Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH KERAGAMAN BUDAYA

SUKU MINANG

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1.RIFQY ANDRIASYAH 5.NURFATEHA
2.RAFAEL RAMADHONI 6.NURIZKI LUNA ANGGINA SRG
3.M.ARIF 7. RIKA AURILIA
4.MIRZA ATIKA NIYAZ
MTSN 3 ROKAN HULU
2023
Suku Minang atau minang kabau merupakan suku mayoritas di wilayah Sumatera
Barat.Orang Minang memiliki tradisi dan ciri khas yang lestari hingga kini.Salah satu ciri khas
suku minang yaitu,mayoritas muslim.Di Sumatera Barat, lebih dari 95% masyarakatnya
menganut agama islam.Agama Islam di sumbar juga di ikuti oleh adat dan budaya .Hal ini
terlihat banyaknya upacara adat yang mengandung unsur keagamaan,mulai dari upacara
pernikahan serta perayaan lainya.

A.RUMAH ADAT

Rumah Adat Suku Minang atau


Minang kabau adalah Rumah Gadang yang
merupakan rumah tradisional dan banyak
di jumpai di Sumatera Barat,Indonesia.
Rumah ini juga disebutdengan nama lain
oleh masyarakat setempat dengan nama
Rumah Bagonjong atau ada juga yang
menyebut dengan nama Rumah
Baanjuang.

Secara garis besar, rumah gadang


dibagi menjadi dua kelompok yakni Rumah Gadang Koto Piliang dan Rumah Gadang Bodi
Caniago. Rumah Gadang Koto Piliang dikenal memiliki anjungan (Baanjuang) dan serambi
(Surambi).

Sedangkan Rumah Gadang Bodi Caniago tidak memiliki anjungan dan lantai rumah
sehingga tampak rata. Sementara itu, berdasarkan tipe bangunannya, rumah gadang
dikelompokkan menjadi delapan, yakni: Rumah Gadang Bagonjong Dua,Rumah Gadang
Bagonjong Empat, Rumah Gadang Bagonjong Lima, Rumah Gadang Bagonjong Enam,
Rumah Gadang Bagonjong Delapan, Rumah Gadang Panjang, Bangunan Istana, Bangunan
Gadang
Setiap jenis rumah adat di Indonesia tentu memiliki ciri khas tersendiri yang
membedakannya. Merujuk buku "Rumah Adat di Indonesia" oleh D.C. Tyas, ada 6 ciri-ciri
rumah adat Sumatera Barat.
1. Badan rumah gadang berbentuk segi empat memanjang dan membesar ke atas seperti
trapesium terbalik. Tujuannya agar bagian dalam rumah tidak basah saat terkena air hujan.

1
2. Atap rumah gadang berbentuk gonjong (tonjolan) sebanyak 2-7 buah yang melengkung
tajam seperti tanduk kerbau. Selain bentuknya yang menjadi simbol kebesaran
Minangkabau, jumlah gonjong menunjukkan status/kekayaan dan jumlah ruang di dalam
bangunan rumah.
3. Bentuk rumah gadang berkolong agar terhindar dari serangan binatang buas.
4.Sisi rumah gadang melengkung ke dalam sedangkan bagian tengahnya rendah seperti
perahu.
5. Rumah gadang memanjang dari utara ke selatan untuk melindungi penghuninya dari
sinar matahari dan hembusan angin secara langsung.
6. Menjaga dan mempertahankan sistem budaya matrilineal.
rumah gadang memiliki fungsi adat dan fungsi keseharian. Fungsi rumah gadang
dalam adat yakni sebagai rumah utama sekelompok masyarakat Minangkabau.
Di samping itu, rumah gadang digunakan menjadi tempat untuk melangsungkan
acara-acara adat atau kegiatan-kegiatan adat, seperti Turun Mandi, Khitan, Perkawinan,
Batagak Gala (Pengangkatan Datuak), dan Kematian.Dalam keseharian, rumah gadang
dihuni oleh keluarga besar yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak perempuan dengan aktivitas
sehari-hari. Fungsi tersebut lebih dominan berlangsung sebagaimana lazimnya rumah
tinggal bagi masyarakat umum.

B.PAKAIAN ADAT
Minangkabau memiliki ragam pakaian adat
yang beraneka jenisnya. Selain jenis dan bentuknya
yang bermacam-macam, pakaian adat Minangkabau
juga sarat akan makna. Salah satu ciri khas pakaian
Minangkabau adalah penutup kepala yang berbentuk
seperti segitiga meruncing. Bentuk penutup kepala ini
terlihat seperti atap rumah gadang atau tanduk
kerbau. Bentuk tanduk kerbau inilah yang memang
menjadi ciri khas dari suku Minangkabau.

2
Jenis pakaian dengan penutup kepala khas ini disebut sebagai pakaian Limpapeh
Rumah Nan Gadang atau Bundo Kanduang. Pakaian dengan penutup kepala khas ini hanya
dikenakan oleh para wanita yang sudah menikah.

Jenis Pakaian Adat Minangkabau

1.Pakaian Adat Minangkabau Untuk Wanita

Pakaian adat ini bernama Limpapeh Rumah Nan Gadang atau disebut juga pakaian
Bundo Kanduang. Pakaian adat ini merupakan lambang kebesaran bagi para perempuan
yang sudah menjadi istri. Pakaian Bundo Kanduang ini memiliki makna mengenai
pentingnya peran seorang ibu dalam mengatur keharmonisan dan kerukunan keluarga.

Pakaian Bundo Kanduang ini memiliki desain yang berbeda pada setiap sub suku
Minangkabau. Selain itu, pakaian dengan topi khas ini memiliki sejumlah perlengkapan,
yaitu:
- Tingkuluak (tengkuluk) : penutup kepala berbentuk menyerupai kepala kerbau atau atap
rumah gadang

- Baju batabue : baju kurung (naju) yang dihiasi dengan taburan pernik benang emas. Bajau
batabue ini memiliki empat varian warna, yaitu merah, hitam, biru dan lembayung. Pada
tepi lengan dan leher terdapat hiasan disebut minse yang merupakan sulaman sebagai
simbol bahwa seorang perempuan Minang harus taat pada aturan adat yang berlaku.

- Lambak atau sarung : bawahan sebagai pelengkap Baju Batabue. Jenisnya ada yang
berupa songket dan berikat

- Salempang : selendang terbuat dari kain songket dan diletakkan di pundak wanita.
Salempang ini menyimbolkan welas asih pada anak dan cucu, serta simbol kewaspadaan
dalam berbagai kondisi

- Perhiasan : beragam aksesoris yang melengkapi pakaian adat seperti galang (gelang),
dukuah (kalung), serta cincin. Dukuah menyimbolkan bahwa seorang perempuan harus
mengerjakan berbagai hal dengan dasar kebenaran.

2.Pakaian Adat Minangkabau Untuk Pria

3
Pakaian adat Minangkabau untuk pria bernama penghulu. Pakaian ini hanya
digunakan oleh para tetua adat atau orang-orang yang memang berhak memakai pakaian
adat itu.

Pakaian adat ini terdiri dari beberapa perlengkapan, di antaranya adalah:

- Deta atau destar : penutup kepala terbuat dari kain berwarna hitam gelap. Cara
memakainya dengan dililitkan agar membentuk kerutan. Kerutan ini melambangkan bahwa
seorang tetua ketika memutuskan sebuah perkara harus mengerutkan dahinya terlebih
dahulu agar bisa mempertimbangkan segala sesuatunya dengan adil.
Deta dibagi menjadi : * Deta Raja untuk Raja * Deta Gadang * Deta Saluak Batimbo untuk
penghulu * Deta Ameh * Deta Ciliang Manurun
- Baju : penghulu biasanya mengenakan baju berwarna hitam. Baju penghulu terbuat dari
kain beludru. Hitam melambangkan kepemimpinan yang tetap setia dan tetap pada
pendiriannya, walaupun ada hal-hal lain yang menggodanya
- Sarawa : celana penghulu berwarna hitam. Ukurannya besar pada betis dan paha. Ukuran
ini menyimbolkan seorang pemimpin yang memiliki jiwa besar terutama saat melaksanakan
tugas sebagai pemimpin serta saat mengambil keputusan
- Sasampiang : selendang merah berhias benang makau berwarna warni. Selendang ini
diletakkan di bahu si laki-laki. Merah melambangkan keberanian, dan hiasan benang
melambangkan ilmu dan kebijaksanaan.
- Cawek atau ikat pinggang : cawek berbahan sutra untuk menguatkan ikat celana sarawa
yang longgar. Sutra melambangkan seorang penghulu harus cakap dan lembut saat
memimpin.
- Sandang : kain merah yang diikatkan di pinggang. Kain merah ini melambangkan seorang
penghulu harus tunduk pada hukum adat yang ada
- Keris dan tongkat : keris diselipkan di pinggan dan tongkat berguna untuk petunjuk jalan.
Keris dan tongkat melambangkan kepemimpinan adalah amanah dan tanggung jawab
besar.

4
C.TARIAN ADAT

Tari piring (bahasa Minang: tari


piriang) adalah tarian tradisional
Minangkabau yang menampilkan atraksi
menggunakan piring. Para penari
mengayunkan piring di tangan
mengikuti gerakan-gerakan cepat yang
teratur, tanpa satu pun piring terlepas
dari tangan. Gerakannya diambil dari
langkah dalam silat Minangkabau atau
silek. Tari ini dipopulerkan oleh Huriah
Adam.Saat ini, tari piring dipertunjukkan
untuk penyambutan tamu terhormat atau pembukaan upacara adat. Bersama dengan tari
saman,pendet, dan jaipong, tari ini menjadi tarian populer Indonesia yang kerap ditampilkan
di ajang promosi pariwisata dan kebudayaan Indonesia.

Secara tradisional, tari ini berasal dari Solok, Sumatra Barat. Menurut legenda, tari ini
awalnya merupakan ritual ucapan rasa syukur masyarakat setempat kepada dewa-dewa
setelah mendapatkan hasil panen yang melimpah ruah. Ritual dilakukan dengan membawa
sesaji dalam bentuk makanan yang diletakkan di dalam piring sembari melangkah dengan
gerakan yang dinamis. Setelah masuknya agama Islam ke Minangkabau, tari piring tidak lagi
digunakan sebagai ritual ucapan rasa syukur kepada dewa-dewa. Akan tetapi, tari tersebut
digunakan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat banyak yang ditampilkan pada acara-
acara keramaian.

Gerakan tari piring pada umumnya adalah meletakkan dua piring di atas dua telapak
tangan. Penari mengayunkan piring dalam gerakan-gerakan yang cepat, diselingi dengan
mendentingkan piring atau dua cincin di jari penari terhadap piring yang dibawanya. Pada
akhir tarian, biasanya piring-piring yang dibawakan oleh para penari dilemparkan ke lantai
dan para penari akan menari di atas pecahan-pecahan piring.

Jumlah penari tari piring biasanya berjumlah ganjil yang terdiri dari tiga sampai tujuh
orang. Para penari mengenakan pakian berwarna cerah dengan nuansa warna merah dan
kuning keemasan serta tutup kepala.Tarian ini diiringi oleh kombinasi alat musik
talempong dan saluang. Tempo alunan musik awalnya lembut dan teratur, kemudian lama-
kelamaan berubah menjadi lebih cepat.

5
D.ALAT MUSIK DAN LAGU

Alat musik tradisional


Minangkabau biasa juga disebut
dengan Karawitan. Alat musiknya pun
bisa dikelompokkan menjadi empat
macam, mulai dari alat musik yang
dipukul, alat musik yang dipetik, alat
musik yang ditiup, dan alat musik
yang digesek.

JENIS ALAT MUSIK

1.TALEMPONG

Salah satu alat musik tradisional minangkabau adalah talempong. Alat musik pukul
ini terbuat dari kuningan, berbentuk bulat dengan bagian bawah berlubang dan pada bagian
atasnya ada sedikit tonjolan.

2.SALUANG

Saluang termasuk alat musik tiup. Alat musik tradisional minangkabau ini terbuang
dari ‘talang’ yang merupakan sejenis bambu tapi lebih tipis. Alat musik tradsiional
minangkabau yang satu ini memiliki panjang 40-60 sentimeter dengan 4 buah lubang
dengan diameter masing-masing lubang 3-4 sentimeter. Untuk memainkan Saluang tidaklah
mudah, dibutuhkan teknik khusus yang dinamakan dengan ‘manyisiahan angok’
(menyisakan nafas). Dengan teknik ini pemain saluang bisa meniup saluang dari awal
sampai akhir lagu tanpa nafas yang terputus.

3.RABAB

Rabab adalah alat musik tradisional minangkabau yang mirip dengan biola.
Dikatakan mirip karena dari segi bentuk memang hampir sama dan cara memainkannya
pun sama yaitu dengan digesek. Rabab selain menjadi alat musik juga menjadi kesenian
tersendiri. Kesenian rabab biasanya berbentuk cerita atau dendang dengan diiringi alat
musik rabab tadi. Dua aliran rabab yang cukup terkenal adalah Rabab Pasisia dan Rabab
Pariaman.

6
4.BANSI

Bansi adalah salah satu alat musik tiup tradisional minangkabau. Bansi memiliki 7
lubang, mirip dengan rekorder, bentuknya pendek, biasanya berukuran 33-36 sentimeter.

5.Serunai

Konon kata Sarunai berasal dari kata Shehnai yaitu alat musik yang berasal dari
India. Sarunai terbuat dari dua potong bambu yang tidak sama besar, potongan yang kecil
dapat masuk ke potongan yang lebih besar, dengan fungsi sebagai penghasil nada.

6.GANDANG TABUIK

Gandang tabuik terbuat dari tiga jenis bahan yakni kayu, rotan, atau bambu.
Tabuik biasanya digunakan dalam mengiringi upacara besar atau Upacara Tabuik setiap
tanggal 10 Muharram dalam kalender Islam.

Lagu daerah adalah lagu yang berasal dari daerah tertentu dengan ide
penciptaan berdasarkan atas budaya dan adat istiadat suatu daerah tertentu. Didalam lagu
tersebut terkandung suatu makna, pesan untuk masyarakat serta suasana/keadaan
masyarakat setempat, dan bahasa yang digunakan adalah bahasa daerah setempat.

Banyak lagu daerah yang berasal dari minang tepat nya sumatera barat,seperti
ayam den lapeh,kampuang nan jauah di mato dan masih banyak lagi.

E.SENJATA

Senjata tradisional adalah salah satu produk kebudayaan yang sering kali
menandakan suatu fungsi sosial. Selain dapat digunakan untuk berlindung dari serangan
musuh, senjata tradisional juga biasanya digunakan untuk kegiatan seperti berladang,
berburu, hingga untuk keperluan upacara adat.

7
Salah satunya ialah Karambit. Senjata
Kerambit sendiri berasal dari Minangkabau dan
kemudian disebarkan oleh perantau
Minangkabau ke berbagai daerah seperti Jawa
di Semenanjung Malaya. Bentuk senjata
tradisional dari Kerambit sangat unik karena
terinspirasi oleh banyak kuku harimau yang
banyak berkeliaran di hutan Sumatera.

F.MAKANAN

Makanan khas daerah adalah makanan yang biasa dikonsumsi di suatu daerah dan
cocok dengan lidah masyarakat setempat. Cita rasa yang dimiliki berbeda antara suatu
daerah dengan yang lainnya (Halomuda, 2016). Makanan- makanan tersebut adalah salah
satu kekayaan budaya daerah masing-masing.

Rendang adalah masakan daging yang


berasal dari Minangkabau Sumatra Barat
Indonesia. Proses memasak rendang dengan suhu
rendah dalam waktu lama, menggunakan santan
dan aneka rempah-rempah khas indonesia yang
sedikit pedas sehingga menambah ke khas an dan
kelezatannya.

Kebaragaman budaya adalah keunikan yang beragamsukubangsa yang ada di


dunia, termasuk Indonesia. Keragaman budaya diartikan sebagai kondisi masyarakat dari
berbagai macam suku bangsa, budaya, dan bahasa yang memberikan banyak manfaat bagi
bangsanya.

Anda mungkin juga menyukai