Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SUKU DAYAK KALIMANTAN

DI SUSUN OLEH:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Ardian D.P.P
Kevin
Leo Parryta
Merlin Marlina
Nadya Ayu Lestari
Regina Odelia

SMAK KRISTEN KANAAN


CIANJUR, JAWA BARAT
2013

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul Suku Dayak Kalimantan. Atas
dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini, maka penulis mengucapkan terimakasih kepada :
Bapak Budi S.Kom, selaku guru pembimbing
memberikan dorongan, masukan kepada penulis.

kami,

yang

Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna, oleh


karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan sangat di
butuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Cianjur, 09 November 2014

Kevin

ii

DAFTAR ISI

COVER ....................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................ iii
BAB I.

PENDAHULUAN .............................................. iv
1.1 Latang Belakang .................................... iv
1.2 Ruang Lingkup Penelitian ........................ iv
1.3 Tujuan dan Manfaat ................................ iv
BAB II.
.................................................................. v
2.2.1 Definisi ..................................................... v
2.2.2 Ulasan Materi ............................................. vi
2.2.3 Rumah adat ............................................... vi
2.2.4 Tarian ....................................................... vi
2.2.5 Musik ........................................................ ix
2.2.6 Alat Musik ................................................. xi
2.2.7 Upacara Adat ............................................. xii
2.2.8 Baju Adat .................................................. xiii
BAB III. PENUTUP ...................................................... xv
3.1 Kesimpulan ........................................................... xv
3.2 Saran ................................................................... xv
DAFTAR PUSTAKA ....................................................... xvi

iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pada saat ini, banyak sekali suku di indonesia, salah satunya
ialah suku dayak. Suku dayak memiliki beragam kebudayaan
yang merupakan kebudayaan asli indonesia yang tidak
dimiliki negara lain.

1.2

Ruang Lingkup Penelitian


Penilitian ini mencakup rumah adat, tarian, musik, upacara
adat, dan baju adat

1.3

Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Membantu siswa lebih kreatif
2. Memahami salah satu suku di indonesia
Manfaat :
1. Memberikan siswa pengetahuan baru
2. Mendapatkan nilai pelajaran Seni Budaya

iv

BAB II
ISI
2.1

Definisi

Dayakatau Daya (ejaan lama: Dajak atau Dyak) adalah nama yang
oleh penduduk pesisir pulau Borneo diberi kepada penghuni
pedalamanyang mendiami Pulau Kalimantan. Ada yang membagi
orang Dayak dalam enam rumpun yakni rumpun Klemantan alias
Kalimantan, rumpun Iban, rumpun Apokayan yaitu Dayak Kayan,
Kenyah
dan
Bahau, rumpun
Murut, rumpun
Ot
DanumNgaju danrumpun Punan. Namun secara ilmiah, para linguis
melihat 5 kelompok bahasa yang dituturkan di pulau Kalimantan
dan masing-masing memiliki kerabat di luar pulau Kalimantan:

Gambar 1.1 suku dayak

"Barito

Raya (33

bahasa,

termasuk

11

bahasa

dari

kelompok bahasa Madagaskar, dan Sama-Bajau termasuk satu


suku yang berdiri dengan nama sukunya sendiri yaitu Suku
Paser.

"Dayak Darat" (13 bahasa)

"Borneo Utara" (99 bahasa), termasuk bahasa Yakan di Filipina


serta satu suku yang berdiri dengan nama sukunya sendiri
yaitu Suku Tidung.

"Sulawesi Selatan" dituturkan 3 suku Dayak di pedalaman


Kalbar: Dayak Taman, Dayak Embaloh, Dayak Kalis disebut
rumpun Dayak Banuaka.

"Melayik"
dituturkan:
Dayak
Banjar arkhais), Dayak
Iban (dan

Meratus/Bukit
(alias
Saq
Senganan), Dayak

Keninjal, Dayak
Bamayoh (Malayic
Dayak), Dayak
Kendayan (Kanayatn). Beberapa suku asal Kalimantan beradat
Melayu yang terkait dengan rumpun ini sebagai suku-suku yang
v

berdiri sendiri yaitu Suku Banjar, Suku Kutai, Suku Berau, Suku
Sambas, dan Suku Kedayan.
2.2
2.2.1

Ulasan Materi
Rumah adat
merupakan seni arsitektur yang berkembang pada
masyarakat Dayak yang pada umumnya memiliki
kemiripan satu sama lain di antara sub-sub Rumpun
Dayak, umumnya berupa rumah panjang yang disebut
dalam berbagai istilah seperti rumah panjai (Dayuk Iban
Sarawak), rumah radank (Dayak Kanayatn), huma betang
(Dayak Ngaju), Rumah Balay (Dayak Meratus), rumah
Baloy (Dayak Tidung).

Gambar 1.2 rumah panjang

Rumah Radank adalah sebutan untuk rumah panjang suku


Dayak Kanayatn di provinsi Kalimantan Barat.
Rumah Panjai adalah sebutan untuk rumah panjang suku
Dayak
Iban di
negara
bagian Sarawak dan
provinsi Kalimantan Barat.
Rumah
Betang (sebutan
untuk
rumah
adat
di
provinsi Kalimantan
Barat dan Kalimantan
Tengah),
merupakan rumah yang dihuni oleh masyarakat Dayak.[1]
2.2.2

Tarian

Pulau Kalimantan terutama Suku Dayak terkenal dengan kesenian


tari-tarian yang eksotik. Tari-tarian tersebut memiliki makna
tersendiri di kalangan masyarakat Dayak karena biasanya
digunakan selain untuk menyambut tamu penting juga sebagai
pelengkap saat upacara adat berlangsung. Melalui tarian-tarian
tersebut, para penari Dayak menggerakkan tubuh mereka dengan

vi

iringan musik khas Suku Dayak. Tarian-tarian tersebut berkesan


mistis, religious, dan penuh dengan nuansa seni.
1. Tari Gantar
Tarian ini cukup terkenal untuk menyambut para tamu di acaraacara formal. Tarian ini dikenalkan oleh Suku Dayak Tunjung dan
Dayak Benuaq. Oleh suku Dayak, tarian ini terbagi atas 3 macam
yaitu tari Gantar Busai, tari Gantar Raytn dan Gantar Senak atau
Gantar Kusak. Cerita tarian tersebut menggambarkan orang yang
sedang menanam padi. Tongkat yang digunakan sebagai simbol
kayu penumbuk padi, selain itu juga menggunakan bambu dan bijibijian untuk simbol benih padi dan wadah benih tersebut.
2. Tari Kancet Papatai/Tari Perang
Tarian bergenre perang ini menggambarkan kejantanan dan
keperkasaan pria dalam sebuah peperangan antara pahlawan
Dayak Kenyah dan musuhnya. Ritme tarian sangat gesit, lincah
dan penuh semangat terkadang penarinya memekikkan teriakan
khas suku Dayak. Kostum yang digunakan adalah pakaian
tradisional Dayak Kenyah lengkap dengan peralatan mandau, baju
perang dan perisai. Tarian ini menjadi lebih rancak karena iringan
menggunakan alat musik Sampe memainkan lagu Sak Paku.
3. Tari Kancet Ledo/Tari Gong
Tarian ini kebalikan dari tari Pepatai, simbol dari kelemah-lembutan
gadis yang digambarkan sebagai sebatang padi yang tertiup angin.
Tarian ini khusus dibawakan oleh seorang wanita dengan pakaian
khas Dayak Kenyah, pada kedua tangannya membawa rangkaian
bulu ekor burung Enggang. Wanita penari akan menari di atas
sebuah gong, sehingga banyak orang menyebut tarian ini sebagai
tarian Gong.
4. Tari Kancet Lasan
Tari Kancet Lasan adalah gambaran kehidupan burung Enggang.
Suku Dayak sangat memuliakan burung ini karena sebagai simbol
kepahlawanan dan keagungan. Tarian ini mirip dengan tarian
Kandet Ledo, dibawakan oleh seorang wanita Dayak Kenyah
namun penari tidak menggunakan bulu ekor Enggang dan gong.
Posisi penari lebih banyak merendah atau berjongkok dan duduk
dengan lutut menyentuh tanah. Tarian ini lebih banyak
menceritakan tentang burung Enggang yang sedang terbang di
angkasa dan sedang bertengger di batang pohon.
5. Tari Serumpai

vii

Tarian Serumpai berasal dari suku Dayak Benuaq diiringi oleh alat
musik Serumpai (seruling bambu). Tarian ini dimaksudkan untuk
menolah wabah penyakit dan mengobati orang yang terkena
rabies. Sehingga tarian ini lebih sering digunakan sebagai upacara
adat Dayak.
6. Tarian Belian Bawo
Tarian ini juga digunakan untuk menolak wabah penyakit, proses
menyembuhkan/mengobati orang sakit, membayar nazar dan
sebagainya. Dulunya tarian ini adalah sebuah upacara namun
setelah perubahan zaman, akhirnya dijadikan tarian dan
dipertontonkan di depan orang banyak. Tarian ini berasal dari suku
Dayak Benuaq.
7. Tari Kuyang
Tarian ini adalah sebuah upacara dulunya dan menggambarkan
suku Dayak yang mengusir hantu-hantu penjaga pohon dan agar
tidak mengganggu manusia. Biasanya digunakan oleh orang Dayak
sebelum menebang pohon-pohon besar agar tidak terjadi masalah.
8. Tarian Pecuk Kina
Dalam sejarah, suku Dayak Kenyah pernah berpindah tempat dari
daerah Apo Kayan (Kabupaten Bulungan) ke Long Segar
(Kabupaten Kutai Barat) selama bertahun-tahun. Tarian Pecuk Kina
menggambarkan cerita sejarah tersebut.
9. Tarian Datun
Tarian ini dibawakan oleh gadis-gadis Dayak 10 20 orang. Konon,
tarian ini diciptakan oleh Kepala suku Dayah Kenyah di daerah Apo
Kayan yaitu Nyik Selung. Tarian ini adalah gambaran kegembiraan
dan tanda syukur atas kelahiran cucunya.
10. Tari Ngerangkau
Tari Ngerangkau dapat disimbolkan sebagai tarian kematian yang
berasal dari suku Dayak Tunjung dan Benuaq. Tarian ini
menggunakan alat penumbuk padi yang dibenturkan dengan irama
teratur dan posisi mendatar sehingga dapat menghasilkan musik
khas tarian tersebut.
11. Tarian BaragaBagantar
Tarian ini pada mulanya hanya sebuah upacara adat belian. Dalam
upacara mereka memohon bantuan dari seorang Nayun Gantar
untuk merawat bayi. Kemudian oleh suku Dayak Benuaq, upacara
adat tersebut dijadikan sebuah tarian.

viii

2.2.3

Musik

Tidak jauh beda dengan seni tari, seni musik suku Dayak
didominasi musik-musik ritual. Musik itu merupakan alat
berkomunikasi dan menyampaikan pesan kepada roh-roh.
Beberapa jenis alat musik suku Dayak adalah prahi, gimar, tuukng
tuat, pampong, genikng, glunikng, jatung tutup, kadire, klentangan,
dan lain-lain.
Masuknya Islam memberi pengaruh dalam seni musik Dayak,
dengan dikenalnya musik tingkilan dan hadrah. Musik Tingkilan
menyerupai seni musik gambus dan lagu yang dinyanyikan disebut
betingkilan yang berarti bersahut-sahutan. Dibawakan oleh dua
orang pria-wanita dengan isi lagu berupa nasihat, pujian, atau
sindiran.

Berikut adalah beberapa kesenian musik suku Dayak


1. Ngendau
Ngendau ialah senda gurau yang dilagukan. Biasanya dilakukan
oleh para remaja baik laki-laki ataupun perempuan secara bersautsautan.
2. Kalalai-lalai
Kalalai-lalai ialah nyanyian yang disertai tari-tarian Suku Dayak
Mamadi daerah Kotawaringin.
3. Natum
Natum ialah kisah sejarah masa lalu yang dilagukan.
4. Natum Pangpangal
Natum Pangpangal ialah ratap tangis kesedihan pada saat terjadi
kematian anggota keluarga yang dilagukan.
5. Dodoi
Dodoi ialah nyanyian ketika sedang berkayuh diperahu atau dirakit.
6. Dondong
Dondong ialah nyanyian pada saat menanam padi dan memotong
padi.

ix

7. Marung
Marung ialah nyanyian pada saat upacara atau pesta besar dan
meriah.
8. Ngandan
Ngandan ialah nyanyian yang dinyanyikan oleh para lanjut usia
yang ditujukan kepada generasi muda sebagai pujian, sanjungan
dan rasa kasih sayang.
9. Mansana Bandar
Mansana artinya cerita epik yang dilagukan. Bandar ialah nama
seorang tokoh yang sangat dipuja dizamannya. Bandar hidup di
zaman lewu uju dan diyakini bahwa tokoh Bandar bukan hanya
sekedar mitos. Hingga saat ini orang-orang tertentu yang bernazar
kepada tokoh Bandar. Keharuman namanya karena pada
kepribadiannya yang sangat simpatik dan menarik, disamping
memiliki sifat kepahlawanan dan kesaktian yang tiada duanya.
Banyak sansana tercipta untuk memuji dan mengagungkan tokoh
Bandar ini, namun dengan versi yang berbeda-beda.
10. Karunya
Karunya ialah nyanyian yang diiringi suara musik sebagai
pemujaan kepada RanyingHatala.Dapat juga diadakan pada saat
upacara pengangkatan seorang pemimpin mereka atau untuk
menyambut kedatangan tamu yang sangat dihormati.
11. Baratabe
Baratabe ialah nyanyian untuk menyambut kedatangan pada tamu.
12. Kandan
Kandan ialah pantun yang dilagukan dan dilantunkan saut menyaut
baik oleh laki-laki atau perempuan dalam suatu pesta perkawinan.
Apabila pesta yang diadakan untuk menyambut tamu yang
dihormati maka kalimat-kalimat yang dilantunkan lebih bersifat
kalimat pujian, sanjungan, doa dan harapan mereka pada tamu
yang dihormati tersebut. Tradisi ini biasa ditemukan pada Suku
Dayak Siang atau Murung di Kecamatan Siang dan Murung,
Kabupaten Barito Hulu.
13. Dedeo atau Ngaloak

Dedeo atau Ngaloak sama dengan Kandan hanya istilahnya saja


yangberbeda, karena Dedeo atau Ngaloak adalah tradisi Suku
Dayak DusunTengah didaerah Barito Tengah, Kalimantan Tengah.
14. Salengot
Salengot ialah pantun berirama yang biasa diadakan pada pesta
pernikahan, namun dalam upacara kematian Salengot terlarang
oleh adat untuk dilaksanakan. Salengot khusus dilakukan oleh lakilaki
dalam
menceritakan riwayat
hingga berlangsungnya
pernikahan kedua mempelai tersebut.
2.2.4

Alat Musik

Gambar 1.3 alat music dayak

Alat musik yang biasa terdapat di dalam kebudayaan Suku Dayak


adalah sebagai berikut :
1. Garantung
Garantung adalah gong yang terdiri dari 5 atau 7 buah, terbuat
dari tembaga.
2. Sarun
Sarun ialah alat musik pukul yang terbuat dari besi atau logam.
Bunyi yang dihasilkan hanya lima nada.
3. Salung
Salung sama dengan Sarun, tetapi Salung terbuat dari bambu.
4. Kangkanung
Kangkanung ialah sejenis gong dengan
berjumlah lima biji, terbuat dari tembaga.

ukuran

lebih

kecil

xi

5. Gandang Mara
Gandang Mara ialah alat musik perkusi sejenis gendang dengan
ukuran setengah sampai tiga per empat meter. Bentuki silinder
yang tewrbuat dari kayu dan pada ujung permukaan di tutup kulit
rusa yang telah di keringkan. Kemudian di ikat rotan agar kencang
dan lebih kencang lagi diberi pasak.
2.2.5

Upacara adat

Orang suku dayak terkenal sangat kuat dan taat dalam memegang
serta melestarikan budaya nya.meski banyak yang sudah hidup di
alam yang modern.mereka tetap menghormati segala macam
tradisi yang merupakan warisan dari para leluhurnya.dalam waktuwaktu tertentu mereka selalu mengadakan upacara tradisional
uang masing-masing mempunyai maksud dan tujuan tertentu
1. upacara manyanggar
Upacara adat suku dayak ini merupakan ritual yang di laksanakan
dengan tujuan agar menjadi harmonisasi antara kehidupan yang
nyata dan kehidupan alam gaib. Suku dayak percaya bila di alam
ini bukan hanya manusia saja yang mendiaminya.namun ada
kehidupan yang lain tidak kasat mata agar bisa hidup
berdampingan secara damai, maka perlu saling menghormati
antara satu dengan yang lainnya dan bentuk penghormatan
terhadap alam kehidupan yang lain itu lah yang di namakan
upacara manyanggar
2. upacara kenyau
ini jenis upacara tradisi sebagai bentuk penghormatan bagi antara
keluarga atau orang tua yang sudah meninggal.dalam upacara ini
serin dia adakan menyembelihan binatang yang di tujukan untuk
arwah yang tlah meninggalkan mereka menuju kehidupan yang
lain.
3. upacara tiwah
ini upacara tradisiona yang menghubungkan dengan orang yang
sudah meninggal juga.yaitu mngantarkan tulang belulang kerangka
orang mati menujua suatu rumah yang ukuran kecil yan memang
sengaja yang di buat untuk menyimpaan tuang belulang orang
yang meninggal. nama rumah ini di namakan sandung.

xii

4. upacara laluhan
dulu upacara ini di selenggarakan untuk menghadap peperangan
dengan suku lain.meski sekarang tidak ada perang lagi, namun
sampai saat ini sering di selenggarakan.hanya tujuan nya sudah
berbeda,yaitu hanya untuk atraksi budaya dan seni.ketika upacara
di selengarakan, seakan-akan ada puluhan orang yang datang
melakukan serangan, kemudian orang suku dayak melakukan
pertahanan.
antara penyerang dan yang di serang saling berkelahi dengan
menggunakan senjata tradisional yang ada.
5. upacara wadian
sering juga di sebut balian atau belian.merupan jenis upacara adat
suku dayak yang bertujuan untuk mengadakan pengobatan.tradisi
ini memakan waktu yang cukup lama, bisa satu minggu dan
pengobatan ini di pimpin oleh seorang tabib, jUga ditunjukan
tarian-tarian khas dayak
6. upacara nyobeng
upacara ini masih menghubungkan orang yang sudah mati,namun
tetap punya nilai keunikan tersendiri,yaitu membersihkan kepala
dan tengkorak orang yang sudah meninggal karena di penggal,
namun tentu saja memenggal kepalanya yang namanya mangayau
sudah tidakada lagi.walau pun diselenggarakan hanya sekedar
simbolis saja
2.2.6

Baju adat

Keberadaan pakaian adat merupakan warisan budaya bangsa yang


menggambarkan kemajuan sebuah peradaban pada masingmasing daerah di Indonesia dan memiliki nilai sejarah, sosial, serta
nilai pengetahuan yang penting. Salah satunya adalah pakaian
adat king baba dan king bibinge yang dikenakan oleh masyarakat
suku Dayak di Kalimantan Barat. Pakaian adat yang digunakan oleh
masyarakat Kalimantan Barat terbuat dari bahan kayu yang
diproses menjadi lunak seperti bahan kain. Bahan yang dapat
difungsikan sebagai bahan kain untuk membuat celana, baju, dan
selimut ini disebut dengan nama kapua atau ampuro. Konon
kemampuan mengolah kayu tersebut diwariskan secara turun
temurun oleh nenek moyang mereka.

xiii

Pakaian Adat King Baba


Dalam adat Kalimantan Barat, pakaian yang diperuntukkan bagi
kaum pria dikenal dengan nama king baba. Pakaian ini terdiri dari
dari tutup kepala berhiaskan bulu burung enggang, baju tanpa
lengan, celana panjang dan ikat pinggang antara batas lutut dan
kain.

Pakaian Adat King Bibinge


Sementara pakaian adat yang diperuntukkan bagi kaum wanita
dalam adat Kalimantan Barat dikenal dengan sebutan king bibinge.
Pakaian ini terdiri dari kain penutup dada serta lapisan kain yang
berfungsi sebagai stagen, ditambahkan pula acessories berupa
manik-manik, kalung, gelang dan perhiasan kepala yang terbuat
dari bahan berupa bulu burung enggang pada bagian kepala.

Gambar 1.4 baju adat dayak lelaki dan wanita

xiv

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suku dayak merupakan salah satu dari suku di indonesia yang
memiliki berbagai keanekaragaman budaya dan adat. Yang ikut
serta dalam mewarnai budaya indonesia.
3.2 Saran
Saran dari kami adalah untuk mendapatkan materi yang lebih
mengenai berbagai macam suku yang ada di indonesia sehingga
dapat menjelaskan atau menyusun makalah dengan lebih baik lagi
untuk ke depannya

xv

DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.

http://hengkikristiantoateng.blogspot.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Dayak
http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_Dayak
http://blogbisniskitayaa.blogspot.com/2012/09/tradisiupacara-adat-suku-dayak.html
http://fitinline.com/article/read/2-jenis-pakaian-adat-sukudayak-dari-kulit-kayu

xvi

Anda mungkin juga menyukai