Anda di halaman 1dari 27

PERSILANGAN MONOHIBRIDA

Dr. Ristika Handarini


email: ristika.handarini@unida.ac.id
Peternakan Unida
2020
PERSILANGAN

MONOHIBRID

DIHIBRID

TRIHIBRID
Terminologi
Istilah penting:

1. Genotip (susunan genetik yang mendasari pemunculan


suatu sifat; sifat dasar yang dapat diturunkan, contoh kode
gen: pasangan gen RR, Rr, Bb, Cc ).

2. Fenotip (ekspresi gen yang diturunkan dan dapat langsung


diamati sebagai suatu sifat pada suatu individu, contoh: warna
bulu, bentuk badan); suatu karakteristik (baik struktural,
biokimiawi, fisiologis, dan perilaku) yang dapat diamati dari
suatu organisme yang diatur oleh genotipe dan lingkungan
serta interaksi keduanya.

Bisa saja individu mempunyai genotip berbeda (pasangan gen


RR dan Rr), tapi secara fenotip menunjukkan ekspresi yang sama).
P → individu tetua
F1 → keturunan pertama
F2 → keturunan kedua
Gen D → gen atau alel dominan
Gen d → gen atau alel resesif
Alel → bentuk alternatif suatu gen yang terdapat pada lokus
(tempat) tertentu

Gen dominan → gen yang menutupi ekspresi alelnya


Gen resesif → gen yang ekspresinya ditutupi oleh ekspresi
alelnya
Heterozigot → Dd
Homozigot → DD, dd
Contoh sifat dominan dan resesif pada ternak (1)
No Spesies Dominan Resesif
1. Sapi Bulu hitam Bulu merah
Tidak bertanduk Bertanduk
Polos Bercak putih
Merah Kuning
Kuku berbelah Kuku tunggal
2. Ayam Jengger ros Jengger tunggal
Kulit putih Kulit kuning
Putih dominan Berwarna
Bulu berwarna Putih
Jengger pea Jengger tunggal
Shank berbulu Shank tidak berbulu
Bulu hitam
Contoh sifat dominan dan resesif pada ternak (2)

No Spesies Dominan Resesif


3. Domba Wol putih Wol hitam
Mata cokelat Mata biru
4. Kuda Bulu hitam Chesnut (sorrel)
Bay Hitam
Bulu lurus Keriting

Bay Chesnut Sorrel


Contoh sifat dominan dan resesif pada ternak (3)

No Spesies Dominan Resesif


5. Kucing Bulu pendek Bulu panjang
Bulu hitam Bulu cokelat
Agauti Tidak agauti
Berwarna Putih
6. Babi Bulu hitam Bulu merah
Berselempang putih Bulu polos
Telinga tegak Telinga jatuh
Kuku tunggal Kuku belah
GENOTIP
Semua alel dalam individu menyusun genotipnya

• Alel pasangannya identik.


Homozigot • Menghasilkan 1 jenis gamet.
• Contoh: AA atau aa.

• Populasi yang nyaris homozygot pada semua


Heterozigot lokus
• Menghasilkan keturunan yang nyaris sama
dengan tetuanya.

• Alel pasangannya berbeda.


Galur Murni • Menghasilkan jenis gamet berbeda.
• Contoh: Aa.

• Persilangan
Hibrid • Bisa mono, di dan polihibrid.
Pada manusia beberapa sifat dominan herediter
antara lain:

1. Warna mata cokelat dominan terhadap warna biru.


2. Tangan kanan dominan terhadap tangan kidal.
3. Jari lebih (polydactyli) ditentukan oleh gen dominan P sedangkan
alelnya p menentukan jari normal.
4. Attached ear lobes (ujung bawah telinga menempel pada kepala)
adalah resesif, sedangkan free ear lobes adalah dominan.
5. Tongue rollers (menggulung lidah membentuk huruf U).
Sifat ini dominan (R), sedangkan alelnya resesif (r).
Fenotip (F) merupakan gabungan dari genotip (G) dan lingkungan (L).

F=G+L

Dua genotip yang sama akan menunjukkan fenotip yang berbeda bila
kedua genotip ditempatkan pada lingkungan yang berbeda.

Contoh: anak kembar satu telur (mempunyai genotip yang sama),


bila dibesarkan dalam lingkungan yang berbeda akan memiliki
fenotip yang berlainan.
Ada dua golongan sifat untuk mempelajari perbedaan penurunan
berbagai persilangan:

1. Sifat kualitatif, dicirikan dengan:


- Variasi tidak terus-menerus/ discontinuous (misal: panjang,
pendek).
- Tidak/kurang terpengaruh oleh lingkungan.
- Ditentukan oleh beberapa pasang gen saja (satu atau dua
pasang).

2. Sifat kuantitatif, dicirikan dengan:


- Terdapat banyak variasi bertingkat/ continuous (misal: merah
tua, merah, merah muda).
- Ditentukan oleh banyak pasang gen.
Dengan mempelajari
prinsip-prinsip
Ketika kita pewarisan sifat, kita
bercermin dan akan mengetahui
memperhatikan rahasianya!
wajah dengan
seksama, akan kita
temui kemiripan
antara kita dan
ayah atau ibu
kandung kita.
Bagaimana bisa
terjadi?
Segregasi dan Rekombinasi
 Segregasi: pemisahan satu genotip menjadi satu macam gamet
⚫ AA menghasilkan A
⚫ aa menghasilkan a

 Rekombinasi: penggabungan gen dari tetua membentuk susunan gen baru dengan jalan
pemindahan segmen DNA sehingga dihasilkan susunan pasangan gen yang berbeda dari
tetuanya. Proses rekombinasi menghasilkan satu atau lebih genotip tergantung pada gen
yang dibawa gamet.

HUKUM SEGREGASI (HUKUM MENDEL I)

“ pada pembentukan gamet, kedua gen


yang merupakan pasangan akan
dipisahkan dalam dua sel anak”
Segregrasi dan Rekombinasi Gen

Kromosom 2 n

Membelah
Segregrasi gen

Kromosom n

Gamet (n) Gamet (n)

><

Fertilisasi

Rekombinasi gen

Kromosom (2n)
Penelitian Mendel dengan obyek kacang polong.

Tujuan pemilihan kacang polong karena:


1. Merupakan tanaman setahun (mudah tumbuh dan mudah
disilangkan).
2. Memiliki bunga sempurna (mempunyai benang sari dan
putik sekaligus) sehingga terjadi penyerbukan sendiri.
3. Memiliki tujuh sifat yang berbeda menyolok.
Yang perlu digaris bawahi adalah kemampuannya memilih sifat-sifat
yang hanya dipengaruhi satu pasang gen saja, sehingga pola
penurunannya cenderung kualitatif dengan sifat dominan yang
lengkap (complete dominance).

Mendel melakukan:
1. Persilangan beberapa strain murni untuk mempelajari sifat
dominan dan resesif.

2. Pencatatan terhadap jumlah dan perbandingan hasil


keturunan untuk mendapatkan rasio genotip dan fenotip.
Enam Persilangan Dasar
No Tetua Genotip Fenotip
1. AA x AA Semua AA
2. AA X aa Semua Aa
3. aa X aa Semua aa
4. Aa X AA ½ Aa ; ½ AA
5. Aa X aa ½ Aa ; ½ aa
6. Aa x Aa ¼ AA ; ½ Aa ; ¼ aa
Jika A warna hitam dominan terhadap warna putih, maka tuliskan fenotipnya.
Contoh sepasang alel warna bulu hitam (B) dominan terhadap
warna putih (b). Maka hasil persilangannya:

Genotip Rasio Fenotip


BB (dominan homozigot) 1 Hitam
Bb (heterozigot) 2 Hitam
bb (homozigot resesif) 1 Putih

Jika : heterozigot dikawinkan maka menghasilkan


Kotak Punnett:
B b
B BB Bb
b Bb bb
Genotip = 1 : 2 : 1
Fenotip = 3 : 1
Kotak Punnett:
B b
B BB Bb
b Bb bb

Ada 4 tipe persilangan monofaktorial:

1. Hitam homozigot (BB) X hitam homozigot (BB).


2. Putih homozigot (bb) X putih homozigot (bb).
3. Hitam heterozigot X hitam homozigot (BB).
4. Hitam heterozigot (Bb) X putih homozigot (bb).
Enam Persilangan Dasar

Hasil persilangnnya adalah:

No Tetua Genotip Fenotip


1. BB X bb Semua Bb Semua hitan
2. Bb X Bb 1 BB ; 2 Bb : 1 bb 3 hitam : 1 putih
3. BB X BB Semua BB Semua hitam
4. bb X bb Semua bb Semua putih
5. Bb X BB 1 Bb : 1 Bb Semua hitam
6. Bb X bb 1 Bb : 1 bb 1 hitam : 1 putih
Hukum Mendel (1)

Dari hasil penelitian diperoleh perbandingan fenotip 3:1 dan


genotip 1:2:1.

Hukum persilangan Mendel:


1. Uniform
2. Dominance
3. Reciprocal
4. Segregration of allelic genes
5. Free assortment
Jumlah Gamet pada Berbagai Genotipe Individu

No Genotipe Jumlah Gamet Macam Gamet


Individu
1 BB 1 macam B
2 BBKK 1 macam BK
3 BBKKMM 1 macam BKM
4 Bb 2 macam B dan b
5 BbKK 2 macam BK dan bK
6 BbKk 4 macam BK, Bk, bK, dan bk
7 BbKKMm 4 macam BKM, BKm, bKM, dan bKm
8 BbKkMm 8 macam BKM, BKm, BkM, Bkm,
bKM, bKm, bkM, dan bkm
Hukum Mendel (1)

Hukum persilangan Mendel:


1. Uniform (semua hasil keturunan F1 seragam).
2. Dominance (semua individu hasil keturunan F1 memiliki sifat
yang sama dengan orang tuanya).
Misal:
P TT >< Tt
(tinggi) (pendek)

F1 Tt
(tinggi)
Rumus jumlah gamet dalam suatu genotipe individu adalah 2n,
n adalah jumlah alel yang heterozigot.

a) Jika jumlah alel heterozigot adalah 0, 20 = 1 macam.


Contoh: gamet BB tidak memiliki alel heterozigot, atau n = 0,
sehingga jumlah gametnya 20 = 1 macam (B).

b) Jika jumlah alel heterozigot adalah 1, 21 = 2 macam.


Contoh: gamet Bb memiliki 1 alel heterozigot, atau n = 1,
sehingga jumlah gametnya 21 = 2 macam (B dan b).

c) Jika jumlah alel heterozigot adalah 2, 22 = 4 macam.


Contoh: gamet BbKk memiliki 2 alel heterozigot, atau n = 2,
sehingga jumlah gametnya 22 = 4 macam (BK, Bk, bK, bk).
Hukum Mendel (2)

3. Reciprocal (timbal balik, hasil persilangan berasal dari jantan


atau betina memberikan genotip dan fenotip yang sama).
Misal:

HH (♂) >< hh (♀) HH (♀) >< hh (♂)


(hitam) (albino) (hitam) (albino)

F1 Hh Hh

4. Segregration of allelic genes (pemisahan gen se-alel, selalu


terjadi pemisahan gen yang se-alel pada saat pembentukan
gamet). Apabila terjadi dominasi maka F2 terdiri dari
individu dengan rasio fenotip 3:1.
Hukum Mendel (2)
5. Free assortment (penggabungan bebas, gamet pada saat
pembelahan bebas memilih pasangannya pada saat
rekombinasi).

Ternyata dalam perkembangannya Hukum Mendel dapat dipatahkan


dengan adanya beberapa temuan yang menyimpang dari hukum
tersebut, antara lain: sifat multiple allele, sex linked, incomplete
dominance.

Temuan ini mematahkan teori 1 – 3 sedangkan teori 4 dan 5 masih


berlaku sampai sekarang.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai