Anda di halaman 1dari 97

BAB 5 : HEREDITAS

Oleh : Lindah Herlina, S.Pd.


SMA Kristen Petra 1 Surabaya
Tujuan Pembelajaran
• Menjelaskan Hkm. Mendel I dan Hkm. Mendel II.
• Menceritakan usaha Mendel menemukan prinsip-prinsip dasar
pewarisan sifat.
• Menerapkan hukum Mendel dalam persilangan teoritis.
• Menjelaskan penyebab penyimpangan-penyimpangan semu
hukum Mendel.
• Menerapkan penyilangan secara teoritis penyimpangan semu
hukum Mendel .
• Menjelaskan bagaimana usaha mempelajari pola pewarisan sifat
pada manusia.
• Mengidentifikasi cacat, penyakit, kelainan, dan pola pewarisannya
pada manusia
• Menjelaskan cara-cara menghindari terjadinya pewarisan sifat
yang merugikan.
HUKUM PEWARISAN SIFAT:
HUKUM MENDEL I
• Mendel mengamati melalui penyilangan kacang kapri (ercis /
Pisum sativum).
• Karena alasan memiliki sifat yang kontras :

Dominan: Sifatnya sering muncul


Resesif: Sifatnya jarang muncul
Hukum Mendel 1
• Persilangan Monohibrida dengan
dominansi penuh.
• Persilangan monohibrida adalah
perkawinan yang menghasilkan
pewarisan satu karakter dengan satu
sifat beda, misal bunga ungu dan putih
pada tanaman ercis. Hasilnya Cuma 1: Dom
Jadi:
DD = Dominan
Monohibrid: menyilangkan tanaman yang cuma 1 unsur beda Dd= Dominan
(ex: bunga besar ungu, dan bunga besar kuning disilangkan dd = resesif
Monohibrid Dominansi Penuh
Segregasi: pemisahan bebas?

Misal:
Jantan (dominan): Ungu
Betina (resesif): Putih

P = Parental
G = Gamet
F = Filea? (Anak)

P1: UU x uu
Sifat dominan tak selalu dari jantan pada tumbuhan
Sifat resicrop?
Contoh soal Hukum Mendel I
1. Disilangkan bunga merah heterozigot
dengan bunga warna putih. Bagaimana
rasio fenotip keturunannya?
2. Disilangkan biji bulat homozigot dengan
biji bulat heterozigot.
Bagaimana rasio fenotip keturunannya?

Heterozigot: Dominan & Resesif


Homozigot dominan: Dominan & Dominan
Homozigot resesif: Resesif & Resesif
Monohibrid Dominansi Tidak Penuh/ Intermediet
pada bunga Mirabilis jalapa
Bunga pukul 4

Hasilnya
DD = Dominan
Dd= Dominan +
dd = resesif
Merah : pink : putih = 1 : 2 : 1
Hukum Mendel II
• Sering disebut hukum penggabungan bebas,
dapat kita pelajari dalam persilangan dihibrida,
misal AaBb maka A,B,a,b akan memisah
kemudian akan memilih pasangannya dan
membentuk gamet AB,Ab,aB dan ab.
• Persilangan dihibrid adalah perkawinan yang
menghasilkan pewarisan dua karakter yang
berlainan. Misal perkawinan dari ercis berbiji
bulat berwaran kuning dengan ercis berbiji
keriput, berwarna hijau. Bagaimana rasio fenotip
keturunan F1 dan F2 nya?
Ingat!
Hukum Mendel II Jika di soal BBKK, T
Waktu menjawab

• Hukum Mendel II = Hukum berpasangan Se


BK
secara bebas (Asortasi) Tap
• Penyilangan Dihibrida
P -1: biji bulat warna kuning >< biji keriput warna hijau
BBKK bbkk
Gamet : BK bk
F–1 : BbKk
Inga
(Biji bulat warna kuning) BKb
P2 : BbKk >< BbKk
(Biji bulat warna kuning) (Biji bulat warna kuning)
F–2 :
Dihibrida: ada 2 unsur berbe
Ex: Bulat Kuning dengan Ke
F2 : *Abaikan angka ¼, karena itu buat menghitung evolusi

Simbul gamet Gamet Jantan Gamet Jantan Gamet Jantan Gamet Jantan
¼ BK ¼ Bk 1/4bK ¼ bk

Gamet betina 1/16 BBKK 1/16 BBKk 1/16 BbKK 1/16 BbKk bulat
¼ BK Bulat kuning Bulat kuning bulat kuning kuning

Gamet betina 1/16 BBKk 1/16 BBkk 1/16 BbKk Bulat 1/16 Bbkk Bulat
¼ Bk Bulat kuning Bulat hijau kuning hijau

Gamet betina 1/16 BbKK Bulat 1/16 BbKk 1/16 bbKK 1/16 bbKk keriput
¼ bK kuning Bulat kuning keriput kuning kuning

Gamet betina 1/16 BbKk bulat 1/16 Bbkk Bulat 1/16 bbKk keriput 1/16 bbkk keriput
¼ bk kuning hijau kuning hijau

Ratio Fenotif F – 2 :
bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau =

9 : 3 : 3 : 1
Contoh soal Hukum Mendel II
• Disilangkan mangga ukuran besar rasa
manis BbMm dengan mangga ukuran kecil
rasa masam. Bagaimana kemungkinan
rasio fenotip keturunannya?
P: BbMm x bbmm
G: BM, Bm, bM, bm bm
F: BbMm, Bbmm, bbMm, bbmm
(besar manis, besar masam, kecil manis, kecil masam)

Perbandingan = 1:1:1:1

BM Bm bM bm
bm BbMm Bbmm bbMm bbmm
Cara Menentukan Gamet
Contoh :
Tentukan gamet dari individu bergenotip
berikut ini :
1. AaBb :
2. KKLlMm :
3. M1m1M2m2
4. aaBbCCDd
AB

Ab
aB

ab
KLM

KLm

KlM

Klm
M1M2

M1m2
m1M2

m1m2
Jawaban
1. AaBb : AB, Ab, aB, ab
2. KKLlMm : KLM, KLm, KlM,Klm
3. M1m1M2m2 : M1M2, M1m2, m1M2,
m1m2
4. aaBbCCDd : aBCD, aBCd, abCD, abCd
Cara menentukan jumlah macam gamet

• Menentukan jumlah gamet dengan rumus


:
2n ; n =jumlah gen heterozigot
• Contoh soal :
Tentukan jumlah gamet danmacam gamet
dari genotip berikut :
1.AaBbCC
2.ddKkllmm
PENYIMPANGAN SEMU HUKUM
MENDEL
• Hukum I dan II Mendel yang telah dipeljari
sebelumnya menghasilkan perbandingan
3 : 1 dan 9 : 3 : 3 : 1.
• Pada kenyataannya dapat berubah
menjadi 12 : 3 : 1 atau 9 : 3 : 4 atau 15 : 1

Jadi rasio fenotip tiap jenis tumbuhan beda”, kadang berubah


Hal itu disebut penyimpangan semu
Macam Penyimpangan SemuHukum
Mendel
1. Epistasis-Hipostasis : pada gandum
hitam-kuning
2. Kriptomeri : pada bunga Linaria
maroccana
3. Polimeri/poligen : pada gandum merah
4. Gen komplementer : pada bisu-tuli
5. Interaksi gen (Atavisme) : pada bentu
pial/ jengger ayam
Kalau bisa hafalkan
bisa” keluar waktu soal teori
Macam-macam Penyimpangan
Semu Hukum Mendel
1. Epistasi – Hipostasi:
Misalnya persilangan antara gandum hitam
dengan gandum kuning hasil persilangan F-2
nya akan menghasilkan 12 : 3 : 1
P1 : HHkk >< hhKK
gandum hitam gandum kuning
F-1 : HhKk
gandum hitam 100%
P2 : HhKk >< HhKk
gandum hitam gandum hitam

Disini “Hitam” yang berupa 1 sifat terdiri dari dua gen: H dan K.
Makanya aneh/menyimpang semu dari Hukum Mendel
Epitasi - Hipostasi

HK Hk hK hk

HK HHKK HHKk HhKK HhKk


gandum hitam gandum hitam Gandum hitam gandum hitam
Hk HHKk HHkk HhKk Hhkk
gandum hitam Gandum hitam gandum hitam gandum hitam
hK HhKK HhKk hhKK hhKk
gandum hitam gandum hitam gandum Gandum
kuning kuning
hk HhKk Hhkk hhKk hhkk
Gandum hitam Gandum hitam gandum Gandum putih
kuning

Ratio Fenotif F – 2 : Hitam : kuning : Putih = 12 : 3 : 1


Epistasis-Hipostasis Dominan
Rumusnya: H_K_ : Hitam
H_kk : Hitam Selama “H” pasti hitam
Jika “h” dengan “K” pasti kuning
hhK_ : Kuning Jika “h” dengan “k” pasti putih

hhkk : putih
Disini yang dominan itu “H”

Kalau ada “H”, maka pasti hitam (gen epistasis)

Kalau ada “h”, maka sifatnya tertutupi (gen hipostasis)


Makanya jadi kuning/putih
Contoh soal Epistasis-
Hipostasis
• Disilangkan gandum hitam HHKk dengan
gandum putih hhkk. Tentukan rasio fenotip
keturunannya!
P: HHKk x hhkk
G: HK, Hk hk
F: HhKk, Hhkk

(Hitam, Hitam)

Jadi rasio fenotip keturunannya adalah Hitam 100%


Kesimpulan Epistasi-Hipostasi :

• H Epistasi terhadap K
• K hipostasi terhadap H
• K bila bersama H akan tertutupi
pengaruhnya
• Karena K bukanlah alel dari H, maka K
disebut Hipostasi dominan, dan H disebut
Epistasi Dominan.
Biasa gak ditanya kecuali poin terakhir
Epistasi –Hipostasi
• Adalah peristiwa interaksi beberapa
pasanggen, dimana gen dominan dapat
menutupi gen dominan lain yang bukan
alelnya.
• Gen dominan yang menutup gen dominan
lainnya disebut Epistasis.
• Gen dominan yang tertutupi disebut
Hipostasis
Kriptos: Tersembunyi

2. Kriptomeri
• Kriptomeri adalah sifat gen dominan yang
tersembunyi jika gen tersebut berdiri sendiri,
namun jika gen tersebut bersama dengan gen
dominan lainnya maka akan kelihatan sifat gen
dominan sebelumnya. Hasil persilangan F -2
akan menghasilkan
9:3:4
Contoh : yang terjadi pada persilangan bunga
Linaria maroccana berbunga merah dengan
putih :
Kriptomeri

P1 : AAbb >< aaBB


bunga merah bunga putih
F–1 : AaBb
bunga ungu 100%
P2 : AaBb >< AaBb
ungu ungu
F–2 :
A: antosianin (pigmen merah bunga)
Ingat,
a: tak punya antosianin
Basa di kertas lakmu
B: tanah Basa
Asam di kertas lakm
b: tanah tak basa (asam)
Kriptomeri
AB Ab aB ab

AB AABB AABb AaBB AaBb


bunga ungu bunga ungu bunga ungu bunga ungu

Ab AABb AAbb AaBb Aabb


bunga ungu bunga merah bunga ungu bunga merah

aB AaBB AaBb aaBB aaBb


bunga ungu bunga ungu bunga putih bunga putih

ab AaBb Aabb aaBb aabb


bunga ungu bunga merah bunga putih bunga putih

Ratio Fenotif F – 2 : Ungu : Merah : Putih = 9 : 3 : 4


Kriptomeri
Rumusnya:
A_B_ : ungu
A_bb : merah
aaB_ : putih
aabb : putih

A: Antosianin (pigmen merah)


B: Basa (warna kertas lakmus biru)
b: asam (warna kertas lakmus merah)
a: Tak punya pigmen, maka warnanya tetap putih
Contoh soal Kriptomeri
• Disilangkan bunga merah Aabb dengan
bunga Ungu AaBB. Tentukan rasio fenotip
dan rasio genotip keturunannya.
P: Aabb x AaBB
G: Ab, ab AB, aB Ab ab
F: AABb, AaBb, AaBb, aaBb
AB AABb AaBb
(Ungu, Ungu, Ungu, Putih) aB AaBb aaBb

Jadi,
rasio fenotipnya = Ungu : Putih = 3:1
Jadi,
rasio genotipnya = AABb : AaBb : aaBb = 1 : 2 :1
Faktor Penyebab Kriptomeri
• Adanya pigmen antosianin dalam sel, bila
dalam lingkungan pH asam : muncul
warna merah
• Bila ada pigmen antosianin dalam sel,
dalam lingkungan pH Basa : muncul
warna ungu
• Bila tidak ada pigmen antosianin , dalam
lingkungan asam atau basa : warna putih.
KRIPTOMERI
A = Antosianin
B = Basa
a = tidak punya antosianin
b = asam
A dominan terhadap a
B dominan terhadap b
KESIMPULAN KRIPTOMERI :
• Induk warna putih (aaBB) atau aaBb)
mengandung faktor dominan B yang tidak
mempengaruhi sifat warna bila berdiri
sendiri. Pengaruhnya baru tampak jika
bertemu dengan faktor A.
• Faktor B ini seakan-akan tersembunyi
sehingga disebut Kriptomer dan
peristiwanya disebut kriptomeri , dari kata
kriptos = tersembunyi.
Saling melengkapi 3. Gen Komplementer
• Merupakan interaksi beberapa gen dominan
yang saling melengkapi sering disebut juga
epistasi gen resesif rangkap hasil F -2 akan
menghasilkan perbandingan 9:7
• Contoh : padaPerkawinan pria bisu-tuli dengan
wanita bisu-tuli
P1 : RRbb >< rrBB
pria bisu-tuli wanita bisu-tuli
F -1 : RrBb
Normal100%
P-2 :RrBb >< RrBb
Normal Normal
Gen Komplementer
RB Rb rB rb

RB RRBB RRBb RrBB RrBb


Normal Normal Normal Normal

Rb RRBb RRbb RrBb Rrbb


Normal Bisu tuli Normal Bisu tuli

rB RrBB RrBb rrBB rrBb


Normal Normal Bisu tuli Bisu tuli

rb RrBb Rrbb rrBb rrbb


Normal Bisu tuli Bisu tuli Bisu tuli

Ratio Fenotif F – 2 : Normal : Bisu tuli = 9 : 7


Gen Komplementer
Rumusnya:
R_B_ : Normal
R_bb : Bisu-tuli
rrB_ : Bisu-tuli
rrbb : Bisu-tuli

Jadi, selama ada R dan B, maka normal.


Kalau ada salah satu yang resesif, maka bisu-tuli
Contoh soal gen komplementer
Seorang pria normal RRBb menikah dengan
seorang wanita normal RrBb.
Bagaimanakah kemungkinan fenotip anak-
anak yang dilahirkan nanti?
RB Rb
P: RRBb x RrBb
G: RB, Rb RB, Rb, rB, rb RB RRBB RRBb
F: Rb RRBb RRbb
rB RrBB RrBb
rb RrBb Rrbb
Kesimpulan Gen Komplementer

rr Epistasis terhadap B dan b


Bb Epistasis terhadap R dan r
Poli: Banyak
POLIMERI
• Adalah sifat yang muncul pada
persilangan heterozigot dengan sifat beda
yang berdiri sendiri-sendiri tetapi
mempengaruhi karakter dan bagian yang
sama.
• Contoh ; Pada persilangan gandum merah
yang dikendalikan oleh 2 pasang gen
merah M1M1M2M2 dengan gandum putih
yag dikendalikan oleh 2 pasang gen putih
m1m1m2m2 .
4. Polimeri

P1 : M1M1M2M2 >< m1m1m2m2


(Gandum biji merah gelap) (gandum biji putih)

F–1 : M1m1M2m2
(Gandum biji merah sedang)

P–2 :M1m1M2m2 >< M1m1M2m2


(Gandum biji merah sedang) (Gandum biji merah sedang
Polimeri
M1M2 M1m2 m1M2 m1m2

M1M2 M1M1M2M2 M1M1M2m2 M1m1M2M2 M1m1M2m2


merah gelap merah merah merah sedang

M1m2 M1M1M2m2 M1M1m2m2 M1m1M2m2 M1m1m2m2


merah merah sedang merah sedang merah muda

m1M2 M1m1M2M2 M1m1M2m2 m1m1M2M2 m1m1M2m2


merah merah sedang merah sedang merah muda

m1m2 M1m1M2m2 M1m1m2m2 m1m1M2m2 m1m1m2m2


merah sedang merah muda merah muda putih

Ratio Fenotif F – 2 : Merah : Putih = 15 : 1


Kalau rasio renotip cuma lihat warna yang berbeda
saja, intensitas warnanya gak dianggap. Jadi Cuma
merah:hitam
Polimeri
Rumusnya:

M1M1M2M2 : merah (gelap)


M1M1M2m2 : merah
M1M1m2m2 : merah (sedang)
M1m1m2m2 : merah (muda)
m1m1m2m2 : putih

Selama ada satu M, maka pasti merah


Contoh soal Polimeri
Disilangkan gandum merah M1m1M2m2
dengan gandum putih m1m1m2m2.
Bagaimanakah kemungkinan rasio fenotip
keturunannya?
m1m2
M1M2 M1m1M2m2
P: M1m1M2m2 x m1m1m2m2
G: M1M2, M1m2, m1M2, m1m2 m1m2 M1m2 M1m1m2m2
F: m1M2 m1m1M2m2
(Merah: Merah: Merah: Putih) m1m2 m1m1m2m2

Jadi rasio fenotipnya:


Merah:Putih = 3:1
Kesimpulan Polimeri

• Persilangan antar gandum tersebut


adalah dihibrid
• Dua pasang alel yang berlainan tadi
(M1M1M2M2 dan m1m1m2m2) sama-
sama mempengaruhi sifat yang sama
yaitu warna bunga.
• Contoh polimeri pada manusia : warna
kulit dan warna mata .
5. ATAVISME
• Adalah munculnya
suatu sifat sebagai
akibat dari
beberapa gen.
Hasil persilangan
F -2 menghasilkan
9:3:3:1 tetapi
memiliki fenotif
berbeda dengan
induknya.
ATAVISME
• Ditemukan oleh William Bateson dan
Punnet pada bentuk pial/ jengger ayam.
• Ada 4 macam pial/ jengger ayam :
1. gerigi/ mawar/ rose : RRpp Gambar b)
2. biji/pea/ercis : rrPP Gambar a)

3. Sumpel/ walnut : RrPp Gambar c)


4. Bilah/ single : rrpp Gambar d)
Bilah resesif terhadap rose dan pea
ATAVISME
• P1 : RRpp >< rrPP
Rose pea
• F–1 : RrPp
Walnut ( 100% )
• P2 : RrPp >< RrPp
Walnut Walnut
• F–2 :
ATAVISME
RP Rp rP rp

RP RRPP RRPp RrPP RrPp


walnut walnut walnut walnut

Rp RRPp RRpp RrPp Rrpp


walnut rose walnut rose

rP RRPP RrPp rrPP rrPp


walnut walnut pea pea

rp RrPp Rrpp rrPp rrpp


walnut rose pea single

Ratio Fenotif F – 2 = Walnut : Rose : Pea : Single = 9 : 3 : 3 : 1


Interaksi gen (Atavisme )
Rumus

R_P_ : walnut
R_pp : rose
rrP_ : pea
rrpp : single/bilah
Contoh soal Atavisme
Seekor ayam pial walnut RrPPdikawinkan
dengan ayam pial pea rrPp. Bagaimanakah
rasio fenotip keturunannya?

P: RrPP x rrPp
G: RP, rP rP, rp
F: RrPP, rrPP, RrPp, rrPp

Jadi, rasio fenotipnya:


Walnut:Pea = 2:2
Kesimpulan ATAVISME
• F1 (Walnut) tidak menyerupai salah satu
induknya ( tidak sama dengan rose , dan
tidak sama dengan pea)
• Muncul 2 sifat baru :
1. Walnut : hasil interaksi 2 faktor
dominan R dan P
2. Single : hasil interaksi 2 faktor resesif
(p dan r)
Penyimpangan Sebenarnya Hukum Mendel

1. Pautan/tautan gen
2. Pindah silang/ crossing over
3. Pautan sex / sex linkage
4. Gagal berpisah (non disjunction)
5. Gen letal
6. Penetuan jenis kelamin/ Determinasi sex
TAUTAN GEN / PAUTAN GEN/
LINKAGE
• Adalah 2 gen atau lebih yang menempati
1 kromosom yang sama dan dapat
menimbulkan suatu sifat bersama-sama.
• Contoh : pada persilangan lalat buah
Drosophila melanogaster warna kelabu
sayap panjang dengan warna hitam sayap
pendek .
Makanisme persilangan pada
penemuan Tautan gen
P: BBVV >< bbvv
(kelabu panjang) (hitam pendek)
G : BV bv
F1 : BbVv (kelabu panjang)
Kemudian di Test-cross (disilangkan dengan
induk resesif), hasilnya : (F2)
P : BbVv >< bbvv
kelabu panjang kelabu panjang
G: BV, Bv, bV,bv bv
F2 : BbVv, Bbvv, bbVv, bbvv dengan rasio
fenotip test Cross seharusnya :
BbVv : Bbvv : bbVv : bbvv = 1:1:1:1
Tetapi hasil penemuan Morgan tidak
demikian, yaitu sbb :
P : BBVV >< bbvv
kelabu panjang hitam pendek
G : BV bv
F1 : BbVv
F1 di test cross dengan induk resesif :
P : BbVv >< bbvv
Hasilnya :
BbVv : bbvv = 1:1
(kelabu panjang) : (hitam pendek)
Kesimpulan Tautan
• Gen B-V dan b-v bukan terletak pada
kromosom berbeda, melainkan pada
kromosom yang sama, sehingga disebut
Terpaut.
• Menghasilkan jumlah gamet yang lebih
sedikit dibandingkan gen-gen yang tidak
berpautan.
Kesimpulan tautan
• Cara mengetahui adanya tautan atau tidak
:
• Ada tautan : RK < 50% dan KP > 50%
• Tidak ada tautan : RK = KP = 50%
Keterangan :
RK = Rekombinasi
KP = Kombinasi Parental (induk semula)
Contoh soal Pautan gen
Disilangkan individu AaBb dengan AaBb.
Diketahui A terpaut B. Bagaimana rasio
genotip keturunannya?
Pindah Silang (Crossing Over)
• Adalah peristiwa pertukaran segmen kromatid-
kromatid dari pasangan kromosom homolog
yang terajdi pada saat profase meiosis I.
• Tempat persilangan dua kromatid ini disebut :
kiasma
• Kromatid yang bersilangan akan melekat
kemudian terputus di bagian kiasma.
• Setiap potongan kemudian melekat pada
kromatid sebelahnya secara timbal balik,
sehingga diperoleh 4 macam gamet yaitu : 2
gamet seperti induknya dan 2 gamet yang
berbeda dengan induknya (rekombinan).
Crossing Over
• Keturunan yang memiliki sifat seperti
parental selalu lebih banyak dibanding
dengan keturunan tipe rekombinasi : KP >
RK
• Hal ini disebabkan karena gamet tipe
parental jumlahnya lebih banyak dibanding
gamet tipe rekombinan.
Crossing Over
• Adanya keturunan tipe parental dan
rekombinasi menyebabkan NPs (Nilai
Pindah Silang) dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
Nps = jumlah keturunan tipe rekombinasi x 100%
jumlah individu seluruhnya
Contoh Soal Crossing Over: Menentukan
NPS (Nilai Pindah Silang)
• Pada perilangan lalat buah abu-abu sayap
panjang heterozigot dengan lalat buah
hitam sayap pendek diperoleh keturunan :
965 abu-abu sayap panjang KP KP: Itu mirip induk, jad
biasanya yang banyak
944 hitam sayap pendek KP Lihat Abu” Sayap panj
Hitam sayap pendek i
mirip induk
206 hitam sayap panjang RK
RK: itu anakan, jadi
185 abu-abu sayap pendek RK biasanya yang
sedikit.
Tentukan nilai pindah silangnya ! Lihat hitam sayap
panjang & Abu” say
pendek itu gabunga
2 sifat induk
Jawaban
Nps = Rk x 100%
Rk + Kp
= 206 + 185 x 100%
(206 +185) + (965 + 944)
= 17%

Rk = Rekombinasi
Kp = kombinasi parental
Tautan Kelamin (Tautan seks/ Sex Linkage)
• Tautan yang terdapat pada kromosom sex,
misalnya pada persilangan lalat betina mata
merah dengan jantan mata putih.
• Gen – gen yang mengalami tautan pada suatu
kromosom tidak selalu bersama-sama pada saat
pembentukan gamet melalui pembelahan
meiosis.Gen-gen tertaut tersebut dapat
mengalami pindah silang. Pindah silang adalah
pertukaran gen-gen suatu kromatid dengan gen-
gen suatu kromatid homolognya. Perhatikan
contoh berikut ini :
Tautan/ Pautan Seks (Sex Linkage)
• Adalah peristiwa terdapatnya gen dalam
kromosom kelamin (gonosom)
• Tautan pada lalt Drosophila :
Persilangan lalat jantan mata putih
dengan betina mata merah :
P : xy >< xMxM
(mata putih) (mata merah)
G : x, y xM , xM
F1 : xxM , xxM , x M y , xM y
(betina mata merah) (jantan mata
merah)
F1 = 100% normal mata merah, baik pada
jantan maupun betina.
F2 = F1 >< F1
P : xxM >< xMy
F2 : xxM, xMxM, xy, xMy
Persilangan lalat jantan mata merah dengan
betina mata putih :
P : XMy >< xx
F1 : XMX , XMX , XY, XY
Kesimpulan :
1. Mata merah dominan terhadap mata putih
2. Gen mata putih (resesif) pengaruhnya pada
jantan saja
3. Gen yang menentukan warna mata terpaut
pada kromosom X
Pautan sex pada Manusia
• Gen terpaut pada kromosom X : Buta
warna dan Hemofili (kelainan darah sukar
membeku) Buta warna dan hemofili ada di kromosom X
• Gen terpaut pada kromosom Y :
a. Hipertrikosis (tumbuhnya rambut pada
daun telinga) Kedua penyakit ini di kromosom Y

b. Kulit menanduk
Buta Warna dan Hemofili

Buta Warna :
Wanita Normal : XX atau XXc (carier/pembawa)
Wanita Buta warna : XcXc
Ingat, X dan Y harus kapital
Laki-laki Normal : XY “c” , “h” harus kecil
Laki-laki buta warna : XcY *c = colorblind
Hemofili :
Wanita normal : XX atau XXh (pembawa/carier)
Wanita hemofili : letal/ mati Janin gugur kalau Xh Xh
Laki-laki normal : XY
Laki-laki hemofili : XhY
INGAT: Wanita karier dianggap
normal, karena mereka tidak buta
warna/hemofili
Anak laki” Buta warna pasti karena ibunya carier.
Karena gen ayahnya memberi Y, dan gen ibunya yang memberi X

Lihat:
P: XY x XcX
G1: X,Y X,X
F1: XXc, XX, XcY, XY

(Wanita carrier (tapi melihat normal), Wanita normal, Laki” Buta warna, Laki” normal)

Jadi, jika laki” normal dengan wanita carrier, peluang anak buta warna adalah 1/4
No 14 lat hereditas (Word)

INGAT: Wanita karier dianggap


normal, karena mereka tidak buta
warna

Jadi yang benar jawaban A (Semua anak perempuan normal)


Jawaban E itu menjebak: 50% dari anak laki” buta warna, bukan 25%
No 10 lat hereditas (Word)
Hipertrikosis
• Laki-laki normal : XY
• Laki-laki hipertrikosis : XYh
Gagal berpisah / Non Disjunction

• Terjadi jika pasangan kromosom homolog


tidak berpisah/ gagal berpisah pada waktu
pembelahan Meiosis I atau II.
• Akibatya adalah :
1. Ada sel anak pada gamet tersebut yang
kelebihan kromosom
2. Ada sel anak pada gamet tersebut yang
tidak mendapat kromosom sam asekali
(kosong)
Contoh gagal berpisah
• Pada Lalat Drosophila :
P : XMXM >< XmY
(mata merah) (mata putih)
G : XMXM , O Xm , Y
(gagal berpisah)
F1 :
XMXMXm = betina super (mata merah)
XMXMY = betina mata merah
Xm = betina mata putih
Y = jantan mata putih dan mati
• Gagl berpisah pada manusia
menyebabkan kelainan sebagai berikut :
1. Sindrom Turner : Wanita : XO
2. Sindrom Klinefelter : laki-laki : XXY
3. Sindrom Jacobs : Laki-laki : XYY
4. wanita super : XXX
kelainan ini disebut dengan mutasi pada
kromosom.
Penentuan Jenis Kelamin
(Determinasi Seks)
• Jenis kelamin makhluk hidup ditentukan
oleh faktor-faktor :
1. Lingkungan
2. Hormon
3. kromosom seks
4. ploidi (set kromosom/ genom)
Tipe-tipe komposisi kromosom seks yang menentukan
jenis kelamin makhluk hidup :
1. Tipe XY : paling umum yaitu pada manusia dan hewan
:
jantan : XY, betina : XX
2. Tipe XO : pada serangga Orthoptera (misal : belalang)
dan Heteroptera (misal : kepik) :
jantan fertil : XO, betina : XX
3. Tipe ZW : pada burung, kupu-kupu dan beberapa jenis
ikan :
jantan : ZZ = XX , betina : ZW = XY
4. Metode lebah madu :
- lebah jantan : haploid
- lebah betina : diploid
Penentuan Jenis Kelamin Tipe XY pada
manusia
Penentuan jenis kelamin ZW pada burung
Penentuan Jenis kelamin pada serangga
tipe XO
Penentuan Metode Lebah Madu
• Lebah jantan haploid dihasilkan dari telur
ratu lebah yang menghasilkan telur secara
Partenogenesis
• Lebah betina diploid dihasilkan dari telur
ratu lebah yang sudah dibuahi .
Penentuan jenis kelamin pada lalat
buah (Drosophilla)
• Dipengaruhi oleh perbandingan antara
jumlah kromosom kelamin X dan jumlah
set Autosom (A) :
• Indeks kelamin = Jumlah kromosom X
Jumlah set Autosom
Rumus penentuan jenis kelamin pada lalat
Drosophila
a. X > 1,5 = betina super
A
b. X = 1 = betina
A
c. X = 0,75 = interseks (jantan steril)
A
d. X = 0,5 = jantan
A
e. X < 0,5 = jantan super
A
Contoh :
1. AXX = X = 2 = betina super
A
2. AAXY = ½ = jantan (normal)
3. AAXX = 1 = betina (normal)
4. AAAXY = 1/3 = jantan super
5. 3AAAXX = 2/3 = 0,6 = interseks
6. 3AAX = ½ = 0,5 = jantan
7. 3AAXYY = ½ = 0,5 = jantan
8. 3AAXXX = 3/2 = 1,5 = betina super
Gen Letal
• Adalah penyebab kematian pada individu yang
kromosomnya memiliki gen tersebut.
• Kematian dapat terjadi sewaktu masih embrio,
baru lahir atau menjelang dewasa.
• Gen letal ada yang bersifat resesif atau ada juga
yang dominan.
• Letal resesif : - homozigot : letal
- heterozigot : normal/ carier
Letal Dominan : - homozigot : letal
- heterozigot : sub letal, kelainan
fenotip
Contoh Letal resesif :
1. Tanaman jagung berdaun albino (putih) :
GG = membentuk klorofil
Gg = membentuk klorofil
gg = letal/ tidak membentuk klorofil
2. Siklemia/ Sickle Cell Anemia pada
manusia :
SS = normal homozigot
Ss = normal heterozigot
ss = letal
Contoh Letal Dominan
1. Ayam Redep (kaki dan sayap pendek) :
RR = ayam redep letal
Rr = ayam redep heterozigot
rr = normal
2. Tikus berambut kuning :
AA = tikus berambut kuning letal
Aa = tikus berambut kuning heterozigot
aa = tikus berambut tidak kuning
3. Brachydactily : jari tangan pendek
BB = letal
Bb = Brachydactily
bb = normal
Contoh letal Dominan
4. Thalasemia : kelainan eritrosit berukuran kecil,
lonjong, afinitas terhadap O2 rendah.
Dibedakan menjadi 2 :
1. Thalasemia mayor = TT
2. Thalasemia minor = Tt
Contoh :
P : Tt >< Tt
G : T, t T, t
F1 : TT = 25% = thalasemia mayor
Tt = 50% = thalasemia minor
tt = 25% = normal

Anda mungkin juga menyukai