Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PKN

Nama : Ais latifa


Kelas : VII 1
UPT SMP Negeri 3 Kota Tangerang
Tahun Ajaran 2018/2019
KALIMANTAN TIMUR
1. Tarian Daerah
Tari Gantar merupakan jenis tarian pergaulan antara muda mudi yang berasal dari Suku
Dayak Benuaq dan Dayak Tunjung di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.

Tarian ini melambangkan kegembiraan dan juga keramah-tamahan suku Dayak dalam
menyambut tamu yang datang berkunjung, baik sebagai wisatawan, investor, atau para
tamu yang dihormati. Tamu-tamu bahkan diajak ikut menari bersama para penari.

Tari Gantar ini dahulunya hanya ditarikan pada saat upacara adat saja, menurut versi
cerita yang lain bahwa tari gantar merupakan tarian yang dilaksanakan pada saat upacara
pesta tanam padi. Properti tari sebuah tongkat panjang tersebut adalah kayu yang
digunakan untuk melubangi tanah pertanian dan bambu pendek adalah tabung benih padi
yang siap ditaburkan pada lubang tersebut. Gerakan kaki dalam tari ini menggambarkan
cara menutup lubang tanah tersebut. Muda-mudi dengan suka cita menarikan tari tersebut
dengan harapan panen kelak akan berlimpah ruah hasilnya.

Tari ini biasanya dilakukan bergantian oleh anggota masyarakat Suku Dayak Tunjung
dan Benuaq. Versi lain juga beredar dalam masyarakat bahwa dahulunya Tari Gantar
adalah merupakan tari sakral yang hanya boleh ditarikan saat para pahlawan pulang dari
medan peperangan. Tari ini sebagai penyambut kedatangan mereka dan ditarikan oleh
gadis-gadis remaja. Properti tongkat panjang adalah sebuah sumpit dan diberi hiasan
kepala atau tengkorak musuh (digantungkan) yang telah dibunuh oleh para pahlawan.
Sedangkan bambu kecil merupakan peraga unutk mengimbangi gerak tari.

2. Baju Daerah
Pakaian suku dayak khusus wanita disebut King Bibinge. Pakain tersebut terbuat dari
bahan kulit tanaman kapuo atau ampuro. Tanamna tersebut di pilih sebagai pakaian
karena memiliki serat yang tinggi.
Tanaman tersebut di ambil kulitnya kemudian diolah menjadi baju adat yang bagus dan
menawan. Adapun seperangkat pakaian wanita

terdapat kain bawahan, stagen, penutup dada. Pada penutup dada sudah dilengkapi
dengan pernak pernih dan juga perhiasan. Seperti hal nya manik-manik, kalung, bulu
buurng enggang dan gelang.

3. Rumah Adat
Rumah adat Kalimantan Timur adalah rumah lamin. Rumah ini yang sebetulnya
merupakan rumah identitas suku Dayak Kenyah ini ditetapkan menjadi rumah tradisional
Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 1967. Keunikan yang dimiliki oleh rumah adat ini
terletak pada struktur dan ukuran bangunannya. Perlu diketahui bahwa rumah Lamin
dapat menampung sedikitnya hingga 100 orang. Daya tampung tersebut ditunjang dengan
ukuran rumah Lamin yang terbilang sangat besar yaitu panjang 300 m, lebar 15 m, dan
tinggi 3 m.

Rumah lamin adalah rumah panggung dengan daya tampung yang sangat besar. Besarnya
daya tampung rumah ini merupakan tanda bahwa masyarakat Dayak di daerah
Kalimantan Timur memiliki sifat kekeluargaan yang tinggi. Mereka hidup berkelompok
dalam satu rumah. Antara 12 sampai 30 keluarga hidup bersama-sama dalam rumah ini.a.
Terdapat Ukiran

Ciri khas rumah Lamin yang pertama adalah terdapatnya ukiran-ukiran etnik berupa
gambar bermakna. Gambar-gambar tersebut umumnya bermotif makhluk hidup seperti
wajah manusia, kisah perburuan, tumbuh-tumbuhan, dan lain sebagainya. Ukiran-ukiran
ini menurut kepercayaan, disebut dapat menjaga keluarga yang tinggal di rumah itu dari
bahaya ilmu hitam yang kapan saja bisa menyerang. Masyarakat suku Dayak sendiri
dikenal sebagai suku yang kuat dalam hal ilmu spiritualis dan kebatinan.

a. Warna yang Khas


Rumah adat Kalimantan Timur ini juga mempunyai ciri khas berupa warna-warna
kontras yang menghiasi dasar dindingnya. Warna khuning, hitam, merah, biru,
dan putih adalah warna-warna utama dalam arsitektur rumah adat ini. Warna
merah melambangkan keberanian, kuning melambangkan kewibawaan, putih
melambangkan kebersihan jiwa, dan hitam melambangkan keteduhan.

b. Kontruksi Bahan
Ciri unik rumah adat Lamin selanjutnya terletak pada kontruksi bahan
pembuatannya. Rumah adat suku Dayak ini dibuat menggunakan kayu ulin. Kayu
ulin adalah kayu terbaik yang hanya dapat diperoleh dari hutan Kalimantan. Kayu
ini sangat kuat dan tak mudah melapuk. Bahkan jika terkena air, kayu ulin ini
justru akan bertambah tingkat kekerasan dan kekuatannya. Oleh karena itu, kayu
yang mendapat julukan kayu besi digunakan sebagai tiang penyangga, dinding,
sekaligus untuk alas rumah adat Kalimantan Timur ini.

c. Pembagian Ruangan
Rumah Lamin dibagi menjadi tiga ruangan, antara lain ruang tamu, ruangan tidur,
dan dapur. Ruang tamu adalah ruang kosong panjang yang digunakan untuk
menerima tamu atau pertemuan adat. Ruang tidur dipisahkan berdasarkan
kegunaannya, yaitu untuk laki-laki dan untuk perempuan. Namun, ada pula
ruangan tidur yang dikhususkan untuk pasangan yang sudah resmi menikah.
d. Tangga dan Kolong Rumah
Karena berwujud panggung, rumah adat Lamin khas Kalimantan Timur ini juga
dilengkapi dengan sebuah tangga. Tangga ini berfungsi untuk jalan masuk ke
dalam rumah. Adapun pada bagian bawah, kolong rumah ini umumnya digunakan
sebagai kandang pemeliharaan ternak, seperti kambing atau sapi.

e. Aksesoris Rumah
Rumah Lamin umumnya juga dilengkapi dengan ornamen atau aksesoris tertentu.
Aksesoris yang paling diutamakan misalnya patung-patung atau totem seperti
yang tersaji pada gambar di atas. Patung-patung atau totem ini merupakan dewa-
dewa yang dipercaya oleh masyarakat Dayak kuno sebagai penjaga rumah dari
bahaya.

4. Senjata

Mando (Mandau) adalah senjata tajam sejenis parang berasal dari kebudayaan Dayak di
Kalimantan. Mandau termasuk salah satu senjata tradisional Indonesia. Berbeda dengan
parang biasa, mandau memiliki ukiran - ukiran di bagian bilahnya yang tidak tajam.
Sering juga dijumpai tambahan lubang-lubang di bilahnya yang ditutup dengan kuningan
atau tembaga dengan maksud memperindah bilah mandau.

Mando (ejaan Indonesia: Mandau, adalah ejaan yang salah) berasal dari bahasa Dayak
Kalimantan Tengah, yaitu asal kata "Man" yaitu singkatan dari kata "kuman" yang bearti
"makan" dan dibentuk dari kata "do" yaitu singkatan dari kata "dohong" yakni pisau
belati khas Kalimantan tengah. Jadi secara harafiah Mando bearti "makan Dohong",
maksudnya adalah karena sejak senjata mando menjadi populer di kalimantan tengah,
dohong yang merupakan senjata pisau terawal milik Dayak Ngaju kal-teng menjadi kalah
populer atau tergerus kalah oleh mando. Kekalahan populer dohong tersebut
menyebabkan sebutan untuk jenis parang yang mengalahinya kemudian disebut "mando".
Suku Dayak dengan senjata Mandaunya terkenal kejam dan ahli dalam peperangan,
kelompok klan mereka melawan bangsa-bangsa lain yang datang ke pulau kalimantan,
termasuk bangsa Melayu dan Bangsa Austronesia, karena seringnya peperangan antar
klan dan bangsa-bangsa yang datang ke pulau kalimantan, Pedang mandau menjadi
terkenal dengan bilah senjatanya yang tajam dan digunakan untuk memenggal kepala
musuh-musuhnya (adat Pengayauan suku Dayak) hingga para bangsa lainnya tidak berani
memasuki daerah mereka. Hingga sampai dengan sekarang Mandau menjadi sebutan
nama sebuah senjata adat asli Pulau Kalimantan. arti mandau sebenarnya dari suku dayak
katulistiwa. dau teraebut artinya senjata. man artinya keberanian . yang dianu suku
tionghoa pedalaman.

5. Alat Musik

Alat musik tradisional kalimantan timur adat indonesia. Gambus merupakan alat musik
petik seperti mandolin. Alat musik ini berasal dari timur tengah. Pengaruh dari timur
tengah dibawa oleh orangorang melayu yang banyak bermukim di pesisir kalimantan
timur. Kebanyakan orangorang melayu ini beragama islam. Gambus yang digunakan
dalam tingkilan menggunakan kayu nangka sebagai badannya. Alat musik tradisional
kalimantan timur budayakita.

Budaya, kesenian dan alat musik tradisional kalimantan timur sangat dipengaruhi oleh
kebudayaan timur tengah dan melayu, hal ini dapat terlihat dari beberapa alat musik
tradisional kalimantan timur yang sering dimainkan oleh masyarakat dalam acara
taritarian atau upacara adat setempat. Alat musik tradisional provinsi kalimantan timur
tentang. Gambus adalah alat musik petik sejenis gitar berdawai 6 yang tidak jauh berbeda
dengan mandolin. Gambus ini awalnya berasal dari timur tengah yang kemudian dibawa
oleh pedagang melayu sampai ke pesisir kalimantan timur.

50 nama alat musik tradisional indonesia beserta daerah. Alat musik tradisional gambus
gambus berasal dari riau, yang membunyai jenis bunyi kordofun, yaitu bunyi yang
berasal dari dawai atau senar. Gambus mempunyai 3 senar 12 senar. Mengenal alat musik
gambus klinik musik. Mengenal alat musik gambus gambus yaitu alat musik petik seperti
mandolin yang berasal dari timur tengah. Paling sedikit gambus dipasang 3 senar hingga
paling banyak 12 senar. Paling sedikit gambus dipasang 3 senar hingga paling banyak 12
senar. Alat musik tradisional kalimantan timur special pengetahuan.

Gambus merupakan alat musik petik seperti mandolin. Alat musik ini berasal dari timur
tengah. Pengaruh dari timur tengah dibawa oleh orangorang melayu yang banyak
bermukim di pesisir kalimantan timur. Alatalat musik tradisional khas kalimantan timur.
Budaya, kesenian dan alat musik tradisional kalimantan timur sangat dipengaruhi oleh
kebudayaan timur tengah dan melayu, hal ini dapat terlihat dari beberapa alat musik
tradisional kalimantan timur yang sering dimainkan oleh masyarakat dalam acara
taritarian atau upacara adat setempat
PAPUA
1. Tarian Daerah

Tari perang merupakan salah satu tarian tradisional Papua. Dimana tarian ini memiliki
makna jiwa kepahlawanan masyarakat Papua.Karena tarian ini menunjukan jiwa
seseorang yang gagah perkasa. Maka biasanya ditarikan oleh laki-laki dengan pakaian
adat tradisional beserta perlengkapan perang.

Sejarah singkatnya, diambil dari kisah zaman dulu yang sering terjadi peperangan antar
suku Sentani dan suku-suku lainnya. Kemudian para leluhur membuat tarian ini dengan
tujuan memberikan semangat para pasukan Papua. Dan seiring zaman, peperanganpun
sudah ditiadakan, namun tarian ini masih tetap dibudidayakan.Sekarang, tarian ini hanya
simbolik untuk menghargai para leluhur saja yang telah mati-matian melindungi daerah
Papua.Biasanya tarian ini ditarikan oleh 7 orang ataupun lebih. Musik yang digunakan
dalam tarian ini adalah kerang, tifa dan gendang. Tariannya pun cukup energik dan
menampilkan beberapa gerakan perang, antara lain memanah, loncat, mengintip musuh,
dan lain-lain.
2. Baju Daerah

Pakaian adat papua yang pertama adalah Koteka, pakaian ini berfungsi menutup
kemaluan dan bentuknya mirip selongsong mengerucut pada bagian depan. untuk bahan
pembuatannya, koteka dibuat dengan bahan buah labu air tua yang sebelumnya sudah
dikeringkan agar koteka nantinya tidak mudah membusuk.Penggunaan koteka sebagai
pakaian adat masyarakat papua adalah setiap hari dan juga tentu saja saat adanya upacara
adat, penggunannya juga sangatlah unik dimana anda harus mengikat pinggang dengan
tali yang tentu akan menimbulkan kesan yang sangat sederhana bukan? sebenarnya
pakaian koteka ini ada 2 jenis, yakni pendek dan panjang. namun yang paling sering
digunakan adalah koteka pendek. koteka ini juga bisa dibilang sebagai pakaian adat yang
paling populer sebagai pakaian adat papua karena terkenal di kalangan para turis dan
mayoritas memang digunakan sehari hari.

Bukan hanya koteka, ada pakaian adat papua yang lain yakni Rok Rumbai. Rok Rumbai
ini khusus untuk para wanita yang tentu bentuknya seperti rok, namun dibuat dengan
sagu kering sebagai penutup bagian tubuh bawah. ciri khas dari penggunaan rok rumbai
adalah biasanya orang yang menggunakan pakaian ini, juga akan menggunakan penghias
kepala dan bukan hanya untuk wanita, kadang rok rumbai juga digunakan wanita papua.
Rok rumbai seringkali digunakan wanita papua untuk menjalani aktivitas sehari hari
mereka.
Setelah mengetahui jenis pakaian adat papua, anda juga harus mengerti dan paham apa
saja sih aksesoris atau perlengkapan yang biasanya sering juga digunakan oleh
masyarakat papua? perlengkapan tersebut berfungsi untuk membuat pakaian adat makin
memiliki ciri khas mulai dari manik manik dari kerang, taring babi, gigi anjing yang
dikaitkan pada leher sampai tas noken dari anyaman kayu.

3. Rumah Adat

Secara morfologis, honai berasal dari dua kata, yaitu “Hun” yang artinya pria dewasa dan
“Ai” yang artinya rumah. Secara harfiah, honai berarti rumah laki-laki dewasa. Namun
bukan hanya dihuni oleh laki-laki dewasa, kaum perempuan juga mempunyai honai
hanya saja dalam pengistilahannya berbeda. Untuk kaum wanita, hanoi disebut “Ebeai”.
Seperti halnya honai, Ebeai terdiri dari dua kata, yakni “Ebe” atau tubuh dalam
pengertian kehadiran tubuh dan “Ai” yang berarti rumah.

Walaupun rumah adat antara Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua Timur sama-sama
disebut Honai, namun ada juga suku Arfak di Papua Barat yang mendirikan Mod Aki
Aksa, artinya rumah kaki seribu. Rumah yang terdiri dari satu lantai kayu dengan atap
yang dibuat dari daun-daun sagu atau jerami ini memiliki ciri khas yaitu memiliki desain
berbentuk kerucut serta memiliki atap yang terbuat dari jerami dan memiliki pintu yang
kecil serta lantainya disangga oleh tiang pilar penyangga. Rumah ini dibuat tertutup
dengan model tanpa dan hanya memiliki dua buah pintu yaitu depan dan belakang.
Disebut rumah kaki seribu karena memiliki tiang penyangga di bagian bawah rumah yang
banyak.

a. Rumah Adat Papua Rumah Kaki Seribu


Rumah Honai terbuat dari kayu dengan atap berbentuk kerucut yang terbuat dari jerami
atau ilalang. Honai sengaja dibangun sempit atau kecil dan tidak berjendela yang
bertujuan untuk menahan hawa dingin pegunungan Papua. Honai biasanya dibangun
setinggi 2,5 meter dan pada bagian tengah rumah disiapkan tempat untuk membuat api
unggun untuk menghangatkan diri.
Rumah Honai terbagi dalam tiga tipe, yaitu :
untuk kaum laki-laki (disebut Honai), wanita (disebut Ebei) dan kandang babi (disebut
Wamai).

Bagi suku Dani dan beberapa suku yang mendiami wilayah pegunungan tengah Papua,
Honai dikenal sudah sejak lama di Kabupaten Jayawijaya. Artinya, honai memang
didesain khusus sebagai rumah yang melindungi dari hawa dingin. Sampai saat ini, honai
secara turun-temurun masih dibangun sesuai dengan tradisi dan kondisi setempat.

Dalam merumuskan perang dan pesta adat, masyarakat papua biasa melakukannya di
honai laki-laki dewasa, tepatnya di ruang bawah. Diskusi, berdemokrasi,berdialog dan
berdebat mengenai kehidupan ekonomi, keamanan daerah, membagi pengalaman dan
memikirkan tentang kesinambungan hidup biasanya juga didialogkan. Honai bagain
bawah digunakan pula untuk tempat penyimpan harta. Bagi suku Dani, bagian bawah
honai kerap digunakan untuk menyimpan mumi. Adapun kamar tidur terdapat di bagian
atas honai dan ebeai.

Menariknya, honai dan ebeai juga merupakan tempat pendidikan khusus. Honai laki-laki
dewasa khusus untuk laki-laki dewasa dan yang beranjak dewasa. Di sana mereka laki-
laki yang beranjak dewasa diajarkan mengenai banyak hal untuk mempersiapkan
hidupnya ketika menginjak usia dewasa. Honai laki-laki dewasa tidak boleh ditinggali
oleh perempuan.

Bagi ebeai atau honai bagi kaum perempuan, honai berfungsi untuk melakukan proses
pendidikan bagi kaum perempuan yang beranjak dewasa. Di sana tinggal anak-anak
perempuan dan anak-anak laki-laki, serta para kaum ibu. Di dalam honai atau ebeai
tersebut para ibu mengajarkan hal-hal yang akan dihadapi anak-anak perempuan setelah
tiba saatnya untuk menikah atau kawin. Bagi anak laki-laki, tinggalnya mereka di honai
wanita hanya bersifat sementara. Ketika mereka beranjak dewasa mereka akan pindah ke
honai laki-laki dewasa.

b. Atap Rumah Adat Papua


Honai berbentuk bulat. Atap honai berbentuk kerucut atau kubah (dome). Material yang
digunakan untuk membangun atap, yaitu menggunakan alang-alang atau jerami. Ukuran
honai biasanya 5 meter sampai 7 meter. Honai yang dihuni oleh kaum wanita biasanya
lebih pendek. Rotan, tali hutan (akar), alang-alang, belahan kayu atau papan, dan kayu
untuk tiang.
c. Fungsi Rumah Honai - Rumah Adat Papua
 Tempat penyimpanan
Rumah Honai selain sebagai tempat tinggal juga digunakan untuk tempat
menyimpan peralatan berburu dan juga perang. Selain itu, rumah adat asal Papua
ini juga dijadikan tempat menyimpan beberapa barang yang merupakan simbol
berharga secara suku dan adat. Itulah kenapa rumah ini sangat berharga bagi Suku
Dani. Bahkan semua peralatan pun masih tersimpan dengan baik.

 Tempat pengglembengan
Anak laki-laki memiliki peran penting dalam Suku Dani. Itulah kenapa rumah
adat Honai digunakan sebagai tempat penggemblengan anak laki-laki hingga
mereka bisa menjadi laki-laki dewasa yang bisa melindungi dan memimpin suku.
Pembelajaran tentang berperang dan berburu pun juga penting, agar kelompok
sukunya bisa senantiasa bertahan hidup dan sejahtera.

 Tempat penyusunan strategi


Tak pelak lagi jika beberapa suku yang tidak sependapat atau memiliki aturan
masing-masing bisa saling bertikai dan berperang. Rumah adat Papua ini adalah
tempat terbaik bagi suatu suku untuk menyusun strategi perang yang efektif.
Penyusunannya lebih melibatkan kaum laki-laki yang tentunya sudah siap secara
fisik dan mental untuk berperang dalam keadaan siap ataupun terdesak.
Kita sudah mengenali beberapa fungsi Rumah Honai sebagi sebuah tempat dengan
berbagai macam manfaat bagi Suku Dani. Di bawah ini kita akan berdiskusi lebih lanjut
tentang filosofi yang dianut oleh Suku Dani, terutama berkaitan dengan bentuk rumah
adatnya. Mari kita simak.
d. Filosofi Rumah Rumah Honai - Rumah Adat Papua
Pemersatu kelompokRumah Honai dengan bentuknya yang bulat dan melingkar adalah
sebuah bentuk yang menjadikan Suku Dani dapat bersatu satu sama lain.

 Lambang kesatuan
Selain rasa persatuan, Rumah Honai juga menjadi dasar untuk Suku Dani agar
senantiasa sehati, setujuan, dan juga satu pemikiran dalam pekerjaan sehari-hari.
Status harga diriMartabat dan harga diri juga merupaka suatu hal yang penting
dalam Suku Dani. Dan Rumah Honailah yang menampilkan dan memperlihatkan
seperti apa martanbat kaum mereka.
4. Senjata

Papua, Negeri wisata dengan sejumlah panorama. Raja Ampat misalnya terkenal hingga
penjuru Dunia. Namun tunggu dulu, tak hanya objek wisata yang dimilikinya, provinsi
ini pun terkenal dengan kebudayaannya. Beragam suku bangsa mendiami wilayah
tersebut sehingga banyak alat-alat yang diciptakan untuk menunjang kehidupan.
Pisau Belati salah satunya. Tetapi pisau ini sangat jauh berbeda dengan Pisau Belati pada
umumnya yang ada di daerah-daerah lain di Indonesia.

 Material Belati Papua


Bila pada umumnya terbuat dari bilah logam, bilah Belati Papua justru terbuat
dari tulang kaki burung endemik Papua yaitu burung Kasuari. Tulang kaki burung
ini dipilih karena mudah dibentuk dan ditajamkan tapi tetap memiliki struktur
yang kuat. Pada gagang atau pegangan senjata tradisional Papua ini biasanya juga
dilengkapi dengan hiasan bulu burung Kasuari atau serat alam.

Selain dari tulang kaki burung Kasuari senjata ini juga bisa terbuat dari bambu
yang ujungnya dibentuk meruncing dan tentunya bagian gagang dihiasi dengan
bulu Kasuari. Pisau Papua ini merupakan salah satu alat pelengkap dari Panah dan
Busur yang menjadi senjata utama. Busur tradisional Papua terbuat dari bambu
atau kayu, sementara talinya terbuat dengan menggunakan bahan Rotan. Untuk
mata panahnya dibuat dengan menggunakan bambu, kayu, atau tulang Kangguru.
Suku-suku tradisional Papua biasanya menggunakan senjata ini untuk berburu,
perang dan mengambil hasil hutan.
5. Alat Musik

Tifa adalah salah satu alat musik yang berasal dari Indonesia bagian timur, khususnya
daerah Papua dan Maluku. Alat musik Tifa ini merupakan sejenis alat musik pukul yang
terbuat dari kayu dan berbentuk tabung. Bentuk dan fungsinya sekilas hampir sama
dengan alat musik Gendang, namun suara alat musik Tifa ini terdengar lebih ringan. Tifa
merupakan salah satu alat musik yang terkenal di kalangan masyarakat Papua dan
Maluku. Alat musik ini biasanya sering digunakan untuk mengiringi upacara adat,
pertunjukan musik, atau tarian tradisional.
 Asal Usul Alat musik Tifa
Sejarah tentang adanya alat musik Tifa ini masih belum diketahui secara pasti.
Namun diperkirakan bahwa alat musik Tifa ini sudah ada di Papua dan Maluku
sejak jaman dahulu kala. Hal ini terlihat dari berbagai ritual dan tarian tradisional
masyakat di sana yang sudah ada sejak dahulu, dan menggunakan Tifa sebagai
pengiringnya. Selain itu, karena letak pulau Papua dan Maluku yang berdekatan
inilah yang memungkinkan terjadinya persamaan diantara budaya mereka, salah
satunya adalah alat musik Tifa ini.

 Bentuk Alat Musik Tifa


Alat musik Tifa pada dasarnya merupakan alat musik yang terbuat dari kayu
berbentuk tabung dan bagian tengahnya dilubangi. Kemudian salah satu sisinya
ditutup dengan kulit hewan yang sudah dikeringkan. Selain itu pada bagian kayu
Tifa biasanya diukir dengan bentuk ukiran khas daerah masing-masing. Bentuk
alat musik Tifa ini sekilas hampir sama dengan Gendang, namun ukuran dan
suaranya sedikit berbeda.
 Jenis Alat Musik Tifa
Alat musik Tifa di daerah Papua dan di daerah Maluku pada dasarnya sangat
berbeda, terutama pada segi bentuk. Alat musik Tifa di daerah Papua biasanya
pada bagian tengah lebih melengkung dan memiliki pegangan pada bagian tengah.
Sedangkan Tifa di daerah Maluku berbentuk tabung biasa dan tidak memiliki
pegangan. Alat musik Tifa juga dibagi menjadi beberapa jenis, diantara Tifa jekir,
Tifa potong, Tifa dasar, dan Tifa bas. Jenis Tifa tersebut biasanya yang
membedakan adalah warna suaranya, sehingga saat dimainkan bersama harus
disesuaikan dengan suara dan fungsinya masing-masing.

 Cara Memainkan Alat Musik Tifa


Untuk memainkan alat musik Tifa biasanya disesuaikan dengan jenis Tifa yang
dimainkan. Ada yang menggunakan alat pukul, dan ada juga yang hanya
dimainkan menggunakan tangan. Sama halnya dengan alat musik Gendang, Tifa
juga merupakan jenis alat musik yang mempunyai satu suara. Sehingga saat
dimainkan bersama alat musik lain, Tifa menjadi suara utama dan pengatur irama.
Namun apabila dimainkan dengan jenis Tifa lainnya, maka harus disesuaikan.
Karena setiap jenis Tifa biasanya memiliki suara yang berbeda, sehingga harus
dipadukan agar menajadi suatu irama yang baik dan enak untuk didengarkan.

 Fungsi Alat Musik Tifa


Alat musik Tifa di daerah Papua dan di daerah Maluku memiliki fungsi yang
sama. Tifa biasanya digunakan oleh masyarakat untuk mengiringi upacara adat,
pengiring tarian tradisional, atau pengiring lagu. Untuk mengiringi acara tersebut
biasanya jenis Tifa yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan, terutama saat
mengiringi tarian tradisional. Karena dalam tarian tradisional jenis musik sangat
mempengaruhi gerak dan penampilan tarinya.

 Perkembangan Alat Musik Tifa


Alat musik Tifa masih terus dilestarikan dan dipertahankan hingga sekarang. Alat
musik satu ini masih sering digunakan untuk mengiringi berbagai acara seperti
upacara adat, tarian tradisional, pertunjukan musik dan lain-lain. Dalam
perkembangannya, berbagai kreasi dan variasi dalam memainkan musik Tifa juga
sering dilakukan di setiap pertunjukannya. Hal ini tentu dilakukan agar terlihat
menarik, namun harus menyesuaikan dengan gerakan tari atau lagu yang
diiringinya. Selain itu, alat musik Tifa kini tidak hanya dikenal oleh masyarakat di
Maluku dan Papua saja, Tifa kini juga mulai dikenal oleh masyarakat luas di
Indonesia, bahkan hingga di luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai