Anda di halaman 1dari 28

TAMAN TOGA

DHARMAYUKTI KARINI CAB. SIDOARJO

DHARMAYUKTI KARINI
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala Puja dan Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah
Tuhan YME atas berkah dan Rahmat-Nyalah sehingga kami Pengurus Cabang
Dharmayukti Karini Kabupaten Sidoarjo dapat menyusun laporan Kegiatan budidaya
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) yang telah dilaksanakan selama bulan Juni – Agustus
2020.
Terima Kasih tak lupa kami sampaikan kepada semua Pengurus atas
kerjasamanya dalam proses penyelesaian laporan Kegiatan ini, sehingga semua dapat
rampung dan selesai sesuai harapan.
Kami menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat kekurangan karena
keterbatasan kami sebagai manusia biasa, sehingga dengan tangan terbuka kritikan dan
saran yang sifatnya membangun akan kami terima untuk kesempurnaan laporan
berikutnya. Semoga laporan Kegiatan ini dapat menjadi bahan acuan untuk pelaporan
selanjutnya.

Sidoarjo, 7 September 2020


PENGURUS CABANG ·
Dharmayukti Karini Kabupaten Sidaorjo
Taman TOGA Dharmayukti Karini Cab. Sidoarjo

Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah tanaman hasil budi daya rumahan yang
berkhasiat sebagai obat, dimanfaatkan dalam upaya peningkatan kesehatan baik
dalam upaya preventif, promotif maupun kuratif. Bagian dari tumbuhan yang dapat
dimanfaatkan sebagai obat adalah bagian daun, kulit batang, buah, biji dan akarnya.
Umumnya TOGA dimanfaatkan sebagai minuman kebugaran, ramuan untuk
gangguan kesehatan ringan berdasarkan gejala, ramuan khusus untuk lansia,
memelihara kesehatan ibu, meningkatkan gizi anak.
Gaya hidup kembali ke alam, saat ini semakin meningkat, seiring dengan
kesadaran masyararakat terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh bahan bahan kimia,
baik yang terkandung dalam makanan ataupun obat-obatan. Dampak dari itu
penggunaan obat-obat tradisional sudah kembali membudaya di Indonesia.
Indonesia sangat kaya akan keanekaragaman hayati, diantaranya berupa ratusan
jenis tumbuhan/tanaman obat. Tumbuhan tersebut banyak dimanfaatkan selain
untuk penyembuhan dan pencegahan penyakit, juga untuk peningkatan daya tahan
tubuh, serta pengembalian kesegaran yang pada akhirnya meningkatkan kesehatan
masyarakat.
Berdasarkan latar belakang masalah maka kami pengurus Dharmayukti Karini
cabang Sidoarjo melakukan kegiatan budidaya tanaman obat keluarga di wilayah
kerja PN Sidoarjo. Kegiatan ini akan mendukung program kesehatan Nasional di
Indonesia.
BERIKUT INI ADALAH TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA):
1. Pandan

Pandan wangi (atau biasa disebut pandan saja) adalah jenis tumbuhan monokotil
dari famili Pandanaceae yang memiliki daun beraroma wangi yang khas. Daunnya
merupakan komponen penting dalam tradisi masakan Indonesia dan negara-negara
Asia Tenggara lainnya.
Tumbuhan ini mudah dijumpai di pekarangan atau tumbuh liar di tepi-tepi selokan
yang teduh. Akarnya besar dan memiliki akar tunggang yang menopang tumbuhan
ini bila telah cukup besar. Daunnya memanjang seperti daun palem dan tersusun
secara roset yang rapat, panjangnya dapat mencapai 60cm. Beberapa varietas
memiliki tepi daun yang bergerigi.
Daun tumbuhan merupakan komponen cukup penting dalam tradisi boga Indonesia
dan negara-negara Asia Tenggara lainnya sebagai pewangi makanan karena aroma
yang dihasilkannya. Daun pandan biasa dipakai dalam pembuatan kue atau masakan
lain seperti kolak dan bubur kacang hijau. Sewaktu menanak nasi, daun pandan juga
kerap diletakkan di sela-sela nasi dengan maksud supaya nasi menjadi beraroma
harum.
Aroma harum yang khas ini terasa kuat ketika daunnya masih cukup segar atau agak
kering. Selain sebagai pengharum kue, daun pandan juga dipakai sebagai sumber
warna hijau bagi makanan (selain daun suji), sebagai komponen hiasan penyajian
makanan, dan juga sebagai bagian dalam rangkaian bunga di pesta perkawinan
(dironce) untuk mengharumkan ruangan.
Daun pandan banyak sekali digunakan terutama dalam membuat kue-kue tradisional
Indonesia atau asia
2. Binahong atau piahong

