan yang sama
4. Backcross (persilangan balik)
adalah persilangan antara individu F1 dari salah
satu induknya, betina atau jantan. Tujuannya
untuk mengetahui genotif induknya.
5.Test cross (uji silang)
adalah perkawinan antara F1 dan induknya yang
homozigot resesif. Tujuannya untuk mengetahui
keadaan genotif suatu individu apakah bersifat
homozigot atau heterozigot.
b. Persilangan Dihibrid
Suatu persilangan (pembastaran) dengan dua sifat beda.
Cara Mencari Macam dan Jumlah Gamet
Hubungan Antara Banyaknya Sifat Beda, Jumlah Gamet,
serta Kombinasi Fenotipe dan Genotipe F2-nya

Banyak Macam Banyakny Banyakn Banyakny Banyakny Banyakny Banyakny


nya gamet a ya a a a a macam
sifa dari F1 kombinas fenotipe kombinas kombinas kombinas genotipe
beda i dalam dalam F2 i persis i i baru dalam F2
F2 F1 homozigo yang
t homozigo
t

1 2 4 2 2 2 0 3

2 4 16 4 4 4 2 9

3 8 64 8 8 8 6 27

4 16 256 16 16 16 14 81

n 2n (2n) 2 2n 2n 2n 2n−2 3n
Hubungan Antra Banyaknya Sifat Beda dengan Perbandingan
Fenotipe F2 dan Macam Fenotipe dengan Metode Segitiga Pascal

Jumlah sifat Kemungkinan Jumlah macam Perbandingan


beda macam fenotipe fenotipe F2
fenotipe

1 11 2 3 :1

2 1 2 1 4 9 :3 :3 :1

3 1 3 3 1 8 27 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 1

4 1 4 6 4 1 16 81 : 27 : 27 : 27 : 27 : 9 : 9 :
9 :9 :9 :9 :3 :3 :3 :3 :1

5 1 5 10 10 5 1 32 243 . . . dan seterusnya

n dan seterusnya 2n dan seterusnya 3n . . . dan seterusnya


KOMPETENSI DASAR
4.5 Menyajikan hasil penerapan hukum Mandel
dalam perhitungan peluang dari persilangan
makhluk hidup di bidang pertanian dan
peternakan

4.6 Menyajikan hasil penerapan pola-pola


hereditas dalam perhitungan peluang dari
persilangan yang melibatkan peristiwa
pautan dan pindah silang
Penyimpangan Semu Hukum Mendel
Adalah interaksi antargen akan menimbulkan
perbandingan fenotif keturunan yang
menyimpang dari hukum mendel. Menurut
Mendel perbandingan fenotif F2 pada
persilangan dihibrida = 9 : 3 : 3 : 1. Tetapi ada
menjadi = 9 : 3 : 4, 9 :7, 12 ; 3 : I, 15: 1.
Bentuk penyimpangan hukum Mendel :
1. Atavisme 4. Epistasis dan hipostasis
2. Polimeri 5. Gen komplementer
3. Kriptomeri
I. Atavisme
adalah peristiwa dimana gen dominan yang
tidak sealel saling mempengaruhi
(berintereaksi) dan menentukan sipat baru.
Sipat ini dapat dilihat pada gen-gen penentu
jengger ayam. Pada ayam dikenal 4 macam
bentuk pial (jengger), yaitu:
a. pial sumpel (walnut) dg genotif (R-P-)
b. pial gerigi (ros), dg genotif ( R-pp)
c. pial biji (pea), dg genotif ( rrP-)
d. pial bilah (single), dg genotif ( rrpp)
Contoh : Persilangan ayam berpial Ros (RRpp) dengan
ayam berpial Pea (rrPP). Tentukan rasio Fenotif F2nya.

Gamet : - RP - RP
- Rp - Rp
- rP - rP a. Walnut, b. Ros, c. Pea
- rp -rp d. single
Rasio Fenotif nya : Walnut : Pea : Rose : single
9 3 3 1
 Penyimpangan yang tampak pada penyilangan
dihibrid berdasarkandiagram tersebut adalah:
a. keturunan F1 tidak menyerupai salah satu
induknya (tidak bergerigi dan tidak berbiji);
b. munculnya dua sifat baru, yaitu sifat pial
sumpel sebagai hasil interaksi dua faktor
dominan yang berdiri sendiri-sendiri dan sifat
pial bilah sebagai hasil interaksi dua faktor
resesif.
2. Polimeri

 Polimeri adalah pembastaran heterozigot


dengan banyak sifat beda yang berdiri sendiri
tetapi mempengaruhi bagian yang sama pada
suatu organisme.
Pada percobaan Nelson Ehle terhadap gandum
biji merah dan biji putih, seolah-olah terjadi
sifat-sifat intermediat F2 yang diperoleh
dengan rasio fenotipe = 15 merah : 1 putih.
Nelson Ehle, menyilangkan gandum
berbiji merah dengan gandum berbiji putih,
fenotipe F1 semua berbiji merah tetapi tidak
semerah biji induknya. Pada kasus ini, seolah-
olah terjadi peristiwa dominan tidak penuh,
sedangkan pada F2 diperoleh keturunan
dengan ratio fenotipe 15 merah dan 1 putih
F2 F1 X F1
M1m1M2m2 x M1m1M2m2

Gamet - M1M2 - M1M2


- M1m2 - M1m2
- m1M2 - m1M2
- m1m2 - m1m2
Rasio Fenotif F2 : Merah : Putih
15 : 1
3. Kriptomeri
Kriptomeri adalah gen dominan yang seolah-olah
tersembunyi apabila berdiri sendiri-sendiri dan
pengaruhnya baru tampak apabila bersama-sama
dengan gen dominan lainnya.
Correns pernah menyilangkan tumbuhan Linaria
maroccana berbunga merah (AAbb) galur murni
dengan yang berbunga putih (aaBB) juga galur
murni. Diperoleh F1 semua berbunga ungu,
sedangkan F2 terdiri atas tanaman Linaria
maroccana berbunga ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4.
Dimana :
A = ada bahan dasar pigmen antosianin,
a = tidak ada bahan dasar pigmen antosianin,
B = reaksi plasma sel bersifat basa, dan
b = reaksi plasma sel bersifat asam.
Individu genotipe F2 mempunyai:
a. A.B (antosianin dalam lingkungan basa) warna
bunganya ungu sebanyak 9 kombinasi.
b. A.bb (antosianin dalam lingkungan asam)
warna bunganya merah sebanyak 3 kombinasi.
c. aaB. dan aa bb (tidak mengandung antosianin)
warna bunganya putih sebanyak 4 kombinasi.
4. Epistasis dan Hipostasis
Epistasis dan hipostasis adalah salah satu bentuk
interaksi antara gen dominan mengalahkan gen
dominan lainnya yang bukan sealel. Gen
dominan yang menutup gen dominan lainnya
disebut epistasis dan gen dominan yang tertutup
itu disebut hipostasis. Rasio F2 yang diperoleh :
12:3:1.
Nelson Ehle mengadakan percobaan
persilangan dengan objek tanaman gandum.
Gandum berkulit biji hitam (HHkk) disilangkan
dengan gandum berkulit kuning (hhKK).
F2 HkKk X HhKk
Gamet - HK - HK
- Hk - Hk
- hK - hK
- hk - hk
Rasio Fenotifnya: Hitam : Kuning : Putih
12 3 1
5. Gen-gen komplementer
Adalah peristiwa dimana gen –gen saling berintereaksi dan saling
melengkapi.

Perbandingan F2 9 : 7
TAUTAN DAN PINDAH SILANG
a. Tautan
adalah peristiwa terbentuknya dua atau lebih
gen yang menempati kromosom yang sama.
Individu yang mengalami tautan akan
membentuk dua macam gamet saja, AB dan ab
 Kondisi tautan dapat diuji dengan
testcross dihibrid :
1. Jika gen bebas (tidak ada tautan), rasio
F2nya = 1 : 1 : 1 : 1
2. Jika tautan sempurna , KP (kombinasi
parental) : RK (Rekombinan) = 1 : 1
Morgan menyilangkan Drosophila betina
normal berwarna tubuh kelabu dan
bersayap panjang (BBVV) dengan
Drosophila jantan tak normal yang
berwarna tubuh hitam dan bersayap
pendek (bbvv).
Dari persilangan itu, Morgan mendapat
hasil persilangan F1 yang berwarna tubuh
kelabu dan bersayap panjang (BbVv). Jika
pada F1 individu jantan ditestcross dengan
induk resesif maka keturunannya hanya
terdiri atas 2 kelas, yakni kelabu-panjang
dan hitam-pendek dengan rasio fenotipe
1:1.
Jika b dan v atau B dan V merupakan alel yang
terdapat pada pasangan kromosom yang
berbeda.
Rasio Fenotif : 1 : 1 : 1 : 1
Persilangan: Gen dan alel yang terletak pada
pasangan kromosom yang sama
Rasio Fenotif : 1 : - : - : 1
b. Pindah Silang
Adalah peristiwa gen-gen suatu kromatid tertukar dengan gen-
gen kromatid homolognya. Terjadi pada profase I. Pindang silang
ada 2 yaitu pindah silang tunggal dan pindah silang ganda

Contoh pindah silang tunggal


Contoh pindah silang ganda
Lalat jantan bermata merah, bersayap normal (PPVV)
disilangkan dengan lalat betina bermata ungu, bersayap
keriput (ppvv).
c. Determinasi seks
Jenis kelamin dapat ditentukan berdasarkan
susunan kromosom seks. Beberapa tipe
penentuan jenis kelamin sebagai berikut ;
1. Tipe XX – XY
2. Tipe XX – XO
3. Tipe ZZ – ZW
4. Tipe Ploidi
Terjadinya anak perempuan dan anak laki-laki
b. Tipe XO, berlaku bagi
banyak jenis serangga,
misalnya belalang. Serangga
betina disebut XX serangga
jantan disebut XO.
c. Tipe ZW, misalnya pada
burung, kupu-kupu, dan ikan.
Burung betina adalah ZW
(atau XY), burung jantan
adalah ZZ (atau XX).
d. Tipe haploid-diploid,
misalnya pada serangga.
d. Gagal Berpisah
Adalah peristiwa dimana kromosom tidak
memisah pada waktu meosis. Setelah
meosis selesai ada sel anak kelebihan
kromosom dan sel anak yang tidak
kebagian kromosom.
e. Gen Letal
Gen letal adalah gen menyebabkan kematian
pada suatu individu yang memilikinya. Hal ini
dikarenakan tugas gen asli untuk
menumbuhkan karakter terganggu.
Ketidakmampuan gen dalam melaksanakan
tugasnya ini dapat terjadi karena mutasi.
Gen letal ada dua macam, yaitu resesif dan
dominan.
Gen letal dapat menyebabkan bermacam-
macam pengaruh, yaitu kematian, baik pada
waktu embrio, pada waktu baru lahir atau
setelah individu menjelang dewasa(sub letal).
Gen letal ada dua yaitu letal resesif dan
dominan.
HOMOZIGOT HETEROZIGOT
RESESIF LETAL NORMAL,MEWARISI GEN
LETAL

DOMINAN LETAL UMUMNYA SUBLETAL, ATAU


MENUNJUKAN KELAINAN
1. Letal Resesif
a. Albino pada Tanaman (jagung dan bunga
mulut naga)
Faktor albino dikendalikan gen a dan
berklorofil dikendalikan gen A. Maka
tanaman normal bergenotif ; AA dan Aa
sedangkan aa akan letal.
Tanaman albino dihasilkan dari
persilangan induk yang keduanya
heterozigot yaitu Aa dengan Aa.
Persilangan induk yang keduanya heterozigot
P. Aa X Aa
F1
A a
A AA Aa
a Aa aa
Rasio Genotif : AA dan Aa = 1 : 2
Macam Fenotif : 100% normal
2. Letal Dominan
a. Ayam Redep
adalah ayam yang memiliki kaki dan sayap
pendek. Jika dalam keadaan homozigot,
embrio ayam redep akan mati. Tapi jika
dalam keadaan heterozigot dapat hidup
walaupun memiliki kecacatan.
Gen asli ayam redep adalah resesif dan
berperan mengatur pertumbuhan tulang.
Ayam redep letal dihasilkan dari persilangan
dua induk ayam keduanya normal
heterozigot. Gen r adalah gen normal asli
dan R adalan gen mutan menyebabkan redep.
P. Rr X Rr
F1. R r
R RR Rr
r Rr rr

RR = Redep letal
Rr = Redep Heterozigot
rr = normal
3. Gen Letal Pada Manusia
Gen Letal pada manusia disebabkan oleh
keabnormalan Haemoglobin. Penyakit ini
antara lain :
a. Sickle anemia
b. Thalasemia
Sickle anemia mempunyai sel darah merah
berbentuk sabit.
Penderita sickle cell anemia bergenotif ss,
orang normal SS dan normal heterozigot Ss.
Orang bergenotif ss berumur pendek.
Penderita sickle cell anemia lahir dari kedua
pasangan normal heterozigot.
P. Ss X Ss
F.
S s
S SS Ss
s Ss ss

SS = Normal homozigot
Ss = Normal heterozigot
ss = Letal
Thalasemia
Ciri-ciri :
darah merah kecil-kecil, lonjong, jumlahnya
lebih banyak dari normal, afinitas terhadap
oksigen rendah.
Thalasemia dibedakan menjadi 2 yaitu ;
1. Thalasemia mayor, adalah penderita anemia
yang sangat parah dan dapat menyebabkan
kematian waktu bayi. Dengan genotif (ThTh)
dan bersipat letal.
2. Thalasemia Minor ialah penderita anemia
tidak parah dengan genotif (Thth).

Thalasemia mayor lahir dari pasangan yang


keduanya heterozigot.
P. Thth X Thth
F. Th th
Th ThTh Thth
th Thth thth
ThTh = Thalasemia mayor
Thth = thalasemia minor
thth = Normal
 Sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai