Kelompok:
1. Diandra Areta R
2. Elsa Sabrina Amanda
3. Julivia Arma’Isya
4. Kirana Prameswari
SUKU DAYAK (KALIMANTAN BARAT)
A. UPACARA ADAT
C. PAKAIAN ADAT
King Baba
Kulit kayu dibentuk mirip ropi tanpa lengan dan celana panjang.
Pewarnaan dilakukan menggunakan warna alami. Sebagai hiasan,
dikenakan juga ikat kepala dan ada juga sehelai bulu burung enggang
khas Kalimantan.
King Bibinge
Untuk pakaian adat perempuan terbuat dari bahan yang sama. Namun
desainnya lebih sopan dan dilengkapi penutup dada, stagen, kain
bawah, serta perlengkapan seperti kaluk, manik-maink dan hiasanya
bulu burung enggang di kelapa.
Ada juga perhiasan seperti jarat tangan atau gelang tangan dari akar
tanaman tengang serta kalung dari akar kayu atau kulit hewan.
D. TARIAN DAERAH
E. SENJATA TRADISIONAL
Lagu cik cik periok termasuk salah satu lagu daerah yang berasal
dari kalimantan barat. Tepatnya di sambas. Lagu ini diciptakan
oleh masyarakat dayak pada jaman penjajahan belanda. Konon,
masyarakat dayak sambas pada jaman dahulu menggunakan lagu
cik cik periok ini untuk menyindir kaum pendatang, yakni para
tentara jawa yang datang ke kalimantan menggunakan pakaian
Hindia Belanda. Kata cik cik periuk memiliki arti bunyi-bunyian
dari peralatan dapur. Sementara kata “belanga sumping dari jawa”
menggambarkan panci rusak yang berasal dari jawa.
Isi sindiran tersebut terlihat dari lirik terakhir yang berbunyi “cak
cak bur dalam belanga” artinya semua bahan sudah tercampur
dalam panci. Sedangkan lirik “idong picak gigi rongak”berarti
hidung pesek dan gigi ompong.