Anda di halaman 1dari 7

KESENIAN DAN KEBUDAYAAN RIAU

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan dengan memiliki banyak pulau yang tersebar
membentang di dunsantara ini mulai dari sabang sampai merauke. Dengan banyaknya pulau tersebut
menyebabkan tumbuhnynya berbagai macam kebudayaan dan kesenian yang berbeda-beda dari
masing-masing daerah. Riau adalah salah satu provinsi yang ada di Indonesia, terletak di dalam
sumatera berbatasan dengan provinsi Sumatera Barat.

Riau juga memiliki seni budaya tersendiri yang merupakan ciri khas, kebudayaan yang ada di Riau
memiliki ciri khas sebagai kebudayaan melayu. Adat dan kebudayaan melayu yang mengatur tingkah
laku dan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat yang tinggal dan berasal dari daerah ini.

Kesenian dan Kebudayaan Riau


Berikut beberapa kebudayaan dan kesenian yang ada di Riau :

1. Rumah Adat

Rumah orang melayu Riau dibangun di atas tiang-tiang penyangga untuk menghindari masuknya air
serta menjaga agar hewan-hewan ternak tidak masuk ke dalam rumah. Pada rumah tinggal (yang
disebut rumah bubung melayu, atau rumah belah bubung, atau rumah rabung), kolong rumah sering
dipakai sebagai tempat bertukang di samping sebagai tempat penyimpanan alat-alat pertanian dan
menangkap ikan. Kadang-kadang kolong rumah juga dapat dimanfaatkan untuk tempat bermain
anak-anak.

Selain itu dikenal jenis-jenis rumah yang namanya didasarkan pada bentuk atapnya. Rumah yang
beratap curam disebut ‘lipat pandan’, yang beratap agak landai disebut ‘lipat kajang’, sedangkan
rumah dengan atap bersusun disebut disebut ‘atap layar atau ampar labu’. Rumah ini didirikan di atas
tiang setinggi 1,50-2,40 meter, dan terdiri atas ruangan-ruangan yang disebut Selasar (ruang depan),
rumah induk, telo dan penanggah.

Selasar merupakan ruangan paling depan, biasanya berlantai lebih rendah daripada rumah induk dan
dindingnya separuh terbuka. Selasar yang terpisah dari rumah induk dan letaknya menjorok jauh ke
muka disebut Selasar Luar, yang bersambung dengan rumah induk tetapi tetapi lantainya lebih
rendah dari lantai rumah induk disebut Selasar Jatuh, sedangkan Selasar yang bersatu dengan
rumah induk disebut Selsar Dalam, yang fungsinya untuk menerima tamu-tamu terhormat. Selain itu
terdapat Selasar yang terletak disamping rumah induk dan menempel pada dinding dari depan ke
belakang, yang disebut Selasar Gajah Menyusur. Ruangan ini digunakan untuk tempat bermain anak-
anak atau tempat menerima tamu-tamu biasa dalam upacara perkawinan.

Rumah induk dibagi atas 3 ruangan, yaitu ruang muka, ruang tengah, dan ruang dalam. Ruang muka
berfungsi sebagai serambi tempat duduk-duduk para penghuni rumah ketika menerima tamu; ruang
tengah merupakan tempat menginap kerabat atau tamu-tamu yang lain, juga merupakan tempat tidur
anak laki-laki; sedangkan ruang dalam merupakan tempat tidur keluarga pemilik rumah, termasuk
tempat tidur para gadis.

Penanggah terdiri atas 2 ruangan, yaitu Telo dan Penanggah. Telo merupakan ruangan penghubung
antara rumah induk dan penanggah, sedangkan penanggah sendiri merupakan ruangan tempat
memasak. Di dalam Telo disimpan peralatan pertanian dan cadangan air.

Suatu bangunan yang disebut ‘selaso jatuh kembar’ merupakan tempat tinggal para datuk, pemangku
adat, atau tokoh-tokoh masyarakat lainnya. Rumah ini terdiri dari beberapa ruangan, seperti ruangan
besar yang dipergunakan sebagai tempat tidur, ruang bersila, anjungan dan dapur. Tiang rumah,
atap, loteng, tangga dan lantainya semua berukir dengan ragam hias ayam berlaga. Rumah adat ini
dilengkapi dengan balai adat untuk tempat pertemuan dan mengadakan musyawarah adat.

2. Pakaian Adat

Baju untuk laki-laki Melayu Riau adalah Baju Kurung Cekak Musang atau Baju Kurung Teluk
Belanga. Selain Baju Kurung Cekak Musang, busana pengantin laki-laki adalah kain samping
bermotif serupa dengan celana dan baju, distar berbentuk mahkota dipakai di kepala, sebai warna
kuning di bahu kiri, rantai panjang berbelit dua yang dikalungkan di leher, canggai yang dipakai di
kelingking, sepat runcing di bagian depan, dan keris hulu burung serindit pendek yang diselipkan di
sebela kiri. Sementara busana yang dikenakan perempuan berbeda-beda, perempuan memakai Baju
Kurung Kebaya atau Kebaya Pendek. Kepala hanya memakai sanggul yang dihiasi dengan bunga-
bunga. Pakaian pengantin perempuan pada Upacara Akad Nikah adalah Baju Kebaya Laboh atau
Baju Kurung teluk. Kemudian, untuk pakaian pada waktu upacara Bersanding adalah Kebaya Laboh
atau Baju Kurung Teluk Belanga.
3. Senjata Tradisional Riau

Badik Tumbuk Lado merupakan senjata tradisional yang berasal dari Kepulauan Riau. Badik sendiri
merupakan sebutan untuk senjata tradisional yang dikenal di kalangan masyarakat bugis dan
beberapa daerah di Sumatera. Sedangkan, Tumbuk Lada atau Tumbuk Lado (Riau) adalah senjata
tradisional masyarakat Melayu dan masyarakat Semenanjung Melayu. Tak heran jika Badik Tumbuk
Lado memiliki kemiripan dengan senjata dari daerah di semenanjung melayu lainnya bahkan dengan
negara tetangga Malaysia. Kepulauan Riau ditinggali oleh berbagai ras dan etnis. Akan tetapi,
mayoritas penduduk asli adalah bangsa melayu. Oleh karena itu, kebudayaan dari daerah Riau ini
banyak memiliki kesamaan dengan wilayah yang berpenduduk asli melayu lainnya.

Badik Tumbuk Lado adalah sejenis senjata tikam berukuran 27 sampai 29 cm dan lebarnya sekitar
3.5 sampai 4 cm. senjata ini tidak hanya dipakai oleh masyarakat Jambi, dan juga memiliki kesamaan
dengan badik Bugis hanya berbeda dalam bentuk dan motif sarung badiknya saja. Tidak hanya di
dalam negeri, Malaysia juga memiliki senjata tardisional yang sama, baik secara nama dan bentuk.
Hal ini tidak terlepas dari latar belakang masyarakat melayu yang tersebar di indonesia, Malaysia,
Filipina, Vietnam dan sepanjang semenanjung Melayu. Sama halnya dengan keris, badik juga
merupakan salah satu identitas yang mencirikan bangsa Melayu.

Tidak diketahui kapan pastinya awal mula Badik Tumbuk Lado digunakan sebagai senjata oleh orang
Melayu. Akan tetapi, sejak dulu orang Melayu terutama masyarakat Melayu kepulauan Riau
menggunakan Badik Tumbuk Lado untuk berburu dan mempertahankan diri dari serangan musuh.
Selain itu, Badik Tumbuk Lado juga mempunyai fungsi estetis yakni badik biasanya digunakan
sebagai pelengkap baju adat pria Melayu terutama saat pesta pernikahan. Bukan hanya berfungsi
sebagai pelengkap baju adat saja, badik tumbuk lado juga menyimbolkan keperkasaan dan
kegagahan seorang pria. Sebetulnya, filosofi Badik Tumbuk Lado tidak jauh berbeda dengan keris
jika keris seringkali disebutkan sebagai symbol pemersatu bangsa Melayu. Badik pun begitu, karena
pada hakikatnya senjata dibuat sebagai alat yang memudahkan manusia juga sebagai lambang
keberanian bukan sebagai simbol permusuhan.

Sampai saat ini Badik Tumbuk Lado masih digunakan oleh masyarakat kepulauan Riau untuk
melakukan kerja produksi seperti bercocok tanam atau berburu. Beberapa adat setempat juga masih
mempertahankan badik sebagai pelengkap busana adat pria. Hanya saja, saat ini badik sudah tidak
lagi sebagai senjata tajam yang berfungsi dalam perkelahian. Kini, masyarakat melayu sudah
memfungsikan Badik untuk fungsi-fungsi lain. Selain karena sekarang sudah banyak senjata yang
lebih modern, Badik Tumbuk Lado juga dianggap sudah tidak praktis lagi menjadi barang bawaan.
4. Tari Tradisional

Tari Tandak adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Riau dan Kepulauan Riau.
Tarian ini tergolong tarian pergaulan yang biasanya ditampilkan oleh para penari pria dan penari
wanita. Dengan berbusana tradisional melayu mereka menari dengan gerakannya yang khas dan
diiringi oleh lagu dan alunan musik pengiring. Tari Tandak ini merupakan salah satu tarian tradisional
yang cukup terkenal di daerah Riau dan Kepulauan Riau. Tarian ini biasanya sering ditampilkan di
berbagai acara, baik acara adat maupun acara budaya yang diselenggarakan di sana.

Sejarah Tari Tandak


Menurut sejarahnya, Tari Tandak sudah ada sejak zaman dahulu kala. Tarian ini awalnya merupakan
suatu tradisi masyarakat yang dilakukan untuk mempertemukan para pemuda-pemudi dan menjadi
media untuk saling mengenal serta bersilaturahmi. Sehingga tak jarang juga dari mereka yang
mengikuti Tari Tandak ini bisa sekaligus mencari jodoh atau pasangan hidupnya.

Tari Tandak dulunya bahkan juga dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya, terutama pada bulan
juli-oktober dimana pada bulan tersebut para petani selesai panen. Acara tersebut biasanya
ditampilkan pada malam hari dan dipimpin oleh Kepala Ngejang selaku pemimpin tari. Namun seiring
dengan perkembangan zaman, tradisi tersebut mulai luntur. Dan untuk menjaga tarian tersebut agar
tetap lestari, Tari Tandak kemudian dikembangkan menjadi tarian pertunjukan.

Fungsi Dan Makna Tari Tandak


Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Tari Tandak lebih difungsikan sebagai media bertemu,
bersilaturahmi serta saling mengenal oleh masyarakat terutama para pemuda dan pemudi. Selain itu
tarian ini juga bisa menjadi suatu hiburan bagi masyarakat saat merayakan sesuatu. Bagi masyarakat
di sana, Tari Tandak dimaknai sebagai ungkapan kegembiraan dan rasa sukur. Serta
menggambarkan keakraban dan ikatan yang terjalin diantara mereka.

Pertunjukan Tari Tandak

Dalam pertunjukannya, Tari Tandak biasanya ditampilkan secara berpasangan oleh para penari pria
dan wanita. Untuk jumlah para penari biasanya terdiri dari 4 pasang atau lebih penari pria dan wanita.
Dengan berbusana khas melayu, penari menari dengan gerakannya yang khas sambil diiringi oleh
lantunan syair atau lagu dan alunan musik pengiring.
Gambar : Tari Tandak
Gerakan dalam Tari Tandak merupakan gerakan yang dinamis. Gerakan dalam tarian ini lebih
didominasi oleh gerakan kaki dan tangan yang bergerak lincah. Selain itu dalam tarian ini juga
terdapat beberapa gerakan seperti pencak silat, serta gerakan-gerakan gaya melayu sumatera yang
khas. Apabila kita perhatikan lebih cermat, setiap gerakan dalam tarian ini memiliki makna khusus di
dalamnya.

Pengiring Tari Tandak

Dalam pertunjukan Tari Tandak biasanya diiringi oleh alat musik tradisional seperti rebana, kordeon,
dan beberapa alat musik tradisional Riau lainnya. Selain itu tarian ini juga diiringi oleh lantunan syair,
pantun dan lagu yang berirama melayu. Untuk gerakan Tari Tandak biasanya disesuaikan irama lagu
atau musik yang dimainkan.

Kostum Tari Tandak

Kostum yang digunakan para penari dalam pertunjukan Tari Tandak biasanya merupakan busana
tradisional. Untuk busana penari pria biasanya menggunakan baju berlengan panjang dan celana
panjang. Serta dilengkapi dengan kain yang dikenakan di pinggang, peci (penutup kepala), dan
sarung yang digunakan untuk menari. Sedangkan untuk penari wanita biasanya menggunakan
busana kebaya dan kain panjang pada bagian bawah. Selain itu penari wanita juga dilengkapi
dengan aksesoris seperti hiasan kepala, gelang, kalung, dan pernak-pernik lainnya sebagai pemanis.

5. Alat Musik Tradisional

Rebana Ubi
Rebana ubi digunakan sebagai alat komunikasi sederhana pada zaman itu karena bunyinya yang
cukup keras. Jumlah pukulan pada rebana ubi memiliki makna tersendiri yang telah dipahami oleh
masyarakt saat itu

Kordeon
Kordeon adalah alat musik yang berasal dari Riau. Alat musik ini bisa dimainkan dengan cara
dipompa. Alat musik ini termasuk sulit untuk dimainkan. Tidak banyak yang dapat memainkannya.
6. Makanan Khas Riau
Riau memiliki makanan khas yang banyak disukai oleh wisatawan lokal maupun wisatawan manca
negara yang berkunjung ke daerah ini. Makan khasnya seperti Bolu Kemojo, Lempuk Durian, Es
Laksamana Mengamuk, Roti Jala, Kue Bangkit dan masih banyak yang lain

Bolu Kemejo

Diatas merupakan beberapa kesenian dan kebudayaan yang saya sebutkan yang ada di daerah
Riau. Masih banyak kesenian dan kebudayaan yang ada di daerah tersebut. Untuk mengetahui
kesenian dan kebudayaan yang lain bisa kita cari dengan membrowsing internet. Dengan kemajuan
teknologi yang makin mutahir, informasi apapun yang kita cari dengan sekejab akan tertemu dengan
cepat. Dengan mengetahui kesenian dan kebudayaan yang ada di Indonesia bisa menimbulkan rasa
cinta dan bangga akan negri kita ini, karena keaneka ragaman yang ada di negara ini yang membuat
kagum. Dan sebagai seorang penerus bangsa yang baik alangkah baiknya kita menjaga dan
melestarikan kesenian dan kebudayaan yang sudah ada sejak jaman dahulu agar kesenian dan
kebudayaan tersebut tidak punah di makan oleh jaman yang makin lama makin maju.
KLIPING KESENIAN DAN
KEBUDAYAAN PROVINSI RIAU

Disusun Oleh:
GRISELDA HAILYN MAHARDIKA

Anda mungkin juga menyukai