Anda di halaman 1dari 13

Otomatisasi Tata Kelola Humas dan Keprotokolan

Bab III Khalayak Humas


Makalah
untuk memenuhi tugas pelajaran produktif

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Ketua :
Fira Gustiani Pamungkas
Anggota :
Asep Solehudin
Pina Perawati
Riska Fadhilah
Wawan Ramadhan
Kelas :
XI - OTKP 2

SMK BINA ESSA

KABUPATEN BANDUNG BARAT

Tahun Ajaran 2020/2021


Bab III Khalayak Humas

A. Definisi Khalayak

1. Pengertian Khalayak Humas

Khalayak artinya kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi, baik
secara internal maupun eksternal. Khalayak sering disebut dengan istilah public. Public disebut
juga stakeholders, yakni kumpulan dari orang-orang atau pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap perusahaan.

Unsur-unsur stakeholders, dalam hubungannya dengan khalayak humas adalah sebagai berikut.

a. Masyarakat luas

Masyarakat luas adalah masyarakat yang tidak ada batasannya bersifat luas / masyarakat dari
seluruh dunia. Masyarakat yang menjadi khalayak bagi perusahaan tentu berbeda dengan
khalayak organisasi lain. Contoh khlayak Pasar Swalayan tentu akan berbeda dengan khalayak
Rumah Sakit.

b. Calon pegawai

Adalah contohnya para pelamar kerja. Tidak akan adanya ketertarikan untuk melamar menjadi
anggota atau pegawai suatu organisasi apabila mereka tidak mengetahui apa yang dilakukan
oleh organisasi itu, serta sejauh mana potensinya sebagai majikan yang baik.

c. Pegawai atau anggota

Pegawai atau anggota suatu organisasi terdiri dari suatu orang yang bekerja pada atau
menunjang dalam suatu organisasi. Contoh pimpinan, staf administrasi, petugas gudang, dll.

d. Pemasok

pemasok adalah suatu individu, kelompok, atau perusahaan yang menyediakan kebutuhan
sumber daya bagi perusahaan seperti bahan baku, jasa atau tenaga kerja dalam memproduksi
barang atau jasa tertentu dalam mendukung keberhasilan suatu usaha atau bisnis. Pihak yang
memasok jasa-jasa, seperti air bersih dan energi sedangkan pihak yang memasok berbagai
macam bahan baku serta komponen produksi seperti bahan baku kayu untuk produksi kertas.

e. Masyarakat Keuangan

Masyarakat keuangan lebih mengartikan kepada bahwa masyarakat sangat berpengaruh bagi
keuangan perusahaan. Contoh apabila suatu perusahaan gagal memberi berbagai bentuk
informasi yang benar maka harga sahamnya dapat merosot secara tajam. Contoh masyarakat
keuangan adalah Bank.

f. Distributor

Distributor adalah pihak yang melakukan kegiatan distribusi, yaitu kegiatan yang
menghantarkan produk berupa barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

g. Konsumen dan Pemakai

Konsumen adalah orang yang menggunakan atau memakai barang atau jasa yang tersedia
dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk
hidup lain. Konsumen dan pemakai produk bukan hanya rumah tangga, melainkan juga
perusahaan pembeli dalam partai besar yang sering disebut "pemasok sekunder".

h. Pencipta atau pimpinan pendapat umum

Pencipta atau pimpinan pendapat umum pada dasarnya memiliki pengaruh. Karena saat
mereka mengatakan sesuatu itu baik atau buruk, masyarakat luas akan memercayai dan
mengikutinya.

2. Fungsi Khalayak Humas

a. Untuk melakukan berbagai bentuk identifikasi dari segmen khalayak atau kelompok. Lebih
tepatnya adalah dijadikan sebagai sasaran dari program kehumasan.

b. Untuk menciptakan berbagai bentuk skala prioritas, yang memiliki hubungan dengan adanya
keterbatasan berbagai bentuk anggaran dan sumber-sumber daya lainnya.

c. Untuk memilih media dan juga teknik humas yang sesuai dengan kebutuhan.

d. Untuk mempersiapkan pesan-pesan yang baik dan pas sehingga mudah diterima dengan
cepat.

3. Akibat tidak Ditetapkannya Khalayak Humas

a. Timbulnya pecah belah dari usaha dan dana yang dikarenakan terlalu luasnya khalayak
humas yang akan dituju.

b. Tidak dimengertinya pesan yang dikirim sebagaimana mestinya dikarenakan pesannya tidak
sesuai dengan karakteristik dari khalayak yang akan menerimanya.
c. Berbagai kegiatan yang dijadwalkan tidak akan berjalan dengan baik sehingga penggunaan
materi, peralatan, dan juga jam kerja menjadi tidak efektif.

d. Tidak tercapainya tujuan yang ingin dijangkau

e. Pihak manajemen (untuk humas internal) atau perusahaan klien (untuk humas eksternal)
tidak puas dengan hasil yang telah dicapai.

B. Macam-macam khalayak

1. Pengelompokkan khalayak humas

a. Publik Internal dan Publik Eksternal

Publik internal adalah publik yang berada di dalam perusahaan, seperti karyawan, satpam,
penerima telepon, manajer, para pemegang saham, dll. Sedangkan publik eksternal adalah
mereka yang berkepentingan terhadap perusahaan yang berada di luar perusahaan, seperti
penyalur, pemasok, bank, pemerintah, komunitas, dan pers.

b. Publik Primer, Sekunder, dan Marjinal

Perusahan perlu menyusun suatu kerangka prioritas elemen stakeholders. Yang paling penting
disebut publik primer, yang kurang penting disebut publik sekunder, dan yang dapat diabaikan
adalah publik marjinal. Urutan dan prioritas publik setiap perusahaan berbeda, sekalipun
industrinya sama. Urutan tersebut memungkinkan untuk berubah dari tahun ke tahun.

c. Publik Tradisional dan Publik Masa Depan

Publik tradisional yaitu Karyawan dan konsumen. sedangkan Publik Masa Depan yaitu
mahasiswa, peneliti, konsumen potensial, pejabat pemerintah (madya).

d. Proponents, Opponents, dan Uncommited

Di antara publik terdapat kelompok yang menentang perusahaan disebut opponents, yang
memihak disebut proponents, dan ada yang tidak peduli disebut uncommited. Perusahaan perlu
mengenal publik yang berbeda-beda ini agar dapat dengan jernih melihat permasalahan.

e. Silent Majority dan Vocal Minority

Dilihat dari aktivitas publik dalam mengajukan komplain atau mendukung perusahaan, dapat
dibedakan antara yang vocal (aktif) dan ada yang silent (pasif). Publik penulis di surat kabar
umumnya adalah the vocal minority, yaitu publik yang aktif menyuarakan pendapatnya, namun
jumlahnya tidak banyak. Sedangkan mayoritas pembaca adalah pasif sehingga tidak kelihatan
suara atau pendapatnya.

2. Khalayak Kehumasan (Public Relations) Eksternal

a. Hubungan Distributor-Dealer

Kebanyakan perusahaan besar memasarkan produknya melalui grosir dan pengecer (retailer)
yang mencakup publik. Perusahaan tidak dapat maju tanpa organisasi dealer yang berhasil.
Begitu pula seorang dealer tidak akan berhasil jika tidak menjual produk-produk yang dibuat
oleh perusahaan yang berhasil. Tujuan dari hubungan distributor-dealer , yaitu sebagai berikut :

1) Menentukan sikap para distributor dan dealer sebagai dasar kebijaksanaan, pelaksanaan dan
komunikasi hubungan dealer.

2) Menciptakan kesepahaman yang baik dengan para distributor dan dealer melalui penjelasan
kebijaksanaan dan pelaksanaan manajemen.

3) Memberikan kepercayaan kepada distributor dan dealer.

4) Membantu distributor dan dealer meningkatkan penjualannya.

5) Membantu distributor dan dealer dalam periklanan.

6) Mengawasi manajemen periklanan, efektivitas rencana program perusahaan sepanjang


berkenaan dengan hubungan para dealernya.

7) Menerima keluhan dealer tentang penjualan.

8) Membiasakan para pelaksana perusahaan menghadapi berbagai masalah dengan dealer,


berkaitan dengan kebijaksanaan dan hubungan perusahaan.

9) Mempertimbangkan gagasan, saran, keluhan, yang mungkin diajukan oleh para dealer.

10) Memeriksa penghentian persetujuan monopoli dealer dan memutuskan apakah


penghentian itu akan efektif.

11) Membantu distributor dan dealer mengembangkan metode manajemen

12) Membantu distributor dan dealer memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pemakai.

13) Mempergunakan kebijaksanaan distribusi yang disusun untuk mendapatkan itikad baik dan
loyalitas distributor dan dealer.
14) Memberikan pelayanan keuangan konsumen kepada para dealer yang tidak mampu
menjual volume barang yang maksimal kepada konsumen.

15) Merangsang distributor dan dealer agar tertarik dan tetap setia pada produk perusahaan
serta membentuk suatu kemitraan dagang.

b. Hubungan Pemasok

Ketergantungan para pengusaha kepada para pemasok (supplier) komponen produk meningkat
selama bahan dan proses yang semakin khusus menjadi terlihat dalam produksi-produksi teknis
yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan industri, militer, dan publik konsumen
meningkat. Dalam hal ini, kedudukan pemasok semakin bertambah penting. Tujuan dari
program hubungan dengan pemasok yaitu:

1) Membina kepentingan bersama antara pemasok dan pembeli

2) Menunjukkan kepada para pemasok bagaimana mereka dapat meningkatkan metode


diproduksinya sehingga meningkatkan pengembalian bersih mereka.

3) Menentukan apakah para pemasok memikirkan kebijaksanaan dan kebiasaan perusahaan.

4) Menjadikan perusahaan sebagai mitra yang baik, yang bekerja sama dengan sungguh-
sungguh dalam menyelesaikan masalah produksi dan persediaan.

5) Mempertahankan hubungan yang baik dengan para pemasok melalui perlakuan yang adil
dan terbuka.

6) Melengkapi materi dan saran guna mengembangkan hubungan pemasok dengan staf
penerimaan, pengawasan, akunting dan bagian lainnya yang bekerja dengan para pemasok.

c. Hubungan Komunitas

Komunitas adalah sekelompok orang yang hidup di tempat yang sama dan mempunyai
kebudayaan dan sejarah yang umumnya turun temurun. Orang hidup dalam komunitas dengan
lembaga-lembaganya yang membuat mereka saling bergantung satu sama lain. Tujuan
hubungan komunitas yaitu :

1) Memberi informasi kepada komunitas tentang kebijaksanaan, kegiatan, dan masalah


perusahaan.
2) Memberi informasi kepada para karyawan yang berhubungan dengan perusahaan mengenai
jalannya perusahaan dan mendorong karyawan menyampaikan kepada temannya dan
tetangganya dalam komunitas.

3) Menjawab kritik dan membantah serangan dari tekanan kelompok setempat yang salah
paham mengenai perusahaan.

4) Menjadikan perusahaan sebagai faktor penting dalam kehidupan komunitas melalui bantuan
kepada lembaga-lembaga setempat dan masalah lingkungan.

5) Mengetahui apakah komunitas memikirkan dan membicarakan perusahaan beserta


kebijaksanaan dan operasionalisasinya.

6) Meningkatkan kesejahteraan komunitas dengan meningkatkan potensi setempat.

7) Membina kepemimpinan kebudayaan dengan menggalakan apresiasi yang lebih besar dalam
seni, musik, dan drama.

8) Membantu peternakan atau pertanian.

9) Meningkatkan kesehatan komunitas.

10) Mendukung kegiatan olahraga dan rekreasi.

11) Menyumbang kepada program pemberantasan kenakalan remaja di dalam komunitas.

12) Meningkatkan pengertian yang lebih baik tentang masalah politik dan ekonomi.

13) Bekerja sama dengan perusahaan dalam meningkatkan pengertian sistem bisnis dan
ekonomi.

14) Menunjukkan kepada komunitas bahwa suatu perusahaan merupakan warga dan majikan
yang baik.

15) Meyakinkan bahwa sebuah pabrik lokal bukan hanya cabang perusahaan besar, melainkan
sebuah bisnis lokal yang memenuhi kepentingan dan kewajibannya di tempat operasinya
perusahaan itu.

16) Menjaga hubungan yang harmonis dengan para pemuka komunitas dalam semangat
kebersamaan yang tinggi.

17) Menciptkan iklim bisnis yang menghasilkan kegiatan yang efisien dan ekonomis, serta
perusahaan sebagai tempat yang baik untuk bekerja di mata calon karyawannya.

d. Hubungan Pemerintah
Suatu perkembangan penting dalam humas adalah terjadinya hubungan yang lebih erat antara
perusahaan, asosiasi dan perserikatan dengan pemerintah, serta semakin meluasnya
keterlibatan lembaga-lembaga swasta dalam permasalahan masyarakat (selama ini
permasalahan masyarakat lebih banyak ditangani pemerintah). Kepentingan bisnis dan
pemerintah menjadi satu serta saling menguntungkan, dan kalangan bisnis tidak menganggap
lagi pemerintah sebagai lawan, tapi sebagai mitra kerja.

Hampir setiap jalannya bisnis dipengaruhi oleh pemerintah, yang menetapkan dan
memaksakan peraturan untuk mengatur bisnis dan menentukan iklim dimana bisnis harus
berfungsi. Untuk melindungi kepentingan bisnis dan melayani kepentingan umum, para
perwakilan bisnis harus melayani kepentingan umum. Para perwakilan bisnis harus turut dalam
penyusunan peraturan dan mengambil bagian dalam penetuan iklim politik. Mereka harus
mempunyai suara pada saat undang-undang itu dibuat dan berperan dalam menentukan
kebijaksanaan fiskal serta perpajakan pemerintah secara langsung maupun dengan kerja sama,
melalui program hubungan pemerintah yang konstruktif.

Terdapat suatu peningkatan pengenalan atas bagian eksekutif bisnis mengenai pentingnya
mengembangkan suatu kerja sama yang efektif dengan pemerintah. Pendekatan ini
menyarankan agar sebagai mitra, pemerintah dan bisnis mempunyai tujuan dasar yang sama,
dan agar masing-masing menghadapi perbedaan tetapi tetap mempertahankan pandangan
yang konstruktif, baik pemerintah maupun bisnis menjadi bagian dari pemecahan
permasalahan.

Kerja sama bisnis pemerintah terancam oleh biaya tak terduga dimana pemerintah tidak
mendorong perusahaan bebas dan menghancurkan bisnis melalui peraturan dan undang-
undang diskriminasi dan perpajakan yang mencekik. Yang sama merusaknya adalah tuntutan
dari pejabat pemerintah tertentu bahwa para pemimpin bisnis menentang sebagian besar
undang-undang yang diajukan tanpa memberikan suatu alternatif. Mereka tidak memikirkan
permasalahan nasional dan kepentingan sosial teteapi mereka hanya mencari keuntungan dan
menyenangkan para pemegang saham.

e. Hubungan dengan Pers

Hubungan pers (pers relation) adalah usaha untuk mencapai publikasi penyiaran yang maksimal
atas suatu pesan atau informasi humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan
pemahaman bagi khalayak dari organisasi atau peusahaan yang bersangkutan.

1) Cara menciptakan hubungan pers yang baik


Selain memasok berbagai materi yang layak diterbitkan, semua praktisi humas juga perlu
memahami bagaimana surat kabar atau majalah itu diterbitkan serta bagaimana pula caranya
memproduksi program siaran radio dan televisi. Sebagian pengetahuan tersebut dapat
dipelajari hanya dengan mengamatinya. Untuk itu, adakanlah kunjungan ke sejumlah
penerbitan, stasiun radio dan studio televisi. Kadang-kadang humas dapat memahami suatu
media hanya dengan menelepon orang orang yang terkait dan mengajukan berbagai
pertanyaan yang relevan kepadanya, seperti kapan naskah humas harus sudah diserahkan ke
meja redaksi. Ini merupakan bagian dari tugas praktisi humas, yakni berusaha untuk
mengetahui segala sesuatunya selengkap mungkin kalau ia tidak mengetahui tenggang atau
saat terakhir penyerahan naskah, maka suatu saat ia mungkin akan menyodorkan naskah ke
redaksi setelah majalah atau surat kabarnya dicetak.

2) Hal-hal pokok perihal pers

a) Kebijakan editorial

Hal ini merupakan pandangan dasar dari suatu media yang dengan sendirinya akan melandasi
pemilihan subjek-subjek yang akan dicetak atau yang akan diterbitkan. Misalnya, ada koran
yang senantiasa memuat ulasan khusus secara singkat ,mengenai berbagai macam transaksi
bisnis yang terjadi setiap hari.

b) Frekuensi penerbitan

Setiap terbitan punya frekuensi penerbiatan yang berbeda-beda , bisa beberapa kali dalam
sehari, harian, dua kali seminggu, mingguan, bulanan, atau bahkan tahunan. Jumlah edisi yang
diterbitkan dalam satu kali penerbitan juga perlu diketahui oleh para praktisi humas.

c) Tanggal penerbitan

Kapan tanggal dan saat terakhir sebuah naskah harus diserahkan ke redaksi untuk penerbitan
yang akan datang? Tanggal penerbitan dari satu media ditentukan oleh frekuensi dan proses
percetakannya.

d) Proses percetakan

Suatu media dapat dicetak secara biasa, teknik fotografis, litografi, atau flexografi.

e) Daerah sirkulasi

Jangkauan sirkulasi dapat berskala lokal, khusus di daerah pedesaan, pertokoan, berskala
nasional ataukah bahkan berskala internasional.

f) Jangkauan pembaca
Berapa dan siapa saja yang membaca jurnal atau media yang bersangkutan? Seorang prakisi
humas juga dituntut untuk mengetahui kelompok usia, jenis kelamin, status sosial, minat
khusus, kebangsaan, etnik, agama, hingga ke orientasi politik dari suatu khalayak pembaca
suatu media.

g) Metode distribusi

Praktisi humas perlu mengetahui metode-metode distribusi dari suatu media, apakah itu
melalui toko buku, dijajakan secara langsung dari pintu ke pintu, lewat pos, atau sistem
langganan atau secara terkontrol.

3) Tugas praktisi humas dalam hubungannya dengan pers

Tanggung jawab yang utama dari seorang praktisi humas tertuju kepada perusahan induk
(untuk departemen humas internal) atau perusahan kliennya (untuk konsultasi humas
ekternal), selama hal itu tidak bertentangan dengan kode etik kehumasan, segala peraturan
hukum yang berlaku dan kepentingan umum.

Tugas pokok seorang praktisi humas adalah menjalankan program-program humas yang telah
direncanakan serta disetujui sebelumnya, dengan tujuan memaksimalkan pengetahuan dan
pemahaman khalayak atas produk, serta keseluruhan atau aspek-aspek lainnya dari organisasi
atau perusahaan induk dan atau klien.

f. Hubungan dengan Konsumen

Selain untuk memperoleh citra perusahaan yang baik dimata publiknya, praktik humas juga
dilakukan untuk memperoleh citra produk dari konsumennya, yang terdiri atas laki-laki, wanita,
dan anak-anak yang membentuk suatu masyarakat atau komunitas konsumen. Konsumen itu
sendiri yang menentukan suatu keberhasilan atau kegagalan setiap industri dan perusahaan.
Sasaran utama bisnis sebaiknya merencanakan kegiatan dengan konsumen yang jelas, dan
perusahaan benar-benar mengganggap bahwa mereka yang membutuhkan konsumen bukan
sebaliknya. Istilah lainnya, perusahaan harus bersikap dan berperilaku memjemput bola, bukan
menunggu bola. Konsumen yang ekstrem dianggap sebagai penekan bisnis dan seringkali
disebut suatu keretakan dalam reformasi sosial. Timbul suatu tuntutan akan hak-hak konsumen
dalam setiap hubungan bisnis, keamanan produk, kejujuran dalam iklan, dan jaminan penuh,
semuanya dengan dukungan pemerintah. Pengembangan hubungan konsumen yang lebih baik
dan sangat luas merupakan satu tugas penting perusahan besar. Tujuan hubungan konsumen
yaitu sebagai berikut :
1) Menetukan apakah para konsumen memikirkan dan membicarakan kebijaksanaan, tindakan,
produk, atau pelayanan perusahaan.

2) Memahami apakah semua pernyataan yang dibuat untuk para konsumen mengenai harga,
nilai, pelayanan dan kualitas berdasarkan kenyataan yang tidak dibuat-buat.

3) Meningkatkan pelayanan konsumen dengan penanganan yang lebih memuaskan atas dasar
keluhan, dengan analisis keluhan untuk mengetahui penyebabnya, dan dengan memperbaiki
kekurangan dalam operasi, prosedur, atau kebijaksanaan untuk mencegah timbulnya keluhan-
keluhan tersebut

4) Memperoleh penerimaan tentang produk dan pelayanan suatu perusahaan oleh publik
pemakai.

5) Membidik para karyawan guna memberikan pelayanan yang cepat, tepat, sopan, pribadi dan
ramah kepada konsumen.

6) Menyebarluaskan informasi kepada publik pemakai tentang produk, pelayanan,


kebijaksanaan, dan praktik perusahaan.

7) Menjawab pertanyaan konsumen yang berhubungan dengan perusahaan, produk,


pelayanan, dan manfaatnya.

8) Menghasilkan produk atau pelayanan yang lebih memuaskan kepada konsumen melalui
penelitian dan pemahaman produk.

9) Memberi nama produk dengan istilah yang bisa dipahami sehingga konsumen dapat
mengetahui mutu dan sifat-sifat produk, membuat tingkatan atau standar mutu produk untuk
membantu konsumen memilih dan memanfaatkan produk tersebut.

10) Menetapkan harga serendah mungkin sesuai dengan mutu melalui peniadaan limbah
produksi, distribusi, dan meneruskannya kepada konsumen penghematan atau efiseiensi yang
lebih besar.

11) Bekerja sama dengan kelompok konsumen untuk memberikan informasi dan mendidik
konsumen mengenai pengetahuan mutu dan untuk memenuhi kebutuhannya.

12) Memelihara dan meningkatkan hubungan dengan para guru ekonomi rumah tangga, agen
perabot rumah tangga, dan toko makanan.

13) Mempersiapkan dan menyebarluaskan petunjuk, konsep, resep, dan buku-buku tentang
penggunaan produk sehingga konsumen akan memperoleh kepuasan maksimal dalam
pemakaian produk.
4. Strategi Membangun Hubungan Khalayak Eksternal

Hubungan dengan publik di luar perusahaan merupakan keharusan yang mutlak. Karena
perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa bekerja sama dengan perusahaan yang lain.
Karena itu perusahaan harus menciptakan hubungan yang harmonis dengan publik-publik
khususnya dan masyarakat umumnya.

Salah satunya dengan melakukan komunikasi dengan publik eksternal secara informatif dan
persuasif. Informasi yang disampaikan hendaknya jujur, teliti dan sempurna berdasarkan fakta
yang sebenarnya. Secara persuasif, komunikasi dapat dilakukan atas dasar membangkitkan
perhatian komunikan (publik) sehingga timbul rasa tertarik.

Masalah yang perlu dipecahkan dalam kegiatan eksternal humas meliputi bagaimana
memperluas pasar bagi produksinya, memperkenalkan produknya kepada masyarakat,
mendapatkan penghargaan dan penerimaan dari masyarakat, memelihara hubungan baik
dengan pemerintah, memelihara hubungan baik dengan publik terhadap perusahaan,
memelihara hubungan baik dengan pers dan para opinion leader, memelihara hubungan baik
dengan publik dan para pemasok yang berhubungan dengan operasional perusahaan dan
mencapai rasa simpatik dan kepercayaan dari publik dalam masyarakat.

Tindakan-tindakan yang harus dilakukan external public relations seperti berikut.

a. Menganalisa dan menilai sikap dan opini publik yang menanggapi kebijaksanaan pimpinan
perusahaan dalam menggerakan pegawainya dan menerapkan metodenya.

b. Mengadakan koreksi dan saran kepada pimpinan perusahaan, terutama kegiatan yang
mendapat sorotan atau kritikan publik.

c. Mempersiapkan bahan-bahan penerangan dan penjelasan yang jujur dan objektif agar publik
tetap memperoleh kejelasan tentang segala aktivitas dan perkembangan perusahaan.

d. Ikut membantu pimpinan dalam hal menyusun atau memperbaiki formasi staf ke arah yang
efektif

e. Mengadakan penyelidikan atau penelitian tentang kebutuhan, kepentingan, dan selera publik
akan barang-barang yang dihasilkan perusahaan.

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu strategi membangun hubungan
dengan khalayak eksternal, dengan adanya program ini, sebuah perusahaan berperan sebagai
wujud tanggung jawab dan kepedulian sosial. Namun, perlu disadari bahwa CSR bukan semata
program sosial yang menjadikan perusahaan sebagai sebuah “lembaga amal” ataupun “bagian
dari departemen sosial milik pemerintah”.
Sehingga CSR memiliki dua sisi mata uang. Disatu sisi sebagai program dari kepedulian sosial,
sedangkan disatu sisi memiliki tujuan untuk mencari keuntungan atau laba. Program CSR yaitu
suatu pemberian program yang mempunyai manfaat jangka panjang yang sekaligus dikelola
dengan melibatkan masyarakat dan juga stakeholder lain yang terkait secara
berkesinambungan. Program jangka panjang ini memiliki dampak positif untuk kemajuan
masyarakat dan juga relasi antara masyarakat dengan perusahaan yang jika memungkinkan
mampu menciptakan suatu hubungan psikologis seumur hidup.

Program CSR ini dapat dikelola dengan cara mengikutsertakan masyarakat dan juga turut
mengedepankan kemandirian masyarakat untuk mengurusi keberlanjutan dari program
tersebut. Peran perusahaan disini sebagai pendamping masyarakat yang mampu menjembatani
komunikasi antara perusahaan dengan masyarakat atau sebaliknya.

Dalam pengelolaan program CSR yang berbasis masyarakat ini jangan sampai
mencampuradukan antara program dari CSR dengan program lain dari perusahaan yang
bertujuan untuk mendongkrak penjualan dan meningkatkan keuntungan.

Pada dasarnya akan lebih bijak dan akan sangat menguntungkan bagi perusahaan saat
masyarakat yang menjadi target dari program CSR nantinya akan menjadi humas bagi produk-
produk atau kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Sehingga, perusahaan akan
mendapatkan suatu keuntungan dengan memiliki tenaga dan sumber daya yang mampu untuk
tumbuh dan berkembang dari masyarakat yang notebenenya adalah bagian dari target
pemasaran produk-produk yang dihasilkan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai