Anda di halaman 1dari 6

Nama agama : islam

rumah ibadah : masjid

pembuka agama : ustadz ustadzah,, imam,ulama,kyai,mufti,habib, syekh.

Nama suku : sunda

wilayah: Suku Sunda adalah sekelompok atau etnis yang berasal dari sebelah barat Pulau Jawa,
Indonesia dengan istilah Tatar Pasundan yang mencakup wilayah Provinsi Jawa Barat dan Banten,
Lampung dan sebagian wilayah barat dari Jawa Tengah (Banyumas, Cilacap).

ciri-ciri :

rumah : jenis rumah panggung dengan tinggi yang tidak lebih dari Rumah-rumah adat di daerah
Sumatera.

pakaian : Beskap merupakan baju adat Sunda yang biasanya digunakan saat acara-acara penting atau
formal. Umumnya beskap berwarna hitam polos.

-Terdiri dari baju jas dengan kerah yang menutup leher, biasa disebut dengan jas takwa.

-Kain dodot dengan motif bebas.

-Celana panjang dengan warna yang senada dengan jas takwa.

-Keris yang diselipkan di belakang pinggang.

-Alas kaki atau selop.

-Jam rantai atau rantai kuku macan

budaya : Budaya Sunda memiliki banyak kesenian, diantaranya adalah kesenian sisingaan, tarian khas
Sunda, wayang golek, permainan anak-anak, dan alat musik serta kesenian musik tradisional Sunda
yang bisanya dimainkan pada pagelaran kesenian.

Sifat : Orang Sunda dikenal memiliki sifat optimistis, ramah, sopan, riang, dan bersahaja. Orang
Portugis mencatat dalam Suma Oriental bahwa orang Sunda bersifat jujur dan pemberani. Orang
Sunda juga adalah suku bangsa pertama yang melakukan hubungan diplomatik secara sejajar dengan
bangsa lain.

makanan : Ciri Khas Makanan Sunda, Selalu Disajikan dengan Lalapan.

alat musik : alat musik tradisional berupa suling dan angklung.

dan juga Sunda memiliki beragam kekayaan tradisi unik dan kebiasaan yang mungkin tidak
ditemukan apabila kamu melancong ke daerah lain. yakni :

- Tidak Lepas dari “mah” dan “teh”

Seandainya kamu sedang berbincang dengan urang Sunda atau minimal melihat urang Sunda
berbicara, cobalah hitung, berapa kali urang Sunda mengucapkan kata “mah” dan “teh”.

Kami adalah orang yang simple dan tidak mau ribet dan kami suka dengan sesuatu yang mudah
diucapkan, misalnya; “colenak” yang artinya dicocol enak, “cilok” aci dicolok, “combro”, oncom di
jero.
-Mempunyai nama yang khas

Nama-nama khas yang tersemat pada orang Sunda memiliki keunikan tersendiri yang memperkaya
keragaman. Contoh nama unik dan khas yang dimaksud seperti Asep atau Cecep untuk laki-laki, atau
Lilis, Euis, dan A’i untuk perempuan.

-tradisi papaharean

Papaharean adalah ajang untuk saling bersilaturahmi dan mengakrabkan satu sama lain.

Papahare sendiri sederhananya merupakan ajang berkumpul, biasanya kami membawa makanan
yang saling melengkapi satu sama lain. Misal; si A membawa sayur, si B membawa lauk, dan si C
membawa nasi,dan seterusnya. Biasanya makanan yang tersaji adalah nasi liwet dengan menu
pendamping yang khas. Kebiasaan ini juga sering dilakukan apabila ada syukuran atau acara-acara
tertentu.

-Punya kosakata unik dan khas

Sunda sangatlah banyak dan beberapa di antaranya sulit diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Apa
saja? Misalnya seperti kosakata seperti tikosewad, tijengkang, tigebrus, tikusruk dan tisereuleu.
Padahal, jika diartikan dalam bahasa Indonesia, kata-kata tersebut memiliki makna yang sama, yaitu
jatuh.

-Kolaborasi dua alat musik

Di tanah Pasundan, satu jenis musik dimainkan menggunakan suling dengan kolaborasi alat musik
lain yang berbeda seperrti musik “caling”, terdiri dari alat musik kecapi dan suling, “tarling”, terdiri
dari gitar dan suling.

nama agama : Hindu

Rumah ibadah : Pura

Pemuka Agama : pedanda, pandita, sulinggih

Nama Suku : Suku Bali

Rumah adat : 1. Aling-Aling

Aling-aling adalah bagian rumah adat Bali yang terletak di Pulau Seribu Pura. Bangunan rumah Aling-
aling berfungsi sebagai pembatas antara bagian luar dan angkul-angkul.

2. Angkul-Angkul Angkul-angkul. Jika detikers tengah berkunjung ke pulau Dewata, kamu bisa
menemukan rumah masyarakat yang bentuknya seperti Candi Bentar dan letaknya ada di depan
bangunan rumah yang berfungsi sebagai pintu masuk.

3. Bale Manten

Bale Manten merupakan salah satu rumah adat Bali yang biasanya diperuntukkan untuk kepala
keluarga atau anak perempuan yang belum menikah.

4. Bale Dauh

Bale Dauh adalah rumah adat Bali yang digunakan untuk menerima tamu dan juga sebagai tempat
tidur untuk anak remaja laki-laki. Bale Dauh terletak di bagian barat rumah utama dengan ketinggian
lantai yang lebih rendah dari Bale Manten.
5. Pawarengan

Pawarengan merupakan rumah adat Bali yang berfungsi untuk menyimpan dan mengolah makanan,
atau bisa disebut sebagai dapur. Rumah adat ini terletak di sebelah selatan atau barat laut rumah.

6. Bale Gede

Bale Gede adalah rumah adat Bali yang memiliki ruangan berkuran paling besar di antara rumah adat
Bali lainnya. Rumah adat ini berfungsi sebagai tempat perayaan upacara adat, baik untuk bersama
keluarga maupun masyarakat sekitar.

7. Pura Keluarga

Pura Keluarga adalah rumah adat Bali yang sering digunakan oleh pemiliknya sebagai tempat
beribadah. Keberadaan bangunan ini wajib dimiliki oleh seluruh masyarakat Bali, baik itu dalam
ukuran kecil maupun besar.

Pakaian adat : Payas Alit/Payas Nista. Payas alit atau payas nista adalah baju adat Bali yang paling
sederhana dan bisa dipakai sehari-hari, termasuk upacara adat harian di pura. Yang dikenakan
biasanya hanya menggunakan kebaya dan songket. Laki-laki pun hanya menggunakan kemeja putih
dan dilengkapi dengan kamen serta udeng.

Alat musik :

Gamelan Bali , Genggong Bali , Rindik, Ceng-ceng , Gangsa , Gender , Suling Gambuh

Makanan :

Nasi Campur Bali, Ayam Betutu, Lawar, Sambal Matah, Sate Lilit,

Tarian : tari kecak, tari legong, tari barong

Upacara adat : Upacara Ngaben, Melasti, Hari Raya Saraswati, Galungan, Nyepi

Ciri khas lainnya dari Suku Bali adalah adanya sistem kekeluargaan yang diatur menurut garis
keturunan yang disebut wangsa atau kasta

Agama Buddha

-Tempat ibadah:

Wihara atau vihara

-Pemuka agama

Agama Buddha tidak memiliki seorang pemimpin tunggal global seperti beberapa agama lain nya.
pemuka agama Buddha dapat merujuk kepada biksu senior atau guru spiritual dalam komunitas
Buddha.

SUKU DAYAK

-Wilayah: Suku Dayak mendiami pulau Kalimantan

-Pakaian:

Pakaian Pria
Selendang: Pria Dayak sering mengenakan selendang yang bisa berfungsi sebagai hiasan dan bagian
dari pakaian sehari-hari.

Loincloth atau Celana Pendek: Beberapa pria mengenakan loincloth atau celana pendek tradisional.

-Pakaian Wanita:

Baju dan Rok: Wanita Dayak mengenakan baju yang dihiasi dengan sulaman dan ukiran tangan,
sering kali dipadukan dengan rok atau kain panjang.

-Aksesoris: Kalung, gelang, dan hiasan kepala seperti bunga atau bulu burung dapat menjadi bagian
dari pakaian wanita.

-Ornamen Kepala:

Hiasan Kepala: Ornamen kepala, terutama yang terbuat dari bulu burung enggang, sering digunakan
sebagai bagian dari pakaian, terutama pada upacara adat atau acara penting.

-Rumah adat suku Dayak dikenal dengan sebutan "rumah panjang" atau "rumah betang,

Bentuk dan Struktur:

Rumah panjang memiliki bentuk yang panjang dan sempit, terkadang mencapai puluhan meter
panjangnya.

Strukturnya terbuat dari kayu yang kuat, dengan dinding dan atap yang terbuat dari anyaman daun
atau kayu.

Budaya: Budaya suku Dayak adalah kaya dan beragam, mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-
hari, kepercayaan, seni, dan tradisi. Beberapa elemen kunci dari budaya suku Dayak:

-Kepercayaan Animisme dan Spiritualitas:

Suku Dayak umumnya memeluk kepercayaan animisme, yaitu keyakinan adanya roh atau kekuatan
spiritual dalam setiap unsur alam, seperti pohon, sungai, dan gunung.

-Upacara Adat dan Ritual:

Gawai adalah salah satu upacara adat penting suku Dayak yang melibatkan serangkaian ritual untuk
merayakan berbagai momen penting seperti panen, pertemuan masyarakat, atau pesta adat lainnya.

-Seni dan Kerajinan Tradisional:

Seni ukir dan sulam tangan Dayak menciptakan karya seni yang indah dan bermakna. Motif-motif
alam, binatang, dan simbol-simbol spiritual sering diaplikasikan dalam seni dan kerajinan mereka.

-Musik dan Tarian Tradisional:

Musik dan tarian suku Dayak mencerminkan semangat dan kehidupan mereka. Alat musik tradisional
seperti gong, sape, dan tarian-tarian yang menggambarkan kehidupan alam sering digunakan dalam
berbagai acara.

-Kaitan Kuat dengan Alam:

Suku Dayak memiliki keterhubungan yang kuat dengan alam. Penggunaan bahan-bahan alami dalam
pembuatan rumah, pakaian, dan alat-alat tradisional mencerminkan kehidupan yang terintegrasi
dengan lingkungan.
Budaya suku Dayak terus berkembang sambil mempertahankan warisan budaya yang kaya dan
beraneka ragam

Agama : Kristen

Rumah Ibadah : Gereja

Pemuka Agama : Pendeta

Nama Suku: Suku Bugis

Wilayah : Sulawesi Selatan

Ciri-ciri :

-Pakaian adat

Corak pakaian adat yang dimiliki suku Bugis memiliki corak ketimur-timuran, dengan perpaduan
corak khas masyarakatnya. Pakaian adat biasanya digunakan pada acara pernikahan. Untuk
pengantin pria memakai baju kerah tertutup dengan belah dada. Bawahannya adalah kain sarung
bernama lipa garusuku.

Sementara itu untuk kepalanya memakai penutup bernama passapu. Sedangkan, pakaian tamunya
adalah jas bernama Tutu. Pakaian ini dipakai bersama celana (paroci) serta kain sarung, dan penutup
kepala berupa songkok.

-Rumah adat

1. Rumah Saoraja

Rumah Saoraja adalah salah satu jenis rumah tradisional suku Bugis yang memiliki keunikan
tersendiri. Rumah adat ini merupakan simbol dari kekayaan dan kehormatan keluarga di masyarakat
Bugis, Sulawesi Selatan, rumah ini biasanya diperuntukan bagi kalangan bangsawan.

2.Rumah Bola

Rumah Bola merupakan salah satu jenis rumah adat Bugis, rumah Bola memiliki struktur bangunan
rumah yang kuat dan kokoh. Rumah ini berbentuk rumah panggung yang terbuat dari kayu yang
dihias dengan ukiran-ukiran indah.

-Alat musik:

1.Kecapi, Mandoling, Sinrili, Batti, Ganrang, Pui.

-Senjata tradisional

Senjata kebanggaan masyarakat Bugis yang paling terkenal adalah Badik, yang sekaligus
perlambangan status dari pemiliknya. Jenis Badik ini beragam dan terbagi menjadi lamalomo sugi
dan lataring tellu.

-Tari tradisional : Tari Paduppa, Pakarena, Paraga, Pa’gellu, Mabissu, Ma’badong

Tradisi suku bugis : Mappadendang, Mappalili, Mappalette Bola

Makanan Khas : Soto Makassar, Pallu basa, pallu mara, pallu ce’la, sop saudara, sop konro, nasu
palekko, pisang epe’
Agama : katolik

Rumah ibadah : gereja

Pemuka agama : pastor

Suku Batak merupakan suku yang berasal dari Sumatera Utara dari rumpun etnis yang mendiami gb
sebagian besar wilayah di beberapa kabupaten di Sumatera Utara seperti Kabupaten Karo, Dairi,
Simalungun, Asahan, dan Tapanuli Utara.

Rumah adat Suku Batak dinamakan Rumah Bolon. Pakaian adat suku Batak adalah kain ulos. Ciri
khas:

1. Sistem marga(paham patrilineal, terbagi menjadi 6 puak/sub suku yg terbagi lagi menjadi banyak
marga)

2. Salam khas tiap Puak

3. Tari tradisionalnya adalah Tor-tor

4. Tradisi mangulosi(acara pemberian kain tenun khas Batak yaitu kain Ulos oleh sosok yang dituakan
atau disebut dengan hula-hulahula-hula)

Nama Agama : Konghucu

Rumah ibadah : Kelenteng

Pemuka agama : Xue Shi ( Pendeta ), Wen Shi ( Guru Agama ), Jiao Sheng ( Penebar Agama ), Zhang
Lao ( Tokoh Sesepuh )

Suku Banjar

Suku Banjar adalah salah satu suku bangsa yang mendiami wilayah Kalimantan Selatan, Indonesia.
Berikut beberapa informasi tentang Suku Banjar:

1. Bahasa: Suku Banjar umumnya menggunakan Bahasa Banjar, sebuah dialek Melayu yang khas,
sebagai bahasa utama dalam komunikasi sehari-hari.

2. Sejarah: Suku Banjar memiliki sejarah yang kaya, terutama dalam konteks kerajaan-kerajaan yang
pernah berdiri di wilayah mereka, seperti Kerajaan Negara Daha dan Kerajaan Banjar. Mereka
memiliki tradisi dan budaya yang beragam, yang dipengaruhi oleh budaya Melayu dan Islam.

3. Kebudayaan: Kebudayaan suku Banjar dipengaruhi oleh adat Melayu dan Islam. Mereka memiliki
tradisi, adat istiadat, dan seni yang khas, termasuk dalam seni musik, tari, dan sastra.

4. Pakaian Adat: Pakaian adat suku Banjar biasanya terdiri dari baju kurung untuk wanita dan baju
bodo atau baju bodo untuk pria. Pakaian adat ini sering dipakai dalam acara-acara adat, pernikahan,
atau festival budaya.

5. Makanan Khas Makanan khas suku Banjar meliputi soto Banjar, ketupat kandangan, sambal seruit,
dan hidangan-hidangan lain yang kaya akan rempah-rempah dan cita rasa khas Melayu.

6. Agama Mayoritas suku Banjar memeluk agama Islam, meskipun ada juga yang menganut agama
lain seperti Kristen atau Hindu.

Suku Banjar merupakan bagian penting dari keragaman budaya Indonesia, dan warisan budaya
mereka memperkaya kekayaan budaya bangsa.

Anda mungkin juga menyukai