C. MATERI
Hukum Mendel I
1. Hukum Mendel I diperoleh dari hasil perkawinan monohibrid (satu sifat beda). Mendel
melakukan persilangan anatara tanaman ercis biji bulat (BB) dengan tanaman ercis biji
berkerut (bb), hasilnya semua keturunan F1 berupa tanaman ercis biji bulat (Bb).
Selanjutnya dilakukan pembagian antar keturunan F1 untuk mendapatkan keturunan F2, pada
keturunan F2 didapatkan perbandingan fenotip 3 biji bulat : 1 biji berkerut.
Perhatikan perkawinan dibawah ini dan lengkapi !
P1 ♀ BB X ♂ bb
(parenta l/induk) (Biji Bulat) ( Biji Berkerut)
G1 B b
(gamet 1)
f1 Bb
(filial / keturunan) (......................................)
Kemudian f1 dikawinkan dengan sesamanya
P2 ♀ Bb X ♂ Bb
(parental 2/induk) (.........................) (........................)
G2 1......BB.......... 1........bb.............
(gamet 2 )
2......Bb............ 2.........Bb............
F2
♂
B b
♀
B BB Bb
(Bulat) (Bulat)
b Bb bb
(Bulat) (Berkerut)
2. Bunyi Hukum Mendel I adalah Pada pembentukan gamet, gen yang merupakan
pasangan akan disegregasikan (dipisahkan) ke dalam dua sel anak. Yaitu pemisahan gen
sealela secara bebas yang terjadi pada waktu pembentukan gamet dari individu yang
memiliki genotip heterozigot, sehingga setiap gamet mengandung salah satu alela
tersebut.
3. Berdasarkan data diatas yang manakah segregasi (memisah) gen itu BB menjadi B dan bb
menjadi b
5. Bunga warna merah homozigot dominan terhadap bunga warna putih. Apabila bunga warna
merah heterezigot disilangkan sesamanya, diperoleh keturunan berjumlah 36 batang, tentukan :
a. Banyaknya bunga yang ber warna merah ¾ x 36 = 27
b. Banyak bunga berwarna merah homozigot dominan ¼ x 36 = 9
c. Banyak nyabunga berwarna merah heterozigot ½ x 36 = 18
d. Banyaknya bunga berwarna putih ¼ x 36 = 9
LK 2
A. Tujuan :
Mengetahui hukum Mendel II
B. Teori Singkat :
Gen terdapat pada kromosom di dalam nucleus merupakan factor keturunan pada makhluk
hidup. Gen berfungsi menyampaikan informasi genetik kepada generasi berikutnya. Sifat yang
dapat diamati disebut fenotip, misalnya warna,bentuk,ukuran dan sebagainya. Sifat yang tidak
dapat diamati disebut genotip berupa susunan genetik suatu individu yang dilampangkan
dengan huruf.
Gregor Johann Mendel (1822-1884) adalah orang yang berjasa besar dalam mengenalkan
ilmu pengetahuan tentang pewarisan sifat (genetika) dengan melakukan penelitian tentang
persilangan pada kacang ercis ( Pisum sativum ) dari penelitian ini Mendel memperkenalkan
Hukum Mendel I (segregasi) dan Hukum Mendel II (pengelompokan bebas).
Hukum Mendel II
1. Hukum Mendel II diperoleh dari hasil perkawinan dihibrid (dua sifat beda), dengan dua alel
berbeda. Hukum Mendel ini hanya berlaku untuk gen yang letaknya berjauhan. Hukum mendel
II ini juga tidak berlaku untuk bersilangan monohibrid.
G1 ( BK) (bk)
F1 BbKk
F1 disilangkan sesamanya !
G2 1. BK 1. BK
2. Bk 2. Bk
3. bK 3. bK
4. bk 4. bk
Catatan sifat bulat dominan terhadap keriput, warna kuning dominan terhadap putih !
F2
♂
BK Bk bK bk
♀
BBKK BBKk BbKK BbKk
BK
(bulat,kuning) (bulat,kuning) (bulat,kuning) (bulat,kuning)
* Perbandingan Fenotip =
Bulat Kuning : Bulat hijau : keriput Kuning : keriput hijau = 9 : 3 : 3 : 1
* Perbandingan Genotip =
BBKK : BBKk : BBkk : BbKK : BbKk : Bbkk : bbKK : bbKk : bbkk =
1:2:1:2:4:2:1:2:1
2. Bunyi Hukum Mendel II adalah pada saat pembentukkan gamet, alel mengadakan
kombinasi secara bebas sehingga sifat yang muncul dalam keturunan beraneka ragam.
3. Berdasarkan data diatas yang manakah berpasangan secara bebas dengan gen atau sifat lain
itu BbKk menjadi BK, Bk, bK, bk
5. Seseorang peneliti menyilangkan galur murni kacang kapri berbiji bulat kuning (BBKK)
dan biji keriput warna hijau (bbkk). Persilangan dilakukan sampai mendapat keturunan F2 yang
menghasilkan biji sejumlah 3200 buah. Secara berurutan, jumlah biji bulat warna kuning dan biji
9 1
kriput warna hijau adalah x 3200, x 3200 = 1800 dan 200 buah
16 16
LEMBAR KERJA SISWA
4
A. Tujuan :
Mengetahui hukum Mendel
B. Teori Singkat :
Hukum Mendel I menghasilkan perbandingan fenotip 3 : 1 pada perkawinan 1 sifat beda.
Sedangkan persilangan dengan 2 sifat beda menghasilkan perbandingan fenotip
9 : 3 : 3 : 1 Mendel II.
Pada kenyataan, kebanyakan sifat diturunkan tidak dapat di analisis dengan cara mendel
yang sederhana. Misalnya persilangan monohibrid yang menghasilkan perbandingan fenotip 1 :
2 : 1 dan persilangan dihibrid yang menghasilkan perbandingan 12 : 3 : 1 , 9 : 7 , atau 15 : 1.
Semua hasil tersebut tidak sesuai dengan hukum Mendel, tetapi jika diperhatikan angka-angka
yang dihasilkan merupakan variasi dari perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. Oleh karenanya peristiwa ini
disebut penyimpangan semu hukum Mendel.
Penyimpangan Semu Hukum Mendel dapat terjadi disebabkan Oleh :
I. Interaksi Alel
Peristiwa-peristiwa yang dapat terjadi :
A. Intermediet (Dominasi Tak Sempurna)
1. Intermediet adalah sifat campuran antara kedua induk yang muncul pada keturunan.
2. Perhatikan contoh Intermediet dibawah ini dan lengkapi persilangan nya !
P1 ♀ MM X ♂ mm
(parental l/induk) (Bunga Merah) ( bunga putih)
G1 M m
(gamet 1)
f1 Mm
(filial / keturunan) (......................................)
P2 ♀ Mm X ♂ Mm
(parental 2/induk) (.........................) (........................)
G2 1. M 1. M
(gamet 2 )
2. m 2. m
F2
♂
M m
♀
MM Mm
M
(Merah) (Merah muda)
Mm mm
m
(Merah muda) (putih)
B. Alel Ganda
1. Alel Ganda adalah gen yang memiliki alel lebih dari dua, yang menempati lokus yang
sama dan memungkinkan beberapa sifat yang muncul
2. Alel Ganda dapat ditemui pada warna bulu kelinci dan golongan darah manusia, lengkapilah
genotif bulu kelinci dibawah ini !
Cch
Cc
C. Alel Letal
1. Alel Letal Resesif adalah alel yang dalam keadaan homozigot resesif dapat
menyebabkan kematian.
2. Gen G memproduksi klorofil dan gen g tidak, silangkan tanaman Gg dengan Gg carilah
perbandingan fenotipnya 75% berklorofil dan 25% tidal berklorofil, dengan perbandingan
3:1
3. Alel Letal Dominan adalah alel yang dalam keadaan homozigot dominan dapat
menyebabkan kematian.
4. Carilah contoh persilangannya !
Contoh adanya gen dominan letal ini terdapat pada ayam “Creeper” (ayam redep)
P Fenotipe : (ayam redep) X (ayam redep)
Genotipe : Cc Cc
F1
Gamet C c
C CC Cc
c Cc cc
CC = letal
Cc = redep
Cc = redep
cc = normal
A. Tujuan :
Mengetahui penyimpangan semu hukum Mendel
B. Teori Singkat :
Hukum Mendel I menghasilkan perbandingan fenotip 3 : 1 pada perkawinan 1 sifat beda.
Sedangkan persilangan dengan 2 sifat beda menghasilkan perbandingan fenotip
9 : 3 : 3 : 1 Mendel II.
Pada kenyataan, kebanyakan sifat diturunkan tidak dapat di analisis dengan cara mendel
yang sederhana. Misalnya persilangan monohibrid yang menghasilkan perbandingan fenotip 1 :
2 : 1 dan persilangan dihibrid yang menghasilkan perbandingan 12 : 3 : 1 , 9 : 7 , atau 15 : 1.
Semua hasil tersebut tidak sesuai dengan hukum Mendel, tetapi jika diperhatikan angka-angka
yang dihasilkan merupakan variasi dari perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. Oleh karenanya peristiwa ini
disebut penyimpangan semu hukum Mendel.
A. Atavisme
1. Atavisme adalah interaksi antar gen yang menghasilkan filial atau keturunan dengan
fenotip yang berbeda dari induknya.
Rose R * pp
Single rr pp
Pea rr P*
Walnut R * P*
2. Silangkanlah ayam rose (RRpp) dengan ayam pea (rrPP) carilah perbandingan fenotipnya !
Tunjukanlah sifat baru yang muncul itu !
P1 RRpp X rrPP
(rose) (pea)
G1 Rp rP
F1 RrPp
(walnut)
P2 RrPp X RprP
(walnut) (walnut)
G2 1. RP 1. RP
2. Rp 2. Rp
3. rP 3. rP
4. rp 4. rp
F2
♂
RP Rp rP rp
♀
RrPp
RRPP RRPp RrPP
RP (walnut)
(walnut) (walnut) (walnut)
B. Kriptomeri
1. Kriptomeri adalah peristiwa suatu faktor dominan yang baru tampak pengaruhnya
apabila bertemu dengan faktor dominan lain yang bukan alelnya. Faktor dominan ini
seolah-olah tersembunyi (kriptos).
2. Persilangan bunga merah (Aabb) dengan bunga putih (aaBB) menghasilkan F1 bunga ungu (
AaBb), silangkanlah F1 sesamanya dan carilah perbandingan fenotipnya !
P1 Aabb X aaBB
(merah) (putih)
G1 Ab aB
F1 AaBb
(ungu)
F1 disilangkan sesamanya !
P2 AaBb X AaBb
(ungu) (ungu)
G2 1. AB 1. AB
2. Ab 2. Ab
3. aB 3. aB
4. ab 4. ab
F2
♂
AB Ab aB ab
♀
AABB AABb AaBB AaBb
AB (ungu) (ungu) (ungu) (ungu)
AABb AAbb AaBb Aabb
Ab (ungu) (merah) (ungu) (merah)
AaBB AaBb aaBB aaBb
aB (ungu) (ungu) (putih) (putih)
AaBb Aabb aaBb aabb
ab (ungu) (merah) (putih) (putih)
1. Gen Epistasis adalah sebuah atau sepasang alel yang menutupi atau mengalahkan
ekspresi alel lain yang bukan dalam satu gen.
2. Gen Hipostasis adalah alel dominan yang kalah atau tertutupi oleh alel lain.
P1 PPKK X ppkk
(putih) (hijau)
G1 PK pk
F1 PpKk
(putih)
F1 disilangkan sesamanya !
P2 PpKk X PpKk
(putih) (putih)
G2 1. PK 1. PK
2. Pk 2. Pk
3. pK 3. pK
4. pk 4. pk
F2
♂
PK Pk pK pk
♀
PPKK PPKk PpKK PpKk
PK (putih) (putih) (putih) (putih)
PPKk PPkk PpKk Ppkk
Pk (putih) (putih) (putih) (putih)
PpKK PpKk ppKK ppKk
pK (putih) (putih) (kuning) (kuning)
PpKk Ppkk ppKk ppkk
pk (putih) (putih) (kuning) (hijau)
D. Komplementer
1. Gen Komplementer adalah interaksi antara dua gen dominan, jika terdapat bersama-
sama akan saling melengkapi sehingga muncul fenotipe alelnya. Jika salah satu gen tidak
ada, maka pemunculan sifat terhalang
2. Gen C menumbuhkan bahan mentah pigmen dan alelnya c tidak dapat menumbuhkan bahan
mentah pigmen . Gen P bekerja mengubah bahan mentah pigmen menjadi antosian berwarna
ungu, sedangkan alelnya p tidak dapat mengubah bahan mentah pigmen menjadi antosian
berwarna ungu. Silangan bunga putih (CCpp) dengan warna putih (ccPP) perhatikan F1 dan
silangkan F1 sesamanya, buatlah perbandingan fenotip F2 !
Bagan Persilangan :
P1 CCpp X ccPP
(bunga putih) (bunga putih)
G1 Cp cP
F1 CcPp
(bunga ungu)
P2 CcPp X CcPp
(ungu) (ungu)
G2 1. CP 1. CP
2. Cp 2. Cp
3. cP 3. cP
4. cp 4. Cp
F2
♂
CP Cp cP cp
♀
CCPP CCPp CcPP CcPp
CP (bunga ungu) (bunga ungu) (bunga ungu) (bunga ungu)
CCPp CCpp CcPp Ccpp
Cp (bunga ungu) (bunga putih) (bunga ungu) (bunga putih)
CcPP CcPp ccPP ccPp
cP
(bunga ungu) (bunga ungu) (bunga putih) (bunga putih)
CcPp Ccpp ccPp ccpp
cp (bunga ungu) (bunga putih) (bunga putih) (bunga putih)
E. Polimeri
1. Polimeri adalah peristiwa dengan beberapa sifat beda yang berdiri sendiri memengaruhi
bagian yang sama dari suatu individu.
P1 M1M1M2M2 X m1m1m2m2
(merah) (putih)
G1 M1M2 m1m2
F1 M1m1M2m2
(merah)
P2 M1m1M2m2 X M1m1M2m2
G2 1. M1M2 1. M1M2
2. M1m2 2. M1m2
3. m1M2 3. m1M2
4. m1m2 4. m1m2
F2
♂
M1M2 M1m2 m1M2 m1m2
♀
M1M1M2M2 M1M1M2m2 M1m1M2M2 M1m1M2m2
M1M2 (merah) (merah) (merah) (merah)
M1M1M2m2 M1M1m2m2 M1m1M2m2 M1m1m2m2
M1m2 (merah) (merah) (merah) (merah)
M1m1M2M2 M1m1M2m2 m1m1M2M2 m1m1M2m2
m1M2 (merah) (merah) (merah) (merah)
M1m1M2m2 M1m1m2m2 m1m1M2m2 m1m1m2m2
m1m2 (merah) (merah) (merah) (putih)
B. Teori Singkat :
Hukum Mendel I menghasilkan perbandingan fenotip 3 : 1 pada perkawinan 1 sifat beda.
Sedangkan persilangan dengan 2 sifat beda menghasilkan perbandingan fenotip
9 : 3 : 3 : 1 Mendel II.
Pada kenyataan, kebanyakan sifat diturunkan tidak dapat di analisis dengan cara mendel
yang sederhana. Misalnya persilangan monohibrid yang menghasilkan perbandingan fenotip 1 :
2 : 1 dan persilangan dihibrid yang menghasilkan perbandingan 12 : 3 : 1 , 9 : 7 , atau 15 : 1.
Semua hasil tersebut tidak sesuai dengan hukum Mendel, tetapi jika diperhatikan angka-angka
yang dihasilkan merupakan variasi dari perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. Oleh karenanya peristiwa ini
disebut penyimpangan semu hukum Mendel.
1. Jelaskan tentang pengertian Pautan. Pautan adalah peristiwa ketika gen-gen yang terletak
pada kromosom yang sama dapat memisahkan diri secara bebas waktu pembelahan
meiosis.
2. Carilah jumlah gamet dari gen AaBb : AB, Ab, aB, ab, jenis gamet akan keluar seperti ini
apabila tidak terjadi pautan antar gen pada setiap lokus tetapi bila terjadi peristiwa Pautan antar
gen pada lokus yang berdekatan jumlah gamet yang terbentuk adalah AB, ab jumlah gamet
akan berkurang yang mengakibat variasi keturunan semakin sedikit.
T.H Morgan adalah penemu peristiwa pautan pada Drosopila melanogaster (lalat Buah), dimana
hasil penelitian Morgan mengatakan faktor pembawa sifat panjang sayap dan lebar abdomen
terletak pada kromosom yang sama dan diturunkan bersama – sama. Dengan kata lain terjadi
pautan antra gen yang mengatur panjang sayap dengan gen yang mengatur ukuran lebar
abdomen (dada).
P1 VVAA X vvaa
(sayap panjang abdomen lebar) (sayap pendek (vestigial) abdomen sempit)
G1 VA va
F1 VvAa
(sayap panjang abdomen lebar)
Dilangkan F1 sesamanya :
P2 VvAa X VvAa
(sayap panjang abdomen lebar) (sayap panjang abdomen lebar)
G2 1. VA 1. VA
2. va 2. va
F2
VA va
VA VVAA VvAa
(sayap panjang abdomen (sayap panjang abdomen
lebar) lebar)
VvAa vvaa
va (sayap panjang abdomen (sayap pendek abdomen
lebar) sempit)
3. Untuk memastikan dugaanya Thomas Hunt Morgan melakukan testcross pada F1,
lengkapilah testcroos dibawah ini !
P AaVv X aavv
( sayap panjang abdomen lebar) (sayap pendek (vestigial) abdomen sempit)
G - AV - av
- av
F1
AV av
AaVv aavv
av (sayap panjang abdomen lebar) (sayap pendek (vestigial) abdomen sempit)
4. Cobalah kamu buat persilangan tanpa peristiwa pautan pada persilangan yang sama ,
bagaimanakah jumlah anakan pada F2 dan perbandingan Fenotipnya ? lakukanlah Tescross !
adakah perbedaan jelaskan !
P1 VVAA X vvaa
(sayap panjang abdomen lebar) (sayap pendek (vestigial) abdomen sempit)
G1 VA va
F1 VvAa
(sayap panjang abdomen lebar)
Dilangkan F1 sesamanya :
P2 VvAa X VvAa
(sayap panjang abdomen lebar) (sayap panjang abdomen lebar)
G2 1. VA 1. VA
2. Va 2. Va
3. vA 3. vA
4. va 4. va
F2
♂
VA Va vA va
♀
VVAA VVAa VvAA VvAa
VA
(panjang,lebar) (panjang,lebar) (panjang,lebar) (panjang,lebar)
VVaa
VVAa VvAa Vvaa
Va (panjang,sempit
(panjang,lebar) (panjang,lebar) (panjang,sempit)
)
VvAA VvAa vvAA vvAa
vA
(panjang,lebar) (panjang,lebar) (pendek,lebar) (pendek,lebar)
Vvaa
VvAa vvAa vvaa
va (panjang,sempit
(panjang,lebar) (pendek,lebar) (pendek,sempit)
)
* Perbandingan Fenotip =
Panjang,lebar : panjang,sempit : pendek,lebar : pendek,sempit = 9 : 3 : 3 : 1
Testcross
P AaVv X aavv
( sayap panjang abdomen lebar) (sayap pendek (vestigial) abdomen sempit)
G - AV - av
- av
F1
AV av
AaVv aavv
av (sayap panjang abdomen lebar) (sayap pendek (vestigial) abdomen sempit)
IV. Pindah Silang
Perhatikan bagan dibawah ini !
1. Pindah Silang adalah peristiwa bertukarnya bagian kromosom satu dengan kromosom
lainnya yang homolog, ataupun dengan bagian kromosom yang berbeda (bukan homolognya).
Susunan gen yang diperoleh pada akhir miosis 1 adalah PPQq dan ppQq akan terbentuk 4 macam
gamet pada akhir miosis, yaitu :
- PQ kompinasi parental
- Pq kompinasi rekombinan
- pQ kompinasi rekombinan
Hasil uji silang lalat kelabu sayap panjang (heterozigot) dengan lalat badan hitam sayap pendek
didapatkan keterunan sebagai berikut :
- badan kelabu sayap panjang 96 ekor
- badan hitam sayap pendek 94 ekor
- badan kelabu sayap pendek 18 ekor
- badan hitam sayap panjang 20 ekor
Berapakah nilai pindah silang pada peristiwa tersebut ?
jumlah tipe rekombian
Nps = x 100%
jumlah tipe parental
96+94
Nps = x 100%
228
190
Nps = x 100% = 83%
228
- Sindrom klinefelter
Terjadi akibat ovum atau sperma kelebihan satu kromosom X
Jumlah kromosom penderita -> 47 XXY
Ciri-ciri penderita Sindrom Klinefelter :
- Penderita berjenis kelamin laki-laki
- Mengalami perkembangan ciri sekunder wanita seperti perkembangan payudara
- Steril (infertil)
- Sindrom turner
Terjadi akibat ovum atau sperma tidak memiliki kromosom X
Jumlah kromosom penderita -> 45 XO
Ciri-ciri penderita Sindrom Turner
- Penderita berjenis kelamin wanita
- Ciri sekunder wanita yang tidak berkembang
- Tubuh pendek