Binahong[1] atau piahong (Anredera cordifolia) (bahasa Inggris: Heartleaf


maderavine madevine) adalah tanaman obat yang tumbuh di dataran rendah maupun
dataran tinggi dan mempunyai banyak khasiat dalam meyembuhkan berbagai macam
penyakit ringan maupun berat.[2] Tumbuhan menjalar, berbatang lunak, berdaun
tunggal, berbunga majemuk, berkhasiat untuk melancarkan peredaran darah dan
mengembalikan daya tahan tubuh.[1] Tanaman ini sudah lama ada di Indonesia tetapi
baru akhir-akhir ini saja menjadi alternatif bagi sebagian orang untuk dijadikan obat
alami untuk menyembuhkan atau mengurangi beberapa penyakit ringan maupun berat.

Tanaman yang konon berasal dari Korea ini dikomsumsi oleh orang-orang Vietnam
pada saat perang melawan Amerika Serikat pada tahun 1950 sampai 1970-an.[2]
Tanaman ini dikenal juga di kalangan masyarakat Cina dengan nama Dheng San Chi
dan telah ribuan tahun dikonsumsi oleh bangsa Tiongkok, Korea, Taiwan, dll. Bagian
daun dari tanaman inilah yang biasanya dijadikan sebagai obat alami selain dari batang
dan umbinya.

Kandungan

Berdasarkan hasil penelitian para ahli sehingga manfaat daun binahong kaya manfaat
karena daun ini mengandung banyak nutiris seperti Glucan c, Karoten, Asam Organik,
L-Arabinosa mucoplysacharida, D – Galaktosa, Asam Aldonat, dan Vitamin (A, B,
dan C). Selain itu, khasiat yang didapatkan oleh orang-orang yang menggunakannya
terbilang cukup banyak mulai dari menurunkan darah tinggi, memulihkan luka di
kulit, mencegah stroke, menjaga daya tahan tubuh, mengatasi sariawan, mengobati
gatal-gatal, dan masih banyak lainnya

Berikut adalah beberapa khasiat dari tanaman ini:

 Mempercepat pemulihan  Diabetes.


kesehatan setelah operasi,  Seriawan berat.
melahirkan, khitan, segala luka-  Pusing-pusing.
luka dalam, radang usus.  Sakit perut.
 Melancarkan dan menormalkan  Mimisan.
peredaran dan tekanan darah.  Gatal-gatal.
 Mencegah stroke.  Penghangat badan.
 Mencegah tumor dan kanker.  Pegal pegal.
 Mencegah Rheumatik, flu tulang  Kolestrol.
dan sakit persendian.  Maag dan asam urat.
 Menambah dan mengembalikan  Menghilangkan jerawat pada
vitalitas daya tahan tubuh. wajah dengan pemakaian seperti
 Wasir (ambeien) masker.
 Melancarkan buang air kecil,  antioksidan bagi tubuh
buang air besar.
3. Tapak Dara
Tapak dara adalah perdu
tahunan yang berasal dari
Madagaskar, tetapi telah
menyebar ke berbagai
daerah tropika lainnya.
Nama ilmiahnya
Catharanthus roseus (L.)
Don. Di Indonesia tumbuhan
hias pekarangan ini dikenal
dengan bermacam-macam
nama, seperti di disebut
sindapor (Sulawesi),
kembang tembaga (bahasa
Sunda), dan kembang tapak
dårå (bahasa Jawa). Orang
Malaysia lebih mengenalnya
sebagai kemunting cina,
pokok rumput alang, pokok
kembang sari cina, atau
pokok rose pantai. Di
Filipina ia dikenal sebagai
Tsitsirika, di Vietnam
sebagai hoa hai dang, di
Cina dikenal sebagai Chang
chun Hua, di Inggris sebagai Rose Periwinkle, dan di Belanda sebagai
soldaten bloem.
Bunga dan daunnya berpotensi menjadi sumber obat untuk leukemia
dan penyakit Hodgkin. Kandungan bahan kimianya adalah vincristine,
vinblastine, reserpine, ajmalicine, dan serpentine. Kandungan lainnya
adalah catharanthine, leurosine, norharman, lochnerine,
tetrahydroalstonine, vindoline, vindolinine, akuammine, vincamine,
vinleurosin, dan vinrosidin. Berbagai alkaloid ini beracun. Tanda-tanda
keracunan tapak dara adalah demam, loyo, dan muntah-muntah dalam
tempo 24 jam. Tanda-tanda yang lain adalah neuropati, kehilangan refleks
tendon, berhalusinasi, koma, dan kematian.
4. Kelor

Kelor atau merunggai


(Moringa oleifera) adalah
sejenis tumbuhan dari suku
Moringaceae. Tumbuhan ini
dikenal dengan nama lain
seperti: limaran, moringa,
ben-oil (dari minyak yang
bisa diekstrak dari bijinya),
drumstick (dari bentuk
rumah benihnya yang
panjang dan ramping),
horseradish tree (dari
bentuk akarnya yang mirip
tanaman horseradish), dan
malunggay di Filipina.

Kelor adalah tanaman yang


bisa tumbuh dengan cepat,
berumur panjang, berbunga
sepanjang tahun, dan tahan
kondisi panas ekstrim.
Tanaman ini berasal dari
daerah tropis dan subtropis
di Asia Selatan. Tanaman
ini umum digunakan untuk
menjadi pangan dan obat di
Indonesia. Biji kelor juga
digunakan sebagai penjernih
air skala kecil. Bayi dan
anak-anak pada masa
pertumbuhan dianjurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO untuk
mengkonsumsi daun kelor. (sumber?) Perbandingan gram, daun kelor mengandung:

 7 x vitamin C pada jeruk


 4 x kalsium pada susu
 4 x vitamin A pada wortel
 2 x protein pada susu
 3 x potasium pada pisang
5. Bidara

Bidara atau widara (Ziziphus


mauritiana) adalah sejenis pohon
kecil penghasil buah yang tumbuh di
daerah kering. Tanaman ini dikenal
pula dengan pelbagai nama daerah
seperti widara (Sd., Jw.) atau
dipendekkan menjadi dara (Jw.);
bukol (Md.); bĕkul (Bal.); ko (Sawu);
kok (Rote); kom, kon (Timor); bĕdara
(Alor); bidara (Mak., Bug.); rangga
(Bima); serta kalangga (Sumba).

Sebutan di negara-negara lain di


antaranya: bidara, jujub, epal siam
(Mal.); manzanitas (Fil.) zee-pen
(Burma); putrea (Kamboja); than
(Laos); phutsaa, ma tan (Thai); tao,
tao nhuc (Vietnam). Dalam bahasa
Inggris dikenal sebagai Jujube,
Indian Jujube, Indian plum, atau
Chinese Apple; serta Jujubier dalam
bahasa Prancis.

Buah bidara kultivar unggul diperjual


belikan sebagai buah segar, untuk
dimakan langsung atau dijadikan
minuman segar. Di beberapa tempat, buah ini juga dikeringkan, dijadikan manisan, atau
disetup. Buah muda dimakan dengan garam atau dirujak. Buah dari pohon yang meliar
kecil-kecil dan agak pahit rasanya. Buah bidara merupakan sumber karoten, vitamin A
dan C, dan lemak.

Daun-daunnya yang muda dapat dijadikan sayuran. Daunnya yang tua untuk pakan
ternak. Rebusan daunnya diminum sebagai jamu. Daun-daun ini membusa seperti sabun
apabila diremas dengan air, dan digunakan untuk memandikan orang yang sakit demam.
Di Jakarta, daun-daun bidara digunakan untuk memandikan mayat.

Buah masak berjatuhan di pasir pantai

Selain daun, buah, biji, kulit kayu, dan akarnya juga berkhasiat obat, untuk membantu
pencernaan dan sebagai tapal obat luka. Di Jawa, kulit kayu ini digunakan untuk
mengatasi gangguan pencernaan; dan di Malaysia, kulit kayu yang dihaluskan dipakai
sebagai obat sakit perut.[2] Kulit kayu bidara diyakini memiliki khasiat sebagai tonikum,
meski tidak terlalu kuat, dan dianjurkan untuk penyakit lambung dan usus. Kulit
akarnya, dicampur dengan sedikit pucuk, pulasari, dan bawang putih, diminum untuk
mengatasi kencing yang nyeri dan berdarah.

Kayunya berwarna kemerahan, bertekstur halus, keras, dan tahan lama. Kayu ini
dijadikan barang bubutan, perkakas rumah tangga, dan peralatan lain. Di Bali, kayu
bidara dimanfaatkan untuk gagang kapak, pisau, pahat, dan perkakas tukang kayu
lainnya. Berat jenis kayu bidara berkisar antara 0,54-1,08. Kayu terasnya yang
bervariasi dalam warna kuning kecokelatan, merah pucat atau cokelat hingga cokelat
gelap, tidak begitu jelas terbedakan dari kayu gubal. Kayu ini dapat dikeringkan dengan
baik, tetapi kadang-kadang sedikit pecah. Di samping penggunaan di atas, kayu bidara
juga cocok digunakan untuk konstruksi, furnitur dan almari, peti pengemas, venir dan
kayu lapis.

Bidara menghasilkan kayu bakar yang berkualitas baik; nilai kalori dari kayu gubalnya
adalah 4.900 kkal/kg. Kayu ini juga baik dijadikan arang. Ranting-rantingnya yang
menjuntai mudah dipangkas dan dipanen sebagai kayu bakar.

Kulit kayu dan buah bidara juga menghasilkan bahan pewarna. Bahan-bahan ini
menghasilkan tanin dan pewarna coklat kemerahan atau keabuan dalam air. Di India,
pohon bidara juga digunakan dalam pemeliharaan kutu lak; ranting-rantingnya yang
terbungkus kotoran kutu lak itu dipanen untuk menghasilkan sirlak (shellac).
6. Serai

Serai atau sereh adalah tumbuhan anggota


suku rumput-rumputan yang dimanfaatkan
sebagai bumbu dapur untuk mengharumkan
makanan.

Minyak serai adalah minyak atsiri yang


diperoleh dengan jalan menyuling bagian atas
tumbuhan tersebut. Minyak serai dapat
digunakan sebagai pengusir (repelen) nyamuk,
baik berupa tanaman ataupun berupa
minyaknya. Kandungan serai antara lain adalah
sitronela, yang tidak disukai oleh nyamuk.
Maka dari itu, serai dapat dibuat menjadi obat
nyamuk dan serangga lainnya

Daun serai juga bisa digunakan untuk


mengobati penyakit berikut: hipertensi,
epilepsi, saki perut, rematik, kelelahan,
antiseptik, batuk, reumatik, demam dan
diabetes.
7. Anting India (Funchsia)

Fuchsia adalah sebuah genus tanaman hias


dari keluarga Onargaceae. Tanaman ini berasal
dari Amerika Selatan. Terdapat sekitar 100
spesies tanaman yang tergolong dalam genus
ini. Ahli tanaman asal Prancis, Charles Plumier
adalah yang pertama kali menemukan tanaman
ini. Pada tahun 1696, Plumier menemukan
tanaman ini tumbuh liar di Pulau Hispaniola,
Kepulauan Karibia. Kultivasi tanaman ini
kemudian diperkenalkan ke Amerika Utara dan
Ke Eropa. Di beberapa tempat, tanaman ini
terlepas dari kultivasi dan tumbuh liar. Plumier
memberi nama tanaman ini dengan nama
Fuchsia untuk menghormati ahli tanaman asal
Jerman, Leonhard Fuchs (1501-66).

Tinggi dari tanaman ini adalah sekitar 15


hingga 150 cm, dan dapat menyebar selebar 30
hingga 105 cm. Pada daerah dengan iklim
sedang, tanaman ini biasa berbunga pada waktu
musim semi akhir hingga musim gugur awal.
Tanaman ini dapat berbunga selama 12 minggu atau lebih. Sebagai tanaman hias,
tanaman dalam golongan ini dinilai relatif sulit untuk dipelihara. Tanaman ini cocok
untuk ditanam pada lingkungan yang sejuk dan membutuhkan banyak air.

Manfaatnya: Membantu pengobatan batuk, Mengatasi disentri, Mengobati luka di kulit,


Menyembuhkan BAB berdarah, Mengobati infeksi saluran kemih dan Mengatasi
gangguan saat Haid.
8. Jeruk (Lemon Tea)

Jeruk (Lemon Tea) merupakan sebuah jeruk


yang dapat tumbuh di daerah tropis dan
subtropis. Pohon jeruk ini memiliki ukuran
yang relatif lebih kecil dibandingkan jeruk
lainnya. Bunganya dapat diserbuki dengan
bantuan lebah, penyerbukan sendiri, atau
secara partenokarpi (khusus pada jeruk
varietas satsuma yang tanpa biji).
Jeruk ini merupakan leluhur dari berbagai
jenis spesies dan varietas jeruk di dunia.
Citrus reticulata memiliki beberapa varietas
diantaranya adalah satsuma atau mikan
(Citrus unshiu), clementine, clemenule, atau
nules (Citrus × clementina), dan tangerine
(Citrus tangerina). Di Indonesia, sentra
produksi jeruk keprok dapat dijumpai di
Batu, Jember, dan Banyuwangi di Jawa
Timur, Garut di Jawa Barat, Timor Tengah
Selatan di NTT, dan Bali

Manfaat:
1. Aktivitas antioksidan dan anti inflamasi
2. Sifat anti penuaan
3. Aktivitas antibakteri
4. Aktivitas antikanker
5. Mengatur gula darah tinggi
6. Kesehatan mental
7. Menurunkan tekanan darah
8. Manfaat untuk sistem pencernaan
9. Meredakan sakit tenggorokan atau batuk
10. Mencegah batu ginjal
9. Limau
Jeruk atau limau adalah semua tumbuhan
berbunga anggota marga Citrus dari suku
Rutaceae (suku jeruk-jerukan). Anggotanya
berbentuk pohon dengan buah yang berdaging
dengan rasa masam yang segar, meskipun
banyak di antara anggotanya yang memiliki
rasa manis. Rasa masam berasal dari
kandungan asam sitrat yang memang menjadi
terkandung pada semua anggotanya.
Sebutan "jeruk" kadang-kadang juga
disematkan pada beberapa anggota marga lain
yang masih berkerabat dalam suku yang sama,
seperti kingkit. Dalam bahasa sehari-hari,
penyebutan "jeruk" atau "limau" (di Sumatra
dan Malaysia) sering kali berarti "jeruk
keprok" atau "jeruk manis". Di Jawa, "limau"
(atau "limo") berarti "jeruk nipis".

Manfaat :
1. Mengobati batuk, Melegakan tenggorokan, Meremajakan kulit
2. Melancarkan pencernaan
3. Membantu menurunkan berat badan
4. Meningkatkan sistem imun tubuh
5. Menjaga kesehatan jantung
6. Mencegah kanker
10. Sambang Colok
Aerva Sanguinolenta yang dikenal
dengan sambang colok, merupakan
tanaman herba yang memiliki tinggi
25-50 cm. Tanaman ini memiliki
batang berkayu, bulat, bercabang,
beruas, merah keunguan. Daun
tanaman ini merupakan daun tunggal
yang berbentuk bulat, ujung
terbelah, tepi rata, pangakal
meruncing dengan panjang 5-10 cm,
lebar 4-9 cm, tangkai sambung colok
memiliki panjang 1-6 cm dengan
warna merak keunguan. Sambung
Colok memiliki buah bebentuk pipih
dan hitam, biji berbentuk kecil dan
hitam mengkilat. Akar sambung
colok ini adalah akar tunggang.

Manfaat : khasiat dari daun Aerva


sanguinolenta berkhasiat sebagai
obat nyeri haid, peruluh air seni dan
obat radang rahim. untuk obat nyeri
haid dipakai lebih kurang 10 gram
daun segar Aerva sanguinolenta
dicuci dan direbus dengan satu gelas
air selama 15 menit, setalh dingin
dilakukan penyaringan. hasil saringan diminum sekaligus.

kandungan kimia [ada daun dan akr Aerva sanguinolenta mengandung sapoin,
flavonoida dan polifenol, disamping itu daunnya mengadung minyak astiri.
11. Kayu Manis (Cinnamomum verum, sin. C. zeylanicum)

Kayu manis (Cinnamomum verum, sin. C. zeylanicum) ialah sejenis pohon penghasil
rempah-rempah. Termasuk ke dalam jenis rempah-rempah yang amat beraroma, manis,
dan pedas. Orang biasa menggunakan rempah-rempah dalam makanan yang dibakar
manis, anggur panas.

Kayu manis adalah salah satu bumbu makanan tertua yang digunakan manusia. Bumbu
ini digunakan di Mesir Kuno sekitar 5000 tahun yang lalu, dan disebutkan beberapa kali
di dalam kitab-kitab Perjanjian Lama.

Kayu manis juga secara tradisional dijadikan sebagai suplemen untuk berbagai
penyakit, dengan dicampur madu, misalnya untuk pengobatan penyakit radang sendi,
kulit, jantung, dan perut kembung.
12. Patah Tulang (Euphorbia tirucalli)

Patah tulang (Euphorbia tirucalli) adalah tumbuhan perdu yang tumbuh tegak.
Tingginya adalah 2-6 m dengan pangkal berkayu, bercabang banyak, dan bergetah
seperti susu yang beracun. Tumbuhan ini memiliki ranting yang bulat silindris
berbentuk pensil, beralur halus membujur, dan berwarna hijau. Setelah tumbuh
sejengkal, akan bercabang dua yang letaknya melintang, demikian seterusnya sehingga
tampak seperti percabangan yang terpatah-patah.

Daunnya jarang, berselang-seling, terdapat pada ujung ranting yang masih muda, dan
berukuran kecil-kecil. Berbentuk lanset, panjangnya 7-22 mm, dan cepat rontok.
Penumpu daun yang sangat kecil berkelenjar dan berbulu halus terletak pada bagian
bawah daun.

Bunganya uniseksual, tersusun dalam mangkuk, warnanya kuning kehijauan, dan keluar
dari ujung ranting. Biasanya, tumbuhan ini lebih banyak menghasilkan bunga jantan
ketimbang bunga betina. Patah tulang berbunga pada bulan Oktober dan berbuah pada
November-Desember dan penyerbukan dilakukan oleh serangga.

Penggunaan tanaman ini secara tradisional diyakini mampu mengatasi beragam


gangguan kesehatan yang meliputi: Impotensi, Sakit gigi, Wasir atau hemoroid, Gigitan
ular dan kalajenging, Kutil, Asma, Sakit gigi, Epilepsi, Kolik, Tumor, Kanker, Bisul di
hidung, Tulang yang nyeri.
13. Cabai
Cabai atau cabai merah adalah
buah dan tumbuhan anggota
genus Capsicum. Buahnya dapat
digolongkan sebagai sayuran
maupun bumbu, tergantung
bagaimana digunakan. Sebagai
bumbu, buah cabai yang pedas
sangat populer di Asia Tenggara
sebagai penguat rasa makanan.
Bagi seni masakan Padang, cabai
bahkan dianggap sebagai "bahan makanan pokok" ke sepuluh (alih-alih
sembilan). Sangat sulit bagi masakan Padang dibuat tanpa cabai

Manfaat: Cabai merah besar


(Capsicum annuum L.)
merupakan salah satu jenis
sayuran yang memilki nilai
ekonomi yang tinggi. Cabai
mengandung berbagai macam
senyawa yang berguna bagi
kesehatan manusia.[1]. Sun et al.
(2007) melaporkan cabai
mengandung antioksidan yang
berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Kandungan
terbesar antioksidan ini adalah pada cabai hijau. Cabai juga mengandung
Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat antikanker (Kilham
2006; Bano & Sivaramakrishnan 1980). Cabai (Capsicum annum L)
merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh
petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi[2] dan memiliki
beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang
berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Selain itu kandungan
vitamin C yang cukup tinggi pada cabai dapat memenuhi kebutuhan harian
setiap orang, namun harus dikonsumsi secukupnya untuk menghindari
nyeri lambung.
14. Lidah Buaya (Aloe vera)

Lidah buaya (Aloe vera) adalah spesies tumbuhan dengan daun berdaging tebal dari
genus Aloe. Tumbuhan ini bersifat menahun, berasal dari Jazirah Arab, dan tanaman
liarnya telah menyebar ke kawasan
beriklim tropis, semi-tropis, dan
kering di berbagai belahan dunia.
Tanaman lidah buaya banyak
dibudidayakan untuk pertanian,
pengobatan, dan tanaman hias, dan
dapat juga ditanam di dalam pot.

Lidah buaya banyak ditemukan dalam


produk seperti minuman, olesan untuk
kulit, kosmetika, atau obat luar untuk
luka bakar. Walaupun banyak
digunakan secara tradisional maupun
komersial, uji klinis terhadap tanaman
ini belum membuktikan keefektifan
atau keamanan ekstrak lidah buaya
untuk pengobatan maupun kecantikan.
Manfaat :
1. Mencegah penyakit,
2. Membantu pencernaan,
3. Membuat kulit bercahaya,
4. Menyembuhkan jerawat,
5. Mengurangi rasa sakit,
6. Mengurangi gula darah
15. Seledri

Seledri (Apium graveolens L.) adalah sayuran daun dan tumbuhan


obat yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan. Beberapa negara
termasuk Jepang, Cina dan Korea mempergunakan bagian tangkai daun
sebagai bahan makanan. Di Indonesia tumbuhan ini diperkenalkan oleh
penjajah Belanda dan digunakan daunnya untuk menyedapkan sup atau
sebagai lalap. Penggunaan seledri paling lengkap adalah di Eropa: daun,
tangkai daun, buah, dan umbinya semua dimanfaatkan.

Manfaat : Seledri (terutama buahnya) sebagai bahan obat telah


disebut-sebut oleh Dioskurides serta Theoprastus dari masa Yunani Klasik
dan Romawi sebagai "penyejuk perut". Veleslavin (1596) memperingatkan
agar tidak mengonsumsi seledri terlalu banyak karena dapat mengurangi air
susu. Seledri disebut-sebut sebagai sayuran anti-hipertensi. Fungsi lainnya
adalah sebagai peluruh (diuretika), anti reumatik serta pembangkit nafsu
makan (karminativa). Umbinya memliki khasiat yang mirip dengan daun
tetapi digunakan pula sebagai afrodisiaka (pembangkit gairah seksual).
16. Jahe Merah

Jahe Merah (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai
rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di
ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron.

Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh
William Roxburgh dari kata Yunani zingiberi, dari Bahasa Sanskerta, singaberi.

Manfaat : Efektif Meredakan Gejala Batuk dan Sakit Tenggorokan, Mampu


Mengurangi Kadar Kolesterol dalam Tubuh, Hangat, Konsumsi Jahe
Merah untuk Meringankan Sakit Kepala, Memiliki Zat Flavonoid, Jahe
Merah Mampu Mengatasi Rematik, Cocok untuk Dijadikan Konsumsi
Rutin Saat Diet, Membantu Terhindar dari Risiko Penyakit Jantung, Baik
Bagi Kesehatan Lambung dan Pencernaan, Mengurangi Risiko Terkena
Radang Usus, Membantu Meningkatkan Sistem Imun Tubuh, Sahabat
Terbaik bagi Penderita Asma atau Sesak Napas
17. Lempuyang (Zingiber zerumbet (L.)

Lempuyang atau lempuyang wangi


(Zingiber zerumbet (L.) Roscoe ex Sm.,
sin. Z. aromaticum Valeton) adalah
sejenis rempah-rempah yang berkhasiat
obat. Rimpangnya dimanfaatkan sebagai
campuran obat. Lempuyang atau
puyang adalah salah satu bahan utama
jamu yang cukup populer, jamu cabe
puyang.

Lempuyang diketahui mampu


menginduksi apoptosis sel-sel kanker.
Hasil kajian di Jepang menemukan
bahwa ekstrak rimpang lempuyang dapat
menekan pertumbuhan sel-sel melanoma
pada mencit percobaan. Efek penekanan
(inhibitor) diketahui terjadi melalui
penghambatan terhadap ekspresi gen
tirosinase pada sel melanoma

Manfaat : Mengatasi Infeksi, Menurunkan Kadar Gula Darah, Meredakan Kejang-


Kejang, Mengobati Gatal-Gatal Akibat Alergi, Menambah Nafsu Makan, Mencegah
Kanker, Mengobati Penyakit Lambung, Menurunkan Berat Badan, Mengatasi
Pembengkakan Kaki Pasca Melahirkan, Mengatasi Penuaan Dini
18. Kunyit Putih (Curcuma zedoaria (Christm.)
Temu putih (Curcuma zedoaria
(Christm.) Roscoe syn. Curcuma
pallida Lour. (Heyne)) adalah
salah satu spesies dari famili
Zingiberaceae yang telah
dikomersilkan penggunaan
rhizomanya sebagai tanaman
obat dan empon-empon. Temu
putih disebut pula sebagai temu
kuning.[1] Produk alaminya
banyak digunakan dalam industri
parfum, pewarna untuk industri
pangan, dan sebagai obat atau
campuran obat. Khasiatnya
bermacam-macam, tetapi
biasanya terkait dengan
pencernaan.
Rimpang mengandung zat warna
kuning kurkumin
(diarilheptanoid). Komponen
minyak atsiri dari rimpangnya
terdiri dari turunan Guaian
(kurkumol, kurkumenol,
Isokurkumenol, Prokurkumenol,
Kurkurnadiol), turunan
Germakran (Kurdion, Dehidrokurdion); seskuiterpena furanoid dengan kerangka
eudesman (Kurkolon). Kerangka Germakran (Furanodienon, Isofuranodienon, Zederon,
Furanodien, Furanogermenon); kerangka Eleman (Kurserenon identik dengan edoaron,
Epikurserenon, Isofurano germakren); Asam-4-metoksi sinamat (bersifat fungistatik).
Dari hasil penelitian lain ditemukan kurkumanolid A, kurleumanolid B, dan
kurkumenon.
Manfaat: rimpangnya dipakai sebagai obat kudis, radang kulit, pencuci darah, perut
kembung, dan gangguan lain pada saluran pencernaan serta sebagai obat pembersih dan
penguat (tonik) sesudah nifas. Penelitian menunjukkan bahwa temu putih juga memiliki
aktivitas antitumor, hepatoprotektif, anti-peradangan, dan analgesik
19. Jahe Bangkok
Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman
rimpang yang sangat populer sebagai rempah-
rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk
jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah.
Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton
bernama zingeron.

Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-


temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh
William Roxburgh dari kata Yunani zingiberi,
dari Bahasa Sanskerta, singaberi.

Manfaat: Membangkitkan nafsu makan,


Melancarkan ASI, mengobati batuk, mengobati
batuk, mules, sakit kepala, selesma dan luka
(obat luar).
20. Daun Ungu

Daun ungu (Graptophyllum pictum) atau biasa disebut juga daun wungu
adalah tumbuhan obat dari Papua Nugini dan Polinesia yang kemudian
menyebar ke Indonesia. Spesies ini memiliki nama daerah sebagai berikut:
demung, tulak, wungu (Jw), daun temen-temen, handeuleum (Sd),
karotong (Md), temen (Bl), kadi-kadi, kobi-kobi (Tn), dan daun putri
(Am).
Manfaat: Untuk pemakain luar, daun ungu dapat digunakan untuk
melembutkan kulit, borok, bisul, dan bengkak karena terpukul. Sementara
untuk pemakaian dalam, daun ungu dapat mengobati batu ginjal, wasir, dan
hepatitis. Selain itu, tumbuhan ini dapat menurunkan gula darah. Spesies
ini berpotensi sebagai anti-diabetes, dan lebih berkualitas lebih baik
dibandingkan dengan metformin (obat standar anti-diabetes). Namun,
percobaan menunjukkan daun ungu menyebabkan kematian hewan yang
dipercobakan, yakni tikus-albino swiss. Sehingga diperlukan studi tentang
toksisitas jangka panjang
21. Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum)

Tomat (Solanum lycopersicum


syn. Lycopersicum esculentum)
adalah tumbuhan dari keluarga
Solanaceae, tumbuhan asli
Amerika Tengah dan Selatan, dari
Meksiko sampai Peru. Tomat
merupakan tumbuhan siklus hidup
singkat, dapat tumbuh setinggi 1
sampai 3 meter. Tumbuhan ini
memiliki buah berawarna hijau,
kuning, dan merah yang biasa
dipakai sebagai sayur dalam
masakan atau dimakan secara
langsung tanpa diproses. Tomat
memiliki batang dan daun yang
tidak dapat dikonsumsi karena
masih sekeluarga dengan kentang
dan Terung yang mengadung
Alkaloid.

Cara menanam tanaman tomat


adalah disemai lebih dahulu,
setelah tumbuh 4 daun sejati
kemudian ditanam (dijadikan bibit
terlebih dahulu). Panen dimulai
usia 9 minggu setelah tanam
selanjutnya setiap 5 hari. Kata
"tomat" berasal dari kata dalam bahasa Nahuatl, tomatl

Manfaat: Orang mengenal tomat buah, tomat sayur, serta tomat lalapan. Berdasarkan
hal ini, fungsi tomat merupakan klasifikasi dari buah maupun sayuran, walaupun
struktur tomat adalah struktur buah. Perkembangan pengetahuan, sekarang tomat tidak
hanya sebagai pelengkap untuk makanan melainkan juga sudah dikenal luas untuk
kecantikan. Manfaat tomat untuk kecantikan antara lain adalah untuk mengecilkan pori-
pori dan mencerahkan kulit karena tomat kaya dengan kandungan vitamin C.

Ada beberapa penelitian menyebutkan manfaatnya adalah: 1. Mencegah kanker; 2.


Mengontrol tekanan darah; 3. Menjaga kesehatan jantung; 4. Bantu mengelola diabetes;
5. Mengatasi sembelit; 6. Menjaga kesehatan mata; 7. Membuat kulit lebih sehat; 8.
Menunjang kesehatan ibu hamil.
22. Terung Ungu (Solanum melongena)

Terung (bentuk tidak baku: terong)


(Solanum melongena) adalah tumbuhan
penghasil buah yang dijadikan sayur-
sayuran. Asalnya adalah India dan Sri
Lanka[2][3]. Terung berkerabat dekat dengan
kentang dan leunca, dan agak jauh dari
tomat.

Terung ialah terna yang sering ditanam


secara tahunan. Tanaman ini tumbuh hingga
40–150 cm (16-57 inci) tingginya. Daunnya
besar, dengan lobus yang kasar. Ukurannya
10–20 cm (4-8 inci) panjangnya dan 5–10 cm
(2-4 inci) lebarnya. Jenis-jenis setengah liar
lebih besar dan tumbuh hingga setinggi
225 cm (7 kaki), dengan daun yang melebihi
30 cm (12 inci) dan 15 cm (6 inci)
panjangnya. Batangnya biasanya berduri.
Warna bunganya antara putih hingga ungu,
dengan mahkota yang memiliki lima lobus.
Benang sarinya berwarna kuning. Buah
tepung berisi, dengan diameter yang kurang
dari 3 cm untuk yang liar, dan lebih besar lagi untuk jenis yang ditanam.

Berikut ini ragam manfaat terong ungu untuk kesehatan :


1. Membantu mengurangi risiko munculnya penyakit jantung
2. Mampu mengontrol kadar gula darah
3. Menurunkan berat badan
4. Dipercaya dapat membantu mencegah kanker
5. Baik untuk menjaga kadar kolesterol
6. Menjaga kesehatan hati
7. Menjaga kesehatan otak

Anda mungkin juga menyukai